Tokoh

Siapa Pendiri Daulah Abbasiyah? Ini Profil Singkatnya

Pendiri Daulah Abbasiyah
Written by Nandy

Pendiri Daulah Abbasiyah – Daulah Abbasiyah atau disebut pula dengan Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ketiga yang berkuasa pada masa antara 750 hingga 1258 M. Masa kekuasaan Daulah Abbasiyah membuat kekhalifahan Daulah Abbasiyah sebagai kekhalifahan yang paling lama memerintah, yaitu selama lima abad. Daulah Abbasiyah pun telah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat dari pengetahuan dunia.

Daulah Abbasiyah telah resmi berdiri usai memenangkan revolusi atas kekhalifahan Bani Umayyah pada tahun 750 Masehi. Pendiri dari Daulah Abbasiyah merupakan khalifah pertama dari Daulah Abbasiyah, pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bih Ali bin Abdullah bin Al-Abbas atau lebih dikenal sebagai Abdul Abbas As Saffah, berikut profil singkatnya.

Profil Singkat Abdul Abbas As Saffah

Pendiri Daulah Abbasiyah

ar.wikipedia.org

Usai Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, Islam kemudian dipimpin oleh empat sahabat Nabi dengan pemerintahan yang menggunakan sistem khalifah. Lalu, usai sistem pemerintah khalifah tersebut, Islam mengganti sistem pemerintahannya lagi menjadi dinasti yang dipimpin oleh para raja.

Lalu, Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu kekhalifahan yang berhasil membawa peradaban Islam mencapai puncak kejayaan. Melalui pengembangan ilmu pengetahuan serta sistem politk yang baik, Daulah Abbasiyah pun berhasil menaklukan banyak wilayah di berbagai penjuru dunia.

Sosok yang berhasil membawa Daulah Abbasiyah dengan sistem politik yang baik adalah pendiri dari dinasti sekaligus khalifah pertama yaitu Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al Abbas atau Abdul Abbas As Saffah. Di bawah kepemimpinan khalifah Abdul Abbas As Saffah ini, Daulah Abbasiyah berhasil mencapai pemerintahan yang lebih stabil. Siapa sosok khalifah pertama tersebut? Simak yaa Grameds.

Daulah Abbasiyah lahir usai Dinasti Umayyah runtuh pada tahun 750 Masehi, khalifah pertama dari dinasti ini ialah Abu Abbas As Saffah. Gelar yang ia dapat yaitu As Saffah memiliki arti penumpah atau peminum darah.

Bukan tanpa sebab, gelar tersebut diberikan kepada Abu Abbas sebab ia berhasil mengeluarkan dekrit pada gubernur yang isinya adalah perintah untuk membunuh tokoh-tokoh Umayaah masa itu. Tidak hanya perintah membunuh saja, Abu Abbas As Saffah pun melakukan perbuatan lainnya dengan menggali kuburan untuk para khalifah Bani Umayyah sekaligus membakar tulang para khalifah.

Terlepas dari gelar serta track record atau histori kejam yang dimiliki oleh Abu Abbas tersebut, ia berhasil mendirikan sebuah dinasti Islam yang memiliki sifat internasional dengan asimilasi serta corak pemikiran dan peradaban dunia. Abu Abbas As Saffah menjadi pendiri Daulah Abbasiyah sebagai salah satu dinasti Arab Islam ketiga setelah Khulafaurrasyidin serta Dinasti Umayyah dan berhasil memajukan peradaban Islam saat itu.

Meski menjadi pendiri sekaligus khalifah pertama, Abu Abbas menjadi pemimpin dari Daulah Abbasiyah dengan waktu yang sangat singkat, yaitu hanya sekitar empat tahun saja. Pada masa kepemimpinan Abu Abbas As Saffah, ia mampu menciptakan suasan yang baru yaitu Abbasiyah yang bersifat kondusif serta steril dari keturunan Banu Umayyah sebagai lawan politiknya saat itu.

Sikap tegas serta berani yang dimiliki oleh Khalifah Abu Abbas As Saffah ketika membuat suatu kebijakan maupun peraturan menuai banyak pujian saat itu. Dampak dari kebijakan-kebijakan yang ia terapkan pun berhasil membuat situasi saat itu lebih kondusif serta mudah dikendalikan.

Pada periode pertama masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, pemerintahan yang dipimpin oleh Abu Abbas telah berhasil mencapai masa keemasan. Secara politis, para khalifah pada Daulah Abbasiyah merupakan tokoh-tokoh yang kuat serta memiliki prestasi. Di sisi lain pula, kemakmuran masyarakat Islam pada masa dinasti pun mencapai tingkat paling tinggi.

Tidak hanya kemakmuran masyarakat, para khalifah Daulah Abbasiyah juga berhasil memajukan perkembangan pada bidang ilmu pengetahuan serta filsafat dalam Islam. Lalu, keilmuan ini pun terus berkembang selama beberapa periode setelahnya.

Pendiri Daulah Abbasiyah

Meskipun mendapatkan gelar sebagai penumpah atau peminum darah, rupanya keberhasilan dari Abu Abbas ketika menaklukan Daulah Umayyah mendapatkan dukungan besar dari para tentara bayaran asal Persia, Abu Muslim Al Khurasany. Selain itu, beberapa petinggi dari kerajaan lain seperti Romawi dan Mesir pun memberikan pujian pada ketegasan sikap Abu Abbas dalam membuat kebijakan pada peraturan pemerintahan.

Abu Abbas As Saffah kemudian menunjukan saudaranya yaitu Abu Ja’far untuk menggantikan memimpin pemerintahan usai dirinya meninggal dunia. Saudaranya kemudian melanjutkan pemerintahan Abbasiyah pada tahun 754 hingga 775 Masehi.

Itulah biografi singkat dari pendiri Daulah Abbasiyah yaitu Abu Abbas As Saffah yang berhasil membawa Islam dalam kejayaan dan perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus filsafat yang pesat. 

Sedikit Mengenai Kekhalifahan Abbasiyah

Pendiri Daulah Abbasiyah

museumfacts.co.uk

Setelah mengetahui pendiri Daulah Abbasiyah, Grameds juga perlu mengetahui Kekhalifahan Abbasiyah yang dikenal membawa Islam dalam masa kejayaannya. Daulah Abbasiyah merupakan kekhalifahan ketida Islamm yang berkuasa di Baghdad, lalu berpindah ke Kairo pada tahun 1261.

Sebagai kekhalifahan ketiga, Daulah Abbasiyah telah berkembang pesat hingga menjadikan dunia Islam sebagai pusat dari pengetahuan dunia. Ketika berkuasa, Daulah Abbasiyah berhasil meruntuhkan kekuasaan seluruh wilayah Bani Umayyah kecuali Andalusia.

Nama dai Bani Abbasiyah sendiri menunjuk pada keturunan dari paman Rasulullah yang paling muda, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib. Sehingga Bani Abbasiyah pun termasuk dalam Bani Hasyim.

Ketika mulai berkuasa yaitu pada tahun 750 M, Daulah Abbasiyah memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Kemudian selama tiga abad, Daulah Abbasiyah secara bertahap berkembang dan kemudian meredup ketika bangsa Turki mulai mencapai puncaknya.

Setelah 150 tahun berkuasa di Baghdad (sekarang adalah Iran) kekhalifahan Abbasiyah dipaksa untuk menyerahkan kekuasannya pada dinasti setempat oleh bangsa Turki yang sebelumnya adalah bagian dari tentara kekhalifahan dan dikenal dengan nama Mamluk.

Saat itu, banga Turki meminta agar khalifah Daulah Abbasiyah untuk menyerahkan kekuasan pada amir atau sultan. Kemudian, Daulah Abbasiyah pun menyerahkan Andalusia pada keturunan Bani Umayyah yang berhasil melarikan diri, yaitu pada Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabiyyah serta Fatimiyah.

Kejatuhan Daulah Abbasiyah pada tahun 1258 M diketahui karena serangan dari bangsa Mongil yang saat itu dipimpin oleh Hulagu Khan yang berhasil menghancurkan Baghdad dan tidak menyisakan sedikitpun dari ilmu pengetahuan yang yang telah dihimpun saat itu di perpustakaan Baghdad pada masa Daulah Abbasiyah.

Kekhalifahan Abbasiyah kemudian berlanjut di Kairo pada tahun 1261 di bawah naungan dari Kesultanan Mamluk di Mesir. Kekhalifahan Kairo ini kemudian berakhir ketika Mesir takluk oleh Kesultanan Utsmaniyah pada thaun 1517 dan mendapatkan helar khalifah yang diklaim oleh dinasti Utsmaniyah di Turki. Kini, keturunan dari Bani Abbasiyah termasuk orang-orang dari suku Al Abbasi tinggal di timur laut Tikrit, Irak.

Pendiri Daulah Abbasiyah

Puncak Keemasan dari Daulah Abbasiyah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa di bawah kepemimpinan khaifah Abu Abbas As Saffah, kebijakan serta pemerintahan yang tegas telah membawa Islam pada masa kejayaan. Selain itu, pola pemerintahan yang diterpkan oleh Daulah Abbasiyah pun berhasil membawa perubahan politik, budaya serta sosial. Berdasarkan pada pola pemerintahan maupun politik, para sejarawan pun membagi masa pemerintahan dari Daulah Abbasiyah menjadi lima periode, berikut penjelasannya.

  1. Periode pertama pada tahun 132 H atau 750 M hingga 232 H atau 847 M, disebut sebagai periode pengaruh Persia pertama.
  2. Periode kedua yaitu pada tahun 334 H atau 845 M hingga 334 H atau 945 M disebut pula sebagai periode dari pengaruh Turki pertama.
  3. Periode ketiga pada tahun 334 H atau 945 M hingga 447 H atau 1055 M merupakan masa kekuasaan dari dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Pada periode ini pula, periode ketiga disebut sebagai masa pengaruh Persia kedua.
  4. Periode keempat yang berlangsung pada tahun 447 H atau 1055 M hingga 590 H atau 194 M adalah masa kekuasaan dari Daulah Bani Seljuk pada pemerintahan khilafah Abbasiyah yang disebut pula sebagai masa pengaruh Turki kedia di bahwa kendali dari Kesultanan Seljuk Raya.
  5. Periode kelima yaitu pada tahun 590 H atau 1194 M hingga 656 H atau 1258 M merupakan masa khalifah yang bebas dari pengaruh dinasti lain, akan tetapi kekuasannya hanya efektif pada sekitar kota Baghdad, lalu diakhiri oleh invasi dari Bangsa Mongol.

Pada periode pertama dari Daulah Abbasiyah, pemerintahan Bani Abbas telah mencapai masa-masa keemasannya. Secara politik, para khalifah dari Daulah Abbasiyah adalah tokoh kuat serta telah menjadi pusat kekuasaan politik sekaligus agama.

Di sisi lain, kebijakan yang diterapkan pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah pun berhasil membuat rakyat lebih makmur. Periode pertama pula yang menjadi landasan untuk perkembangan dari filsafat serta ilmu pengetahuan dalam Islanm. Sayangnya, setelah periode pertama berakhir, pemerintahan Bani Abbas pun mulai menurun terutama dalam bidang politik, meskipun pada bidang filsafat serta ilmu pengetahuan terus berkembang.

Usai Abu Abbas As Saffah selesai memimpin, Abu Ja’far Al Manshur yaitu saudara dari Abu Abbas meneruskan kekuasannya. Kemudian lahirlah tokoh-tokoh besa yang kemudian menjadi saingan untuk khilafah Daulah Abbasiyah, akan tetapi Abu Ja’far pun berhasil menyingkirkan satu persatu tokoh saingannya tersebut.

Abdulllah bin Ali serta Shalih bin Ali (paman Abu Ja’far) yang sebelumnya ditunjuk sebagai gubernur oleh Abu Abbas di Syria dan Mesir sebelumnya pun dibunuh oleh Abu Ja’far, karena keduanya tidak bersedia membaiat Abu Ja’far.

Apabila dasar dari pemerintah Daulah Abbasiyah diletakan serta dibangun oleh Abu Abbas As Saffah, serta Abu Ja’far, maka puncak keemasan dari Daulah Abbasiyah berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu ialah Al Mahdi yang menjabat pada 775 M – 785 M, Al Hadi menjabat pada 775 M – 786 M, Harun Ar Rasyid menjabat pada 786 M – 809 M, Al Ma’mun menjabat pada 813 M – 833 M, Al Mu’tashim menjabat pada 833 M – 842 M, Al Watsiq menjabat pada 842 M – 847 M, serta Al Mutawakkil menjabat pada 847 M – 861 M.

Faktor Penyebab Kemunduran pada Daulah Abbasiyah

Setelah berkuasa begitu lama, Daulah Abbasiyah pun mengalami kemunduran, ada beberapa faktor penting yang menyebabkan Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran. Ketika mengalami Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran, banyak daerah kemudian memanfaatkan momen tersebut untuk memerdekakan diri. Berikut adalah faktor yang menjadi penyebab Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran.

  1. Luas dari wilayah kekuasan Daulah Abbasiyah, sementara itu komunikasi dari pusat dengan daerah-daerah sulit untuk dilakukan. Bersamaan pula dengan kesulitan komunikasi, tingkat dari saling percaya pada kalangan penguasa serta pelaksanan pemerintahan pun sangat rendah.
  2. Adanya profesionalisasi pada angkatan bersenjata, maka ketergantungan pada khalifah pun kian tinggi.
  3. Keuangan negara dinilai sangat sulit, sebab biaya yang dikeluarkan saat itu untuk tentara bayaran cukup besar. Ketika kekuatan militer menurun, maka khalifah pun tidak sanggup untuk memaksakan pengiriman pajak ke Baghdad.

Selain ketiga faktor tersebut, ada pula masa-masa disintegrasi yang terjadi pada tahun 1000 M hingga 1250 M.

Masa disintegrasi terjadi, sebab kebijaksanaan khalifah saat itu lebih menekankan pada pembinaan perdaban sekaligus kebudayaan Islam dibandingkan persoalan politik. Sehingga, beberapa provinsi terutama provinsi di daerah pinggiran mulai lepas dari genggaman para penguasa Daulah Abbasiyah dan memulai pemberontahakan untuk memeroleh kemerdekaan penuh daerahnya masing-masing.

Dicatatkan, bahwa ada dua cara yang dapat dilakukan oleh para pemimpin daerah untuk melepaskan diri dari genggaman para penguasa Daulah Abbasiyah. Berikut penjelasannya.

  1. Seorang pemimpin lokal akan memimpin suatu pemberontakan, lalu berhasil memeroleh kemerdekaan secara penuh seperti Daulah Bani Umayyah yang berada di Spanyol serta Bani Idrisiyyah di Markoko.
  2. Gubernurh yang ditunjuk oleh khalifah memiliki kekuasaan serta kedudukan yang semakin kuat, contohnya seperti Aghlabiyyah yang berada di Tunisia serta Thahiriyyah di Khurasan.

Dijelaskan oleh Ibnu Khaldun, bahwa keruntuhan dari kekuasaan Bani Abbas mulai terlihat sejak awal abad kesembilan. Fenomena tersebut menurut Ibnu Khaldun bersamaan dengan datangnya para pemimpin yang memiliki kekuatan militer di provinsi tertentu, sehingga membuat para pemimpin provinsi tersebut benar-benar independen.

Ditambah dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh Daulah Abbasiyah saat itu mengalami kemunduran. Oleh karena itu, sebagai gantinya para penguasa di Daulah Abbasiyah pun memperkerjakan profesional di bidang kemiliteran, khususnya para tentara Turki dengan sistem perbudakan yang baru.

Karena pengangkatan anggota militer dari Turki tersebut, dalam perkembangan selanjutnya menjadi suatu ancaman besar untuk kekuasaan khalifah. Terutama pada periode pertama pemerintahan Daulah Abbasiyah, telah muncul fanatisme kebangsaan berupa geraka kebangsaan anti Arab atau disebut pula sebagai syu’u arabiyah.

Gerakan fanatisme tersebutlah yang kemudian memberikan banyak inspirasi pada gerakan politik, di samping permasalahan keagamaan. Pada masa tersebut, para khalifah dinilai tidak sadar bahwa muncul bahaya politik dari fanatisme kebangsaan maupun aliran keagamaan.

Pendiri Daulah Abbasiyah

Masa disintegrasi ini terjadi pada pemerintahan periode pertama dari Bani Abbasiyah hingga mencapai pada masa keemasan Daulah Abbasiyah. Kemudian pada masa-masa berikutnya pemerintahan Daulah Abbasiyah pun mulai menurun, terutama pada bidang politik. Di mana salah satu penyebabnya ialah kecenderungan para penguasa untuk hidup mewah serta kelemahan khalifah dalam memimpin roda pemerintahan masa itu.

Kemudian kekuasaan khilafah Abbasiyah pun berakhir pada awal periode kelima. Para periode kelima tersebut, para khalifah Abbasiyah tidak lagi berada di bawah kekuasaan dinasti tertentu, meskipun saat itu banyak dinasti Islam berdiri.

Itulah penjelasan mengenai profil singkat dari pendiri Daulah Abbasiyah yaitu Abu Abbas As Saffah serta penjelasan mengenai kekhalifahannya dan puncak keemasan yang berhasil diraih hingga faktor yang menyebabkan Daulah Abbasiyah mengalami kemunduruan.

Grameds, dapat mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah dari dinasti Islam, seperti Daulah Abbasiyah dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu menyediakan beragam buku berkualitas untuk Grameds. Jadi, tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!

BACA JUGA:

  1. Kisah Khulafur Rasyidin: Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali 
  2. Kisah Sahabat Nabi yang Menjadi Teladan 
  3. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 
  4. Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
  5. Teori Mekah: Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya