Geografi

Apa Itu Batuan Metamorf, Proses Pembentukan, dan Contohnya

Written by Mochamad Harris

Adanya berbagai macam batuan yang ada di sekitar kita memang memiliki manfaat untuk kehidupan manusia itu sendiri. Tanpa kita sadari, kita memerlukan kehadiran batu-batu tersebut. Kehadiran batu-batu tersebut dapat kita gunakan untuk membuat bahan bangunan yang mana nantinya akan sangat berguna untuk kita. Ada juga yang dipakai langsung sebagai material bangunan ataupun untuk estetika saja. Di zaman dulu, batu-batuan tersebut justru banyak dimanfaatkan oleh manusia.

Tak hanya berguna untuk bahan bangunan saja, batu-batu yang ada disekitar kita juga dapat memberikan nilai estetika atau keindahan. Batu tersebut umumnya digunakan sebagai penghias rumah ataupun taman. Jenis-jenis batuan tersebut juga ada yang digunakan sebagai bagian dari desain interior sebuah bangunan.

Sebenarnya, batuan itu ada banyak sekali jenisnya. Salah satunya yaitu batuan metamorf. Istilah metamorf ini menjadi salah satu nama dari jenis batuan yang melengkapi batuan beku dan juga batuan sedimen. Batuan metamorf ini adalah salah satu jenis batuan yang mengalami perubahan bentuk. Dimana batuan ini merupakan hasil transformasi dari jenis batuan sebelumnya menjadi batuan yang melengkapi batuan beku dan sedimen.

Batuan sendiri merupakan benda padat yang terbuat secara alami dari mineraloid atau mineral, yang mana bisa ditemukan di permukaan bumi dimanapun benda tersebut berada. Oleh karena itu, di artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai batuan metamorf dan berbagai macam bentuknya.

Apa Itu Batuan Metamorf?

Pengertian atau definisi batuan metamorf ini seringkali dikaitkan sebagai batuan malihan. Hal tersebut dikarenakan bahasa metamorf ini lebih menuju ke bahasa asing, sementara malihan lebih terlihat seperti bahasa Indonesia. Batuan metamorf ini merupakan sekumpulan batu yang mengalami transformasi ataupun perubahan bentuk karena proses pengangkatan ataupun erosi tanah, kemudian bertransformasi menjadi batuan baru.

Erosi tanah yang mengangkat batuan menjadi batuan metamorf membutuhkan suhu dan juga tekanan yang tinggi. Oleh sebab itu, batuan metamorf tersebut seringkali kita jumpai pada tanah vulkanik yang ada di sekitar gunung api. Dimana batuan yang tererosi oleh suhu yang rendah tidak menjadikan batuan tersebut sebagai batuan metamorf, tapi menjadi batuan sedimen.

Secara garis besar, batuan metamorf merupakan salah satu kelas yang dihasilkan dari perubahan batuan yang telah ada sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan, seperti misalnya variasi suhu, tekanan, dan juga tekanan mekanis serta penambahan ataupun pengurangan komponen kimia. Batuan yang sudah ada tersebut mungkin berupa batuan sedimen, batuan beku, ataupun metamorf lainnya.

Geografi Untuk SMA/MA Kelas XI Kur. 2013

Pengertian Batuan Metamorf Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa definisi batuan metamorf menurut para ahli, antara lain:

1. American Geosciences Institute

Menurutnya, batuan metamorf merupakan batuan yang sudah diubah oleh panas ataupun tekanan yang intens ketika terbentuk. Dalam kondisi yang cukup panas dan tertekan dengan jauh di dalam kerak bumi, baik itu batuan sedimen ataupun batuan beku bisa diubah menjadi batuan metamorf. Salah satu cara untuk berpikir mengenai proses metamorf atau metamorfisme yaitu dengan mempertimbangkan apa yang terjadi saat benda-benda tanah lunak dimasukkan ke dalam tungku dan kemudian dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Maka tanah tersebut akan berubah dari yang tadinya licin menjadi keras. Benda tersebut tidak bisa diubah kembali ke bentuk aslinya, karena materinya sendiri telah berubah. Itulah yang terjadi pada skala besar di bawah tanah yang menghasilkan batuan metamorf.

Proses Terjadinya Batuan Metamorf

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, batuan metamorf ini hanya akan terbentuk saat terjadi proses metamorfisme khusus yang ada di permukaan bumi. Batuan tersebut tidak akan terbentuk secara langsung, tapi harus melalui proses metamorfisme ini. Dimana proses tersebut akan merubah batuan induk yang berupa batuan beku atau batuan sedimen menjadi batu metamorf dengan bentuk dan karakteristik serta warna yang berbeda dibandingkan dengan batuan aslinya. Secara umum, proses terbentuknya batuan metamorf ini bisa disederhanakan menjadi beberapa tahapan, yakni:

a. Tersedia batuan Induk ataupun Protolith
b. Protolith sudah terkena proses metamorfisme
c. Batuan protolith tersebut mulai berubah karakteristiknya
d. Terbentuknya batuan metamorf

Pada awalnya, semua batuan metamorf berasal dari batuan induk yang dikenal sebagai protolith. Dimana batuan ini kemudian terkena proses metamorfisme yang dipengaruhi oleh tekanan yang tinggi serta suhu yang tinggi juga. Proses metamorfisme ini secara perlahan akan merubah karakteristik batuan protolith menjadi batuan lain yang sifatnya metamorf. Pada akhir proses panjang metamorfisme, batuan protolith ini akan berubah menjadi sebuah batuan metamorf secara utuh yang telah memiliki karakteristik dan juga bentuk foliasi tertentu. Di bagian tersebut, kita akan mempelajari tentang faktor apa saja yang mempengaruhi proses metamorfisme dan juga jenis metamorfisme seperti yang ada di dalam pembentukan batuan tersebut.

Buku Siswa Geografi SMA/MA Kelas X Peminatan Edisi Revisi

Contoh Batuan Metamorf

Berikut ini adalah beberapa contoh dari batuan metamorf yang perlu dipahami, antara lain:

1. Batuan Metamorf Slate

Batuan slate ini merupakan batuan metamorf yang mana proses terbentuknya yaitu dari proses peralihan batuan sedimen Shale ataupun Mudstone atau batu lempung di tekanan serta suhu yang sangat rendah. Dimana batuan metamorf slate ini memiliki struktur foliasi yang terdiri dari berbagai jenis butir yang sangat halus. Batuan slate sendiri sebelumnya merupakan jenis batuan shale dan mudstone. Adapun warna dari batuan slate ini yaitu hitam, abu-abu, coklat, merah, kekuning-kuningan, dan lainnya. Sementara itu, tekstur butir batuan slate ini mempunyai butir yang sangat halus. Batuan slate ini bisa dengan mudah membelah menjadi lembaran yang sangat tipis. Fungsi dari batuan slate yang berbentuk tipis biasanya digunakan untuk sabak, sementara untuk yang berukuran tebal akan dipakai untuk trotoar dan juga atap.

2. Batuan Metamorf Filit

Batuan filit ini adalah salah satu jenis batuan metamorf yang biasanya terdiri dari kuarsa, sericite mica, dan juga klorit. Dimana batuan filit ini berasal dari lanjutan proses peralihan dari batuan Slate. Sebab, asal batuan filit berasal dari batuan slate, maka dari itu material utama pembentukan batuan filit yaitu batuan shale. Adapun warna dari batuan filit yaitu perak, merah, putih, ungu, coklat, dan juga kehijauan. Untuk ukuran butir batuan filit lebih cenderung halus daripada batuan slate. Sehingga bila dilihat secara langsung, maka batu tersebut sangatlah apik.

Sementara itu, struktur dari batuan filit ini berfoliasi. Komposisi bahannya sendiri terbuat dari mika dan juga kuarsa. Suhu serta tekanan saat proses pembentukan batuan filit yaitu dari rendah menuju ke menengah. Batuan filit ini mempunyai ciri-ciri yang membelah mengikuti permukaan gelombang. Dimana batuan filit bermanfaat sebagai bahan isolator ataupun bahan penghantar listrik yang baik. Selain itu, jenis batu ini juga bisa digunakan untuk bahan penambahan konstruksi bangunan, lantai, atap, dan lainnya.

3. Batuan Metamorf Gneiss

Batuan gneiss merupakan batuan yang berasal atau bermetamorfosis dari sebuah batuan beku yang ada di dalam temperatur suhu serta tekanan tinggi. Biasanya, batuan gneiss ini mempunyai warna seperti hitam, abu-abu, kecoklatan, perak, biru, kehijauan, dan juga kekuningan. Untuk ukuran butir batu gneiss ini cenderung medium atau menengah dan memiliki struktur berfoliasi. Sementara komposisi yang ada di batuan gneiss ini merupakan kuarsa dan feldspar. Karakteristik yang paling menonjol di batuan gneiss ini yaitu kuarsa dan feldspar yang terlihat selang-seling dengan lapisan mirip dengan mika. Umumnya, batuan gneiss ini banyak digunakan sebagai bahan bangunan.

4. Batuan Metamorf Sekis

Batuan sekis adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan basalt. Umumnya, batuan sekis ini berwarna hitam, keunguan, kehijauan, kecoklatan, keemasan, kekuningan, dan kemerahan. Untuk ukuran butir dari batuan sekis berukuran medium atau menengah. Komposisi yang terkandung di dalam batuan sekis ini yakni mika dan granit. Sementara itu, struktur dari batuan sekis sendiri berfoliasi. Suhu serta tekanan saat proses terbentuknya batuan sekis ini sangat tinggi. Oleh karena itu, batuan sekis memiliki ciri-ciri bergelombang dan terkadang ada kristal garnet di dalamnya. Untuk kegunaannya sendiri, biasanya jenis batuan ini dipakai sebagai bahan konstruksi bangunan.

Sma/Ma Kl 10 Geografi 1 Kurikulum 2013

5. Batuan Metamorf Marmer

Batuan marmer terbentuk dari metamorfosis batuan gamping yang memperoleh tekanan dan juga temperatur suhu panas yang tinggi. Sehingga mengalami perubahan bentuk dan juga kristalisasi kalsit. Bahan utama batuan marmer ini yaitu kalsium karbonat. Batuan marmer biasanya mempunyai warna yang coklat terang kekuning-kuningan. Sementara untuk sifatnya, batuan marmer memiliki sifat padat, kompak, dan tanpa foliasi. Batuan marmer merupakan salah satu bahan untuk bangunan, lantai, dinding, dan juga terkadang digunakan sebagai bahan kerajinan.

6. Batuan Metamorf Kuarsit

Batuan kuarsit adalah salah satu bagian dari batuan metamorf yang mempunyai tekstur yang kuat. Dimana batuan ini terbentuk ketika batu pasir memperoleh tekanan yang panas dan temperatur suhu yang tinggi. Batuan kuarsit mempunyai warna yakni abu-abu kekuningan, merah, dan coklat. Untuk struktur batunya sendiri yakni nonfoliasi. Sementara komposisi kuarsit secara keseluruhan terdiri dari batuan kuarsa. Fungsi utama dari batuan kuarsit ini yaitu sebagai bahan utama industri gelas da keramik yang mana bisa menjadi alat perabotan rumah tangga.

7. Batuan Metamorf Milonit

Batuan milonit merupakan salah satu batuan metamorf yang mengandung banyak sekali mineral kompak. Dimana batuan milonit ini terkristalisasi secara dinamis mengikuti mineral pembawa zat pembentukan batuan metamorf. Untuk warna dari batuan ini yaitu abu-abu, coklat, kehitaman, dan juga agak kebiru-biruan. Batuan milonit ini mempunyai struktur yang tidak berfoliasi. Adapun yang unik dari batuan milonit ini yaitu komposisinya yang berbeda-beda setiap batuannya. Umumnya, batuan milonit terbentuk pada temperatur suhu dan juga tekanan yang tinggi. Selain itu, yang menarik dari batuan milonit yaitu belum ditemukannya fungsi untuk pemanfaatan batuan tersebut.

8. Batuan Metamorf Filonit

Batuan filonit merupakan batuan metamorf yang terbentuknya menggunakan temperatur suhu dan juga tekanan yang lebih tinggi dari slate. Jadi, batuan filonit ini terbentuk dari metamorfosis batuan shale dan juga mudstone. Batuan filonit ini sedikit memiliki kemiripan dengan milonit, hanya saja perbedaannya ada pada butiran batuan. Dimana butiran dari batuan filonit lebih kasar dibandingkan dengan batuan milonit. Untuk karakteristik warna dari batuan filonit ini yaitu abu-abu, kehijauan, kebiruan, lebih condong ke warna perak, kecoklatan, dan juga kehitaman. Batuan yang satu ini memiliki struktur yang tidak berfoliasi. Sementara komposisi batuan filonit ini yaitu kuarsa dan mika.

Adapun ciri dari batuan filonit yaitu memiliki permukaan yang terlihat berkilau. Fungsi dari batuan ini yaitu dipakai sebagai bahan utama pembuatan patung dan juga hiasan karena mrmiliki ciri yang baik untuk digunakan hal itu.

Demikian penjelasan mengenai berbagai macam contoh batuan metamorf dan ciri-cirinya. Semoga bermafaat.

About the author

Mochamad Harris

Menulis artikel merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik saya untuk dapat mengetahui berbagai macam hal serta informasi terupdate yang sedang terjadi pada saat ini. Saya suka dengan tema olahraga dan juga travelling.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Harris