Sains dan Teknologi

Ciri-Ciri Planet Neptunus dan Karakteristiknya di Tata Surya

Written by Fandy

Ciri-Ciri Planet Neptunus – Halo Sobat Grameds, tahukah kalian jika Neptunus merupakan planet terjauh dari matahari. Nama planet tersebut berasal dari dewa lautan Romawi, saudara kandung Jupiter dan Pluto.

Neptunus adalah planet terbesar keempat menurut diameternya (49.530 km) dan terbesar ketiga menurut massanya. Massa Neptunus tercatat 17 kali lebih besar dibandingkan Bumi dan sedikit lebih kecil dibandingkan Uranus.

Littmann dan Standish (2004) menyebutkan jika planet ini mengorbit matahari dengan jarak 30,1 satuan astronomi (sa) atau sekitar 4.450 juta km. Sementara itu, periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 164,8 tahun. Simbol astronomis planet tersebut adalah ♆, yang merupakan trisula dari Dewa Neptunus.

Perlu kalian ketahui juga bahwa Neptunus ditemukan pada 23 September 1846. Planet tersebut merupakan planet pertama yang ditemukan melalui prediksi matematika. Perubahan yang tidak terduga di orbit Uranus menyebabkan Alexis Bouvard menyimpulkan jika hal itu disebabkan oleh gangguan gravitasi dari planet yang tidak dikenal.

Planet Neptunus (Justin Cowart/Public domain in the United States).

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Hirschfeld (2001), Neptunus lantas diamati oleh Johann Galle dalam posisi yang diprediksikan oleh Urbain Le Verrier. Satelit alam terbesarnya yang bernama Triton ditemukan segera sesudahnya, sedangkan 12 satelit alam lainnya baru ditemukan melalui teleskop pada abad ke-20.

Neptunus telah dikunjungi oleh satu wahana angkasa, yaitu Voyager 2, yang terbang melewati planet tersebut pada 25 Agustus 1989.

Littmann dan Standish (2004) menambahkan bahwa komposisi penyusun planet tersebut serupa dengan Uranus, tetapi komposisi keduanya berbeda dengan raksasa gas yang dimiliki oleh Jupiter dan Saturnus.

Atmosfer yang ada di Neptunus mengandung helium, hidrogen, hidrokarbon, kemungkinan nitrogen, dan kandungan “es” yang besar seperti es air, metana, dan amonia.

Para astronom terkadang mengelompokkan Uranus dan Neptunus sebagai “raksasa es” untuk memperlihatkan perbedaannya. Seperti halnya Uranus, interior Neptunus terdiri atas batu dan es. Metana yang berada di wilayah terluar planet merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kenampakan kebiruan Neptunus.

Artikel kali ini akan menguraikan mengenai berbagai fakta dan ciri-ciri yang dimiliki oleh planet Neptunus. Jadi, simak artikel ini hingga tuntas, khususnya bagi kalian yang sedang ingin mempelajari materi mengenai tata surya.

Neptunus merupakan planet terbesar keempat menurut diameternya dan terbesar ketiga menurut massanya. Planet ini ditemukan pada 23 September 1846.

Baca Juga: Urutan Planet Tata Surya.

Ciri-Ciri Planet Neptunus

Komposisi dan Struktur

Neptunus mempunyai massa sebesar 1,0243 × 1026 kg atau 17 kali massa Bumi dan 1/19 kali massa Jupiter. Planet tersebut merupakan salah satu dari dua planet (selain Jupiter) yang gravitasi permukaannya lebih besar dibandingkan Bumi.

Jari-jari khatulistiwa planet ini tercatat sebesar 24.764 km atau sekitar empat kali jari-jari Bumi. Neptunus dan Uranus sering kali dijuluki dengan “raksasa es”, dikarenakan ukurannya yang lebih kecil dan kadar volatilnya yang lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus.

Berdasarkan pencarian eksoplanet, Neptunus telah dipakai sebagai metonim: objek-objek luar surya dengan massa yang mirip sering dijuluki dengan nama “Neptunes”.

1. Struktur Internal

(NASA; Pbroks13: redraw/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported license).

Struktur internal Neptunus mirip dengan Uranus. Atmosfer Neptunus membentuk sekitar 5–10% massanya dan kira-kira meliputi 10–20% struktur planet itu. Tekanan di atmosfernya dapat mencapai 10 GPa. Air, metana, dan amonia dapat ditemukan di daerah bawah atmosfer.

Struktur internal Neptunus meliputi:

  1. Atmosfer atas.
  2. Atmosfer yang terdiri atas hidrogen, helium, dan gas metana.
  3. Mantel yang terdiri atas es air, amonia, dan metana.
  4. Inti yang terdiri atas bebatuan (silikat dan nikel-besi).

Suhu di daerah mantel dapat mencapai 2.000 K–5.000 K. Massa mantel itu sama dengan 10–15 kali massa Bumi, serta kaya akan air, amonia, dan metana. Seperti kebiasaan dalam ilmu keplanetan, campuran tersebut dijuluki dengan ber-es, meskipun “es” itu merupakan fluida superkritikal.

Fluida ini dengan konduktivitas elektrik yang tinggi terkadang disebut dengan samudra air-amonia. Metana yang berada di kedalaman 7.000 km dapat terurai menjadi kristal intan yang akan berpresipitasi ke inti. Mantelnya terdiri atas lapisan air ionik, yaitu tempat molekul air pecah menjadi sup ion hidrogen dan oksigen.

Sementara itu, terdapat air superionik di lapisan mantel yang lebih dalam, yaitu tempat oksigen mengristal, tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas di oksigen.

Inti Neptunus terdiri atas nikel, besi, dan silikat dengan massa 1,2 kali Bumi. Tekanan di intinya diperkirakan sebesar 7 Mbar (700 GPa), jutaan kali lebih besar dibandingkan tekanan di permukaan Bumi. Sementara itu, suhu di intinya dapat mencapai 5.400 K.

Neptunus mempunyai massa sebesar 1,0243 × 1026 kg atau 17 kali massa Bumi dan 1/19 kali massa Jupiter. Planet tersebut merupakan salah satu dari dua planet (selain Jupiter) yang gravitasi permukaannya lebih besar dibandingkan Bumi.

Baca Juga: Apa itu Teori Nebula dalam Pembentukan Tata Surya?

2. Atmosfer

Atmosfer Neptunus di ketinggian tinggi terdiri atas 80% hidrogen dan 19% helium. Jejak-jejak metana juga ada di Neptunus. Pita penyerap metana terbentuk di rentang gelombang di atas 600 nm, di bagian merah dan inframerah spektrum.

Seperti halnya Uranus, penyerapan cahaya merah oleh metana atmosfer adalah bagian yang memberikan Neptunus warna biru, meskipun warna biru langit cerah Neptunus berbeda dibandingkan warna sian sejuk Uranus. Dikarenakan zat metana atmosfer Neptunus sama seperti Uranus, sejumlah konstituen atmosfer yang tidak dikenal diduga turut berkontribusi kepada warna Neptunus.

Atmosfer Neptunus terbagi lagi menjadi dua wilayah utama, yaitu troposfer bawah (tempat suhu terus menurun seiring ketinggiannya) dan stratosfer (tempat suhu terus meningkat seiring ketinggiannya). Batas di antara keduanya yang bernama tropopause berada di tekanan 01 bar (100 kPa).

Stratosfer lantas dilanjutkan oleh termosfer di tekanan kurang dari 10−5 hingga 10−4 mikrobar (1 hingga 10 Pa). Termosfer secara bertahap berubah menjadi eksosfer.

3. Magnetosfer

Neptunus juga memiliki magnetosfer yang mirip Uranus, dengan medan magnet yang sangat miring relatif terhadap sumbu rotasinya pada 47° dan berimbang pada 0,55 radii atau sekitar 13.500 km dari pusat fisik planet ini. Sebelum Voyager tiba di Neptunus, diduga bahwa magnetosfer miring Uranus mengakibatkan rotasi Neptunus yang menyamping.

Dengan membandingkan medan magnet dua planet, para ilmuwan saat ini berpikir jika orientasi ekstrem merupakan karakteristik aliran di bagian dalam planet. Medan ini mungkin dibentuk oleh gerakan cairan konvektif dalam kulit bola tipis pada cairan konduktor listrik (diduga berupa gabungan amonia, metana, dan air) yang menghasilkan gerakan dinamo.

4. Cincin Planet

Cincin Neptunus, diambil oleh Voyager 2 (National Aeronautics and Space Administration/Public domain in the United States).

Neptunus memiliki sebuah sistem cincin planet, meskipun kurang kukuh dibandingkan Saturnus. Cincin-cincin tersebut terdiri atas partikel es yang diselubungi bahan berdasar silikat atau karbon yang memberi warna merah kepada cincin.

Tiga cincin utamanya adalah Cincin Adams yang sempit, 63.000 km dari pusat Neptunus, Cincin Le Verrier di ketinggian 53.000 km, dan Cincin Galle yang luas dan lemah di ketinggian 42.000 km. Perpanjangan lemah ke luar hingga Cincin Le Verier diberi nama Lassell; perpanjangan ini dibatasi oleh Cincin Arago di pinggiran luarnya di ketinggian 57.000 km.

Cincin planet pertama ditemukan tahun 1968 oleh tim yang dipimpin oleh Edward Guinan, tetapi akhirnya disimpulkan cincin ini belum lengkap. Bukti bahwa cincin-cincin tersebut memiliki celah pertama muncul pada okultasi bintang tahun 1984, yaitu ketika cincin tersebut mengaburkan sebuah bintang ketika tenggelam, bukan ketika muncul.

Gambar yang diambil Voyager 2 tahun 1989 menyelesaikan masalah ini dengan memperlihatkan beberapa cincin lemah. Cincin ini memiliki struktur menggumpal, akibatnya belum diketahui, tetapi bisa jadi karena interaksi gravitasi dengan satelit kecil di orbit dekat cincin.

Cincin terluar, Adams, terdiri atas lima busur utama yang diberi nama Courage, Liberté, Egalité 1, Egalité 2, dan Fraternité (Keberanian, Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan). Keberadaan busur-busur ini sulit dijelaskan karena hukum gerakan akan memprediksikan bahwa busur tersebut tersebar menjadi cincin seragam dalam kurun waktu yang sangat singkat.

Para astronom saat ini yakin bahwa busur-busur tersebut mengitari Neptunus sesuai bentuknya sekarang akibat dampak gravitasi Galatea, sebuah satelit yang berada dekat dengan cincin ini.

Tiga cincin utama Neptunus adalah Cincin Adams, Cincin Le Verrier, dan Cincin Galle.

Baca Juga: Teori Bintang Kembar: Proses Pembentukan Tata Surya.

Iklim

Salah satu perbedaan antara Neptunus dan Uranus adalah tingkat aktivitas meteorologinya. Ketika Voyager 2 terbang melewati Uranus pada 1986, planet ini terlihat lemah. Sebenarnya, Neptunus memiliki fenomena cuaca luar biasa ketika Voyager 2 melintasinya pada 1989.

Cuaca Neptunus dapat dikenali dari sistem badai dinamisnya yang ekstrem, dengan angin mencapai kecepatan 600 m/detik—hampir menyamai aliran supersonik. Selain itu, dengan melacak gerakan awan tetap, kecepatan angin juga ditunjukkan beragam mulai dari 20 m/detik ke timur hingga 325 m/detik ke barat.

Angin kuat yang berada di puncak awan memiliki kecepatan yang berkisar antara 400 m/detik di sepanjang khatulistiwa hingga 250 m/detik di kutub. Kebanyakan angin di Neptunus berembus dengan arah melawan rotasi planet.

Orbit dan Rotasi

Jarak rata-rata antara Neptunus dan Matahari adalah 4,50 miliar km (sekitar 30,1 AU) dan menyelesaikan orbitnya setiap 164,79 tahun.

Pada 11 Juli 2011, Neptunus menyelesaikan orbit barisentris pertamanya sejak ditemukan tahun 1846, meskipun tidak muncul pada posisi penemuannya di langit karena Bumi berada di lokasi berbeda dalam orbitnya selama 365,25 hari.

Akibat gerakan matahari terhadap barisenter tata surya, Neptunus juga tidak berada di posisi penemuannya terhadap Matahari pada 11 Juli; jika sistem koordinat heliosentris digunakan, garis bujur penemuannya tercapai pada 12 Juli 2011.

Orbit elips Neptunus berinklinasi 1,77° jika dibandingkan dengan Bumi. Akibat eksentrisitas sebesar 0,011, jarak antara Neptunus dan matahari mencapai 101 juta km antara perihelion dan aphelion, titik terdekat dan terjauh planet dari matahari di sepanjang jalur orbitnya.

Kemiringan sumbu Neptunus adalah 28,32°, sama seperti kemiringan Bumi (23°) dan Mars (25°). Akibatnya, planet ini mengalami perubahan musim yang sama seperti Bumi. Periode orbit Neptunus yang lama berarti musim-musim tersebut berlangsung selama 40 tahun Bumi.

Periode rotasi siderealnya (hari) secara kasar, yaitu 11,611 jam. Dikarenakan kemiringan sumbunya sama seperti Bumi, variasi panjang hari sepanjang tahunnya tidak terlalu ekstrem.

Satelit

Satelit Neptunus, yaitu Proteus (National Aeronautics and Space Administration/Public domain in the United States).

Neptunus diketahui memiliki 14 satelit alami, yaitu Naiad, Thalassa, Despina, Galates, Larissa, Hippocamp, Proteus, Triton, Nereid, Halimede, Sao, Laomedeia, Psamathe, dan Neso. Satelit terbesarnya terdiri dari 99,5% massa di orbit sekitar Neptunus dan satu-satunya yang berbentuk sferoid, yaitu Triton, yang ditemukan oleh William Lassell 17 hari setelah penemuan Neptunus.

Tidak seperti satelit planet besar lain di tata surya, Triton memiliki orbit menghulu, yang menandakan bahwa Triton terjebak oleh gravitasi Neptunus, bukannya terbentuk di tempat; Triton diduga pernah menjadi planet kerdil di sabuk Kuiper.

Neptunus diketahui memiliki 14 satelit alami, yaitu Naiad, Thalassa, Despina, Galates, Larissa, Hippocamp, Proteus, Triton, Nereid, Halimede, Sao, Laomedeia, Psamathe, dan Neso.

Penutup

Neptunus merupakan planet terbesar keempat menurut diameternya dan terbesar ketiga menurut massanya. Planet ini ditemukan pada 23 September 1846. Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet tata surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Jupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km).

Struktur internal Neptunus mirip dengan Uranus, yaitu mencakup atmosfer atas; atmosfer yang terdiri atas hidrogen, helium, dan gas metana; mantel yang terdiri atas es air, amonia, dan metana; serta inti yang terdiri atas bebatuan (silikat dan nikel-besi).

Atmosfer Neptunus di ketinggian tinggi terdiri atas 80% hidrogen dan 19% helium. Seperti halnya Uranus, penyerapan cahaya merah oleh metana atmosfer adalah bagian yang memberikan Neptunus warna biru. Neptunus juga memiliki magnetosfer yang mirip Uranus, dengan medan magnet yang sangat miring relatif terhadap sumbu rotasinya.

Tiga cincin utama Neptunus adalah Cincin Adams, Cincin Le Verrier, dan Cincin Galle. Sementara itu, jarak rata-rata antara Neptunus dan matahari adalah 4,50 miliar km (sekitar 30,1 AU) dan menyelesaikan orbitnya setiap 164,79 tahun. Neptunus diketahui memiliki 14 satelit alami, yaitu Naiad, Thalassa, Despina, Galates, Larissa, Hippocamp, Proteus, Triton, Nereid, Halimede, Sao, Laomedeia, Psamathe, dan Neso.


Itulah artikel terkait “Ciri-Ciri Planet Neptunus yang dapat kalian gunakan sebagai referensi dan bahan bacaan untuk kalian. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rekomendasi Buku dan E-Book terkait Tata Surya

1. Asal Mula Terjadinya Alam Semesta, Galaksi, Tata Surya, dan Kita

Sebagai karya terjemahan, terjemahan buku Asal Mula: Terjadinya Alam Semesta, Galaksi, Tata Surya, dan Kita ini enak dibaca. Salah satu hal yang pelik dari buku ini adalah topiknya, khususnya bab-bab awal yang membahas asal mula alam semesta (kosmos). Butuh waktu hampir dua minggu bagi saya untuk menyelesaikan membaca buku ini saking pelitnya topik yang dibahas.

Beberapa padanan yang khas buku-buku KPG untuk topik sains di antaranya zat (matter), zarah (particle), antizat (antimatter), antizarah (antiparticle).

Manusia berusaha mencari tahu asal mula dirinya dan segalanya sejak dulu. Penelitian sains telah mengungkapkan bahwa asal mula manusia bukan hanya dari bumi, melainkan juga bintang-bintang dan alam semesta. Kisah asal mula kita merentang sampai awal waktu, serta kelahiran ruang dan seluruh zat. Asal Mula menceritakan proses terjadinya alam semesta, bintang-bintang, planet-planet, dan kehidupan berdasarkan temuan-temuan sains, yang menunjukan betapa megahnya kosmos dan kedudukan kita di dalamnya.

Neil deGrasse Tyson (lahir 5 Oktober 1958) adalah astrofisikawan dan komunikator ilmu pengetahuan Amerika Serikat. Dia adalah kepala Hayden Planetarium di Rose Center for Earth and Space. Semenjak tahun 2006, dia membawakan acara televisi NOVA scienceNOW di PBS dan sering kali tampil dalam The Daily Show, The Colbert Report, dan Jeopardy, serta saat ini membawakan acara Cosmos: A Spacetime Odyssey milik National Geographic Channel.

2. The Magic of Reality

The Magic of Reality adalah buku yang diterbitkan pada 2011 oleh ahli biologi Inggris bernama Richard Dawkins, dengan ilustrasi oleh Dave McKean. Buku ini dirilis pada 15 September 2011 di Inggris Raya. Ini adalah buku ilmu grafis yang ditujukan terutama untuk anak-anak dan dewasa muda. Dawkins mengatakan bahwa buku ini ditujukan untuk anak-anak berusia sekitar 12 tahun ke atas. Sebelum buku ini diterbitkan, Dawkins menguji coba kepada pembaca yang lebih muda untuk memahami isinya dengan bantuan orang dewasa.

Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa dunia nyata, seperti yang dipahami lewat sains, memiliki sihirnya tersendiri — jenis yang disebut dengan sihir puitis: kecantikan yang mengilhami, yang semakin ajaib karena nyata sifatnya dan kita dapat memahami cara kerjanya. Sihir realitas yang mengagumkan karena nyata.

Ada berbagai pertanyaan besar yang diajukan manusia: “Terbuat dari apakah segala benda? Bagaimana alam semesta bermula? Mengapa ada banyak jenis makhluk hidup? Mengapa ada siang dan malam?” Dahulu manusia menjawabnya dengan mitos dan legenda, kisah serba ajaib yang berusaha menjelaskan gejala alam.

Kini, ada penjelasan yang tak kalah ajaibnya: sains, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dengan melihat dan meneliti realitas itu sendiri, mempelajari apa yang benar-benar nyata. Inilah buku yang menyandingkan jawaban kedua jenis penjelasan itu: sihir mitos dan sihir realitas—sains.

3. A Brief History of Time, Sejarah Singkat Waktu

button rahmadBuku A Brief History of Time, Sejarah Singkat Waktu berisi tentang pemahaman luas tentang alam semesta. Buku ini terdiri atas 12 bab yang setiap bab berkaitan satu dengan yang lainnya. Sekilas tentang isi pembahasan yang ada di buku ini:

  • Bab pertama pembaca akan disajikan dengan pengetahuan tentang alam semesta.
  • Bab kedua berisi tentang gambaran ruang dan waktu.
  • Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang jawaban dari pertanyaan “Apakah alam semesta memiliki ujung?”. Pertanyaan ini dijawab dengan teori big bang.

Buku ini cocok untuk pembaca yang menyukai dan ingin menambah pengetahuan tentang sains.

Sinopsis Buku

Inilah salah satu buku sains terpenting yang ditulis oleh satu di antara para ilmuwan besar zaman kita, Stephen Hawking. Dalam buku ini Hawking membahas pertanyaan-pertanyaan besar seperti: Bagaimana alam semesta bermula—dan apa yang memulainya? Apakah itu waktu dan apakah ia selalu bergerak maju? Adakah ujung alam semesta dalam ruang maupun waktu? Adakah dimensi lain dalam alam semesta? Apa yang terjadi ketika alam semesta berakhir?

Melalui penulisan yang dapat dimengerti oleh semua orang, A Brief History of Time mengajak kita menjelajahi dunia ajaib lubang hitam dan kuark, antizat dan “panah waktu”, serta ledakan besar dan peran Tuhan di alam semesta beserta segala kemungkinan yang luar biasa dan tak terduga. Dengan penggambaran yang menarik dan menggugah imajinasi, Stephen Hawking membawa kita semakin dekat ke rahasia pamungkas penciptaan alam semesta.

FAQ

Apa saja ciri-ciri planet Neptunus?

Ciri-ciri Neptunus antara lain:

  • Struktur internal Neptunus mirip dengan Uranus, yaitu mencakup atmosfer atas; atmosfer yang terdiri atas hidrogen, helium, dan gas metana; mantel yang terdiri atas es air, amonia, dan metana; serta inti yang terdiri atas bebatuan (silikat dan nikel-besi).
  • Atmosfer Neptunus di ketinggian tinggi terdiri atas 80% hidrogen dan 19% helium.
  • Seperti halnya Uranus, penyerapan cahaya merah oleh metana atmosfer adalah bagian yang memberikan Neptunus warna biru.
  • Neptunus juga memiliki magnetosfer yang mirip Uranus, dengan medan magnet yang sangat miring relatif terhadap sumbu rotasinya.
  • Tiga cincin utama Neptunus adalah Cincin Adams, Cincin Le Verrier, dan Cincin Galle.
  • Jarak rata-rata antara Neptunus dan matahari adalah 4,50 miliar km (sekitar 30,1 AU) dan menyelesaikan orbitnya setiap 164,79 tahun.

Berapakah jumlah satelit planet Neptunus?

Neptunus diketahui memiliki 14 satelit alami, yaitu Naiad, Thalassa, Despina, Galates, Larissa, Hippocamp, Proteus, Triton, Nereid, Halimede, Sao, Laomedeia, Psamathe, dan Neso.

Neptunus adalah planet ke berapa?

Neptunus adalah planet kedelapan dari matahari dan planet terbesar keempat menurut diameternya. Jaraknya yang sangat jauh dari matahari membuat Neptunus terlihat gelap, dingin, dan dilanda angin supersonik.

Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet tata surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Jupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km).

Keempat planet terdalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars adalah planet kebumian yang terdiri atas batuan dan logam. Sementara itu, keempat planet terluar adalah planet raksasa yang jauh lebih besar dari planet kebumian.

Dua planet terbesar, Jupiter dan Saturnus, adalah planet raksasa gas yang sebagian bersar terdiri atas hidrogen dan helium. Dua planet lainnya, Uranus dan Neptunus, adalah planet raksasa es yang terdiri atas senyawa dengan titik leleh lebih tinggi dari hidrogen dan helium, disebut senyawa volatil seperti air, amonia, dan metana.

Rujukan

  • Bouvard, A. (1821). Tables Astronomiques Publiées par le Bureau des Longitudes de France. Paris: Bachelier.
  • Hirschfeld, Alan (2001). Parallax: The Race to Measure the Cosmos. New York: Henry Holt.
  • Littmann, Mark; Standish, E.M. (2004). Planets Beyond: Discovering the Outer Solar System. New York: Courier Dover Publications.
  • Walter, Elizabeth (2003). Cambridge Advanced Learner’s Dictionary. Cambridge: Cambridge University Press.

Penulis: Fandy Aprianto Rohman.

BACA JUGA:

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.