Buku Kumpulan Puisi

Jelajahi Buku Puisi dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia

Bicara Tubuh Puisi

Kekasihku: Kumpulan Puisi Joko Pinurbo

Museum Kehilangan - Puisi

Selama Laut Masih Bergelombang - Puisi

Kumpulan Puisi: Firasat

Kumpulan Puisi Cinta Tak Bertuhan

Lalu Kau Kumpulan Puisi

Perjalanan Panjang. Kumpulan Puisi Dari Seorang Guru Sekolah

Wild Flower And Other Metaphors -Puisi

Nyanyian Akar Rumput - Puisi

Selfie(Sh) *Ket: Bundel 5 Buku Puisi

Flowers Over The Bench - Puisi

gramedia digital

Berlangganan Gramedia Digital

Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android

  • Tersedia 10000++ buku & majalah
  • Koran terbaru
  • Buku Best Seller
  • Berbagai macam kategori buku  seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
  • Baca tanpa koneksi internet

Rp. 89.000 / Bulan

gramedia digital

Berlangganan Gramedia Digital

Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android

  • Tersedia 10000++ buku & majalah
  • Koran terbaru
  • Buku Best Seller
  • Berbagai macam kategori buku  seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
  • Baca tanpa koneksi internet

Rp. 89.000 / Bulan

Tetang Buku Kumpulan Puisi

Jelajahi Buku Puisi dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.

Selengkapnya

     

    BUKU PUISI

    Puisi adalah sebuah seni tertulis. Kata puisi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ?????/???? (poiéo/poió) yang artinya adalah saya membuat. Adalah sebuah karya sastra yang diciptakan seseorang dalam menyampaikan suatu pesan melalui pola tertulis dan diksi.

    Orang yang menciptakan atau membuat puisi biasanya disebut penyair. Dalam seni ini, penyair menggunakan suatu bahasa untuk menambahkan kualitas estetis pada makna semantis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah:

    1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait
    2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan, bunyi, irama, dan makna khusus.
    3. Sajak
    Penekanan yang dilakukan pada segi estetik suatu bahasa serta penggunaan unsur kesengajaan pengulangan, meter, rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.

    Akan tetapi, perbedaan ini masih dalam perdebatan. Umumnya, pandangan dari segi kaum awam membedakan antara puisi dengan prosa dari kalimat dalam karya dan jumlah huruf tersebut. Puisi juga memiliki ciri khas singkat dan padat.

    Sedangkan prosa lebih seperti mengutarakan sebuah cerita. Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literature saja tetapi juga sebagai bentuk perwujudan imajinasi manusia, yang merupakan sumber pusat segala aktivitas.

    Selain itu, puisi juga merupakan bentuk curahan isi hati seseorang yang membuat orang lain terbawa masuk kedalam hatinya.
    Biasanya di dalam puisi juga disisipkan majas yang membuat bentuk puisi tersebut menjadi semakin indah. Adapun majas terbagi menjadi berbagai macam-macam rupa, salah satunya sarkasme yang merupakan sindiran langsung dengan kasar.

    Di berbagai macam daerah Indonesia, umumnya puisi seringkali dinyanyikan dalam bentuk pantun.

    Bentuk dari puisi tersebut biasanya terdiri dari baris baris melingkar, zig-zag, dan lain-lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk penulis untuk memperlihatkan hasil pemikirannya. Terkadang, puisi hanya berisi satu kata atau suku kata yang terus diulang-ulang.

    Hal tersebut menjadi mungkin kurang dipahami oleh sebagian pembaca. Tentunya, setiap penyair pasti memiliki suatu alasan di balik keanehan yang diciptakannya.

    Dalam dunia setiap penyair yang menciptakan puisi bisa sampai tahap tak terhingga.

    Terdapat perbedaan diantara puisi lama dan puisi baru. Belakangan ini makin banyak puisi modern atau yang biasa kita sebut puisi cyber terlihat memprihatinkan dilihat dari kaidah dan pokok puisi yaitu ‘pemadatan kata’.

    Beberapa penyair aktif baik yang masih pemula maupun yang tidak lebih mengutamakan gaya dari suatu bahasa tersebut. Bukan dari inti pokok puisi tersebut. Kebanyakan mereka tidak mau melihat kaidah awal dari puisi itu sendiri.

    HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBACA PUISI

    Dibawah ini merupakan poin yang paling penting untuk diperhatikan dalam membaca puisi, sebagai berikut:

    1. Intonasi
    Intonasi adalah lagu suara. Ada 3(tiga) jenis intonasi yang biasa dikenal yaitu:
    1.1. Tekanan nada adalah tekanan tinggi rendahnya suatu suara. Contohnya seperti suara
    rendah menggambarkan putus asa, ragu, kesedihan, pasrah, dan lain-lain. Sedangkan suara tinggi mengungkapkan takjub, marah, keceriaan, dan lain-lain.
    1.2. Tekanan tempo adalah tekanan cepat lambat pengucapan suku kata.
    1.3. Tekanan dinamik adalah tekanan pada suatu kata yang dianggap penting.

    2. Kejelasan dalam artikulasi
    Artikulasi ialah ketepatan dalam melafalkan sebuah kata-kata.

    3.. Ketepatan ekspresi atau mimik
    Ekspresi ialah pernyataan perasaan dari hasil menjiwai suatu puisi. Sedangkan mimik merupakan gerakan air muka.

    4. Dinamik
    Dinamik yaitu keras dan lembut, tinggi rendahnya suara.

    5. Kinestetik
    Kinestetik ialah gerakan anggota tubuh.

    6. Timbre
    Timbre merupakan warna suatu bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.

    UNSUR-UNSUR YANG ADA DALAM PUISI

    Unsur-unsur suatu puisi terbagi menjadi struktur batin puisi dan struktur fisik

    1. Struktur batin puisi

    Struktur batin puisi meliputi:

    Nada (tone), merupakan sikap seorang penyair yang ditunjukkan kepada pembacanya. Dalam hal ini nada juga berhubungan erat dengan rasa dan tema.

    Penyair dapat menunjukkan tema dengan nada mendikte, menggurui, menyerahkan suatu masalah kepada pembaca, mengajak bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalahnya, atau dengan nada sombong, menganggap pembaca bodoh dan rendah, serta lain-lain.

    Tema/makna (sense), bahasa merupakan media puisi. Tataran bahasa ialah hubungan suatu tanda dengan makna. Maka puisi yang diciptakan harus bermakna, baik dari segi baris, bait, kata, maupun makna secara keseluruhan.
    Amanat/maksud/tujuan (intention), adalah penyair menyampaikan suatu pesan kepada pembaca.

    Rasa (feeling), adalah sikap seorang penyair yang digambarkan terhadap pokok permasalahan dalam setiap puisinya. Pengungkapan antara tema dengan rasa saling berhubungan erat dengan latar belakang sosial serta psikologi penyair.

    Contohnya seperti latar belakang jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, pengetahuan, kelas sosial, pengalaman psikologis dan sosiologis, dan kedudukan dalam masyarakat.

    Pendalaman dalam pengungkapan tema dan ketepatan menyikapi masalah tidak selalu bergantung kepada kemampuan penyair memilih kata-kata , gaya bahasa, rima, dan bentuk puisi, melainkan kebanyakan bergantung kepada pengalaman, pengetahuan, wawassan, dan kepribadian seorang penyair yang terbentuk dari latar belakang psikologis dan sosiologisnya.

    2. Struktur fisik puisi
    Struktur batin puisi meliputi:
    Gaya bahasa, yaitu penggunaan suatu bahasa dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan gaya konotasi tertentu. Bahasa figuratif menngakibatkan puisi menjadi prismatis yang artinya memancarkan kaya akan makna.

    Gaya bahasa juga disebut majas. Majas-majas yang diketahui seperti personifikasi, ironi, metafora, repetisi, simile, litotes, anaphora, eufemisme, alusio, klimaks, sinekdoke, antithesis, antiklimaks, pleonasme, pars pro toto, paradoks, satire, dan totem pro parte.

    Imaji, adalah Susunan kata-kata yang dapat menggambarkan pengalaman indrawi seperti misalnya pendengaran, perasaan, dan penglihatan. Imaji sendiri terbagi menjadi 3(tiga), yaitu imaji penglihatan (visual), imaji sentuh atau raba (imaji taktil) dan imaji suara (auditif). Imaji dapat menyebabkan pembaca seolah-olah dapat mendengar, melihat serta merasakan apa yang sedang dialami oleh penyair.

    Rima/irama, yaitu persamaan bunyi pada suatu puisi baik yang mencangkup pada awal, tengah, dan akhir bari puisi. Rima terdiri dari:

    1. Ungkapan/pengulangan kata. Rima sangat unggul dalam pembacaan puisi. Ritma adalah panjang pendek, tinggi rendah, dan keras lemahnya bunyi.
    2. Onomatope adalah tiruan dari bunyi, contoh seperti /rig/ yang menimbulkan efek magis dalam puisi Sutadji C.B.
    3. Bentuk intern pola suatu bunyi, yaitu asonansi, persamaan awal, persamaan akhir, aliterasi, sajak penuh, sajak berparuh, sajak berselang, repetisi bunyi (kata), dan lain-lain.

    Diksi, adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair pada puisinya. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang sangat sedikit kata-katanya namun dapat menggambarkan banyak hal. Karenanya, kata-kata yang ditentukan harus dipilih secara teliti dan cermat. Pemilihan kata-kata sangat berhubungan erat dengan urutan kata, makna, dan keselerasan bunyi.

    Kata konkret, ialah suatu kata yang didapat dengan indra yang kemungkinan terjadinya imaji. Kata ini sangat berhubungan dengan lambing atau kiasan. Contohnya adalah kata konkret “rawa-rawa” melambangkan tempat hidup, kehidupan, tempar kotor, bumi, dan lain sebagainya. Sedangkan kata konkret “salju” dapat melambangkan kehampaan hidup, kebekuan cinta, dan lain sebagainya.

    Perwajahan puisi (tipografi), adalah puisi dalam suatu halaman yang tidak dapat dipenuhi kata-kata, pengaturan baris, tepi kanan-kirinya, sampai pada baris puisi yang tidak selalu dimulai dari huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik. Hal tersebut dapat menentukan pemaknaan pada suatu karya puisi.