Kesenian

Mengenal Struktur Drama Lengkap dengan Ciri dan Jenisnya

Struktur Drama
Written by Gaby

Struktur Drama – Drama merupakan salah satu karya sastra yang paling tua dan bertahan hingga sekarang. Di saat karya sastra lain mulai punah, drama masih banyak dipentaskan di berbagai negara dunia. Dalam berbagai pengertian, drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dalam kesehariannya.

Membahas tentang drama, tidak lengkap jika kita tidak membahas sejarahnya. Sebenarnya ada beberapa pendapat seputar kapan dan dimana drama pertama kali ditemukan. Pendapat pertama menyatakan bahwa drama pertama kali ditemukan dan dipentaskan di era peradaban Mesir Kuno sekitar tahun 4000 SM.

Pendapat kedua, sekaligus yang paling kuat menyatakan bahwa drama pertama kali muncul di era peradaban Yunani Kuno sekitar tahun 5 SM. Saat itu, orang-orang Yunani Kuno menyanyikan syair untuk memuji para dewa di festival Yunani. Lambat laun, syair dan nyanyian ini kemudian berubah menjadi pertunjukan yang pertunjukan lakon dengan berbagai karakter.

Sejak itu, pertunjukan drama mulai populer dan dipentaskan dimana-mana. Awalnya drama hanya menjadi salah satu cara orang-orang untuk memuja dewa-dewa yang mereka sembah. Lama-lama, drama berubah menjadi bentuk hiburan favorit yang selalu ditunggu-tunggu.

Selain semakin populer, drama juga mengalami banyak perkembangan. Jika dulu kisahnya hanya sebatas pemujaan terhadap dewa, kini kisah-kisah yang dipentaskan menjadi semakin beragam. Simak penjelasan seputar strukur drama di bawah ini!

https://www.gramedia.com/products/nora-naskah-drama-faiza-mardzoeki?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi
https://www.gramedia.com/products/nora-naskah-drama-faiza-mardzoeki?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Struktur Drama

Struktur drama sangat penting dalam sebuah pertunjukkan. Struktur drama sendiri terdiri dari beberapa aspek tertentu.

1. Prolog

Jika buku memiliki kata pengantar, maka sebuah drama memiliki prolog. Struktur drama prolog berada di awal drama, dan menggambarkan seputar cerita dalam drama tersebut secara singkat. Selain cerita singkat seputar drama yang akan dimainkan, prolog juga memberikan gambaran seputar tokoh, latar, dan beberapa aspek lainnya.

2. Dialog

Struktur drama selanjutnya adalah dialog. Sebuah drama tidak akan menjadi drama jika tidak punya dialog. Bisa dibilang dialog adalah segalanya dalam sebuah pertunjukkan, bukan hanya drama tetapi pertunjukan sastra maupun seni.

Dalam drama, keberadaan dialog menjadi lebih penting lagi karena dengan berdialog, para tokoh bisa menggambarkan kisah dalam drama tersebut, mulai dari prolog, masalah, konflik, hingga epilog. Dialog jugalah yang akan memperkenalkan kita dengan berbagai tokoh di drama tersebut, lengkap dengan watak mereka masing-masing.

Dialog sendiri dipecah menjadi beberapa bagian yakni pengenalan yang memperkenalkan tokoh, situasi, dan peristiwa yang sedang terjadi saat itu. Komplikasi yang menceritakan tentang konflik yang muncul di antara para tokoh drama. Terakhir adalah resolusi, atau solusi dari konflik yang muncul sekaligus juga menjadi akhir dari sebuah pertunjukkan.

3. Episode

Episode identik dengan sinetron yang ditayangkan di televisi. Sebenarnya, bukan hanya sinetron yang punya episode, drama juga begitu. Pada dasarnya, episode adalah bagian dari naskah atau script sebuah drama, dan ditayangkan secara berurutan.

Meski begitu, episode drama tidak sepanjang episode yang biasa kita lihat di sinetron Indonesia. Biasanya drama hanya terdiri dari beberapa episode, dan jumlahnya tidak mencapai belasan, apalagi ribuan.

4. Adegan

Meski episodenya tidak sepanjang sinetron, namun sebuah drama sesingkat apapun itu, pasti terdiri dari banyak adegan. Adegan sendiri merupakan perubahan peristiwa dalam sebuah drama.

Biasanya ditandai dengan perubahan setting dan layar, juga pemainnya. Perubahan sengaja dilakukan agar pertunjukkan drama itu jadi menarik dan tidak membuat para penonton yang hadir kebosanan. Sebuah drama dimulai dari adegan prolog, kemudian masuk ke kisah inti dan berakhir di epilog.

5. Epilog

Jika prolog adalah kata pengantar, maka epilog adalah kata penutup dalam sebuah drama. Mengingat fungsinya, epilog ditempatkan di akhir sebuah cerita. Bagian epilog sendiri berisi kisah akhir dalam sebuah drama dan kesimpulan dari cerita dalam drama itu sendiri.

Meski sekilas tidak terlihat penting, epilog sebenarnya sangat penting. Bagaimanapun, setiap cerita membutuhkan sebuah akhir dan penonton juga memerlukan penjelasan. Akhir cerita biasanya juga jadi penentu apakah drama itu cukup bagus atau tidak.

Ada drama yang memiliki alur bagus namun epilog yang mengecewakan. Sebaliknya, banyak drama yang diawal mungkin terasa membingungkan, namun alurnya jadi semakin baik, kemudian berakhir dengan sangat bagus dan membuat penonton merasa puas.

4 Ciri-Ciri Drama yang Perlu Kamu Ketahui

Dengan mengetahui struktur drama, kita juga perlu memahami bahwa karya sastra sangat banyak macamnya, dan kadang mirip satu dengan yang lainnya. Supaya kamu bisa membedakan mana drama dan mana karya sastra lain, kamu harus tahu ciri-cirinya.

Berikut 4 ciri-ciri drama yang perlu kamu ketahui!

1. Memiliki Dialog

Di awal kemunculannya, drama adalah lantunan syair yang dilantunkan untuk memuja para dewa bangsa Yunani Kuno. Seiring waktu, orang-orang mulai saling balas membalas syair hingga akhirnya berubah menjadi pengisahan yang lengkap dengan lakon dan berbagai watak yang berbeda. Pengisahan ini kemudian menarik banyak minat, dan akhirnya dipertontonkan ke hadapan khalayak umum.

Di masa lalu, orang-orang berkumpul ke teater untuk menonton pertunjukan drama. Saat ini, pertunjukan drama bukan hanya bisa disaksikan di panggung teater saja, tetapi juga di tonton di layar televisi dan meraih jutaan penonton dari berbagai negara.

2. Punya Sebuah Pesan Moral yang Disampaikan

Salah satu ciri utama sebuah drama adalah adanya dialog antar pemainnya. Dialog-dialog ini kemudian membentuk sebuah kisah. Tidak asal dibuat, seorang penulis dialog bukan hanya harus membuat kisah yang menarik dan layak untuk dipentaskan, tetapi juga memiliki pesan moral yang disampaikan kepada ribuan orang yang menontonnya.

Pesan moral ini biasanya disisipkan diantara dialog atau menjadi kesimpulan yang bisa diambil oleh penonton. Selain penulis dialog, para pemain drama juga harus bisa menyampaikan pesan moral kepada penonton lewat akting yang mereka tampilkan. Jika hanya akting, maka kisah drama hanya akan menarik namun tidak memiliki pelajaran apa pun yang bisa diambil oleh penontonnya.

3. Menghadirkan Konflik

Bukan hanya memberikan pesan moral, sebuah drama yang baik juga harus memiliki konflik. Konflik sangat penting untuk membuat drama jadi terlihat menarik dan tidak membosankan. Semakin rumit konflik yang muncul, semakin bagus juga dramanya. Di sisi lain, konflik juga harus jelas.

Selain penulis drama, para pemain juga memiliki tugas penting untuk membuat konflik tersampaikan ke penonton. Untuk melakukannya, para pemain bukan hanya harus pandai berakting, tetapi juga memahami naskah sehingga bisa menguasai peran yang dipercayakan kepadanya.

4. Gaya Bahasa

Terakhir, ada gaya bahasa yang tidak kalah penting dari ciri lainnya. Gaya bahasa juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan sebuah masa, kelas sosial dalam peran, hingga kondisi. Misalnya sebuah drama tentang kerajaan di masa lalu. Para pemainnya pasti memiliki gaya bahasa yang berbeda. Pemain yang melakoni peran raja tentu memiliki gaya bahasa yang berbeda dengan rakyat biasa.

Unsur-unsur dalam Sebuah Drama

Struktur Drama

Sumber: unsplash.com/Hamish Kale

Selain ciri, drama juga memiliki beberapa unsur yang tidak bisa diubah. Unsur apa saja? Berikut jawaban dan penjelasan lengkapnya!

1. Tema

Tema menjadi unsur pertama dalam membuat sebuah kisah drama. Sebuah drama tentu harus memiliki tema yang jelas. Dengan tema yang pasti, kita paling tidak memiliki gambaran jelas tentang alur kisah, berapa jumlah tokoh yang bermain, bagaimana watak setiap tokoh, hingga latar belakang kisah dalam drama tersebut.

Dari semua hal di atas, pada akhirnya pihak produksi bisa memperkirakan berapa biaya yang dibutuhkan dan tim kreatif bisa membayangkan dekorasi seperti apa yang harus dibuat untuk setiap adegan, plus kostum yang harus digunakan oleh para tokohnya.

2. Alur Cerita

Setelah menentukan tema, kita bisa membuat alur cerita dalam drama tersebut. Mulai dari kisah awal, konflik, hingga kisah akhirnya. Alur cerita sangat penting karena ini menentukan seberapa menariknya drama tersebut.

Selain kualitas, alur cerita juga akan menentukan kepopuleran drama tersebut. Jika alur ceritanya membosankan, penonton juga akan ikut bosan, bahkan pulang di saat pertunjukan masih berlangsung dan tidak kembali lagi. Namun alur cerita yang menarik, bukan akan menarik lebih banyak orang untuk menonton, tetapi juga membuat orang lain gagal move on, dan kembali lagi untuk menonton. Bahkan saking bagusnya, tidak jarang seseorang menonton sebuah drama berkali-kali.

3. Tokoh

Sebuah drama tidak akan berjalan tanpa adanya tokoh di dalamnya. Namanya sebuah drama, biasanya dimainkan oleh banyak tokoh. Baik itu tokoh utama, atau tokoh figuran yang hanya muncul selewat-selewat.

Dulu, tokoh drama dipilih begitu saja. Sekarang, para pemain harus melalui sejumlah casting untuk bisa berperan sebagai seorang tokoh. Selain penampilan yang sesuai, pemain drama juga harus memiliki kemampuan akting yang bagus agar pertunjukkan drama terlihat semakin meyakinkan dan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis cerita, tersampaikan ke penonton.

4. Watak

Dalam sebuah drama, setiap tokoh tentu memiliki watak atau perilaku yang berbeda-beda. Bayangkan jika semua tokoh dalam drama yang kamu tonton memiliki watak yang sama atau hampir mirip satu sama lain, dijamin drama tersebut akan berjalan sangat membosankan.

Sebuah drama biasanya terdiri dari dua watak, yaitu protagonis alias perilaku yang baik juga antagonis atau perilaku yang jahat dan membuat para penonton kesal bahkan marah padanya.

5. Latar

Selain memiliki tema, alur, tokoh, dan watak yang jelas, sebuah drama yang bagus juga memiliki latar yang jelas. Jika para aktor dan aktris harus memerankan karakter tokoh dengan baik, maka latar akan menjadi tugas tim kreatif.

Orang-orang di tim kreatif lah yang harus memikirkan latar seperti apa yang sesuai untuk menggambarkan situasi, waktu dan kondisi dalam setiap adegan. Latar yang sesuai akan membuat alur drama jadi semakin menarik.

6. Pesan yang Disampaikan

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sebuah drama bukan hanya harus memiliki cerita dan alur yang menarik, tetapi juga sebuah pesan moral untuk disampaikan. Tanpa pesan moral, sebuah drama hanya akan menarik tapi tidak memberikan pelajaran apapun.

Biasanya, pesan moral disisipkan di dialog para pemainnya. Bisa juga disebutkan di akhir kisah.

https://www.gramedia.com/products/panduan-produksi-acara-tv-non-drama?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/panduan-produksi-acara-tv-non-drama?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Jenis-jenis Drama yang Perlu Diketahui

Struktur Drama

Sumber: unsplash.com/Erik Mclean

Selama ini, kebanyakan dari kita hanya tahu drama bergenre romance. Memang dibandingkan dengan jenis atau gender tertentu, drama romans memang menarik. Tapi selain itu, drama juga terbagi menjadi beberapa jenis. Apa saja?

1. Tragedi

Dari namanya saja, kamu mungkin bisa menebak seberapa menyedihkannya drama ini. Yup, drama dengan jenis tragedi biasanya memiliki alur cerita yang menyedihkan atau memilukan. Kalaupun alurnya tidak menyedihkan, drama jenis ini biasanya memiliki akhir tragis yang akan membuat kamu merasa sedih selama berhari-hari karena kisah pemeran utamanya yang begitu tidak beruntung.

2. Opera

Kamu yang suka nyanyi atau musik, mungkin akan sangat menyukai drama jenis ini. Opera adalah jenis drama di mana dialognya diganti dengan nyanyian dan iringan musik.

Bisa dibilang, opera ini adalah jenis drama yang paling mirip dengan drama di awal kemunculannya. Di Indonesia, opera memang kurang populer. Tapi di luar negeri, drama dengan jenis opera masih memiliki banyak penggemar.

3. Komedi

Kalau tragedi memiliki alur yang menyedihkan, maka komedi justru sebaliknya. Kamu tahu kan, kalau segala hal yang berhubungan dengan komedi sangatlah lucu.

Berbanding terbalik dengan drama tragedi, drama bergenre komedi justru sangat menyenangkan untuk ditonton dan benar-benar membuat kamu terhibur. Drama satu ini membuat penonton tertawa terbahak-bahak sepanjang pementasannya.

4. Tragekomedi

Tertawa di atas penderitaan orang lain” mungkin menjadi kalimat yang pas untuk menggambarkan situasi dalam pementasan drama berjenis tragekomedi. Buat kamu yang bingung, tragekomedi adalah jenis drama yang menggabungkan tragedi dan komedi.

Jadi, jalan cerita drama jenis ini sebenarnya cukup tragis, namun alih-alih membawakannya dengan kesedihan, para aktor justru berakting dengan sangat jenaka. Ceritanya menyedihkan, tapi bukannya menangis, kamu justru akan tertawa sepanjang penayangannya.

5. Melodrama

Melodrama sebenarnya sangat mirip dengan opera. Bedanya adalah, jika opera dialognya dibawakan dengan nyanyian dan iringan musik, melodrama masih menggunakan dialog biasa.

Namun sesuai dengan namanya, agar penonton semakin menghayati kisahnya, dialog ini diiringi dengan musik. Biasanya melodrama memiliki alur cerita yang menyedihkan, bahkan hampir sama menyedihkannya dengan jenis drama tragedi.

6. Tablo

Oke, diantara semua jenis drama yang sudah disebutkan, tablo mungkin adalah jenis drama yang paling asing ditelinga kita semua. Kenyataannya, jenis drama satu ini memang termasuk jarang dipentaskan, bahkan di negara-negara Eropa atau Amerika sana. Tablo juga sangat berbeda dengan jenis drama lainnya. Dimana bedanya?

Begini, jika opera dibawakan dengan nyanyian, dan melodrama dibawakan dengan iringan musik, setidaknya dua jenis drama itu masih memiliki dialog. Tablo? Drama jenis ini justru tidak memiliki dialog sama sekali.

Nah karena tidak memiliki dialog, drama jenis tablo hanya mengandalkan gerakan saja atau yang dikenal dengan istilah pantonim. Biasanya drama berjenis tablo memiliki alur cerita yang lucu dan menghibur.

7. Farce

Selain tablo, farce juga cukup asing ditelinga orang Indonesia. Maklum, di negara kita, drama yang populer adalah tragedi, komedi, dan gabungan keduanya.

Buat kamu yang belum tahu, ferce adalah jenis drama dimana para tokohnya bertingkah lucu dan membuat para penontonnya tertawa.

https://www.gramedia.com/products/drama-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/drama-1?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Sekilas membawakan pertunjukan drama terlihat mudah. Namun apa yang kita ihat, tidak akan selalu sama dengan kenyataan yang ada. Apa yang kamu lihat mudah, belum tentu mudah bagi orang lain.

Begitu pun dengan sebuah pertunjukan drama. Dibalik pertunjukan yang keren, ada banyak usaha yang dilakukan. Mulai dari para penulis yang berusaha membuat cerita yang menarik, tim kreatif yang membuat latar sesuai dengan cerita, dan para aktor yang berlatih untuk bisa menguasai perannya. Semua itu membutuhkan kerja keras, bukan?

Untuk Grameds yang mau mempelajari struktur drama dan semua hal tentang drama, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com agar kamu mmeiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Siti Marliah

Baca juga:

About the author

Gaby

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya. Saya juga sangat menulis dengan tema kesenian. Dengan seni, hidup akan jadi lebih berwarna.

Kontak media sosial Instagram saya Gabriela