Pendidikan Jasmani

Sejarah Badminton dan 6 Pemain Badminton Terbaik Sepanjang Sejarah Indonesia

sejarah badminton
Written by Albert A

Sejarah badminton – Badminton merupakan salah satu dari beberapa olahraga yang paling populer di Indonesia. Animo masyarakat mengenai badminton tidak pernah surut dari tahun ke tahun. Terdapat beberapa alasan di balik kecintaan masyarakat Indonesia terhadap olahraga raket ini.

Aksesibilitas permainan badminton cukup mudah, yakni hanya memerlukan sepasang raket dan sebuah kok. Grameds bisa bermain badminton selama lokasi tersebut memiliki ruang lapang, seperti di halaman depan rumah, jalanan kosong, atau ruangan dalam rumah yang kosong.

Faktor lain yang membuat masyarakat begitu tertarik mengikuti badminton adalah fakta kalau Indonesia memiliki prestasi dalam cabang olahraga ini. Dibandingkan dengan olahraga populer lain seperti sepak bola dan bola voli, tim nasional badminton di Indonesia konsisten mengharumkan nama negara di kancah internasional.

Indonesia memiliki sejumlah pemain berkualitas yang bisa bersaing dengan negara-negara lain. Mayoritas negara yang mempunyai banyak pemain hebat di berbagai sektor berasal dari Benua Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan tentunya, Cina. Hanya ada segelintir negara dari Benua Eropa seperti Denmark yang bisa bersaing dengan negara-negara dari Benua Asia.

Namun, apakah Grameds tahu bahwa meskipun saat ini negara-negara dari Benua Asia menguasai cabang olahraga ini, sejarah badminton sebenarnya berasal dari Benua Eropa, tepatnya dari negara Inggris beserta beberapa negara persemakmurannya?

Sejarah Badminton

sejarah badminton

Sumber: Pixabay

Bagi penggemar badminton yang sudah veteran, fakta tersebut mungkin sudah mereka ketahui ketika mempelajari badminton lebih dalam. Namun, bagi orang-orang yang baru saja tertarik mendalami olahraga kok ini, mungkin saja hal ini terdengar mengejutkan. Terlebih, saat ini jarang sekali pemain badminton dari Eropa yang terdengar prestasinya.

Faktanya adalah negara Inggris yang kali pertama mempopulerkan badminton ke seluruh dunia. Peristiwa ini terjadi pada sekitar tahun 1870-an ketika mereka saat itu sedang mengkolonisasi negara India. Penjajah Inggris melihat masyarakat India bermain sebuah permainan memakai raket dan semacam bola yang terbuat dari wol.

Setelah para penjajah pulang ke negaranya, mereka membuat semacam klub badminton di kampung halaman mereka. Mulanya, permainan badminton bisa dimainkan hingga 8 orang, di mana 8 orang tersebut akan dibagi menjadi 2 tim dan mengisi masing-masing lapangan.
Tetapi, peraturan ini dengan cepat mereka ubah, karena dirasa terlalu banyak orang di dalam lapangan dan membuat permainan menjadi kurang efektif. Akhirnya, permainan badminton hanya bisa dimainkan maksimal oleh 4 orang saja. Peraturan ini merupakan salah satu peraturan paling awal dalam olahraga badminton.

Sebelum kita melanjutkan ke pembahasan berikutnya mengenai sejarah badminton, Grameds mungkin pernah mendengar kompetisi “All England Open“, salah satu kompetisi tertua dan yang paling bergengsi dalam olahraga badminton. Rupanya, kompetisi ini kali pertama diselenggarakan pasca kepulangan para tentara Inggris ini.

Adalah J. H. E. Hart, yang saat ini menjabat sebagai kepala Bath Badminton Club, yang menyelenggarakan kompetisi All England Open pada tahun 1899. Sebelumnya, tepatnya pada tahun 1893, dirinya bersama dengan beberapa koleganya juga mendirikan asosiasi badminton Inggris bernama Badminton Association of England (BAE).

All England Open yang paling pertama diselenggarakan hanya memuat 3 sektor saja, yaitu ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Sektor tunggal putra dan sektor tunggal putri akhirnya dimasukkan ke dalam kompetisi ini memasuki tahun 1900.

Perlahan namun pasti, kepopuleran badminton mulai terdengar ke sejumlah negara di Eropa. Peminat olahraga kok ini semakin banyak, sehingga kompetisi yang diselenggarakan di Eropa juga perlahan meningkat. Mulai banyak ditemukan turnamen dengan skala lokal maupun regional.

Akhirnya, pada tahun 1934, berdirilah asosiasi badminton yang menjadi payung bagi olahraga ini. Asosiasi yang bernama International Badminton Federation ini didirikan oleh sejumlah negara dari Eropa seperti Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia, Belanda, Denmark, dan Perancis, serta 2 negara lain dari luar Benua Eropa yakni Kanada dan Selandia Baru.

Setelah menyebar luas di Eropa dan beberapa negara di Benua Amerika Utara, akhirnya cabang olahraga badminton masuk ke Benua Asia. Tanpa disangka, negara-negara dari Benua Kuning ini bisa mendominasi olahraga yang awalnya justru disebarluaskan oleh orang-orang Eropa ini.

Mulanya, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Jepang, Cina, India, dan Korea Selatan, pergi ke Eropa untuk berkompetisi badminton di sana. Namun, setelah beberapa tahun, akhirnya banyak dari negara ini yang mulai menciptakan kompetisi mereka tersendiri dan mengundang atlet badminton Eropa untuk ikut bertanding dalam kompetisi ini.

Seperti Malaysia Open misalnya, yang bahkan sudah menyelenggarakan kompetisi ini jauh sebelum negara-negara Asia lain membuat turnamen badminton mereka tersendiri. Malaysia Open merupakan kejuaraan badminton tertua di Asia, yang kali pertama diselenggarakan pada tahun 1937.

Barulah beberapa puluh tahun kemudian, negara-negara Asia ikut membuat kompetisi badminton. Seperti India yang menciptakan India Open pada tahun 1973. Taipei Open, Indonesia Open, Thailand Open, dan China Open, ikut menyusul diselenggarakan masing-masing pada tahun 1980, 1982, 1984, dan 1986.

Kompetisi-kompetisi di atas, meskipun merupakan kompetisi badminton individual yang di mana mereka merepresentasikan negara masing-masing dalam tiap pertandingan. Selain kompetisi ini, juga ada kompetisi badminton lain dari IBF yang membawa nama negara alih-alih individu.

Kompetisi negara tertua adalah Thomas Cup dan Uber Cup, yang masing-masing kali pertama diselenggarakan pada tahun 1949 dan tahun 1957. Kompetisi ini diciptakan oleh George Alan Thomas, atlet asal Inggris yang tidak hanya bermain badminton saja, tetapi juga tenis dan catur.

Selain itu, ada juga IBF World Championship yang juga merupakan kompetisi individu, tetapi pemain juga akan membawa nama negara mereka, karena lagu kebangsaan negara pemenang kompetisi akan dikumandangkan setelah penyerahan medali.

Dan terakhir, terdapat kompetisi antar negara bernama Sudirman Cup. Beberapa dari Grameds mungkin sudah menduga bahwa kompetisi ini diselenggarakan kali pertama di Indonesia, tepatnya pada tahun 1989. Turnamen ini mengambil nama dari pemain badminton legendaris asal Indonesia yakni Dick Sudirman.

Namun, tidak selamanya badminton dunia berjalan dengan damai dan lancar. Misalnya, ketika tahun 1940-1946, sempat tidak ada kompetisi badminton apapun karena sedang berlangsung Perang Dunia II, yang bisa saja mengancam keselamatan atlet jika bermain pada periode tersebut.

Selain itu, sempat ada dualisme asosiasi yang terjadi akibat ketidakpuasan dari negara-negara Asia terhadap IBF karena mereka membiarkan Afrika Selatan tergabung ke dalam asosiasi ini. Pada saat itu, mereka menentang kebijakan apartheid milik pemerintah Afrika Selatan, dan meminta IBF mengeluarkan mereka dari asosiasi.

Yang terjadi justru malah asosiasi badminton Afrika bernama African Badminton Union keluar dari IBF. Tidak sampai di sana, negara-negara yang tidak puas dengan kinerja IBF ini menciptakan federasi baru bernama World Badminton Federation (WBF) .

Meskipun begitu, negara-negara baik itu dari IBF maupun WBF bisa berkompetisi di tiap-tiap kompetisi yang diselenggarakan dari anggota asosiasi di tiap negara. Grameds bisa melihat sejarah dari sejumlah kompetisi badminton tertua, dan menemukan nama-nama yang menjuarai kompetisi tersebut meskipun negaranya tidak dalam asosiasi badminton yang sama.

Kini, perlu diketahui bahwa IBF akhirnya berganti nama menjadi BWF pada 24 September 2006. BWF sendiri merupakan singkatan dari Badminton World Federation. Pergantian nama ini terjadi karena WBF dan IBF resmi melebur menjadi satu.

Saat ini, sudah semakin banyak pemain badminton yang berkompetisi dan bermain di berbagai macam kejuaraan yang terselenggara di banyak negara. Kepopuleran badminton perlahan terus meningkat, tidak hanya di negara Asia saja, melainkan negara-negara dari Eropa, Amerika Utara, bahkan Afrika.

Pemain Badminton Terbaik Sepanjang Sejarah Indonesia

Berdasarkan sejarah di atas, Grameds sekarang sudah tahu kalau Indonesia mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan badminton di dunia. Andil tersebut berupa penciptaan salah satu kompetisi badminton paling awal di Asia serta penyelenggaraan Sudirman Cup.

Meskipun begitu, kontribusi terbesar Indonesia dalam badminton dunia tidak dapat dipungkiri adalah negara kita kerap melahirkan atlet badminton kelas dunia yang menghibur penontonnya setiap melihat mereka bertanding di atas lapangan.

Jika kita membahas para pemain badminton Indonesia secara mendetail, mulai dari latar belakang, gaya bermain, serta pencapaian internasional, rasanya akan diperlukan hingga 2 atau bahkan 3 artikel karena tiap-tiap dari mereka memiliki keunikan, ciri khas, dan tentunya pencapaian membanggakan.

Jadi, sebagai penutup, kita akan membahas 6 dari sekian banyak pemain badminton yang dianggap sebagai pemain badminton terbaik di Indonesia sepanjang sejarah. Kita akan membahas sedikit terkait ciri khas serta pencapaian mereka dalam kancah badminton dunia.

Rudy Hartono

sejarah badminton

Sumber: Kompas.com

Rudy Hartono merupakan salah satu pemain badminton legendaris dari Tanah Air yang sudah melegenda karena kontribusinya dalam mempopulerkan olahraga kok ini serta pencapaiannya dalam menggapai sejumlah medali emas pada banyak kompetisi terkenal.

Sosok ini adalah pemegang rekor terbanyak dalam memenangkan kompetisi tertua di dunia, All England Open, pada sektor tunggal putra. Rudy Hartono memenangkan kompetisi ini sebanyak 7 kali, di mana 4 kompetisi di antaranya berhasil dia menangkan sebanyak 4 kali berturut-turut.

Tidak sampai di sana, Rudy Hartono juga berhasil mendapatkan medali emas Thomas Cup bersama tim Indonesia sebanyak 4 kali. Dirinya bahkan menjuarai IBF World Championship dalam kesempatan pertama dan terakhirnya pada tahun 1980. Akhirnya, Rudy Hartono pensiun pada tahun 1982 setelah 17 tahun berkarir dalam badminton.

Liem Swie King

sejarah badminton

Sumber: Kompas.com

Sosok yang satu ini dikenal karena dianggap mempopulerkan teknik “jumping smash“, yaitu teknik badminton di mana seseorang melompat dan memukul kok dengan keras. Teknik ini amat umum ditemukan pada badminton era sekarang. Tetapi, dahulu teknik ini terbilang langka sampai-sampai Liem Swie King dijuluki sebagai revolusioner karena sering memakainya dalam pertandingan.

Teknik jumping smash ini bahkan sampai diberi nama “King Smash” karena seringnya Liem Swie King memakainya. Namun, Liem Swie King tidak hanya terkenal karena mempopulerkan teknik jumping smash saja, tetapi juga karena prestasinya yang luar biasa.

Dirinya berhasil memenangkan All England Open sebanyak 4 kali dalam sektor tunggal putra. Liem Swie King juga berkontribusi dalam 3 medali emas Thomas Cup yang diraih Indonesia. Bermain bersama sejumlah pemain legendaris lain seperti Rudy Hartono yang sebelumnya kita bahas, tim Indonesia saat itu amat ditakuti oleh tim bulu tangkis lain di Indonesia.

Susi Susanti

sejarah badminton

Sumber: BolaSport

Nama Susi Susanti adalah salah satu dari segelintir pemain badminton wanita yang sukses selama karirnya. Susi Susanti saat itu dikenal sebagai pemain badminton dengan tipe defensif, yang kerap menggunakan staminanya untuk menguras tenaga lawan dan melancarkan serangan balik ketika mereka sudah kelelahan.

Cara bermain ini membawa hasil positif bagi Susi Susanti. Dirinya berhasil meraih medali emas pada beberapa kejuaraan bergengsi seperti 1 medali emas IBF World Championship, 1 medali emas Sudirman Cup, 2 medali emas Uber Cup, dan banyak medali emas dalam kompetisi-kompetisi seperti Indonesia Open, Thailand Open, dan tentunya, All England Open.

Namun, kesuksesan terbesarnya adalah memenangkan medali emas Olimpiade di Barcelona tahun 1992 pada sektor tunggal putri. Medali emas ini spesial karena ini merupakan kali pertama badminton dipertandingkan pada Olimpiade. Susi Susanti juga berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade di Atlanta tahun 1996, sebelum akhirnya pensiun setahun berselang di usianya yang ke-26.

Rexy Mainaky

sejarah badminton

Sumber: Kompas.com

Dibandingkan dengan beberapa nama sebelumnya, Rexy Mainaky mungkin kurang mentereng. Meskipun begitu, dirinya dianggap oleh banyak pengamat badminton sebagai salah satu pemain badminton sektor ganda putra terbaik di dunia.

Bersama dengan partnernya Ricky Subagja, Rexy Mainaky berhasil meraih banyak medali emas dalam berbagai kompetisi terkenal. Sebut saja 1 medali emas IBF World Championship, 2 medali emas All England Open, 4 medali emas Indonesia Open, serta 4 medali emas Thomas Cup.

Namun, layaknya Susi Susanti di atas, kemenangan terbesar Rexy Mainaky tentunya ketika berhasil menjuarai Olimpiade tahun 1996 di Atlanta dan meraih medali emas. Medali emas itu merupakan medali emas pertama Indonesia di sektor ganda putra, menjadi awal kedigdayaan Indonesia dalam sektor ganda putra dalam badminton dunia.

Hendra Setiawan

sejarah badminton

Sumber: Kompas.com

Penggemar badminton baik penggemar lawas dan penggemar baru seharusnya sudah tidak asing dengan sosok ini. Hendra Setiawan adalah pemain badminton yang terkenal dengan pukulannya yang akurat, kemampuan dalam mendikte permainan, dan ketenangan di dalam lapangan.

Bersama dengan Markis Kido dan Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan sudah memenangkan hampir semua gelar bergengsi dalam badminton. Hingga tulisan ini dibuat, satu-satunya medali emas yang belum dia raih adalah medali emas Sudirman Cup.

Selebihnya, Hendra Setiawan sudah merasakan berbagai macam gelar selama dirinya berkarir, termasuk medali emas Olimpiade yang dia dapat pada tahun 2008 di Beijing bersama Markis Kido. Banyak pemain badminton yang dahulu masih berusia muda dan mengidolakan Hendra Setiawan, kini bertanding dan menyerap banyak ilmu ketika berada di atas lapangan.

Liliyana Natsir

sejarah badminton

Sumber: BWF

Terakhir, kita memiliki Liliyana Natsir, pemain badminton perempuan yang kesuksesannya juga diakui oleh para pemain badminton serta fans di seluruh dunia. Sama seperti Hendra Setiawan, Liliyana Natsir sudah mendapat semua gelar bergengsi dalam badminton kecuali medali emas Sudirman Cup dan medali emas Uber Cup.

Hingga saat ini, Liliyana Natsir merupakan pemain ganda campuran yang berhasil memegang rekor terbanyak dalam memenangkan BWF World Championship, yakni sebanyak 4 kali. Dirinya juga berhasil menjuarai All England Open sebanyak 3 kali berturut-turut.

Liliyana Natsir berpartner dengan Nova Widianto dan Tontowi Ahmad. Bersama Nova Widianto, keduanya hanya berhasil meraih medali perak Olimpiade di London tahun 2012. Barulah bersama Tontowi Ahmad, mereka berhasil medali emas Olimpiade di Rio de Janeiro tahun 2016.

Kesimpulan

Cukup sekian artikel yang membahas sejarah badminton beserta pemain badminton sepanjang sejarah Indonesia. Pada sesi ini, terdapat beberapa buku rekomendasi yang cocok bagi Grameds pecinta badminton, yaitu buku “Badminton Freak“, buku “TANGKAS: 67 Tahun Berkomitmen Mencetak Jawara Bulu Tangkis“, dan buku “Buku Jago Bulu Tangkis Untuk Pemula“.

Badminton Freak – Cover Baru
https://www.gramedia.com/products/conf-badminton-freak-cover-baru?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

TANGKAS: 67 Tahun Berkomitmen Mencetak Jawara Bulu Tangkis

https://www.gramedia.com/products/tangkas-67-tahun-berkomitmen-mencetak-jawara-bulu-tangkis?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Buku Jago Bulu Tangkis Untuk Pemula

https://www.gramedia.com/products/buku-jago-bulu-tangkis-untuk-pemula?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Buku-buku di atas merupakan persembahan dari kami, Gramedia.com. Kamu bisa temukan dan membeli buku tersebut di situs kami. Dapatkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat, dan menjadi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sevilla Nouval Evanda

Baca juga:

About the author

Albert A

Salah satu untuk menjaga agar tubuh tetap sehat adalah berolaharaga. Oleh sebab itu, saya suka dengan materi-materi pendidikan jasmani.