Agama Islam

Kisah Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali

kisah-kisah khulafaur rasyidin
Written by Yufi Cantika

Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa’ dan Ar-Rasyidin. Khulafa’ artinya pengganti, sedangkan Ar-Rasyidin artinya mendapat petunjuk. Jadi, jika digabungkan Khulafaur Rasyidin artinya pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang bersedia untuk menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW. sebagai kepala negara, pemimpin pemerintahan, dan pemimpin umat Islam. Tidak semua tugas Rasulullah SAW. dapat digantikan oleh Khulafaur Rasyidin, terutama tugas nabi dan rasul.

Khulafaur Rasyidin dijelaskan dalam firman Allah Swt. pada QS At-Taubah ayat 100 yang berbunyi:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah: 100).

Khulafaur Rasyidin ini adalah para khalifah dari empat sahabat Rasulullah SAW. Mereka menjadi khilafah setelah Rasul wafat. Keempat sahabat Rasul tersebut adalah orang-orang yang mengakui Rasul sejak awal diberi tugas oleh Allah Swt. Keempat sahabat ini juga dipilih oleh umat berdasarkan konsensus. Sahabat yang menjadi khilafah setelah Rasul SAW. wafat adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin ini adalah masa yang sangat penting bagi perjalanan Islam. Pada masa tersebut disebut sebagai masa pembentukkan fiqih Islam. Selain itu, setelah hukum syariat-syariat Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW., para sahabat Rasul yang menjadi khalifah memikul beban dan tanggung jawab yang besar untuk mencari sumber-sumber dari syariat tersebut. Hal tersebut diperlukan untuk menjawab pada masa perkembangan zaman yang tidak ada pada Al Quran dan sunahnya.

Pada saman Khulafaur Rasyidin ini para sahabat Rasul berhasil memperluas Islam hingga ke luar Jazirah Arab. Mereka telah meletakkan dasar-dasar kehidupan dari ilmu Islam kepada kehidupan umatnya.

beli sekarang

Semua kisah lengkap Khulafaur Rasyidin terangkum dalam buku ini. Kisahnya begitu menyentuh dan mampu mempertebal iman umat Islam dan memperdalam cinta kita kepada Rasulullah Saw.

Untuk lebih jelasnya mengenai masa Khulafaur Rasyidin, di bawah ini akan dijelaskan kisah singkat setiap khilafah pada masa tersebut. Berikut adalah kisah Khulafaur Rasyidin.

1. Abu Bakar As-Siddiq

Abu Bakar memiliki nama asli Abdul Ka’bah. Kemudian nama tersebut diganti oleh Rasuk menjadi Abdullah. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafah at -Tamimi. Abu Bakar lahir dari pasangan suami istri Usman (Abu Quhafah dan Ummu Khair Salma binti Sakhr, ia berasal dari suku Taim. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 572 M.

Sejak kecil, Abu Bakar memiliki sifat lemah lembut, jujur, dan sabar. Saat ia memasuki usia remaja, ia telah bersahabat dengan Rasullullah SAW. dan sahabat lainnya yang menemani Rasulullah juga. Sejak saat itu ia dijuluki sebagai As-Siddiq karena ia selalu mempercayai dan membenarkan apa yang dikatakan oleh Rasul.

Abu Bakar dipilih menjadi khilafah dengan jalan musyawarah antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Pada masa setelah peninggalan Rasul terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar saat pemilihan penerus Rasulullah SAW. Kaum Anshar menawarkan Sa’ad bin Ubadah sebagai penerus kepemimpinan Rasul, sedangkan Abu Bakar  As-Siddiq menawarkan Umar bin Khattab dan Abu bin Ubaidah  sebagai penerus kepemimpinan Rasul.

Dalam masa perselisihan ini Abu Bakar menegaskan kepada kaum Anshar bahwa kaum Muhajirinlah yang pantas untuk menggantikan kepemimpinan Rasul sebagai pemimpin Islam karena kaum Muhajirin telah diistimewakan oleh Allah Swt. kaum Muhajirin yang pertama mengakui Muhammad sebagai Nabi dan selalu bersamanya dalam situasi apa pun.

Pada saat itu juga Umar bin Khattab menolak usulan Abu Bakar yang menjadikannya sebagai pengganti Rasul. Bahkan Umar mengatakan bahwa Abu Bakar yang cocok menjadi khalifah dari kaum Muhajirin. Setelah bermusyawarah, kedua kaum akhirnya sepakat untuk menjadikan Abu Bakar sebagai khalifah. Ada beberapa kesepakatan yang membuat Abu Bakar diterima menjadi khalifah yaitu.

  • Ia adalah orang pertama yang mengakui peristiwa Isra’ Mi’raj;
  • Abu Bakar orang yang menemani Rasulullah SAW. untuk hijrah ke Madinah;
  • Abu Bakar orang yang sangat gigih dan selalu melindungi orang-orang yang memeluk agama Islam;
  • Ia pernah menjadi imam salat sebagai pengganti Rasul saat sedang sakit.

Pada masa kepemimpinan Abu Bakar, beliau mengutamakan kepentingan dalam negerinya sendiri daripada hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kaum dan negerinya.

Masalah yang ada di negerinya saat itu adalah orang-orang yang mulai meninggalkan Islam karena mereka berpikir setelah Muhammad meninggal maka Islam juga telah berakhir kekuasaannya. Lalu banyak juga orang yang mengaku dirinya sebagai pengganti Rasulullah SAW. Dengan demikian Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka semua.

Semua keputusan yang terjadi pada masa pemerintahan Abu Bakar selalu ada di tangannya. Namun sebelumnya ia selalu bermusyawarah dengan dengan para sahabat sebelum memutuskan sesuatu.

Sebelum Abu Bakar meninggal, ia menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikan posisinya sebagai khilafah. Ia menunjuk Umar bukan asal saja, namun telah dipertimbangkan karena situasi politik yang ada. Abu Bakar khawatir jika pemilihan khilafah selanjutnya diadakan seperti pemilihan khilafaf sebelumnya akan terjadi situasi politik yang semakin keruh.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab memiliki umur yang lebih muda 13 tahun dari Rasulullah SAW. ia lahir di Mekkah pada tahun 582 M, dan pada tahun 634 M ia menggantikan Abu Bakar sebagai khilafah.

Sejak masih kecil, Umar dikenal sebagai orang yang pemberani dan cerdas. Ia bahkan tidak takut menyatakan suatu kebenaran pada siapa saja. Sebelum ia masuk Islam, ia sempat menentang Islam, namun setelah masuk ia sangat membela Islam dan melawan musuh-musuhnya. Karena keberaniannya, Umar bin Khattab ditakuti oleh kaum Quraisy.

Sifat keberaniannya dalam kebenaran membuat Rasulullah SAW. memberi julukan kepadanya sebagai Al-Faruq yakni memiliki arti sang pembeda. Maknanya bahwa Umar adalah sesosok orang yang dapat membedakan kebenaran dan keburukan.

Kekhalifan Umar bin Khattab dimulai saat Abu Bakar sakit dan memanggil Utsman bin Affan untuk menulis surat wasiat kepada Umar untuk menggantikannya sebagai khalifah. Tujuan Abu Bakar adalah untuk menghindari perselisihan dalam pemilihan khalifah saat ia sudah meninggal. Dengan terpilihnya Umar bin Khattab sebagai khalifah, semua umat Islam setuju dengan keputusan Abu Bakar.

Lamanya Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah membuatnya mendapat gelar baru yaitu Amir al-Mu’minin yang artinya pemimpin orang beriman. Gelar ini diberikan oleh kamu muslimin karena melihat Umar bin Khattab yang memimpin Islam selama 10 tahun. Oleh karena itu ia sangat pantas mendapatkan gelar tersebut

Dalam masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab mengutamakan perluasan dari Islam yang mencapai hingga satu per tiga dari dunia. Dengan kerja kerasnya Umar, Islam bisa mencapai hingga Eropa. Berkat gaya kepemimpinan Umar ini menjadi kekuatan untuk Islam yang harus diperhitungkan. Pada saat itu posisi Islam memiliki kekuatan yang sama seperti Romawi dan Persia.

Pada masa tersebut wilayah Islam diperluas hingga Mesir,             Irak, Syam, Palestina dan negara-negara Persia lainnya. Setelah menguasai beberapa negara dengan Islam, Umar membentuk pemerintahan yang mirip dengan Persia. Umar bin Khattab membuat administrasi pemerintahan yang mengatur delapan wilayah yaitu, Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Departemen didirikan untuk mengatur gaji dan pajak tanah dari masing-masing pejabat di wilayah tersebut sehingga hal tersebut memicu terdirinya Baitul Mal.

Umar wafat pada umur 63 tahun setelah memerintah pada kepemimpinan Islam selama 10 tahun 6 bulan. Wafatnya disebabkan karena ia ditikam oleh  Abu Lu’lu’ah. Ia adalah seorang budah dari al-Mughirah bin Syu’bah pada saat sedang salat subuh.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan pada tahun 579 M di Thaif daerah subur kawasan Hijaz, letaknya di sebelah barat laut Arab Saudi. Ia lahir setelah 5 tahun dari tahun Gajah. Hal tersebut membuatnya memiliki usia 5 tahun lebih muda dari Rasulullah SAW.

Ustman bin Affan adalah seorang saudagar kaya dan juga seorang penulis wahyu yang terkenal. Ustman dikenal sebagai orang yang pendiam dan memiliki budi pekerti yang baik. Karena ia banyak melakukan amal kebaikan maka ia mendapat gelar Ghaniyyun Syakir, yaitu artinya orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah Swt.

Walaupun ia orang kaya, ia tidak lupa dengan orang yang berada di bawahnya. Ia juga tidak segan untuk ikut berperang. Bahkan dikisahkan dari Ibn Syihab Al-Zuhri dikatakan bahwa, Utsman pernah mempersiapkan 940 ekor unta dan 60 ekor kuda untuk Jaisyul Usrah (pasukan sulit) dalam Perang Tabuk.

Selain itu ia juga pernah memberikan 10.000 dinar (sekitar 483 juta rupiah) kepada Rasullullah SAW. dengan kedua tangannya sendiri. Kejadian tersebut diceritakan oleh sahabat Rasul yaitu, Hudzaifah.

Karena telah banyak kebaikan yang dilakukan oleh Utsman maka ia sempat dinikahkan dengan putri Rasul yang bernama Ruqayyah. Setelah Ruqayyah wafat, ia menikah lagi dengan putri Rasul yang bernama Ummu Kullsum. Dengan demikian ia diberikan julukan sebagai Dzun Nurain, yang artinya memiliki dua cahaya.

Ustman bin Affan memiliki jasa-jasa berupa membukukan Al Quran menjadi beberapa naskah. Beliau juga menetapkan pelafalan di dalam Al Quran menjadi serentak dan seragam. Karyanya yang besar itu sangatlah bermanfaat bagi umat Islam. Oleh karena itu, ia diberi penghargaan sebagai Mushaf Usmani.

Masa kepemimpinannya ini dimulai ketika Umar bin Khattab mengalami sakit keras setelah ditusuk oleh Abu Lu’lu’ah seorang budak dari Persia. Karena sakitnya Umar lalu ia membentuk tim yang memiliki anggota Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abudrrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abis Waqqas.

Dibentuknya formasi tersebut bertujuan untuk pemilihan pengganti dari Umar bin Khattab untuk menjadi khalifah. Namun empat orang anggota tersebut menggundurkan diri. Lalu, berdasarkan pendapat umum masyarakat bahwa mereka menginginkan Utsman bin Affan yang menjadi pengganti dari Umar bin Khattab. Abdurraham bin Auf juga cenderung memilih Utsman bin Affan untuk menggantikan peran Umar bin Khattab.

Dengan kesepakatan dan persetujuan umat Islam, maka Utsman bin Affan diangkat menjadi khalfiah di umurnya yang sudah mencapai 70 tahun. Ia menjadi khalifah selama 12 tahun, di mana lebih lama daripada Umar bin Khattab.

Dalam masa pemerintahannya, Utsman bin Affan mengembangkan Islam ke beberapa daerah yang sebelumnya belum sempat dicapai oleh Umar bin Khattab. Umat Islam sedikit kecewa karena perbedaan sifat antara Utsman bin Affan dan Umar bin Khattab. Utsman memiliki sifat yang cenderung lembut dan membuat Islam sedikit lemah.

Pada masa pemerintahannya ini kebijakan dari Utsman yang paling disorot adalah ketika ia mengangkat kerabat keluarganya untuk menduduki jabatan penting seperti gubernur-gubernur di daerah kekuasaan Islam.

Selain masalah perluasan daerah, Utsman juga memperhatikan pembangunan dalam kota. Ia membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan di perkotaan, jembatan, masjid, dan juga meluaskan masjid Nabawi.

Di akhir masa pemerintahannya, Utsman tidak meninggalkan pesan sedikit pun. Hal ini dikarenakan ia meninggal secara tiba-tiba karena dibunuh pada saat ia membaca Al Quran. Ia wafat pada usia 83 tahun. Hal tersebut membuat kondisi politik semakin memburuk.

beli sekarang

Ditulis pada 1916, buku klasik ini mengurai “lubang hitam” kehidupan dan karier Utsman dan keturunannya, Orkhan, Murad dan Bayezid, para peletak dasar Khilafah Utsmani. Menganalisis sumber-sumber dari para penulis Utsmani, dikompilasi dengan tulisan para sejarawan Byzantium, serta diperkaya dengan dokumen primer yang tersimpan di museum-museum, penulis memaparkan gambaran terwujudnya khilafah ini.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib memiliki nama panjang Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Ia lahir di Mekkah tanggal 12 Rajab pada tahun ke-30 setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ali dilahirkan dari pasangan suami istri bernama Abi Thalib bin Abdul Muththalib dan Fatimah binti Asad. Sebelumnya ibunya memberinya nama Al-Haidarah yang artinya singa, kemudian ayahnya memberi sebutan sebagai Ali.

Semasa kecil, ia dididik dan dibesarkan oleh Rasulullah SAW. Kasih sayang dan kemuliaan yang Rasul berikan kepada Ali ini membentuk karakter Ali. Karena didikan Rasul ia berani masuk Islam di usia yang sangat muda, ia masuk Islam setelah Siti Khadijah. Karena keberanian yang dimiliki oleh Ali bin Abi Thalib maka ia diberi gelar dengan nama Singa Allah dan Karamallahu Wajhahu yang memiliki arti semoga Allah memuliakan wajahnya.

Masa kepemimpinan dimulai setelah Utsman bin Affan telah wafat. Pada saat itu umat Islam bingung siapa yang akan mengganti Ustman sebagai pemimpin Islam. Lalu pada saat itu ada yang mengusulkan agar Ali bin Abi Thalib menjadi pengganti Utsman sebagai khilafah. Semua mayortitas umat Islam setuju dengan diangkatnya Ali sebagai khilafah, kecuali mereka yang hanya setuju dengan Muawiyah bin Abu Sufyan.

Semasa menjadi pemimpin ia mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja, ia juga membenahi keuangan dari Baitul Mal, lalu memajukan bidang ilmu bahasa, dan memajukan pembangunan.

Masa pemerintahan yang dijalankan Ali bin Abi Thalib ini berbeda dengan masa pemerintahan sebelumnya, di mana pada saat itu wilayah Islam sudah sangat luas dan sudah banyak terpengaruh oleh masalah duniawi.

Ali juga menghadapi para penentang-penentang yang memunculkan pemberontakan. Bahkan ia juga melawan Zubair bin Awwam dan Aisyah karena oa dianggap tidak menuntaskan perkara pembunuhan Utsman bin Affan.

Pertentangan ini semua mengakibatkan timbulnya Perang Jamal atau disebut sebagai perang unta karena Aisyah yang menunggang unta untuk berperang. Pertentangan Ali dan Muawiyah juga menimbulkan Perang Siffin.

Lalu perang-perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitrase di Daumatul Jandal pada tahun 34 H. Karena semua perestiwa yang terjadi itu mengakibatkan munculnya tiga golongan dalam Islam, yaitu Khawrij, Murji’ah, dan Syi’ah. Ketiga golongan mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam.

Grameds, itulah penjelasan kisah singkat dari Khulafaur Rasyidin. Dari kisah-kisahnya memiliki perbedaan dalam kepemimpinan, dan setiap pemimpin juga memiliki teladan yang bisa kita jadikan sebagai contoh.

Jika kamu memiliki minat untuk belajar banyak mengenai kepemimpinan Islam pada zaman dahulu, kamu bisa membaca buku yang ada di Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah menyediakan berbagai buku untuk memenuhi kebutuhanmu. Yuk Grameds, beli bukunya sekarang juga!

beli sekarang

Ebook ini adalah upaya para intelektual muslim di Jawa Timur untuk menyumbangkan pemikirannya dalam rangka ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan umat untuk dijadikan sebuah buku kumpulan tulisan para cendekiawan muslim, semoga semakin bermanfaat dan menginspirasi umat untuk senantiasa menjaga Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.

Baca juga artikel terkait “Kisah Khulafaur Rasyidin” :

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika