in

Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) Karya Keigo Higashino

Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) merupakan salah satu novel karya dari penulis ternama asal Jepang, Keigo Higashino. Judul asli novel ini adalah “Akui” dalam Bahasa Jepang atau “Malice” dalam Bahasa Inggris. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1996. Novel ini merupakan novel bergenre fiksi, misteri, pembunuhan, aksi, dan kriminal.

Seperti karya-karya Keigo Higashino yang lain, novel ini akan menyajikan jalan cerita yang mampu membuat para pembaca merasa penasaran akan jawaban dari misteri yang disajikan, juga akhir dari cerita ini.

Keigo Higashino dikenal selalu menggunakan kosakata yang ringan, sehingga kisah-kisah karyanya mudah untuk dibaca, dipahami, dan dinikmati dengan santai, walaupun kisah yang disajikan memuat berbagai misteri yang membuat pembaca perlu ikut berpikir dan menebak-nebak jawabannya.

Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada bulan Agustus 2020 oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel ini menjadi novel keempat karya Keigo Higashino yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Dalam novel ini, Keigo Higashino berhasil menyajikan kisah yang menarik, menghibur, dan membangun psikologis karakter yang luar biasa dan mendalam.

Hidaka Kunihiko, seorang novelis ternama, ditemukan tewas di rumahnya pada malam hari, tepat sebelum dirinya meninggalkan Jepang untuk pindah ke Kanada. Tubuhnya yang sudah tak bernyawa ditemukan di ruang kerjanya yang terkunci di rumahnya. Rumahnya itu juga terkunci, dan di dalam rumah itu terdapat istri dan sahabatnya. Namun, keduanya memiliki alibi yang kuat. Mungkin.

Detektif Kaga Kyoichiro yang bertugas menyelidiki kasus pembunuhan itu menemukan bahwa hubungan Hidaka Kunihiko dengan sahabatnya, Nonoguchi Osamu, tak sesuai seperti yang diceritakan oleh Nonoguchi. Namun, pertanyaan yang paling mengganggu Detektif Kaga bukanlah siapa pelakunya atau bagaimana pembunuhannya, melainkan mengapa itu bisa terjadi.

Dari pertanyaan itu, Detektif Kaga dan sang pembunuh bertarung membeberkan kebenaran mengenai masa lalu dan masa kini dalam versinya masing-masing. Kalau Detektif Kaga gagal mengungkap motif sang pembunuh yang sebenarnya, kebenaran tidak akan terungkap seutuhnya.

Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) menjadi novel dari seri Detektif Kaga yang paling laris dan paling banyak dipuji. Perlu diketahui bahwa kisah dalam novel ini mengandung materi yang diperuntukkan untuk mereka yang sudah dewasa, yakni pembaca yang berusia 17 tahun ke atas. Novel Pembunuhan di Nihonbashi (The Newcomer) tak dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang masih berusia di bawah 17 tahun, karena dikhawatirkan tidak dapat mencerna dengan baik berbagai alur yang tidak sesuai dengan pemahaman di usianya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Profil Keigo Higashino – Penulis Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)
goodreads.com

Keigo Higashino merupakan pria kelahiran Osaka, pada tanggal 4 Februari 1958. Keigo Higashino merupakan seorang penulis asal Jepang yang populer, karena sejumlah karyanya yang bergenre misteri. Keigo Higashino mengawali karir kepenulisannya ketika ia menulis sebuah novel, padahal saat itu ia masih bekerja sebagai insinyur. Tak pernah ia sangka bahwa karya tulisnya tersebut disukai banyak orang. Ia pun sukses dikenal sebagai penulis melalui karyanya itu.

Hal ini kemudian membuat Keigo Higashino memutuskan untuk tidak melanjutkan karirnya sebagai insinyur, dan memulai karir yang serius sebagai seorang penulis novel. Keigo Higashino kerap kali disandingkan dengan penulis novel misteri populer internasional lainnya, seperti Dean Koontz, James Patterson, dan Tom Clancy. Bahkan, The Times menjuluki Keigo Higashino sebagai The Japanese Stieg Larsson.

Keigo Higashino berhasil menjabat sebagai Presiden ke-13 penulis Misteri Jepang dari tahun 2009 sampai 2013. Keigo Higashino tentunya juga sering mendapatkan penghargaan utama Jepang untuk karya-karyanya. Beberapa penghargaan yang pernah didapatkan oleh Keigo Higashino, di antaranya Mystery Writers of Japan Award, Penghargaan Edogawa Rampo, Penghargaan Naoki, Penghargaan Misteri Honkaku, dan Ch??k?ron Prize. Keigo Higashino sudah diakui sebagai penulis yang handal, yang dibuktikan lagi dengan sejumlah karyanya yang telah diubah menjadi film dan serial TV.

Ada 6 novel karya Keigo Higashino yang populer dan berhasil diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Novel pertama adalah The Devotion of Suspect X atau Kesetiaan Mr. X. The Devotion of Suspect X adalah novel yang menjadi bagian dari serial Detektif Galileo yang terkenal, seperti A Midsummer’s Equation dan Salvation of a Saint. Novel ini berhasil meraih kesuksesan dengan menjadi novel dengan penjualan tertinggi kedua di negara Jepang, baik itu kategori fiksi atau nonfiksi.

Jumlah penjualan novel ini mencapai lebih dari 800 ribu eksemplar. Saking populernya, cerita novel ini kemudian diadaptasi menjadi film layar lebar di Jepang. Sama seperti dalam bentuk buku, dalam bentuk film pun cerita ini digemari dan sukses menarik hati. Film The Devotion of Suspect X diketahui berhasil menduduki puncak box office selama 4 minggu. Film ini juga berhasil menjadi urutan ketiga dalam daftar film terlaris pada tahun 2017.

Novel kedua, yaitu Keajaiban Toko Kelontong Namiya atau The Miracles of the Namiya General Store. Keigo Higashino ternyata tidak hanya membuat karya novel bergenre misteri yang menegangkan saja. Ia juga pernah menerbitkan novel bergenre young adult seperti novel ini. The Miracles of the Namiya General Store menyajikan sebuah cerita yang mengharukan, yang dipenuhi oleh imajinasi dan keajaiban. Novel ini mengisahkan tentang tiga pemuda terlantar yang bernama Atsuya, Kohei, dan Shota. Mereka berusaha bersembunyi di sebuah toko yang kosong, karena mereka sedang dikejar-kejar oleh aparat penegak hukum.

Novel ketiga, yaitu The Newcomer atau Pembunuhan di Nihonbashi. Dalam novel ini, Keigo Higashino menampilkan prosedur penyelidikan polisi secara detail dan apik. The Newcomer adalah salah satu novel dari seri Detektif Kaga, yang mengisahkan Detektif Kaga Kyoichiro yang baru saja pindah untuk menjalankan tugas di Nihonbashi, Tokyo.

Novel keempat, yaitu Malice atau Catatan Pembunuhan Sang Novelis. Dalam novel ini, Keigo Higashino berhasil menyajikan kisah yang menarik, menghibur, dan membangun psikologis karakter yang luar biasa dan mendalam. Novel ini mengisahkan tentang sosok novelis yang bernama Hidaka Kunihiko. Ia ditemukan tewas tercekik di rumahnya sendiri. Jasadnya ditemukan oleh sang istri beserta sahabatnya yang juga seorang penulis di dalam kantornya yang terkunci. Namun, kedua orang itu memiliki alibi yang kuat.

Novel kelima, yaitu Salvation of a Saint. Novel ini menyajikan kasus yang cukup rumit. Salvation of a Saint mengisahkan tentang seorang lelaki yang ditemukan tewas di rumahnya akibat keracunan kopi. Istrinya sendiri menjadi satu-satunya tersangka yang paling dicurigai, karena ia diketahui baru dicampakkan sang suami tak lama sebelum kejadian itu. Pembaca pastinya akan dibuat untuk ikut menebak siapa pelaku pembunuhan ini. Pastinya juga, pembaca akan tergocek beberapa kali ketika menebak tokoh antagonis dalam cerita ini.

Novel keenam, Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama. Novel ini mengisahkan tentang pembunuhan yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Tak terkecuali ketika dunia sedang dilanda krisis, karena wabah pandemi Covid-19 yang tidak ada habisnya.

Orang yang jahat masih saja tidak merasa kondisi dunia ini menjadi halangan. Mereka tetap berani untuk melakukan aksi kejamnya. Mungkin tak ada seorang pun yang mengira, jika kota yang kecil, terpencil, dan hampir terlupakan ini dapat dijadikan target sasaran sebagai sebuah tempat pembunuhan. Apalagi, korban yang dibunuh adalah seorang mantan guru SMP yang disegani oleh para muridnya.

Sinopsis dan Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Pros & Cons
Pros Cons
  • Novel ini menawarkan kisah yang tidak rumit, tetapi disajikan dengan berbagai twist yang dapat membuat pembaca merasa kagum.
  • Novel ini menggunakan dua sudut pandang yang bergantian, dari sisi penyidik dan tersangka, sehingga pembaca akan diajak mengungkap kasus ini dari sudut dan pola pikir yang berbeda.
  • Kisah ini menawarkan trik psikologis yang menjebak.
  • Terjemahan dinilai mengalir dan nyaman untuk dibaca.
  • Pada bagian pertengahan cerita, alur kisah ini melambat, sehingga membuat beberapa pembaca merasa jenuh.

Novel ini mengisahkan tentang dua orang sahabat, yakni Hidaka Kunihiko dan Nonoguchi Osamu. Berdasarkan pengakuan dari Nonoguchi, dirinya dan Hidaka telah bersahabat baik sejak masih anak-anak dan duduk di Sekolah Dasar. Mereka berdua mempunyai cita-cita dan impian yang sama, yakni untuk menjadi seorang penulis terkenal dan mampu menghasilkan karya dengan penjualan terbaik.

Sayangnya, Hidaka Kunihiko berhasil lebih dulu menjadi seorang novelis populer, berkat salah satu karyanya yang fenomenal. Hal ini tentu saja membuat Nonoguchi Osamu merasa iri kepada Hidaka Kunihiko. Kisah ini dimulai dengan kasus kematian Hidaka Kunihiko, yang tercekik kabel telepon, setelah sebelumnya dipukul dengan alat pemberat kertas. Tubuhnya ditemukan di ruang kerjanya yang terkunci, di dalam rumahnya yang juga terkunci. Di dalam rumah itu, terdapat Rie-san, istri Hidaka, dan Nonoguchi.

Tentunya, mereka berdua ditetapkan menjadi tersangka. Sebab, mereka berdua adalah orang yang terakhir bertemu dengan Hidaka Kunihiko. Ternyata kasus ini tak sesederhana itu. Penyelidikan motif pelaku mengarahkan pada kejadian di masa lalu yang melibatkan perundungan dan kisah cinta terlarang yang entah benar atau hanya alibi saja.

Kasus ini ditangani oleh Detektif Kaga, yang ternyata merupakan mantan rekan kerja sesama guru dengan Nonoguchi Osamu. Detektif Kaga dan sang pembunuh pun bertarung membeberkan kebenaran mengenai masa lalu dan masa kini dalam versinya masing-masing. Kalau Detektif Kaga gagal mengungkap motif sang pembunuh yang sebenarnya, kebenaran tidak akan terungkap seutuhnya.

Kelebihan Berdasarkan Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) ini menawarkan kisah yang menarik dengan kasus yang tidak rumit. Meskipun sederhana, konsep cerita yang menyajikan twist dan cara eksekusi kisah ini selalu bisa membuat pembaca merasa kagum. Kasus yang disajikan dalam novel ini bagaikan lapisan bawang yang jika dikupas tidak akan habis, dan semakin dikupas akan memberikan rasa pedih. Keigo Higashino mampu menuliskannya menjadi narasi yang jelas dan mudah dipahami.

Kisah dalam novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) ini terbagi menjadi beberapa bagian yang menggunakan sudut pandang antara Detektif Kaga dan Nonoguchi Osamu. Maka itu, pembaca akan diajak untuk mengungkap kasus ini dari sudut dan pola pikir yang berbeda dari kedua tokoh tersebut. Kisah ini menyajikan sebuah trik psikologis yang menjebak. Di satu waktu, pembaca mungkin akan setuju dengan Detektif Kaga, tetapi di waktu yang lain, pembaca mungkin akan setuju dengan pandangan Nonoguchi.

Terjemahan novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) ini juga dipuji, karena sangat mengalir, tidak membuat bingung, dan nyaman untuk dibaca. Novel ini juga menyajikan catatan kaki yang menuliskan informasi tambahan tentang istilah yang belum ditemukan maknanya dalam bahasa Indonesia.

Kekurangan Berdasarkan Review Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Kekurangan novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) ini terletak pada bagian pertengahan cerita yang dinilai melambat alurnya. Dikisahkan, Detektif Kaga seperti mengalami penurunan ambisi untuk mengungkap kasus ini, padahal ia telah memberikan analisis yang akurat sebelumnya. Hal ini membuat beberapa pembaca merasa jenuh.

Pesan Moral Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice)

Melalui kisah ini, kita dapat belajar bahwa perundungan bagaikan duri dalam daging yang kalau dibiarkan, akan sangat menyakitkan dan berbahaya. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa perundungan sama dengan kenakalan remaja biasa. Padahal, perundungan lebih berbahaya daripada itu, dan mampu menghancurkan diri serta kehidupan seseorang.

Dari kisah ini, kita juga mengetahui bahwa orang tua zaman sekarang tidak membaca buku, tetapi mereka merasa harus membuat anak-anak mereka suka membaca. Oleh karena mereka bukan pembaca, mereka tidak mengetahui apa yang harus diberikan kepada anak-anak mereka. Hal ini bukanlah hal yang baik. Sebagai orang tua, kita harus mengajarkan anak kita hal-hal yang memang kita ketahui, dan memberikan contoh nyata yang baik, agar mereka dapat meneladaninya.

Sekian artikel ulasan novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) karya Keigo Higashino. Bagi kalian yang ingin mengungkap misteri pembunuhan ini bersama dengan Detektif Kaga, kalian bisa langsung mendapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Rating: 4.02

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy