Geografi

Susunan Tata Surya dan Beberapa Fakta Uniknya

susunan tata surya
Written by Mochamad Harris

Susunan Tata Surya dan Beberapa Fakta Uniknya – Ilmu yang mempelajari berbagai benda langit serta sifat dan gejalanya disebut astronomi. Dalam penelitian benda-benda langit, para ahli astronomi menggunakan berbagai alat bantu salah satunya adalah teleskop atau teropong. Teropong yang digunakan ada yang landas bumi seperti di Observatorium Bosscha, dan teropong ruang angkasa yang berada di atmosfer bumi seperti teleskop Hubble.

Berdasarkan penelitian para pakar, hingga saat ini adanya kehidupan diyakini hanya ada di bumi. Para pakar tidak menemukan adanya tanda kehidupan di planet-planet selain bumi. Planet Mars contohnya, di sana hanya ditemukan sisa kehidupan atau dengan kata lain pernah ada kehidupan sebelumnya di planet Mars.

Bumi adalah planet yang senantiasa memutari bintang pusatnya yaitu matahari. Selain bumi, masih banyak benda langit yang berputar dalam pengaruh matahari. Benda-benda langit tersebut antara lain, planet, satelit, planet kerdil, komet, asteroid, dan lain-lain. Seluruh benda langit tersebut beserta dengan matahari berada dalam suatu sistem yang disebut sistem tata surya.

Tata surya atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan solar system, terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Tata surya terletak di tepi galaksi bima sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1.1017 km dari pusat galaksi atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima sakti dengan kecepatan 220 km/detik dan membutuhkan waktu 225 hingga 250 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi.

Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara dengan tata surya yang memilki garis pusat setahun keceepatan cahaya dengan ditandai adanya taburan komen yang disbut awan Oort. Ada juga awan Oort berbentuk piring pada bagian dalam tata surya yang dikenal dengan sebutan awan Oort dalam.

A. Susunan Tata Surya

susunan tata surya

Source : bobo.grid.id

Secara umum, susunan tata surya dipimpin oleh bintang yang sangat panas yang menjadi pusatnya yaitu matahari. Matahari menjadi pusat dan dikelilingi oleh benda langit seperti planet, asteroid, komet, satelit alam dan lain-lain yang secara lengkap dibahas dalam buku Eksplorasi Tata Surya dibawah ini.

1. Matahari

Matahari merupakan bintang di pusat tata surya. Memiliki bentuk hamper bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur dengan medan magnet. Secara spesifik, tata surya yang ada terdiri dari Matahari, 8 planet, satelit, dan berbagai benda langit yang dibahas di dalam buku Bumi Dan Tata Surya.

Diameter matahari sekitar 1.392.684 km dan massanya sekitar 330.000 kali massa bumi. Secara kimiawi, sekitar ¾ massa matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa yang lain terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, besi, neon, dan lain-lain.

Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat meluruhnya gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar.  Sebagian besar materi berkumpul di tengah dan sisanya menjadi cakram beredar yang kelak menjadi tata surya.  Massa pusatnya menjadi semakin panas dan padat sehingga memulai fusi termonuklir di intinya.

Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap putaran dan memiliki gravitasi 27,9 kali gravitasi bumi. Terdapat julangan gas yang panas dan dapat mencapai 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV, radar di bumi dan bisa merusak satelit atau stasiun angka yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, ultraviolet, sinar inframerah, sinar X, dan angina matahari yang merebak ke seluruh tata surya.

Matahari merupakan bola gas raksasa yang energinya sangat besar menyebabkan menjadi sangat panas. Suhu di pusat matahari mencapai 15 juta derajat celcius. Sedangkan suhu permukaan matahari 50 kali suhu air mendidih. Akibatnya planet terdekat yaitu Merkurius dan Venus menjadi sangat panas juga. Sementara panas matahari ke bumi tidak terlalu panas dikarenakan jaraknya yang sangat jauh. Bumi menerima panas yang tidak terlalu tinggi.

2. Planet

Planet merupakan bintang yang letaknya berubah-ubah karena planet bergerak mengitari matahari. Planet tidak dapat memancarkan cahay matahari dan bintang. Cahaya yang dipancarkan planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya sehingga pada malam hari planet dapat dilihat dengan mata telanjang dan kelihatan terang seperti bintang. Setiap planet memiliki lintasan orbitnya seendiri-sendiri dan berbentuk elips.

Johannes Kepler pada abad ke-17 membuktikan bahwa lintasan orbit planet berbentuk lonjong (elips) dan matahari berada di salah satu titik fokus elips (lonjong). Susunan delapan planet mulai dari yang jaraknya terdekat dengan matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Berdasarkan jarak dengan matahari, planet yang disebut inferior (planet dalam) adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan yang disebut planet superior (planet luar) adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. 

Selain bergerak mengelilingi matahari, Sembilan planet juga berputar pada porosnya (rotasi). Arah sumbu pada porosnya juga berbeda-beda. Tetapi hampir semua berputar ke arah yang sama. Gerak rotasi planet menentukan pergantian siang dan malam pada permukaan planet. Pelajari secara lengkap mengenai susunan tata surya yang ada melalui buku Komik Sains Bocah Pintar: Tata Surya yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik!

Gerak sebuah planet dalam orbitnya mengitari matahari disebut revolusi, sedangkan perputaran planet mengitari sendiri porosnya disebut rotasi. Periode revolusi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah planet untuk beredar sekali mengitari matahari, sedangkan periode rotasi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah planet untuk berputar sekali mengitari porosnya sendiri.

Sebuah benda langit bisa mendapatkan status planet apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: mengorbit matahari, memiliki massa yang cukup untuk bergravitasi sendiri sehingga memiliki bentuk yang relatif bulat, dan tidak membagi orbitnya dengan benda lain yang relatif sama ukurannya selain satelitnya sendiri.

Dengan demikian, karena orbit Pluto memotong orbit neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari dan kadang berada lebih dekat dengan matahari dibanding neptunus, maka pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat ketiga. Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil.

Keluarga ini anggotanya Pluto dan benda-benda langit lain di tata surya yang mirip dengan pluto termasuk di dalamnya asteroid Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain.

3. Asteroid

Asteroid adalah bongkahan batu langit dan sisa logam dengan ukuran yang berbeda-beda dan tidak beraturan sisa pembentukan tata surya di masa lalu. Sebagian dari asteroid yang terdapat di tata surya berada di antara planet mars dan Jupiter. Mereka bergerombol membentuk suatu gugusan mirip sabuk yang beredar bersama mengorbit matahari.

Menurut ahli  lain juga mengatakan bahwa asteroid merupakan sisa-sisa bahan pembentuk planet yang memiliki diameter sabuk sekitar 100 km. Dalam berevolusi, sabuk asteroid membutuhkan waktu selama tiga hingga enam tahun dan jumlah steroid ini sangat banyak serta jarak antar satu asteroid dengan asteroid lain ribuan kilometer.

Kelompok asteroid tersebut sering disebut sabuk asteroid. Sabuk asteroid merupakan rumah bagi ratusan ribu asteroid dari yang berukuran sekecil partikel debu kosmik hingga yang sebesar miniatur planet.

Beberapa asteroid tersebut diberi nama Ceres, Pallas, Juno, Eros, dan Vesta. Diameter asteroid berkisar 1 hingga 750 km. massa keseluruhan asteroid hanya sekitar 0,001 massa bumi. Selain itu di antara orbit mars dan yupiter, asteroid juga ditemukan di antara saturnus dan Uranus. Asteroid ini dinamakan Chiron.

Diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tata surya berjumlah total antara 1,1 hingga 1,9 juta. Asteroid terluas dalam sistem tata surya sebelah dalam yaitu 1 Ceres dengan diameter 900-1000 km.

Dua asteroid sabuk sistem tata surya sebelah dalam ialah dua Pallas dan empat Vesta. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang terkadang terlihat oleh mata telanjang. Massa seluruh asteroid sabuk utama diperkirakan sekitar kurang lebih empat persen dari massa bulan.

Baca juga : Pemanasan Global: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Mengantisipasi

4. Satelit

Satelit berasal dari bahasa latin ”Satelles” yang memiliki arti pelayan, atau seseorang yang melayani pihak lain. Satelit memiliki pengertian yaitu benda langit yang bergerak mengitari sebuah planet.

Selain mengelilingi atau mengitari planet, satelit juga berputar pada porosnya yang dibahas pula pada buku Si Genius Sains #5: Mengelilingi Tata Surya yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik yang dapat membantu kamu belajar!

Berdasarkan cara terbentuknya, satelit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Satelit Alam

Satelit alam adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet. Contohnya: bulan sebagai satelit bumi, titan sebagai satelit alam Saturnus.

b. Satelit Buatan

Satelit buatan adlaah satelit yang dibuat leh manusia dan digunakan untuk tujuan tertentu. Contohnya, satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan lain-lain.

Pada umumnya planet-planet dalam sistem tata surya memiliki beberapa satelit yang senantiasa mengiringi. Hanya Merkurius dan Venus yang tidak memiliki satelit.

No Nama Planet Jumlah Satelit Alam
1 Merkurius 0
2 Venus 0
3 Bumi 1
4 Mars 2
5 Jupiter 17
6 Saturnus 18
7 Uranus 15
8 Neptunus 8

Tabel 1. Jumlah satelit alam dalam planet.

5. Komet

Komet merupakan benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang berbentuk elips. Komet menyerupai bintang dan sering disebut orang sebagai bintang berekor. Komet tersusun atas gas, es, dan debu. Ketika komet bergerak mendekati matahari, lapisan es pada komet menguap.

Kumpulan uap dan debu itu terdorong oleh angina mengelilingi matahari sehingga menjauhi matahari. Itulah sebabnya, saat komet mendekati matahari, ekornya berada di depan. Panjang ekor komet dapat mencapai jutaan kilometer. Semakin mendekati matahari maka ekor komet semakin panjang.

Jumlah komet di angkasa diperkirakan lebih dari 100 miliar. Komet yang paling terkenal adalah Halley. Komet yang muncul 76 tahun sekali. Selain Halley ada juga Komet Encke yang muncul 3,3 tahun sekali, komet Biela muncul 6,6 tahun sekali, dan Kohoutek muncul dua tahun sekali.

Astronom dari Universitas Harvard, Fred Whipple, pertama kali mengusulkan pada tahun 1950 mengenai struktur komet yang berupa gumpalan es kotor berdiameter 1-10 kilometer karena tersusun dari berbagai senyawa seperti karbondioksida, sianida, amonia, air, metana, serta berbagai macam logam yang bercampur dengan batu dan debu.

Saat komet bergerak mendekati matahari pada jarak kurang dari 3 SA, kemudian muncul selubung gas dan debu yang berukuran 100.000 hingga 1 juta kilometer yang disebut Coma. Dari kata inilah sebutan ‘Komet “ berasal. Gas dalam coma beragam seperti CO, HCN, CH, CN, air dan formaldehid.

Coma ini diselubungi oleh awan hidrogen yang memiliki ukuran jutaan kilometer dan muncul dari disosiasi radikal hidroksil (OH) akibat radiasi matahari pada materi yang ada di Coma.

Ketika jarak komet kian mendekat ke matahari, maka muncul ekor komet akibat partikel yang dipancarkan matahari menguapkan materi yang menyelubungi inti komet. Terdapat dua ekor matahari yaitu ekor ion yang arahnya selalu menjauhi matahari, dan ekor debu yang arahnya melengkung ke matahari akibat tarikan gravitasi matahari.

Menurut catatan sejarah, pengamatan komet telah dilakukan ratusan tahun yang lalu. Seiring dengan perkembangan teknologi pengamatan, penemuan komet kini semakin banyak. Sudah ada ribuan komet yang ditemukan sekarang ini.

Misal, komet Shoemaker-Levy 9 yang sebagian materinya menabrak yupiter pada tahun 1994. Komet tersebut ditemukan oleh pasangan Eugene dan Carolyn Shoemaker serta David Levy pada 23 Maret 1993. Tata cara penamaan yang lain adalah dengan menurut tahun ditemukannya komet diikuti huruf kecil pada tahun ditemukannya. Misalnya, komet ketujuh yang ditemukan pada tahun 2004 adalah 2004g.

6. Meteor

Meteor merupakan benda angkasa yang berupa pecahan batuan angkasa yang jatuh dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi maka akan terjadi gesekan dengan udara sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan terbakar.

Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai pada permukaan bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar pada permukaan bumi seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut dengan kawah meteorit contohnya kawah meteorit di Arizona Amerika Serikat.

Di angkasa, banyak ditemukan benda-benda langit berukuran kecil yang tidak memiliki lintasan tertentu. Benda yang bergerak bebas dengan kecepatan tinggi ini disebut (meteoroid). Apabila benda ini tertarik oleh planet yang memiliki atmosfer seperti bumi, maka benda tersebut akan berpijar karena bergesekan dengan atmosfer. Benda yang berpijar tersebut dinamakan meteor. Benda inilah yang sering kita lihat di angkasa, bergerak cepat. Beberapa orang menyebut meteor sebagai bintang jatuh atau bintang pindah tempat.

Apabila meteor tidak habis terbakar di atmosfer, maka akan sampai di bumi. Batu meteor tersebut yang dinamakan meteorit. Karena batu meteor tersebut bergerak dengan kecepatan yang tinggi, ditambah lagi dengan ukurannya yang besar, maka ketika jatuh ke permukaan bumi biasanya menimbulkan suara yang sangat keras seperti ledakan. Tabrakan ini juga bisa menyebabkan terbentuknya sebuah kawah yaitu kawah meteor seperti yang berada di Australia.

Temukan berbagai fakta menarik lainnya seputar tata surya beserta jawaban dari semua pertanyaan-Mu melalui buku karya Miles Kelly berjudul Tanya Jawab Seru Tentang Tata Surya dibawah ini.

Baca juga : Hujan Meteor dan Daftar Fenomena Alam di Sepanjang 2020

B. Fakta Unik Susunan Tata Surya

Di dalam susunan tata surya, yang menjadi pusat massa adalah matahari. Terdapat sekitar 99,85 persen dari keseluruhan massa dalam sistem tata surya terdistribusi sebagai massa matahari. Adapun massa sisanya terdistribusi sebagai massa dari benda langit lainnya dalam planet, komet, asteroid, satelit alam, dan meteorid yang ada dalam susunan tata surya.

Matahari memiliki massa paling besar di antara anggota tata surya yang lain dan matahari menjadi pusat tata surya di mana semua anggota tata surya yang lain mengelilingi matahari. Dalam hukum gravitasi universal, hal ini dijelaskan oleh Newton.

No Nama Benda Langit Persentase Massa (%)
1 Matahari 99,85
2 Planet-planet 0,135
3 Satelit Alam 0,00005
4 Komet 0,01
5 Asteroid 0,0000002
6 Meteorid 0,0000001

Tabel 2. Distribusi Massa dalam Sistem Tata Surya

Sobat Gramedia, itulah penjelasan mengenai susunan tata surya, masih banyak rahasia tata surya yang menakjubkan yang belum diketahui. Hal ini tentu menambah perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang astronomi agar selalu melakukan penelitian.

Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Susunan Tata Surya

About the author

Mochamad Harris

Menulis artikel merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik saya untuk dapat mengetahui berbagai macam hal serta informasi terupdate yang sedang terjadi pada saat ini. Saya suka dengan tema olahraga dan juga travelling.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Harris