Kesenian

Pengertian Montase: Fungsi, Tujuan, dan Pengaruhnya Pada Motorik Halus Anak

Written by Gaby

Pengertian Montase – Ketika bersekolah di Taman Kanak-Kanak dahulu, apakah Grameds sering diajarkan oleh guru untuk membuat sebuah kesenian yang menggunakan teknik tempel? Biasanya kesenian tersebut mengajarkan kita tentang bagaimana cara menggunting kertas kemudian menempelkannya sesuai dengan pola gambar yang sudah ada. Nah, kesenian sederhana tersebut biasanya dinamakan sebagai montase.

Meskipun memang terlihat sederhana, tetapi kesenian montase ini sering dijadikan sebagai pembelajaran khusus untuk mengembangkan kemampuan kreativitas anak sekaligus melatih motorik halus pada anak. Kedua hal tersebut jelas saja penting supaya kelak dewasa, otak kanan anak berkembang untuk hal-hal di bidang seni. Lalu sebenarnya, apa sih montase itu? Apakah hanya sekadar kesenian anak-anak yang menggunakan teknik tempel saja? Bagaimana pengaruh kesenian montase ini terhadap perkembangan motorik halus pada anak? Nah, supaya Grameds memahami akan hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://id.pinterest.com/

Pengertian Montase

Istilah “montase” ini berasal dari Bahasa Inggris, yakni “montage” yang berarti menempel. Jika melihat dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “montase” ini memiliki definisi sebagai ‘komposisi gambar yang dihasilkan dari pencampuran unsur beberapa sumber’ atau ‘kumpulan gambar yang dipilih, diatur, dan dikaitkan dari beragam unsur untuk menghasilkan bentuk dengan gagasan baru’. Sementara itu, menurut Sumanto (2005), berpendapat bahwa montase adalah suatu kreasi seni aplikasi yang dibuat dari tempelan guntingan gambar atau guntingan foto di atas bidang dasaran gambar.

Hampir sama dengan hal tersebut, Ayu (2017) juga mengungkapkan definisi dari montase yang berupa penggabungan gambar-gambar yang dihasilkan dari pencampuran unsur beberapa karya. Biasanya, karya seni montase ini digabungkan sesuai dengan tema yang telah ada, misalnya tema pedesaan, pegunungan, sungai, rumah. Nah, dari tema-tema atau pola gambar yang telah ada, kita harus menggunting kertas atau foto dengan bentuk sembarangan kemudian menempelkannya pada pola gambar tersebut. Lalu, menurut Susanto (2012) turut berpendapat bahwa montase adalah sebuah karya yang dibuat dengan cara memotong objek-objek gambar dari berbagai sumber, kemudian ditempelkan pada suatu bidang sehingga menjadi satu kesatuan karya dan tema.

Nah, dari beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu montase, dapat disimpulkan bahwa montase ini adalah sebuah karya seni yang kegiatannya berupa memotong kertas gambar atau foto dari berbagai sumber, kemudian potongan tersebut ditempelkan pada suatu bidang yang telah diatur temanya, sehingga akan menghasilkan suatu kesatuan karya dan tema.

Kegiatan membuat montase ini biasanya dilakukan oleh peserta didik di Taman Kanak-Kanak untuk mengembangkan motorik halus mereka sekaligus melatih kreativitas. Dalam melaksanakan kegiatan membuat montase ini, tentu saja harus diajarkan dan diawasi oleh guru mereka. Tak jarang, bahan dasar yang digunakan untuk kegiatan montase ini akan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Sebut saja ada kertas bergambar, majalah bekas, koran, kertas kado, kertas poster, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, pelaksanaan kegiatan membuat montase ini juga turut mengajarkan pada anak untuk menggunakan bahan-bahan di sekitar sebagai daur ulang suatu karya seni.

Jika karya montase ini dikembangkan, maka tentu saja dapat menjadi karya seni yang lebih hebat, bahkan juga sering dikolaborasikan dengan seni lukis, seni dekorasi, seni kriya, relief, hingga seni patung. Pada perkembangannya, montase ini memang hanya sekadar sebuah karya seni dua dimensi saja, tetapi ternyata sekarang telah merambah hingga menjadi sebuah karya seni tiga dimensi.

Kegiatan membuat montase ini jika diterapkan untuk anak-anak Taman Kanak-Kanak, maka dapat dijadikan sebagai permainan. Yap, anak-anak akan diajak untuk bersenang-senang sambil menggunting kertas-kertas yang telah disiapkan menjadi potongan-potongan sesuai kreativitas mereka. Setelah itu, anak-anak diajarkan pula untuk menempelkannya secara rapi di sebuah pola gambar yang sudah disiapkan sebelumnya.

Alat dan Bahan yang Digunakan Untuk Montase

Sebenarnya, alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya seni montase ini cukup sederhana dan bahkan mudah untuk diperoleh. Jika kegiatan membuat montase ini diterapkan dalam pembelajaran anak-anak di Taman Kanak-Kanak, maka guru perlu membimbing dan mengawasi sebab alat yang digunakan adalah gunting. Memang saat ini sudah terdapat gunting khusus untuk anak-anak yang didesain tidak terlalu lancip pada bagian ujungnya, tetapi tetap saja penggunaannya membutuhkan pengawasan guru. Nah, berikut adalah beberapa alat dan bahan yang dapat digunakan untuk membuat sebuah karya seni montase dua dimensi.

1. Alat Pemotong

Alat pemotong yang dimaksud dapat berupa gunting, cutter, dan pisau. Berhubung kegiatan membuat montase ini dilakukan oleh anak-anak di sebuah Taman Kanak-Kanak, maka gunakan saja gunting khusus yang memang didesain untuk anak-anak. Selain itu, penggunaan gunting dinilai lebih membuat hasil potongannya rapi. Namun tetap ingat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan alat pemotong apapun itu ya…

2. Lem

Lem yang digunakan untuk membuat seni montase ini adalah lem kertas ya… supaya potongan kertas dapat menempel secara mudah pada pola yang telah dibuat sebelumnya.

3. Kertas Gambar

Sebenarnya, pemilihan ukuran pada kertas gambar ini disesuaikan dengan ukuran tema montase yang hendak dibuat. Jika montasenya sederhana alias untuk dikerjakan oleh anak-anak TK maka gunakan saja kertas gambar seukuran buku tulis. Namun jika sudah profesional, maka dapat menggunakan ukuran A3 yang cukup luas untuk beragam tema.

4. Printer

Biasanya, bentuk pola gambar yang sesuai dengan tema tertentu itu seringkali sulit untuk digambar ulang. Maka dari itu, mencetaknya melalui printer adalah cara jitu yang dapat dilakukan supaya lebih mudah. Guru-guru di TK juga dapat menggunakannya dengan mencari pola gambar sederhana terlebih dahulu di internet, kemudian baru dicetak melalui printer ini.

5. Kertas Warna

Kertas warna dapat dijadikan opsi untuk dipotong-potong menggunakan gunting dan kemudian dipadukan pada pola gambar yang telah ada. Kertas warna ini beragam jenisnya, dapat berupa kertas krep, kertas lipat, kertas kado, kertas emas, art paper, dan lain sebagainya. Jika digunakan sebagai pembelajaran untuk anak-anak TK, maka biasanya akan memilih kertas krep, kertas lipat, atau kertas kado yang mudah untuk didapatkan.

6. Koran dan Majalah Bekas

Koran dan majalah bekas juga dapat dijadikan sebagai opsi lain untuk dipotong-potong dan kemudian dipadukan pada pola gambar yang telah ada. Justru biasanya, guru-guru TK akan meminta para peserta didiknya untuk menggunakan koran dan majalah bekas ini sebab tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkannya.

Teknik Membuat Montase

Dalam membuat sebuah karya seni montase secara sederhana, dapat dilakukan dengan teknik dasar berupa:

  1. Gunting beberapa gambar pada majalah, poster, koran bekas, dan kertas apapun yang digunakan menjadi potongan-potongan kecil.
  2. Tempelkan potongan-potongan tersebut pada alas yang sudah disediakan.
  3. Susun potongan-potongan tersebut supaya membentuk susunan gambar yang sesuai dengan pola gambar atau tema.

Fungsi dan Manfaat Montase

Fungsi Montase

Fungsi dasar dari menciptakan seni montase ini memang untuk meningkatkan aspek kognitif anak, dimana anak-anak supaya dapat mencocokkan sekaligus mengkolaborasikan gambar yang telah ada. Namun ternyata, ada fungsi lain lho dari seni montase ini, antara lain:

1. Fungsi Praktis

Yakni fungsi pada benda-benda sehari-hari, yang mana karya seni montase ini dapat digunakan sebagai bahan dekorasi.

2. Fungsi Edukatif

Yakni dapat membantu untuk mengembangkan daya pikir, daya serap emosi, estetika, dan kreativitas pada anak.

3. Fungsi Ekspresi

Yakni dengan menggunakan berbagai bahan dan tekstur, tentu dapat menggugah ekspresi pada anak.

4. Fungsi Psikologis

Yakni dengan menuangkan ide dan emosi pada anak, sehingga mereka akan timbul rasa puas sekaligus rasa senang. Hal ini juga dapat membuat anak merasa berkurang pada beban psikologisnya.

5. Fungsi Sosial

Yakni dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang memang piawai dalam hal seni montase. Dari banyaknya karya yang dimiliki, maka diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan terutama dengan modal kreativitas.

Manfaat Montase

Berdasarkan fungsi montase pada pelakunya, maka jelas diketahui bahwa keberadaan seni montase ini dapat memberikan beragam manfaat. Untuk anak-anak, kegiatan membuat montase ini dapat melatih kemampuan daya pikir, emosi, hingga kreativitas mereka. Hal tersebut jika terus-menerus dilatih, tentu saja akan berpengaruh pada kemampuan otak kanan. Sementara itu untuk orang dewasa, kegiatan membuat montase juga dapat dijadikan sebagai sumber lapangan pekerjaan sebab ternyata dapat dikembangkan menjadi karya seni 3 dimensi. Karya seni montase 3 dimensi ini jika dijual, tentu saja tidak akan murah harganya.

Tujuan Montase

Kegiatan membuat montase yang dilakukan oleh anak-anak, tidak serta-merta tanpa tujuan begitu saja. Tujuan utama mengajarkan anak-anak akan montase ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak, terutama yang berhubungan dengan gerakan jari-jemari tangannya. Sumantri (2005) juga pernah mengemukakan bahwa tujuan dari pengembangan motorik halus pada anak adalah berupa:

  1. Supaya anak mampu mengembangkan keterampilan motorik halus, terutama yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.
  2. Supaya anak mampu menggerakkan anggota tubuh, terutama yang berhubungan dengan gerak jari-jemari.
  3. Supaya anak mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan.
  4. Supaya anak mampu mengendalikan emosi, terutama yang ketika beraktivitas motorik halus.

Mengapa Pembelajaran Seni Diperlukan Untuk Anak-Anak?

https://www.pexels.com/

Pembelajaran seni untuk anak-anak yang mana dapat diajarkan di Taman Kanak-Kanak tentu saja menjadi hal penting. Tujuan utama dari pembelajaran seni di sebuah pendidikan formal bukanlah untuk melatih anak-anak supaya menjadi seorang seniman, tetapi justru supaya mereka mendapatkan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan kepribadiannya. Selain itu, pengalaman berkreasi seni ternyata dinilai dapat mempertajam sensitivitas anak dan menjadikan mereka lebih dapat menghargai apa yang ada di lingkungan sekitarnya. Lagipula, keberadaan pembelajaran seni juga akan membantu anak untuk membangun kesan dan memperbesar kemampuannya dalam menikmati serta menghayati sebuah karya seni yang ada.

Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa tujuan dari proses pembelajaran seni untuk anak, yakni:

  1. Mengembangkan sensitivitas terkait persepsi indrawi melalui berbagai pengalaman kreatif seni, terutama yang sesuai dengan karakter mereka. Mengingat bahwa tahap perkembangan kemampuan seni anak itu dapat diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal.
  2. Menstimulasi pertumbuhan ide-ide imajinatif dan kemampuan menemukan berbagai gagasan kreatif. Gagasan kreatif ini dapat berguna dalam upaya pemecahan masalah narsistik atau estetik, yang mana dapat dilakukan melalui proses eksplorasi, kreasi, dan apresiasi yang disesuaikan pada minat dan potensi anak.
  3. Mengembangkan kemampuan apresiasi seni, terutama dalam konteks sejarah dan budaya. Selain itu, pembelajaran seni juga dapat menumbuhkan pemahaman, kesadaran, dan kemampuan anak untuk menghargai adanya keanekaragaman budaya lokal dan global. Jika kesadaran tersebut dipupuk sejak dini, maka dapat menjadi sarana pembentukan sikap saling toleran dan demokratis dalam masyarakat majemuk ini.

Nah, jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembelajaran seni yang mana telah diterapkan pada sistem pendidikan kita ini ternyata memberikan beragam manfaat bagi anak sejak dini, terutama untuk mengembangkan kreativitas.

Pengaruh Montase Terhadap Motorik Halus Anak

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, ternyata kegiatan membuat montase yang terkesan sederhana ini dapat berpengaruh pada motorik halus anak. Dengan melakukan kegiatan tersebut, anak secara tidak langsung akan melalui proses berpikir dan mengembangkan kreativitasnya. Tidak hanya itu saja, pada kegiatan menggunting juga berdampak penuh pada kesabaran anak sekaligus melatih motorik halus pada jari-jemari mereka.

Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian mengenai meningkatnya kemampuan motorik halus melalui kegiatan montase pada anak usia dini. Dari penelitian-penelitian tersebut, menyimpulkan bahwa kegiatan montase ini membuat anak terampil dalam mengembangkan motorik halus, berupa menggunting, menyusun, dan menempel. Melalui kegiatan montase ini juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan meningkatkan kreativitas anak, karena anak akan diberikan banyak gambar yang harus dipilih sebelum digunting, disusun kemudian ditempel menjadikan suatu tema sehingga dapat meningkatkan kreativitas.

Memahami Apa Itu Motorik Halus

Sebelumnya, kita selalu membahas mengenai motorik halus. Memang sebenarnya, apa sih motorik halus itu?

Menurut Sumantri (2005), motorik halus ini adalah bentuk pengorganisasian atas penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari pada tangan yang sering membutuhkan kecermatan serta koordinasi dengan tangan. Keterampilan ini tentunya mencakup pemanfaatan pada penggunaan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Sementara itu, Sujiono (2010), juga berpendapat bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja, terutama oleh otot-otot kecil. Nah, berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa motorik halus ini adalah gerakan yang dilakukan oleh otot-otot kecil manusia, yang mana biasanya melibatkan bagian tubuh tertentu seperti jari-jemari ketika melakukan suatu kegiatan.

Perkembangan motorik ini tentunya akan dipengaruhi oleh organ dan fungsi sistem susunan saraf pusat di otak. Sistem susunan saraf pusat ini akan berperan penting dalam mengkoordinasi setiap gerakan motorik halus anak. Maka dari itu, gerakan motorik halus ini harus diajarkan sejak dini supaya dapat berkembang hingga mereka dewasa kelak.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu montase dan manfaatnya bagi perkembangan motorik halus anak. Apakah Grameds masih ingat akan pengalaman membuat montase ini ketika bersekolah di Taman Kanak-Kanak?

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

Saniya, S., & Huda, H. (2020). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI AKTIFITAS MONTASE DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM TERPADU MUTIARA HATI KOTA JAMBI (Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha saifuddin Jambi).

Afifah, T. S., Sumardi, S., & Mulyadi, S. (2020). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MONTASE PADA ANAK USIA DINI. JURNAL PAUD AGAPEDIA, 4(2), 358-368.

Maryati, D., Fatimah, A., & Tricahyani, E. Y. (2017, December). MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN MONTASE (Penelitian Tindakan pada Kelompok B di PAUD Al-Kautsar Kota Cilegon). In Prosiding Seminar Nasional PG PAUD Untirta 2019 (pp. 57-64).

Laili, N. (2017). OPTIMALISASI PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI. JURNAL RAUDHAH, 5(2).

Baca Juga!

About the author

Gaby

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya. Saya juga sangat menulis dengan tema kesenian. Dengan seni, hidup akan jadi lebih berwarna.

Kontak media sosial Instagram saya Gabriela