Pkn Sosial Budaya

19 Suku di Pulau Sulawesi dan Lengkap dengan Keunikannya

suku di pulau sulawesi

Dengan keberagam suku di tanah air Indonesia, terdapat pula berbagai suku di Pulau Sulawesi yang wajib kamu ketahui pula. Kita tahu sendiri bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai sekitar 17.000.

Dari 17.000 pulau tersebut, 7.000 diantaranya merupakan pulau yang dihuni oleh manusia. Pulau Sulawesi merupakan satu dari 7.000 pulau itu yang terletak di Indonesia bagian timur.

Pulau Sulawesi sendiri menempati posisi keempat sebagai pulau terbesar yang ada di Indonesia dengan luas hingga sekitar 174.600 kilometer persegi. Pulau ini diapit oleh dua pulau besar lainnya, yakni Kepulauan Maluku dan Pulau Kalimantan.

Secara administratif, Pulau Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi, yaitu Sulawesi Barat dengan ibukota Mamuju, Sulawesi Tengah dengan ibukota Palu, Sulawesi Selatan dengan ibukota Makassar, Gorontalo dengan ibukota Gorontalo, Sulawesi Utara dengan ibukota Manado, dan Sulawesi Tenggara dengan ibukota Kendari.

Seperti beberapa pulau berpenghuni di Indonesia yang lain, Pulau Sulawesi juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Keragaman budaya tersebut tidak lain dan tidak bukan merupakan hasil karya dari berbagai suku di Pulau Sulawesi. Salah satu suku  di Pulau Sulawesi yang paling dominan adalah Suku Bugis. Maka tak heran, apabila Kamu berkunjung ke Sulawesi akan sangat mudah menemukan orang dari Bugis.

Namun, selain Suku Bugis masih ada banyak suku-suku lain yang mendiami Pulau Sulawesi. Tidak hanya mendiami, suku-suku tersebut juga terus melestarikan budaya khas dan adat istiadat yang mereka miliki. Artikel ini akan menyajikan pembahasan tentang berbagai suku di pulau Sulawesi yang sudah berhasil dirangkum oleh Gramedia.com. Yuk simak selengkapnya!

A. Berbagai Suku di Pulau Sulawesi

1. Suku Bugis

Suku di Pulau Sulawesi yang pertama adalah Suku Bugis menjadi salah satu suku yang memiliki populasi paling banyak di Pulau Sulawesi. Selain itu, masyarakat dari Suku Bugis juga telah banyak menyebar di seluruh wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, hingga Sulawesi Tengah.

Suku Bugis sendiri bisa dikatakan sebagai suku yang termasuk ke dalam golongan suku Deutro Melayu atau Melayu Muda dan melakukan bermigrasi pada sekitar 3000 SM hingga 1200 SM.

Masyarakat dari Suku Bugis biasa menggunakan bahasa Bugis sebagai alat komunikasi sehari-hari. Sebagai bahasa dari suku yang besar, bahasa Bugis juga telah memiliki beberapa dialek, mulai dari dialek Pinrang yang mirip dengan dialek Sidrap.

Tidak hanya itu, Suku Bugis juga terkenal dengan kekayaan tradisi yang sangat unik. Masyarakat Bugis memiliki tradisi merantau atau meninggalkan kampung halaman yang kuat yang secara turun temurun diwariskan sejak ke-17.

Hal ini yang dianggap menjadikan Suku Bugis menjadi suku dengan populasi yang besar karena keberanian dan keterbukaan dengan suatu hal yang baru.

2. Suku Mandar

Suku di Pulau Sulawesi yang kedua adalah Suku Mandar. Hampir sama seperti Suku Bugis, Suku Mandar juga memiliki jumlah penduduk yang besar dan tersebar di berbagai wilayah, seperti Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Diketahui hampir sekitar 90 persen masyarakat dari Suku Mandar memeluk agama Islam, sementara sisanya merupakan penganut agama Kristen.

Sebagai suku dengan mayoritas penduduk beragama Islam, ada beberapa budaya dari Suku Mandar yang menyajikan nuansa agama Islam yang kuat, misalnya seperti Sayyang Pattudu. Sayyang Pattudu sendiri dapat dipahami sebagai ungkapan rasa syukur untuk acara khataman Al Qur;an.

Selain itu, suku Mandar juga memiliki berbagai acara tradisional, misalnya seperti Mappande Sasi. Acara ini digelar dengan tujuan untuk menolak bencana selama melaut. Kemudian, ada juga Passandeq yang diselenggarakan sebagai tradisi berlayar dengan sebuah perahu yang diberi nama Sandeq.

3. Suku Toraja

Suku di Pulau Sulawesi yang ketiga adalah Suku Toraja. Suku Toraja sendiri adalah suku yang tinggal di wilayah pegunungan bagian utara dari Provinsi Sulawesi Selatan. Masyarakat dari Suku Toraja banyak tersebar di beberapa daerah, mulai dari Kabupaten Tana Toraja, Mamasa, dan Toraja Utara.

Sebagian besar masyarakat dari Suku Toraja merupakan pemeluk agama Kristen Protestan, sementara agama dengan jumlah pemeluk tertinggi kedua dari Suku Toraja adalah Katolik.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat toraja biasa menggunakan bahasa dari Suku Toraja dalam, seperti Toraja-Sa’dan, Mamasa, Ta’e, Talondo’, Kalumpang, dan Toala’.

Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Suku Toraja menggantungkan hidup dengan bertani dan berkebun. Beberapa komoditas yang dihasilkan antara lain yaitu, sayuran, cengkeh, cokelat, vanili, lada, dan kopi. Hal itu berkaitan dengan kondisi geografisnya yang berada di daerah pegunungan, lembah, dan perbukitan.

4. Suku Makassar

Suku di Pulau Sulawesi keempat adalah Suku Makassar pada dasarnya merupakan sebutan atau nama Melayu bagi suku yang hidup di daerah pesisir selatan dari Pulau Sulawesi. Suku Makassar sendiri termasuk ke dalam rumpun bahasa Bentong, Selajar, hingga Konjo.

Masyarakat dari Suku Makassar banyak yang tinggal Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, Jeneponto, Selayar, dan Bantaeng.

Suku Makassar atau orang Makassar menyebut dirinya dengan istilah Mangkasra. Kata Mangkasra dapat dimaknai sebagai mereka yang memiliki sifat yang terbuka kepada siapapun.

Hal ini dikarenakan Suku Makassar sudah dikenal luas dengan keberanian dan jiwa penakluknya. Namun, Suku Makassar tetap menjunjung tinggi nilai demokrasi yang ada di dalam sebuah sistem pemerintahan.

5. Suku Buton

Suku di Pulau Sulawesi kelima adalah Suku Buton merupakan nama bagi masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Masyarakat dari Buton sudah memiliki budaya yang kental untuk menjadi seorang pelaut.

Maka tak heran, apabila banyak yang menyebut suku ini sebagai suku pelaut. Sama seperti suku Bugis dan Mandar, suku Buton juga telah menjelajah dan merantau sebagai pelaut ke berbagai penjuru Nusantara.

Sebagian besar masyarakat Buton merupakan pemeluk agama Islam. Sementara, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Buton adalah bahasa dari suku Buton sendiri, yaitu bahasa Wolio. Bahasa Wolio menjadi bahasa resmi di era pemerintahan kesultanan Buton.

6. Suku Minahasa

Suku di Pulau Sulawesi yang keenam adalah Sebagian besar masyarakat dari Suku Minahasa tinggal di wilayah Sulawesi Utara. Suku Minahasa bisa dikatakan sebagai suku terbesar yang ada di Provinsi Sulawesi Utara.

Suku Minahasa sendiri dalam sehari-hari menggunakan berbagai bahasa, mulai dari bahasa Manado, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, dan bahasa Tontemboan.

Sebagian besar masyarakat Minahasa merupakan pemeluk agama Kristen Protestan dengan jumlah sekitar 80 persen dari populasi. Sementara, 20 persen dari masyarakat Minahasa merupakan pemeluk Islam, Hindu, hingga Buddha.

Selain itu, suku Minahasa juga mempunyai berbagai warisan budaya yang khas, yaitu seperti Tari Maengket, Tari Kabasaran, dan sebuah alat musik yang terbuat dari kayu dikenal dengan sebutan Kolintang.

7. Suku Talaud

Suku di Pulau Sulawesi yang ketujuh adalah Suku Talaud merupakan suku yang tinggal di Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di kepulauan Sangir dan pulau-pulau kecil lainnya yang berada di Kabupaten Talaud.

Kabupaten Talaud ini adalah kabupaten terluar Indonesia dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah Filipina. Tak heran, ada beberapa penduduk dari suku Talaud yang tinggal di Filipina.

Istilah Talaud sendiri pada dasarnya adalah Taloda yang memiliki makna sebagai orang laut. Hal ini bisa dilihat dari wilayah tempat tinggal dan mata pencaharian Suku Talaud sebagai seorang nelayan ikan. Sementara, warga suku Talaud yang berada di pedesaan memiliki profesi sebagai petani umbi-umbian.

Suku Talaud sendiri memiliki bahasa dengan enam dialek. Beberapa dialek dari suku Talaud yaitu Essang, Karakelang, Sali-Sabu, Nanusa, Miangas, dan Kabaruan.

Bahasa dari suku Talaud sendiri memiliki beberapa tingkatan seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Bahasa Talaud mempunyai tingkatan halus, menengah, dan tentu saja kasar. Namun, ada banyak masyarakat dari suku Talaud juga menggunakan bahasa Melayu Manado.

8. Suku Balaesang

Suku di Pulau Sulawesi yang kedelapan adalah Suku Balaesang adalah suku yang tinggal di Provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Donggala, Kecamatan Balaesang. Suku Balaesang sendiri masih termasuk ke dalam sub dari suku Tomini.

Masyarakat Balaesang Timur dikenal sebagai suku yang mempunyai kearifan lokal berupa menyatu dengan alam. Bukti tersebut bisa dilihat dari kelestarian alam yang ada di Danau Rano.

Masyarakat dari suku Balaesang tidak memperbolehkan perahu mesin digunakan di Danau Rano, hal ini dikhawatirkan akan mengakibatkan air danau menjadi tercemar.

9. Suku Tolaki

Suku di Pulau Sulawesi yang kesembilan adalah Suku Tolaki bisa disebut sebagai suku terbesar yang ada di kawasan Sulawesi Tenggara. Suku Tolaki sendiri merupakan suku asli dari Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka.

Di Konawe sebelah utara, ada banyak sekali jejak peradaban yang dimiliki oleh Suku Tolaki ini. Hal ini juga telah dibuktikan dengan adanya peninggalan arkeologi di beberapa goa atau kumapo.

Bahasa yang digunakan oleh suku Tolaki sehari-hari adalah Bahasa Tolaki. Bahasa Tolaki sendiri memiliki beberapa dialek yang khas, misalnya seperti wiwirano, asera, konawe, mekongga, dan laiwui.

Bahasa Tolaki juga merupakan bahasa yang menggunakan dua tingkatan bahasa, yang pertama untuk orang yang dihormati dan yang kedua untuk orang yang seusia atau sebaya.

Berdasarkan data sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2015 silam, total penduduk dari Suku Tolaki mencapai sekitar 900.000 jiwa. Mayoritas penduduk dari suku Tolaki merupakan pemeluk agama Islam.

10. Suku Pattae

Suku di Pulau Sulawesi yang kesepuluh adalah suku yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yaitu Suku Pattae. Sebagian besar masyarakat dari suku Pattae menetap di Kecamatan Matakali hingga ke perbatasan Kabupaten Pinrang. Dalam kesehariannya, masyarakat Pattae berkomunikasi dengan dialek khas Pattae.

Selain itu, masyarakat dari suku Pattae banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Beberapa komoditas yang ditanam, yaitu seperti padi dan jagung. Namun, beberapa juga ada yang menanam sayur-sayuran hingga kopi.

Diketahui bahwa mayoritas masyarakat dari Suku Pattae merupakan pemeluk agama Islam. Hal ini yang menjadikan banyak budaya dan tradisi yang mengandung nuansa Islam yang sangat kental.

Tradisi bernuansa islami yang masih diwariskan secara turun temurun oleh Suku Pattae hingga saat ini adalah Pa’bongian atau Ma’bongi. Hampir sama seperti tradisi yang ada di Jawa dan Bugis, Kedua tradisi tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati kematian sanak dan keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia.

Upacara Pa’bongian atau Ma’bongi ini dilakukan mulai dari hari ke-3. Kemudian, akan dilanjutkan hingga hari ke-100. Beberapa rutinitas wajib yang ada dalam upacara seperti ini diantaranya yaitu, membaca Al Qur’an, membaca yasin, serta berbagai do’a tahlil.

Selain itu, dalam tradisi ini, menjadi sebuah kewajiban untuk menyajikan sajian khas yaitu ma’bage. Ma’bage merupakan sebuah makanan yang terbuat dari beras ketan dan dicampur dengan kelapa dan gula merah.

11. Suku Duri

Suku di Pulau Sulawesi yang kesebelas adalah Suku Duri merupakan salah satu suku bangsa yang hidup dan tinggal di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Permukiman dari suku Duri memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Tana Toraja. Sebagian besar masyarakat dari suku Duri memiliki mata pencaharian sebagai sebagai petani. Beberapa komoditas andalannya yaitu padi, jagung, cabai, ubi, dan bawang merah.

Sementara itu, masyarakat dari Suku Duri yang tidak bertani memilih untuk memelihara hewan ternak. Dari kebiasaan memelihara hewan ternak ini, suku Duri memiliki olahan ternak yang terkenal yaitu keju atau sering juga disebut dengan nama Dangke.

Dangke sendiri merupakan makanan yang berasal dari susu sapi dan kerbau untuk kemudian diolah secara tradisional. Dangke terkenal berkat keunikannya yang memiliki tambahan sari buah daun pepaya.

Sebagian besar masyarakat dari suku Duri sendiri merupakan pemeluk agama Islam. Namun, sisanya merupakan penduduk yang menganut kepercayaan tradisional dari Suku Toraja, yaitu Alu’ Tojolo. Sebelum agama Islam masuk, Alu’ Tojolo merupakan kepercayaan yang lebih dulu dianut oleh masyarakat suku Duri.

12. Suku Moronene

Suku di Pulau Sulawesi yang kedua belas adalah Suku Moronene merupakan salah satu suku besar yang tinggal di kawasan Sulawesi Tenggara. Moronene sendiri sebenarnya merupakan suku asli pertama yang mendiami Sulawesi Tenggara. Mayoritas masyarakat dari Suku Moronene beragama Islam.

Masyarakat Moronene dahulu sering melakukan sistem ladang berpindah. Hanya saja, mereka sekarang sudah mulai hidup menetap dan tidak melakukan sistem tersebut.

Tidak hanya itu, saat ini Suku Moronene juga dikenal sebagai suku yang memiliki kepandaian dalam memelihara ekosistem mereka. Tak heran apabila di pemukiman mereka ada jonga, hewan sejenis rusa, hingga kakatua jambul kuning.

13. Suku Pamona

Suku di Pulau Sulawesi yang ketiga belas adalah Suku Pamona merupakan suku yang penduduknya tinggal di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, lebih tepat sebagian besar tinggal dan hidup di Kabupaten Poso.

Sementara, sebagian lagi menetap di Kabupaten Tojo Una-Una, daerah Morowali Utara. Sebagian besar masyarakat dari Suku Pamona merupakan penganut agama Kristen Protestan, dan sisanya merupakan pemeluk agama Islam dan agama rakyat.

Masyarakat dari Suku Pamona menggunakan bahasa Ta’a atau bahasa Poso sebagai alat komunikasi sehari-hari. Bahasa ini bisa dikatakan sebagai bahasa yang unik. Hal ini dikarenakan setiap huruf terakhir dari kata bahasa Ta’a akan diakhiri dengan huruf vokal atau suku kata terbuka.

Selain itu, suku Pamona sendiri juga memiliki tarian populer, yaitu Tarian Dero. Tarian Dero biasanya dilakukan pada pesta-pesta rakyat dan ditarikan oleh orang yang masih berusia muda.

Tarian ini akan membuat para penari membentuk sebuah lingkaran sambil bergandengan tangan. Kemudian, mereka akan berbalas pantun sambil diiringi musik yang ceria.

Suku Pamona juga memiliki upacara katiana, upacara ini merupakan upacara untuk memperingati kehamilan yang sudah menginjak usia 6 atau 7 bulan. Tujuan dari katiana sendiri yaitu untuk meminta keselamatan sang ibu, rumah tangga, serta bayi dalam kandungan.

14. Suku Kaili

Suku di Pulau Sulawesi yang keempat belas adalah Suku Kaili adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah sekitar kota Palu, di Sulawesi Tengah. Suku Kaili sendiri memiliki jumlah penduduk mencapai sekitar 300 ribu jiwa. Sebagian besar masyarakat dari suku Kaili merupakan muslim.

15. Suku Mongondow

Suku di Pulau Sulawesi yang kelima belas adalah Suku Mongondow merupakan suku yang hidup di provinsi Sulawesi Utara, tepat di perbatasan dengan Gorontalo atau wilayah Kotamobagu dan kabupaten sekitarnya. Sama seperti suku Kaili, suku ini sebagian besar memeluk agama Islam.

16. Suku Gorontalo

Suku di Pulau Sulawesi yang keenam adalah Suku Gorontalo atau sering disebut juga Hulontalo merupakan suku yang hidup di provinsi Gorontalo, di bagian utara Sulawesi. Masyarakat dari suku Gorontalo sendiri memiliki jumlah populasi hingga sekitar 1,2 juta jiwa. Sebagai masyarakat yang mayoritas beragama Islam, suku Gorontalo bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

Beberapa suku di pulau sulawesi lainnya, yaitu:

17. Suku Banggai

18. Suku Saluan

19. Suku Balantak

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Suku di Pulau Sulawesi

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf