Sejarah Puasa di Zaman Nabi – Setiap tahunnya, ratusan juta umat Muslim akan melewati bulan Ramadan, di mana mereka akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Ibadah ini selalu dinantikan oleh masyarakat Muslim, karena mereka akan mendapat pahala berlimpah yang tidak akan mereka bisa temukan di bulan-bulan lain.
Tidak hanya itu, terdapat juga sejumlah tradisi yang hanya keluar di bulan Ramadan. Grameds pasti sudah menyadari bahwa beberapa hal hanya bisa ditemukan ketika bulan suci tersebut berlangsung. Mulai dari teriakan membangunkan sahur, jajanan-jajanan khas puasa, hingga berbagai pengajian di masjid.
Table of Contents
Sejarah Puasa di Zaman Nabi
Tentunya, umat Muslim amat menikmati bulan Ramadan ini. Pada umumnya, bulan Ramadhan hanya lewat setahun sekali dalam kalendar masehi. Tentu saja mereka akan memaksimalkan keberadaan bulan ini untuk mencari pahala lebih banyak.
Tradisi yang lewat di bulan suci ini juga sesuatu yang menyenangkan untuk dijalankan. Kita bisa menemukan jajanan yang sebelumnya tidak ada pada hari-hari biasa, bertemu dengan teman-teman lama lewat buka bersama, dan berkumpul dengan sanak saudara menjelang akhir bulan Ramadan, atau lebih dikenal dengan istilah mudik.
Namun, pernahkah terpikir oleh Grameds, mengenai sejarah dari bulan puasa, khususnya sejarah puasa di zaman nabi? Apakah wilayah yang memiliki mayoritas umat Muslim, khususnya di Indonesia, melakukan tradisi yang sama dengan masyarakat beragama Islam pada zaman nabi? Atau akan ada perbedaan dari segi budaya menjalankan ibadah puasa?
1. Sejarah Puasa Asyura
Untuk mencari tahu hal tersebut, Grameds perlu terlebih dahulu mempelajari sejarah dari puasa itu sendiri, sebelum mengetahui sejarah puasa di zaman nabi. Menurut catatan informasi yang beredar, sebelum umat Muslim menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, rata-rata dari mereka terlebih dahulu menjalankan puasa Asyura.
Puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang jatuh di tanggal 10 Muharram tiap tahunnya. Puasa ini dapat menghapus dosa-dosa yang sudah umat Muslim perbuat selama setahun sebelumnya, dan akan menghapus dosa-dosa yang akan dibuat oleh mereka selama satu tahun ke depan.
Tanggal 10 Muharram merupakan salah satu dari sekian banyak hari baik bagi penganut agama Islam. Di hari tersebut, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Raja Firaun. Dia menurunkan air bah untuk menenggelamkan sang raja beserta pasukannya.
Nabi Muhammad SAW mempelajari hal ini ketika beliau sampai di kota Madinah setelah hijrah. Berdasarkan riwayat sejumlah hadits, Rasulullah SAW mendapatkan informasi ini dari kaum Bani Israil yang tinggal di kota tersebut. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW mengajak sahabat-sahabatnya untuk ikut menjalankan puasa Asyura.
Prinsip puasa Asyura pada masa itu pun sama dengan puasa yang kita ketahui sekarang. Umat Muslim dilarang untuk makan dan minum, serta diwajibkan menahan nafsu dan emosi mereka selepas sahur dan adzan Subuh. Ketika adzan Maghrib berkumandang, barulah mereka diizinkan untuk kembali minum dan makan.
2. Sejarah Puasa di Bulan Ramadhan
Puasa Asyura sendiri berjalan selama beberapa tahun setelah Rasulullah SAW bermukim di Madinah. Setelah beberapa lama, Allah SWT menurunkan perintah kepada umat Muslim untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Perintah-Nya disampaikan melalui Q. S. Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi:
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
“Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Puasa di bulan Ramadan ini pun juga memiliki sistematika yang sama dengan puasa Asyura. Namun, pada mulanya, Nabi Muhammad SAW mengimbau para sahabat untuk tidak berada di dekat istrinya ketika bulan Ramadan. Hal ini bertujuan untuk mencegah hubungan antara suami dan istri.
Mulanya, sahabat-sahabat Rasulullah SAW merasa terbebani dengan perintah ini. Mereka meminta keringanan untuk tetap diperbolehkan melakukan hubungan antara suami dan istri. Akhirnya, mereka tetap diizinkan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan catatan mereka melakukannya pada malam hari, sebelum adzan Subuh terdengar.
Puasa di bulan Ramadhan inilah yang menggantikan puasa Asyura. Meskipun begitu, Nabi Muhammad SAW tetap mengizinkan para sahabat jika ingin berpuasa di tanggal 10 Muharram. Hanya saja, puasa tersebut tidak dianggap wajib, dan dijadikan sebagai puasa sunnah untuk menambah pahala.
Di masa itu, bagi umat Muslim yang tidak bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, mereka diharuskan untuk membayar fidyah. Fidyah merupakan pengganti bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah puasa. Fidyah dilakukan dengan cara memberi santunan berupa makanan atau uang terhadap fakir miskin.
Pada akhirnya, masyarakat Muslim di zaman Rasulullah SAW mulai terbiasa dengan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Peraturan fidyah akhirnya dihapus, dan kini hanya diperuntukan bagi orang-orang yang benar-benar tidak sanggup menjalankan ibadah puasa di bulan tersebut, seperti ibu hamil dan orang dengan sakit keras.
3. Sejarah Ibadah Puasa Masuk ke Indonesia
Jika Grameds mengikuti mata pelajaran sejarah dengan saksama, Grameds sudah mempelajari bahwa sebelum Islam masuk ke Indonesia, negara ini terlebih dulu didatangi oleh pelancong dari India dan sekitarnya, yang membawa pengaruh agama Hindu dan Budha ke dalam negeri ini.
Barulah ketika memasuki abad ke-9, ajaran agama Islam masuk ke dalam Indonesia melalui pedagang dan pelancong dari Arab. Penyebaran agama Islam di Indonesia semakin diperkuat dengan banyaknya kerajaan bercorak Hindu dan Budha yang runtuh, baik karena serangan dari kerajaan lain atau adanya kudeta dalam pemerintahannya.
Kendati demikian, ajaran terkait agama Islam masih tersebar secara sporadis dan belum merata. Masih terdapat sejumlah daerah di Indonesia yang belum mendapat pengetahuan mengenai agama Islam. Perintah wajib seperti sholat, membaca Al Quran, dan berpuasa, belum dilakukan oleh banyak penduduk di Indonesia.
Penyebaran agama Islam, khususnya di pulau Jawa, terbantu oleh keberadaan Wali Songo. Mereka berdakwah di tanah Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam sekitar abad ke-14. Dakwah yang mereka lakukan berupa ajaran mengenai agama Islam dengan campuran budaya khas Indonesia.
Semenjak itu, agama Islam memiliki semakin banyak pemeluk. Kemudian perlahan, mereka menyebar dari pulau Jawa menuju ke pulau-pulau lain di nusantara. Pada akhirnya, Indonesia memiliki populasi penganut agama Islam terbanyak di dunia, dengan catatan mencapai 220 juta orang per tahun 2022.
Puasa sendiri mulai banyak dilaksanakan banyak orang Indonesia memasuki akhir abad ke-19. Menurut catatan sejarah, banyak masyarakat yang memiliki kemampuan untuk pergi ke Mekkah, untuk mempelajari agama Islam lebih lanjut. Ilmu yang mereka dapat di sana dibawa pulang dan disebarluaskan lebih lanjut di Tanah Air.
Sementara itu, tradisi yang biasa Grameds lakukan ketika berpuasa pada umumnya bukanlah tradisi berdasarkan sejarah puasa di zaman nabi, melainkan budaya asli Indonesia yang sudah tercampur dengan ajaran Islam, pada masa dakwah Wali Songo, dan tetap dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini.
Manfaat Puasa
Sekarang, Grameds pasti sudah memahami seluk beluk serta sejarah puasa itu sendiri, mulai dari puasa pertama bagi umat Muslim, sejarah puasa di bulan Ramadhan, hingga bagaimana puasa itu sendiri masuk ke Indonesia, beserta perbedaan budaya yang ada di zaman nabi dan saat ini.
Jika berbicara mengenai manfaat dari puasa, Grameds juga pasti sudah paham bahwa puasa dapat memberikan amal pahala yang banyak jika dijalankan dengan baik. Namun, manfaat puasa tidak terbatas hanya untuk mendapat pahala bekal akhirat nanti.
Berdasarkan ilmu sains, puasa sendiri memiliki manfaat yang begitu besar bagi tubuh manusia. Setidaknya, terdapat 5 manfaat puasa yang Grameds dapat dirasakan di tubuh masing-masing. Tentunya, ini hanya berlaku jika Grameds menjalankan puasa dengan baik dan benar.
1. Mengontrol Kadar Gula Dalam Tubuh
Jika kamu berbuka puasa dengan makanan dan minuman sehat, serta tidak berlebihan dalam mengkonsumsi takjil, puasa dapat membantumu mengontrol kadar gula dalam tubuh, yang berpotensi menyebabkan penyakit diabetes atau penyakit lain berhubungan dengan gula.
2. Mengurangi Risiko Terkena Penyakit
Tubuh kita terkadang terbebani oleh kegiatan mencerna makanan. Dengan suplai makanan masuk yang sedikit ketika berpuasa, tubuh dapat meningkatkan kerjanya untuk keperluan lain. Salah satunya dengan meningkatkan imun tubuh, dan mengurangi resiko terkena penyakit seperti flu, pusing dan demam, serta sejumlah penyakit lain.
3. Meningkatkan Kerja Otak dan Sel Saraf
Puasa juga mampu meningkatkan kerja otak serta sel saraf manusia. Grameds dapat terhindar dari penyakit-penyakit otak seperti parkinson dan alzheimer. Selain itu, puasa juga dapat menghindarkan seseorang dari rasa cemas berlebih dan depresi.
4. Meningkatkan Pertumbuhan Metabolisme Tubuh
Ketika berpuasa, metabolisme seseorang akan meningkat. Lebih spesifik, produksi hormon terkait pertumbuhan manusia akan meningkat dan ikut membantu meningkatkan metabolisme. Ilmuwan masih mempelajari alasan di balik peningkatan hormon dan metabolisme saat orang sedang berpuasa.
5. Menurunkan Berat Badan
Jika dilakukan dengan tepat, Grameds bisa menurunkan berat badan ketika menjalankan puasa. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, hal ini hanya akan berlaku jika Grameds memperhatikan nutrisi dan kandungan dalam makanan dan minuman yang Grameds konsumsi ketika sedang berpuasa.
Kegiatan Ngabuburit Bermanfaat Selama Bulan Ramadhan
Apakah masih ada di antara Grameds yang kurang familiar dengan istilah ‘ngabuburit’? Istilah tersebut amat umum terdengar ketika masyarakat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Apa sebenarnya maksud dari ngabuburit?
Jika Grameds mencoba mencari kata ngabuburit di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemungkinan kalian tidak akan mendapatkan definisinya di sana. Ini dikarenakan, kata ngabuburit bukanlah kata bahasa Indonesia baku, melainkan berasal dari istilah dalam bahasa Sunda.
Ngabuburit merupakan akronim dari kalimat “ngalantung ngadagoan burit“. Secara kasar, kalimat tersebut memiliki arti sebagai “bersantai menunggu waktu sore“. Dalam konteks bulan Ramadan, ngabuburit berarti menghabiskan waktu sebelum waktu berbuka puasa.
Terdapat banyak sekali kegiatan yang Grameds dapat lakukan ketika ngabuburit. Meskipun begitu, alangkah baiknya bagi Grameds jika menghabiskan waktu tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri masing-masing. Berikut adalah kegiatan ngabuburit yang bermanfaat selama bulan Ramadhan.
1. Tadarus
Kegiatan tadarus berarti membaca dan memahami isi dari Al Quran. Kegiatan ini selain menambah pengetahuan dan pemahaman Grameds soal agama Islam, juga sudah pasti dapat menambah pahala. Ini dikarenakan membaca Al Quran sudah menjadi kewajiban bagi umat Muslim.
Terlebih, pahala yang akan didapatkan semakin banyak ketika memasuki bulan Ramadhan. Jika Grameds konsisten membaca dan memahami isi Al Quran ketika sedang menjalankan ibadah puasa, berapa banyak pahala yang kalian akan dapatkan di penghujung bulan Ramadhan nanti?
2. Bersedekah Kepada Fakir Miskin
Mengeluarkan sedekah juga merupakan kewajiban bagi umat Muslim, terlebih untuk mereka yang dilimpahkan dengan rezeki berlebih. Jika Grameds memiliki rezeki yang bisa disisihkan untuk fakir miskin, tidak ada salahnya membagi sedikit dari rezeki kalian untuk mereka yang membutuhkan.
Di sekitar lingkungan tempat tinggal Grameds mungkin terdapat orang-orang seperti pedagang kaki lima, pemulung, atau tukang ojek yang membutuhkan sedikit rezeki. Melalui bersedekah kepada mereka, Grameds bisa menunjukan kepedulian terhadap lingkungan, dan sudah pasti mendapat pahala.
3. Mengerjakan Tugas
Perlu Grameds ketahui, memasuki bulan Ramadhan, kalian bisa mendapatkan pahala dari kegiatan yang sebelumnya tidak mendapatkan apa-apa. Bahkan tidur dan istirahat pun bisa membuahkan pahala. Tetapi, jika memang memungkinkan, tidak ada salahnya mencoba mengerjakan tugas masing-masing.
Memang kita memerlukan istirahat yang cukup. Namun, tidak baik bagi Grameds jika terlalu lama beristirahat hingga tugas yang seharusnya dikerjakan malah jadi terbengkalai. Sambil menunggu adzan Maghrib, Grameds bisa memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.
4. Membaca Buku
Membaca buku adalah kegiatan yang selalu menyenangkan untuk dilakukan. Aktivitas ini akan semakin asyik untuk dilakukan ketika sedang menjalankan ibadah puasa. Tanpa disadari, Grameds bisa menghabiskan sepanjang sore untuk membaca, dan tiba-tiba mendengar adzan Maghrib, pertanda untuk berbuka puasa.
Aktivitas membaca buku tidak pernah tidak bermanfaat. Grameds selalu bisa mendapatkan pengetahuan baru, baik itu dari buku fiksi maupun buku non-fiksi. Terlebih, jika Grameds serius dalam membaca dan memahami isi dari buku yang sedang dibaca.
Cukup sampai di sini artikel yang berisikan tentang sejarah puasa di zaman nabi, manfaat, serta kegiatan ngabuburit di bulan Ramadhan. Semoga saja dengan adanya artikel ini, Grameds semakin mendapatkan pengetahuan dan wawasan terkait sejarah ibadah puasa, khususnya di bulan Ramadan.
Selain itu, semoga Grameds bisa menjalankan ibadah puasa di tiap tahunnya tanpa mengalami kendala yang berarti, serta dapat menghabiskan waktu Grameds untuk beribadah lebih sering. Bulan Ramadhan merupakan sesuatu yang hanya akan muncul setahun sekali. Alangkah baiknya jika Grameds memanfaatkan waktu yang ada di bulan suci ini dengan sebaik mungkin.
Grameds juga bisa mengunjungi situs www.gramedia.com untuk mencari bahan bacaan di bulan Ramadhan. Terdapat banyak buku yang bisa kamu pilih sesuai dengan tema bulan suci ini, persembahan dari kami, Gramedia, #SahabatTanpaBatas.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
- Aliran Mu’tazilah
- Berpikir Kritis Menurut Islam
- Cara Mandi Wajib
- Cara Menjadi Seorang Ihsan
- Contoh Tawakal
- Doa Kelahiran Anak
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Setelah Adzan
- Dosa Besar Istri Terhadap Suami
- Fihi Ma Fihi
- Hasad
- Idul Adha
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Kekuatan Doa Ibu
- Keutamaan Dua Ayat Terakhir dari Surat Al-Baqarah
- Kisah Inspirasi Islami
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Macam Macam Sedekah
- Mahar Pernikahan dalam Islam
- Niat Puasa Bayar Hutang Ramadhan
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Pesantren Kilat
- Permohonan Maaf Menjelang Nisfu Syaban
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rukun Shalat
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sahabat Nabi Muhammad
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Sistem Ekonomi Islam
- Sujud Sahwi
- Takabur
- Tanda-Tanda Kiamat Kecil
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Umur Hewan Kurban
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Penulis: Adrianto Sukarso
Baca Juga!
- 15 Menu Berpuka Puasa Mudah dan Murah
- Cara Mengajarkan Puasa Kepada Anak Sejak Kecil
- Kisah Nabi Ilyasa AS yang Patut Diteladani
- Contoh Takdir yang Bisa Diubah dan Tidak
- Bagaimana Jika Puasa Tahun Lalu Belum Dilunasi?
- Kisah Nabi Daud AS yang Pemberani
- 10 Masjid Terbesar di Indonesia
- Tips Agar Tidak Bangun Kesiangan Ketika Sahur
- Motto Hidup Islami Untuk Hidup yang Lebih Tenteram
- Rekomendasi Buku Kultum Ramadhan
- Rekomendasi Resep Makanan Untuk Takjil
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien