Pkn

Contoh Ancaman Non Militer dan Implementasi Strateginya

Contoh Ancaman Non Militer – Dalam upaya mempertahankan negara Indonesia beserta isinya yang mencakup adanya penduduk hingga sumber daya alam sebenarnya adalah tugas seluruh warga negara. Meskipun suatu negara tampak baik-baik saja, tidak ada perselisihan yang hingga menyebabkan pihak-pihak mengangkat senjata, tetapi bukan berarti negara tidak ada ancaman.

Hal tersebut karena ancaman yang mengarah ke suatu negara tidak melulu harus menggunakan senjata, tetapi juga ada ancaman yang yang dapat mengintimidasi kedaulatan, keutuhan serta keselamatan segenap bangsa. Ancaman yang tidak menggunakan senjata itu sering disebut dengan ancaman non militer.

Pada umumnya, ancaman non militer ini berasal dari pihak-pihak internal yang terdapat di dalam negara tersebut dan berjalan secara terorganisir. Wujud dari ancaman non militer ini sangat beragam, mulai dari perampokan, penyelundupan dan perdagangan narkoba, imigran gelap, hingga pencurian kekayaan alam dan artefak sejarah.

Lalu, apa saja ya contoh dari ancaman non militer ini? Apakah ancaman non militer nantinya dapat berkembang menjadi ancaman militer yang mana dapat membahayakan kedaulatan negara? Di bidang apa saja biasanya ancaman non militer ini terjadi?

Nah, supaya Grameds tidak bingung, yuk simak ulasan berikut!

https://www.pexels.com/

Contoh Ancaman Non Militer di Negara Indonesia

Ancaman non militer yang terjadi di suatu negara adalah bentuk ancaman yang tidak menggunakan senjata. Biasanya, ancaman ini menggunakan faktor-faktor non militer yang bersifat abstrak, tetapi dapat membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara beserta keselamatan segenap bangsa.

Nah, berikut adalah beberapa contoh ancaman non militer yang terjadi di Indonesia pada beberapa bidang kehidupan:

Bidang Sosial Budaya

Ancaman non militer juga dapat terjadi pada bidang sosial budaya, sebab berkaitan secara langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Biasanya, ancaman-ancaman ini didorong oleh beberapa isu sosial, mulai dari kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan pada masyarakat, hingga keterbelakangan masyarakat. Nah, berikut adalah contoh ancaman non militer yang terjadi di bidang sosial budaya:

  • Munculnya gaya hidup westernisasi

Yakni gaya hidup masyarakat lebih condong pada budaya barat tanpa adanya proses seleksi terlebih dahulu. Budaya barat yang diterapkan dalam gaya hidup westernisasi ini biasanya bertolak belakang dengan nilai dan norma yang telah mengakar pada bangsa Indonesia. Misalnya meniru gaya berpakaian orang barat yang minim.

  • Munculnya gaya hidup konsumtif

Yakni gaya hidup masyarakat yang selalu membeli barang-barang secara berlebihan, padahal belum tentu barang-barang tersebut akan digunakan. Gaya hidup konsumtif ini juga dapat menyebabkan pemborosan.

  • Munculnya sifat hedonisme

Sifat hedonisme hampir sama dengan gaya hidup konsumtif. Bedanya adalah hedonisme ini berupa pemborosan dengan hal-hal yang melanggar norma, seperti pergaulan bebas, foya-foya, hingga mabuk-mabukkan.

  • Muncul sikap individualisme
  • Pudarnya semangat gotong royong, solidaritas, dan kepedulian terhadap individu lain
  • Lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Kenakalan remaja
  • Infrastruktur umum tidak memadai, terutama di daerah terpencil.

Bidang Teknologi dan Informasi

Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini tentu saja membawa dampak positif maupun negatif. Dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini apabila dibiarkan saja, tentu saja dapat berkembang menjadi ancaman non militer yang berupa kejahatan siber dan kejahatan perbankan.

Bidang Kesehatan

Ancaman non militer yang terjadi di bidang kesehatan dapat dilihat secara langsung terutama pada dua tahun terakhir ini, yakni terjadinya pandemi atau wabah virus secara besar-besaran berupa Covid-19. Ancaman non militer ini tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja, tetapi juga di seluruh masyarakat dunia.

Yap, munculnya wabah penyakit secara global tentu saja dapat menjadi ancaman non militer yang mengintimidasi kedaulatan negara beserta warga negaranya.

Beli Buku di Gramedia

Bidang Politik

Bidang politik tentu saja tidak akan luput dari munculnya ancaman non militer, yang bahkan memiliki sumber lebih luas yakni dari luar dan dalam negeri. Ancaman non militer di bidang politik yang bersumber dari dalam negeri misalnya:

  • Tindakan kudeta, yakni upaya menumbangkan suatu rezim pemerintahan
  • Perang saudara
  • Provokasi terhadap beberapa kelompok masyarakat
  • Blokade politik
  • Separatisme, gerakan memisahkan diri dari suatu wilayah. Contohnya wilayah Timor Timur.
  • Terjadi pertikaian kelompok masyarakat

Sementara itu, ancaman non militer di bidang politik yang bersumber dari luar negeri misalnya: terorisme internasional dan upaya negara lain yang terlalu mencampuri urusan politik di dalam negeri.

Bidang Ideologi

Di Indonesia, belum ada dan jangan sampai ada ancaman non militer yang terjadi di bidang ideologi ini. Namun, Grameds dapat melihat contoh dari negara Uni Soviet yang mengalami perubahan ideologi dari komunis menjadi liberal. Perubahan ideologi tersebut juga dapat menjadi ancaman non militer yang ternyata menyebabkan Uni Soviet runtuh kedudukannya.

Bidang Ekonomi

Ancaman non militer yang terjadi di bidang ekonomi ini berkaitan erat dengan bidang sosial budaya, sebab kehidupan bermasyarakat juga tidak akan luput dari kegiatan ekonomi. Di bidang ekonomi ini, ancaman non militer juga dapat bersumber dari dalam dan luar negeri. Contoh ancaman non militer yang terjadi di bidang ekonomi adalah:

  • Perekonomian Indonesia mulai dikuasai oleh pihak asing, yang mana keuntungan tidak terbagi secara rata.
  • Perdagangan bebas yang rentan oleh penyelundupan barang-barang terlarang.
  • Pengangguran, nantinya dapat berpengaruh pada tingkat kriminal.
  • Terjadi inflasi, yakni kenaikan harga secara umum hingga menyebabkan perubahan dalam mekanisme pasar.
  • Sistem ekonomi kurang jelas.
  • Ketergantungan terhadap pihak asing, baik dalam hal perdagangan maupun sistem ekonominya.
  • Penggunaan barang-barang didominasi oleh produk asing.
  • Penanaman modal secara bebas.
  • Meningkatkan angka pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

Bidang Keselamatan Umum

Tanpa disadari, semakin banyaknya pabrik yang membuang limbah secara sembarangan, justru dapat menjadi ancaman non militer bagi keselamatan umum. Yap, ancaman non militer ini disebabkan oleh manusia sendiri, mulai dari pembuangan limbah industri yang mengandung bahan kimia hingga kebakaran dan kecelakaan transportasi.

Ancaman non militer lain yang terjadi di bidang keselamatan umum, tetapi tidak dapat dicegah adalah bencana alam, misalnya gempa bumi, tsunami, hingga meletusnya gunung berapi. Sementara bencana alam berupa banjir dan kebakaran hutan biasanya dapat dicegah dan diantisipasi jauh-jauh hari oleh manusia, hanya saja kebanyakan dari mereka lalai untuk menjaga alam.

Beli Buku di Gramedia

Strategi Nyata Dalam Mempertahankan Indonesia dari Ancaman Non Militer

Berdasarkan Buku Putih Pertahanan Indonesia pada tahun 2015, mengungkapkan bahwa ancaman di suatu negara itu ada tiga jenis, yakni ancaman militer, ancaman non militer, dan hibrida. Pada saat ini, negara Indonesia tengah menghadapi ancaman non militer yang justru mengintimidasi keutuha NKRI.

Menurut Direktur Kebijakan Strategi Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI M. Nakir, berpendapat mengenai ancaman non militer dalam Rapat Koordinasi tentang Penyelenggaraan Pertahanan Negara dan Penataan Wilayah Pertahanan di Provinsi Aceh. Beliau berpendapat bahwa ancaman non militer itu justru terkadang lebih berbahaya, sebab memiliki dampak yang lebih besar dan langsung mengarah pada masyarakat.

Perlu dipahami bahwa adanya ancaman non militer yang terjadi di negara Indonesia ini tidak selamanya harus ditangkal oleh pihak TNI dan Polisi saja, tetapi juga semua warga negara. Semua warga negara termasuk elemen terkecil harus berperan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari ancaman non militer tersebut, tak terkecuali dalam lingkup RT/RW.

Strategi Pecalang di Desa Adat Sukawati Bali

Pecalang adalah sebutan untuk keamanan adat yang bertugas untuk mengamankan jalannya kegiatan adat di wilayah desa adat. Pecalang biasanya dilakukan oleh warga yang mendapatkan tugas khusus untuk menjaga dan membantu dalam mengatur kegiatan, baik terkait dengan upacara agama maupun adat.

Di Bali, keberadaan pecalang ini tentu saja sangat berpengaruh besar pada upaya mengamankan wilayahnya dari ancaman non militer. Kita pasti sudah tahu bahwa wilayah Bali telah menjadi pusat pariwisata dari seluruh wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Hal tersebut tentu saja menjadikan Bali sebagai sasaran empuk bagi beberapa pihak yang hendak melakukan ancaman non militer ini, mulai dari narkoba, berita hoax, gaya hidup hedonisme, hingga human trafficking (penjualan manusia).

Bahkan menurut data tahun 2017, jumlah pecandu narkoba di Bali mencapai 61.353 jiwa yang itu berarti sekitar 2.01% dari jumlah keseluruhan warga Bali. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali turut menegaskan bahwa Bali masuk dalam wilayah darurat narkoba.

Tidak hanya itu, menurut laporan International Organization for Migration (IOM) menunjukkan bahwa sekitar tahun 2014, sekitar 6.651 orang telah terlibat dalam praktik perdagangan manusia (human trafficking) dan terjadi di Indonesia ini. Indonesia menduduki peringkat kedua dalam praktik perdagangan manusia dan menegaskan bahwa pemerintah akan menutup kawasan prostitusi, termasuk di Bali dan Papua.

Mulai dari penggunaan narkoba hingga praktik perdagangan manusia itu juga termasuk dalam ancaman non militer lho…Maka dari itu, masyarakat Bali sepakat untuk merevitalisasi pecalang guna menangkal ancaman non militer ini. Tugas pokok dari pecalang yang awalnya adalah menjaga kegiatan adat dan keagamaan, mulai bertambah dengan membantu polisi dan TNI.

Tantangan dan Ancaman yang Harus Dihadapi Oleh Pecalang

Saat ini, pecalang memang belum masuk dalam agenda dari program bela negara sebab fokus pada generasi muda yang merupakan agen perubahan bangsa untuk waktu kedepannya. Namun, apabila dikaitkan dalam upaya pertahanan dan keamanan, pecalang justru menjadi komponen pendukung dalam sistem pertahanan sistem. Bahkan, untuk menjadi anggota pecalang itu harus mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari pihak Kodam dan kepolisian.

Pecalang akan bertindak secara aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan, terutama kebudayaan Bali. Maka dari itu, ketika melaksanakan program “keamanan” ini, pecalang banyak menemukan ancaman non militer hingga ancaman militer. Tidak jarang bahwa pecalang ini menemukan ancaman berupa terorisme dan radikalisme di desa Sukawati. Hal tersebut karena Sukawati menjadi tempat strategis bagi ancaman-ancaman demikian.

Beli Buku di Gramedia

Strategi Pendidikan Bela Negara dalam Menghadapi Ancaman Non Militer Covid-19

Sebelumnya, telah dituliskan bahwa ancaman non militer di bidang kesehatan adalah ketika terjadi pandemi berupa wabah penyakit atau wabah virus yang menyerang seluruh warga negara. Ancaman non militer tersebut tengah terjadi di seluruh negara, termasuk di Indonesia, yakni pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini merupakan ancaman non militer karena termasuk sebagai wabah penyakit yang tidak pernah diprediksi sebelumnya.

Dalam upaya menangkal ancaman non militer berupa pandemi Covid-19 itu, terdapat penelitian yang mengatakan bahwa implementasi nilai-nilai bela negara dapat menjadi strategi dalam upaya menghadapi ancaman non militer tersebut. Salah satu sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer adalah adanya komponen cadangan. Dalam ancaman non militer pandemi Covid-19 ini, garda terdepan adalah para tenaga medis.

Komponen cadangan itu berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda, sehingga perlu adanya suatu kesamaan akan pemahaman untuk mencapai tujuan yang sama dalam rangka menjaga kedaulatan negara. Salah satunya adalah melalui materi bela negara yang dapat memberikan cara pandang baru akan dasar-dasar pentingnya cinta tanah air dan jiwa nasionalisme. Terutama pada para generasi muda yang tanpa disadari, perasaan cinta tanah air dan jiwa nasionalisme tersebut sedikit demi sedikit hilang tergerus oleh pengaruh globalisasi yang terjadi pada saat ini.

Dari adanya pendidikan bela negara ini, akan menjadi komponen penting dalam memberdayakan warga negara terutama para generasi muda dalam hal menghadapi ancaman non militer, yang mana tidak ditangani secara fisik menggunakan senjata.

Implementasi pendidikan bela negara dalam ancaman non militer yang berupa pandemi Covid-19 ini adalah sebagai warga negara yang baik, kita tidak boleh membiarkan pandemi ini berlanjut secara terus-menerus. Maka dari itu, kita harus melaporkan adanya penambahan kasus pasien yang positif serta melakukan jogo tonggo, yakni upaya menjaga dan merawat tetangga yang tengah menjalani isolasi mandiri dengan memberikan makanan kepada mereka.

Beli Buku di Gramedia

Nah, itulah ulasan mengenai contoh ancaman non militer di berbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia serta implementasi nyata dari strategi yang dilaksanakan oleh warga negaranya dalam hal menangkal ancaman non militer ini. Meskipun ancaman non militer ini tidak menyerang secara fisik dan bersenjata, tetapi justru ancamannya menyerang masyarakat secara langsung dan mempengaruhi kegiatan di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, sebagai generasi muda, selalu waspada dengan ancaman non militer ini dan pilahlah budaya barat yang masuk ke negara ini sesuai dengan adat dan norma yang telah berlaku.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

Mandira, I Made Chandra, I Wayan Midhio, dan Yusuf Ali. (2018). Tantangan Pecalang Menghadapi Ancaman Non Militer di Desa Adat Sukawati dalam Mendukung Sistem Pertahanan Semesta. Manajemen Pertahanan, Vol 4 (2). 

Widorekno, Reni Apriliani, Rena Apriliana Widorekno, dan Supriyadi. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara dalam Menghadapi Ancaman Non Militer (Covid-19). NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol 8(4). 

Baca Juga!

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf