Geografi

Beragam Teori Pembentukan Tata Surya

teori pembentukan tata surya
Written by Mochamad Harris

Tata surya yang merupakan susunan berbagai benda langit yang berputar mengelilingi matahari yang menjadi pusatnya. Susunan yang ada di tata surya sendiri beragam dan terdiri dari planet, satelit, planet kerdil, meteoroid, planetoid ataupun asteroid, dan juga komet.

Berdasarkan urutan yang ada terdapat delapan planet yang memiliki jarak paling dekat hingga terjauh dari matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, serta Neptunus. Planet tersebut mengitari atau mengelilingi matahari melalui lintasan maupun orbit masing-masing.

Namun, tahukah Grameds bagaimana pembentukan tata surya yang ada? Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka terkait hal tersebut yang dapat kita lihat melalui teori pembentukan tata surya yang akan dibahas disini. Simak informasi berikut.

Apa Itu Tata Surya

Bumi yang menjadi tempat tinggal bagi manusia berada di dalam satu sistem yang dapat disebut dengan tata surya. Tata surya sendiri menjadi salah satu sistem bintang yang ada pada lingkup galaksi Bima Sakti.

Tata surya sendiri merupakan sebuah kesatuan yang terdiri atas matahari yang menjadi pusat dari tata surya yang dikelilingi oleh planet, bulan, meteor, komet, serta berbagai benda langit lainnya yang secara terus menerus bergerak. Pada tata surya, matahari menjadi satu-satunya benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri. Sementara, berbagai benda langit lainnya hanya dapat memantulkan cahaya.

Berbagai fakta menarik pada susunana tata surya yang ada juga bisa Grameds pelajari melalui buku Tanya Jawab Seru Tentang Tata Surya yang menjawab segala pertanyaan seputar tata surya dengan jawaban detail, ringkas, dan jelas.

beli sekarang

Deskripsi Buku

Berisikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan rasa ingin tahu anak-anak mengenai sains yang ada di dunia. Misalnya “Apakah bintang jatuh itu?”, “Mengapa komet memiliki ekor yang panjang dan menyala?”, “Berapa astronaut yang telah mendarat di Bulan?” Pertanyaan-pertanyaan itu akan dijawab dengan jawaban detail, ringkas, dan jelas.

 

Teori Pembentukan Tata Surya

1. Vortex Model

Teori pembentukan tata surya yang pertama adalah vortex model. Dimana teori hipotesis kosmologi modern pertama yang dikemukakan dan diperkenalkan oleh seorang filsuf serta ahli matematika Prancis pada tahun 1642 yang bernama Rene Descartes.

Beliau menyatakan pada teorinya kalau tata surya yang ada berasal dari awan partikel yang berputar menyerupai pusaran air dengan letak orbit yang mendekati lingkaran.

Awal mula letak Matahari yang berada di pusat serta calon planet yang terletak pada pusaran utama atau piringan cakram materi pembentuknya, sedangkan satelit yang ada terletak pada pusaran tambahan yang ada di sekitar pusaran calon planet.

Tata surya serta berbagai anggotanya dimulai dari Matahari, beragam planet, dan masih banyak lagi juga bisa kamu pelajari melalui buku Eksplorasi Tata Surya karya A. Gunawan Admiranto.

beli sekarang

Deskripsi Buku

Sudah ribuan tahun manusia terpesona akan angkasa raya dan benda-benda langit penghuninya-itulah sebabnya astronomi menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan tertua. Benda-benda langit yang paling banyak menjadi perhatian manusia adalah benda langit yang menjadi anggota tata surya karena posisinya yang cukup dekat sehingga keunikan masing-masing benda langit tersebut bisa mudah diamati walaupun dengan mata telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang makin menyingkapkan misteri yang meliputi benda-benda langit di alam semesta termasuk tata surya walaupun masih ada juga banyak misteri yang belum terpecahkan.

Buku ini meninjau tata surya dan anggota-anggotanya mulai dari Matahari, planet-planet, dan anggota-anggota kecilnya. Pembahasan dibuat secara populer sehingga pembaca yang tidak memiliki latar belakang astronomi bisa memahaminya dengan mudah. Di samping itu, untuk setiap pembahasan disertakan QR-code yang mengarah ke satu situs Youtube sehingga uraian untuk satu topik tertentu akan makin jelas dengan melihat film atau animasi pada taut tersebut. Di bagian lampiran buku ini, dimuat lampiran berisi bantahan ilmiah atas “teori” bumi datar, suatu hipotesis pseudo-ilmiah yang anehnya muncul kembali belakangan ini setelah sempat terkubur selama berabad-abad.

2. Hipotesis Nebula

Teori nebula ini pertama kali dikemukakan oleh seorang astronom asal Swedia yang bernama Emanuel Swedenborg tepatnya pada tahun 1734. Yang kemudian oleh ilmuwan asal Jerman bernama Immanuel Kant, ide dari teori tersebut disambut kembali pada tahun 1755 melalui bukunya yang berjudul Allgemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels.

Kemudian pada tahun 1796, teori tersebut dilengkapi kembali oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Marquis Pierre Simon de Laplace dalam bukunya berjudul Exposition du système du monde.

Teori pembentukan tata surya yang kedua adalah hipotesis nebula. Dimana pada teori nebula ini yang disebutkan mengenai tata surya berasal dari proses kondensasi atau penggumpalan kabut materi dan memiliki wujud materi berupa campuran gas serta debu yang memiliki ukuran yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran tata surya.

Berbagai materi tersebut seringkali dapat ditemukan di alam semesta. Lama kelamaan materi yang ada berputar dan berotasi serta tidak lepas dari adanya interaksi gaya gravitasi.

Pada teori nebula juga diungkapkan bagaimana massa materi terkumpul pada pusat. Hal tersebut dikarenakan putaran yang membuat pusat semakin padat dan juga pada akhirnya semakin panas yang kemudian membentuk protostar. Proses tersebut juga dapat disebut dengan kondensasi utama atau penggumpalan utama.

Sementara itu, dalam sayap cakram juga terjadi sebuah proses kondensasi atau yang bisa disebut dengan penggumpalan berikutnya yang memiliki bentuk cincin materi yang membentuk sebuah protoplanet sampai proto satelit.

Pada situasi tertentu juga bila nebula yang ada memiliki massa yang sangat besar, maka akan terjadi pula tahapan kondensasi yang terjadi berulang kali. Proses yang terjadi tersebut dinamakan sebagai proses fragmentasi.

3. Hipotesis Planetesimal

Teori pembentukan tata surya yang ketiga yaitu hipotesis planetesimal. Teori ini muncul setelah seorang astronom asal Amerika Serikat bernama Forest Ray Moulton pada tahun 1900 mengemukakan dan menunjukan mengenai ketidaksesuaian antara hipotesis dari teori nebula dengan hasil observasi yang didasari penelitian.

Selanjutnya, pada tahun 1904 hingga 1905, bersama dengan pakar geologi bernama Thomas Chrowder Chamberlain, beliau menawarkan ide baru yang diberi nama hipotesis planetesimal. Dengan adanya pengamatan beliau terhadap bentuk nebula spiral, semakin menguatkan pandangan yang dimilikinya.

Pada tahun 2015 pada Encyclopaedia Britannica, planetesimal diartikan sebagai salah satu dari sekumpulan benda yang memiliki teori telah bergabung dalam membentuk bumi dengan berbagai planet lainnya setelah mengembun dari konsentrasi materi difus yang ada pada awal sejarah tata surya.

Gumpalan dengan ukuran paling besar yang ada pada pusat kabut pilin berubah menjadi matahari, sedangkan beberapa gumpalan yang memiliki ukuran yang relatif lebih kecil berubah menjadi planet yang bersama beredar mengelilingi matahari atau berevolusi terhadap matahari.

4. Teori Pasang Surut

Teori pembentukan tata surya yang keempat yaitu teori pasang surut. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Georges-Louis Leclerc Comte de Buffon. Pada teori ini disebutkan bahwa tata surya yang ada berasal dari materi matahari yang terlempar setelah mengalami tabrakan dengan sebuah komet.

Namun, teori pasang surut tersebut kemudian diperbaiki oleh James Hopwood Jeans yang merupakan astronom yang berasal dari Inggris pada tahun 1917. Menurutnya mengenai teori pasang surut, beliau menyatakan bahwa tata surya yang ada diperkirakan terbentuk akibat melintasnya sebuah bintang yang berada di dekat matahari.

Hal tersebut yang membuat sebagian materi yang ada pada matahari tersedot serta terlempar ke luar yang membuat terbentuknya berbagai planet tersebut.

5. Teori Bintang Ganda

Teori pembentukan tata surya yang kelima yaitu teori bintang ganda. Dimana Ray Lyttleton pada tahun 1930-an mengemukakan dan menyimpulkan jika matahari pada awalnya merupakan sistem bintang ganda. Yang kemudian, pasangan dari matahari mengalami tabrakan dengan bintang lain.

Hasil dari ledakan tersebut menghasilkan sisa yang pada akhirnya membentuk sebuah planet. Terdapat juga alternatif berikutnya yaitu sistem bintang bertiga dan dua bintang teman matahari mengalami tabrakan dan pada akhirnya menjadi planet yang ada saat ini.

Untuk lebih memahami mengenai seluk beluk tata surya, struktur bumi, dan juga hal lainnya yang berhubungan dengan tata surya yang ada, Grameds dapat membaca buku Bumi Dan Tata Surya karya Danang yang ada dibawah ini.

beli sekarang

Deskripsi Buku

Tata Surya adalah sebuah kesatuan sistem yang beri kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari matahari, dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Secara spesifik, dalam tata surya kita, kesatuan sistem itu terdiri dari Matahari, planet-planet yang berjumlah 8 termasuk bumi, satelit dari masing-masing planet, dan jutaan benda langit lainnya (asteroid, meteor, dan komet). Lalu, kenapa buku ini diberi judul Bumi dan Tata Surya, bukankah bumi itu sendiri merupakan bagian dari tata surya?

Buku ini diberi judul demikian karena selain membahas tata surya juga membahas planet bumi secara detail. Sehingga dengan membaca buku ini kita tidak hanya bisa belajar tentang sistem tata surya, tetapi kita juga bisa belajar tentang seluk beluk planet bumi, struktur bumi, bagian-bagian bumi seperti gunung, gurun, atmorfir, laut, sungai, tanah, juga berbagai bentuk fenomena alam yang lazim terjadi di bumi. Buku ini dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga dapat digunakan oleh siswa maupun guru. Ulasan lengkap dan mudah dipahami.

6. Teori Awan Antar Bintang

Teori pembentukan tata surya yang keenam yaitu teori awan antar bintang yang dikemukakan dan diutarakan oleh seorang astronom Soviet bernama Otto Schmidt pada tahun 1943.

Dalam kajian teori ini, banyak pula astronom Soviet yang ikut bergabung serta berfokus pada teori ini. Dimana, Lyttelton juga ikut serta dalam memodifikasi teori ini berbasis mekanisme penggumpalan awan materi yang mirip dengan planetesimal.

Pada teori awan antar bintang, jika matahari melewati daerah awan materi yang padat. Dengan adanya proses penarikan materi, hal tersebut yang membuat terbentuknya cakram materi yang ada di sekitar matahari.

7. Teori Awan Debu atau Proto Planet

Teori pembentukan tata surya yang ketujuh yaitu teori awan debu atau proto planet. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi yang berasal dari Jerman bernama Carl von Weizsaecker pada tahun 1940-an yang melalui teori proto planet ini mengemukakan pendapatnya mengenai bagaimana terbentuknya tata surya yang ada.

Teori awan debu ini kembali disempurnakan tepatnya pada tahun 1950-an oleh Gerard P. Kuiper, dimana beliau melakukan perbaikan pada berbagai teori yang ada sebelumnya. Teori ini sendiri merupakan teori yang paling banyak diterima banyak orang, hal tersebut dikarenakan teori ini dianggap memenuhi syarat bagi keadaan yang ditemukan, baik di dalam dan juga di luar tata surya.

Teori protoplanet atau awan debu ini sendiri didasari oleh matahari serta planetnya yang berasal dari kabut gas. Kabut gas yang ada tersebut tersebar secara tipis di angkasa dalam jumlah yang banyak.

Dengan adanya pengaruh yang berasal dari gaya tarik antarmolekul di dalam kabut gas tersebut, secara perlahan membuat kabut tersebut menjadi gumpalan yang dengan perkembangan waktu menjadi padat. Keadaan tersebut sendiri disebabkan karena adanya gerak gas secara berputar dan tidak beraturan yang ada pada kumpulan kabut.

Namun, gerak tersebut kemudian lama kelamaan menjadi perlahan serta berputar yang membuat kabut tersebut menjadi padat dan pipih. Salah satu gumpalan yang ada mengalami pemepatan pada bagian tengahnya, sementara beberapa gumpalan kecil lainnya hanyut pada sekitar lingkungan pusat tersebut. Gumpalan yang ada di tengah tersebut yang kemudian kita kenal sebagai matahari.

8. Teori Ledakan Maha Dahsyat atau Big Bang

Teori pembentukan tata surya yang kedelapan yaitu teori ledakan maha dahsyat atau juga yang dikenal dengan teori big bang. Teori ini diungkapkan oleh Ralph Alpher, George Gamow, serta Robert Herman pada tahun 1948 yang menyatakan bahwa alam semesta yang ada memiliki dimensi yang tidak terbatas, dimana alam semesta tersebut tidak memiliki awal dan juga bersifat abadi.

Dengan adanya dasar di filosofi materialis, pandangan tersebut kemudian menyangkal teori Sang Pencipta, dimana teori Big Bang sendiri menyatakan bahwa semesta yang ada sebagai kumpulan materi yang konstan serta tidak dapat berubah serta stabil.

Namun, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang ada pada abad ke 20, konsep primitif tersebut dihancurkan. Kemudian, pada awal abad ke 21 dimana sejumlah pengamatan, perhitungan, serta percobaan fisika modern dilakukan berhasil menghasilkan suatu kesimpulan, yaitu seluruh alam semesta yang ada beserta dimensi waktu, muncul karena hasil dari ledakan raksasa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu yang terjadi dalam sekejap saja.

Alam yang ada tersebut kemudian menjadi materi, yang kemudian berubah menjadi materi yang berukuran sangat kecil serta padat, massa yang ada sendiri memiliki tekanan yang besar serta sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya reaksi inti yang kemudian terjadi sebuah ledakan besar yang cukup hebat.

Massa tersebut kemudian berserakan dan semakin lama terus berkembang pada kurun waktu yang cepat serta bergerak menjauhi pusat ledakan yang membentuk berbagai kelompok dengan berat jenis yang jauh lebih kecil serta terus mengalami pergerakan menjauhi titik pusat yang ada.

Dentuman besar tersebut sendiri terjadi ketika seluruh materi pada kosmos dengan kerapatan yang besar serta suhu yang sangat tinggi yang berasal dari volume yang sangat kecil. Alam semesta yang ada sendiri terlahir dari adanya singularitas fisis dalam keadaan yang ekstrim.

Teori ledakan maha dahsyat atau teori big bang ini sendiri juga menguatkan mengenai pendapat bahwa alam semesta yang ada saat ini pada mulanya tidak ada, namun sekitar dua belas milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.

Peristiwa yang ada tersebut kemudian dikenal dengan ledakan maha dahsyat “Big Bang” yang membentuk keseluruhan alam semesta tepatnya sekitar lima belas milyar tahun yang lalu. Teori ini juga menyatakan bahwa jagat raya ini sendiri tercipta dari sebuah ketiadaan dari hasil ledakan yang ada di satu titik tunggal.

9. Teori Apungan

Teori pembentukan tata surya yang kesembilan adalah teori apungan. Teori ini sendiri pertama kali diungkapkan oleh perhimpunan ahli geologi Frankfurt asal Jerman yang disebut dengan teori pergeseran benua-benua dan apungan.

Teori ini juga pertama kali dipopulerkan dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang memiliki judul Die Entstehung der Konfjnenfe und Ozeane yang memiliki arti asal usul lautan serta benua.

Buku tersebut kemudian menimbulkan kontroversi besar pada lingkungan ahli geologi, dimana hingga akhirnya keadaan mereda tepatnya pada tahun enam puluhan setelah teori apungan benua oleh Wegener tersebut mendapat banyak dukungan

Wegener mengemukakan teori apungan ini sendiri berdasarkan berbagai pertimbangan, sebagai berikut.

1. Terdapat persamaan antara garis kontur yang ada pada pantai timur benua Amerika Utara dengan benua Selatan dengan garis kontur Afrika dan pantai barat Eropa. Kesamaan pola garis kontur yang ada pada pantai tersebut sendiri menunjukkan bahwa pada dasarnya Benua Amerika Utara dan juga Selatan serta Eropa dan Afrika pada dahulunya merupakan bento daratan yang letaknya saling berhimpitan.

Melalui fakta formasi geologi yang ada pada bagian yang bertemu tersebut serta kesamaannya. Keadaan itu sendiri berhasil membuktikan kebenarannya. Dimana formasi geologi yang ada di sepanjang pantai Afrika Barat yang terbentang dari tanjung Afrika Selatan serta Sierra Leone sama dengan formasi geologi yang ada pada pantai Timur Afrika, dari Bahia Blanca serta Peru.

2. Berbagai benua tersebut juga dulunya disebut sebagai Benua Pangea yang kemudian pecah dikarenakan adanya gerakan benua besar selatan yang mengalami pergerakan ke arah barat serta ke arah utara menuju khatulistiwa.

Daerah tersebut sendiri kemudian mengalami pergerakan dengan kecepatan 36 m/ tahun bergerak menjauhi darah Eropa sementara Kepulauan Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan yang memiliki kecepatan 9 m/tahun. Berdasarkan peristiwa tersebut kemudian terjadilah banyak hal bentangan samudra dan benua yang mengapung secara terpisah.

Samudra Atlantik yang ada sendiri juga semakin lama menjadi luas dikarenakan benua Amerika yang saat itu juga masih bergerak ke arah barat, hal tersebut yang membuat terjadinya berbagai lipatan pada kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan yang terbentang dari selatan serta utara yang ada di sepanjang pantai Amerika Selatan serta Utara.

Aktivitas seismik luar biasa yang terjadi di sepanjang Patahan St. Andreas, yang berlokasi di dekat pantai barat Amerika Serikat. Batas Samudra Hindia tersebut kian mendesak ke utara. Dimana anak benua India yang ada juga terus menyempit serta mendekati Benua Eurasia, yang pada akhirnya menimbulkan lipatan pada Pegunungan Himalaya. Pergerakan pada benua tersebut sendiri hingga saat ini juga masih terus berlangsung serta dibuktikan dengan semakin melebarnya celah yang ada di alur bagian dalam samudra.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai berbagai pembentukan tata surya yang dapat membantu Grameds lebih memahami dan mengetahui asal mula dari tata surya yang ada. Kamu juga dapat mempelajari lebih lanjut mengenai berbagai benda langit lainnya melalui berbagai buku yang tersedia di Gramedia, sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akan selalu menyediakan buku dengan pilihan yang berkualitas serta bermanfaat. Beli bukunya sekarang juga!

Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Teori Pembentukan Tata Surya

About the author

Mochamad Harris

Menulis artikel merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik saya untuk dapat mengetahui berbagai macam hal serta informasi terupdate yang sedang terjadi pada saat ini. Saya suka dengan tema olahraga dan juga travelling.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Harris