Kesenian

Ada Tari Saman! Ini 12 Ragam Tari Aceh Beserta Penjelasannya

Tari Aceh
Written by Gaby

Tari Aceh – Indonesia memiliki budaya dan kesenian yang sangat beragam dari setiap daerahnya. Salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan kesenian adalah provinsi Aceh.

Sama seperti provinsi lainnya, provinsi yang berada di ujung pulau Sumatera ini juga banyak produk budaya dan kesenian yang cukup terkenal. Di antaranya yaitu tarian tradisional khas Aceh.

Tidak hanya dikenal sebagai kota wisata religi dan wisata kuliner, tari Aceh juga cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Dalam situs resmi Provinsi Aceh, kesenian tradisional tari Aceh berkembang secara turun-temurun yang kemudian menjadikannya sebagai identitas budaya bagi masyarakat dan Provinsi Aceh.

Jika berbicara tentang tari Aceh, maka banyak orang pasti akan langsung memikirkan tentang tari Saman. Padahal tarian tradisional dari Aceh sangat banyak jenisnya dan memiliki kisah sejarah tersendiri yang tak kalah menarik.

Lantas, apa saja macam-macam tari Aceh dan bagaimana penjelasannya? Simak ulasan di bawah ini untuk mengenal 12 macam tari Aceh beserta penjelasannya. Check this out!

12 Tari Aceh yang Perlu Kamu Tahu

1. Tari Saman

Tari Aceh

id.m.wikipedia.com

Tari Aceh yang pertama dan paling terkenal adalah tari saman. Pada 24 November 2011 silam di Bali, tarian ini resmi UNESCO masukkan ke dalam Daftar Representatif sebagai sebuah budaya tak benda warisan manusia.

Berdasarkan Seminar Nasional Forum yang diadakan oleh AP2SENI atau Asosiasi Prodi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Indonesia pada 2015 lalu, tari saman adalah tarian yang diciptakan seorang ulama besar Aceh bernama Syekh Syaman. Diketahui, tari ini awalnya berasal dari suku Gayo di Aceh Tengah.

Tari saman sendiri merupakan tarian yang mengandalkan tepukan tangan ke paha atau ke tangan lagi sambil menyanyikan syair tertentu. Penari saman akan mengenakan pakaian khusus yang berwarna-warni dan selama pementasan berlangsung, penari akan membentuk format dan pola lantai yang khas.

Dalam melakukan tarian ini, para penari harus berbaris membentuk suatu garis lurus ke samping. Adapun makna dari bagian tarian ini adalah karena manusia merupakan makhluk sosial dan selalu membutuhkan manusia lainnya.

Tarian yang dilakukan secara berkelompok ini juga dimaknai sebagai pemahaman ajaran Islam di tanah Aceh. Bahkan, untuk pola duduknya, para penari akan duduk dengan kaki yang bersimpuh seperti sedang duduk di antara dua sujud dalam solat. Hal ini memiliki arti sebagaimana umat Islam yang sedang membentuk shaf ketika melakukan kewajibannya, yakni solat.

Tarian ini masuk ke dalam tarian hiburan untuk merayakan upacara adat dan perayaan keagamaan, seperti dalam hari raya Idulfitri, hari raya Iduladha, perayaan sunatan, hingga untuk menyambut tamu kenegaraan. Di daerah aslinya, yakni suku Gayo, tarian ini dilakukan untuk merayakan kegembiraan atas masa panen yang berlimpah.

2. Tari Likok Pulo

Tari Aceh

lensa.suakaonline.com

Tari likok pulo adalah sebuah tarian yang berasal dari daerah Uleee paya, Mukim Pulau Beras Selatan, Pekan Badan, Aceh Besar. Tarian ini diciptakan oleh seorang pedagang sekaligus ulama dari Arab yang bernama Syeh Ahmad Badron pada sekitar tahun 1849.

Secara etimologi, nama tarian tradisional Aceh ini berasal dari dua kata, yakni kata likok dan kata pulo. Kata likok memiliki arti gerak tari, sedangkan kata pulo memiliki arti pulau.

Pulau yang dimaksud dalam kata tersebut adalah sebuah pulau kecil yang berada di ujung pelosok utara pulau Sumatera yang disebut dengan nama Pulau Beras atau Breuh. Berdasarkan catatan sejarah, tarian likok pulo ini kerap digelar pada saat sesudah menanam padi atau menjelang waktu panen tiba.

Pada saat ini, tarian ini termasuk ke dalam jenis tari pertunjukan atau hiburan. Pertunjukan tersebut dilakukan pada upacara adat tertentu dan masih dilakukan pada saat selesai menanam padi. Pada pementasannya, para penari akan dilengkapi dengan properti tarian bernama boh likok atau bambu. Adapun komposisi atau tata gerak pada tari likok adalah:

  • Tari likok pulo dipentaskan dalam posisi duduk bersimpuh yang membentuk banjar dengan bahu-membahu.
  • Penari utama yang disebut dengan syekh akan berada di tengah-tengah barisan.
  • Terdapat dua orang yang menabuh pemasik atau rapai di belakang atau bagian sisi kanan dan kiri penari likok pulo.
  • Anggota tubuh yang digunakan untuk menari adalah tubuh bagian atas, badan, tangan, serta kepala.

3. Tari Malelang

Tari Aceh

baranewsaceh.co

Tarian ini berasal dari daerah Aceh Selatan, tepatnya di Desa Padang, Kesamatan Susoh. Tari malelang ini termasuk ke dalam jenis tari hiburan dan pertunjukan. Selain itu, tarian tradisional ini juga memiliki tujuan sebagai media pengajaran dan media nasihat melalui syair atau lirik yang diucapkan penari selama pementasan.

Tarian ini biasa dilaksanakan pada upacara-upacara adat, seperti perayaan perkawinan, sunat rasul, serta melepas nazar. Di Aceh sendiri terdapat sebuah tradisi di saat seseorang berniat atau bernazar memiliki anak, maka dia akan melepaskan nazar tersebut dengan mengadakan tari malelang ini.

Tari khas dari Aceh Selatan ini biasanya ditarikan oleh penari wanita dewasa yang berjumlah 10 sampai 12 orang. Saat akan menari, penari akan membentuk posisi melingkar serta bergerak maju ke depan, ke tengah, dan keluar.

4. Tari Seudati

Tari Aceh

theinsidemag.com

Tari seudati adalah salah satu tarian tradisional dari Aceh yang memiliki keunikan sendiri dalam pertunjukannya. Tarian yang berasal dari pesisir Aceh ini dipentaskan oleh 10 orang laki-laki. Delapan orang akan bertugas sebagai penari dan dua orang lainnya akan bernyanyi sebagai pengiringnya.

Berbeda dengan tari-tari lain yang diiringi oleh musik tertentu, tari seudati justru dibawakan tanpa adanya iringan dari alat musik apapun. Sebagai gantinya, terdapat lantunan syair yang dinyanyikan oleh aneuk syahi.

Nama tari seudati sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni Syahadat, yang berarti kesaksian atau pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Hal ini terdapat pada kepercayaan umat Islam.

Meski demikian, ada juga yang mengatakan bahwa kata ‘seudati’ berasal dari kata ‘seurasi’ yang memiliki arti harmonis atau kompak. Ini sejalan dengan sejarah yang mengatakan tari seudati ini mengisahkan tentang berbagai macam masalah yang terjadi. Tarian ini pun dilakukan agar masyarakat Aceh mengetahui cara menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama.

Pada mulanya, tarian khas Aceh ini dikenal sebagai sebuah tarian pesisir yang disebut juga sebagai Ratoh atau Ratoih. Hal ini berarti tarian yang menceritakan bagaimana cara untuk mengawali permainan atau peragaan bersukacita saat musim panen akan datang atau saat malam bulan purnama terjadi.

Saat akan mementaskan tarian ini, para penari akan memakai baju berwarna putih yang dipadukan dengan celana polos panjang. Para penari juga akan dipakaikan aksesoris berupa kain songket yang digunakan di bagian pinggang hingga paha.

Selain itu, para penari juga akan dilengkapi dengan tambahan aksesoris berupa rencong di bagian pinggang dan tangkulok atau ikat kepala. Semua aksesoris tarian ini akan berwarna merah, sesuai dengan ciri khas tari seudati.

5. Tari Ranub Lampuan

Tari Aceh

aceh.antara.com

Tarian ranub lampuan adalah salah satu tari tradisional Aceh yang masuk ke dalam daftar tari adat. Tarian ini berasal dari kota Banda Aceh dan diciptakan oleh Yuslizar pada sekitar tahun 1962.

Kata ranub lampuan dalam bahasa Aceh berarti sirih di dalam cerana, yaitu sebuah tempat untuk menyimpan sirih pinang. Dalam adat istiadat suku dan masyarakat Aceh, tarian ini akan dilakukan dan dipertunjukan untuk menghormati tamu.

Dalam pertunjukannya, tari ranub lampuan ini terdiri dari tujuh orang penari wanita dan beberapa orang pengiring untuk musik band. Tarian ini juga menggunakan alat musik tradisional untuk pertunjukannya, seperti alat musik serune kalee dan geundrang sebagai pengiringnya.

6. Tari Labehaten

Tari labehaten adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari daerah Singkil, Aceh. Secara etimologi, kata labehaten berasal dari bahasa Singkil yang berarti harimau. Pemilihan kata ini selaras dengan gerakan para penarinya saat pertunjukan dimulai.

Dalam penampilannya, tari labehaten ditarikan oleh dua orang penari laki-laki. Kemudian, dua penari tersebut akan menari dengan cara merangkak seperti harimau. Satu orang penari akan mencari satu orang lainnya di tengah-tengah keramaian perkawinan.

Dalam tarian ini, akan ada adegan lucu di saat penari tersebut bersembunyi di antara wanita yang sedang berkumpul. Para wanita itu pun akan mengusir penari itu sambil tertawa riang. Selama pertunjukan, tarian ini diiringi oleh alat musik gendang dengan menggunakan irama musik Sikundidi.

7. Tari Tuak Kukur

Tarian ini berasal dari Kabupaten Aceh Tengah, tepatnya di daerah asal dari suku Gayo. Ternyata, selain tari saman, suku Gayo juga memiliki satu lagi tarian tradisional yang diberi nama tari tuak kukur.

Kata tuak sendiri berasal dari suara atau kata yang diucapkan untuk mengusir burung balam. Sedangkan, kata kukur berarti nama burung balam dalam bahasa Gayo. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tuak kukur memiliki arti mengusir burung balam.

Latar belakang dari tarian ini adalah untuk menceritakan bagaimana kehidupan petani ketika padinya mulai menguning hingga panen dan menjadi beras olah. Tarian tuak kukur ini tentu berhubungan dengan kesibukan para petani dalam mengolah padi yang melindungi padi dari burung balam yang sedang mencari makanan.

Tarian ini akan dimulai dengan cara menggerakkan tangan ke kanan dan kiri secara berulang. Gerakan ini juga dilakukan bersamaan dengan memegang ujung kainnya. Biasanya, tarian ini akan dilakukan oleh tujuh orang perempuan remaja dan dewasa.

8. Tari Siwah

Kesenian tari Aceh yang satu ini memiliki keunikan tersendiri. Hal ini karena tarian siwah akan dipentaskan dengan menggunakan senjata tajam. Mungkin sedikit mirip dengan tari dampeng, tetapi sebenarnya keduanya sangat berbeda, terlebih pada komposisi penarinya.

Tarian ini sebenarnya menampilkan keterampilan dan kecekatan bela diri yang dimiliki oleh penari. Saat pertunjukan, ada penari yang berada di sisi lingkaran, ada yang berada di luar lingkaran, dan juga penari yang berada di tengah-tengah.

Di bagian tengah tersebut, terdapat dayang-dayang yang membawa sajian ketan kuning di depannya. Dayang ini sebenarnya seorang pria yang sedang berperan sebagai wanita. Mereka juga menggunakan pakaian dan perhiasan khusus untuk wanita. Setelah rangkaian tarian selesai, maka ketan kuning yang sebelumnya dijaga dayang ini pun dibagikan kepada penonton.

9. Tari Kepur Nunguk

Tari Aceh

dictio.id

Nama kepur nunguk berasal dari dua kata berbeda, yaitu kepur dan nunguk. Kata kepur memiliki arti mengibarkan atau menyapu. Sedangkan kata unguk adalah nama burung dari daerah Aceh.

Untuk huruf ‘N’ dalam kata nunguk, berarti menunjukkan kepemilikan atau kepunyaan. Misalnya, kata ‘anak Ni manuk’, maka kalimat ini bermakna anak milik burung atau anak burung.

Pada pertunjukan tari ini, para penari memakai kostum berupa kain untuk mengembangkan upah jerak. Kemudian, penari akan mengibaskannya ke bawah dan ke atas seperti halnya sayap burung yang sedang terbang.

Ketika sayap tersebut akan dikibarkan ke bawah, maka kaki atau badan penari akan bergerak sedikit meredah. Dan ketika sayap akan dikibarkan ke atas, maka kaki dan badan akan ikut meninggi mengikuti gerakan sayap. Gerakan inilah yang menjadi inti dari tarian kepur nunguk ini.

10. Tari Tarek Pukat

Tari Aceh

Acehtourism.Travel

Tarian tradisional yang satu ini berasal dari daerah pesisir. Bahkan gerakan tarek pukat terinspirasi dari tradisi menarek pukat atau menarik jalan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Aceh yang tinggal di dekat laut.

Tarian ini cukup sederhana karena menggambarkan perihal aktivitas yang para nelayan Aceh lakukan saat akan dan sedang menangkap ikan di laut. Tarian tarek pukat ini umumnya ditampilkan dalam berbagai acara kebudayaan, seperti acara adat, acara budaya, hingga untuk upacara penyambutan.

Dalam pementasannya, para penari akan menggunakan busana tradisional dan khas tarek pukat. Pakaian ini berupa baju lengan panjang, celana panjang, dan kerudung untuk menutupi bagian kepala.

Selain itu, penari juga akan ditambahkan aksesoris seperti kain songket dan sabuk untuk bagian pinggang. Kerudung mereka akan diberi hiasan sebagai pemanis serta terdapat penata rias yang akan membuatnya terlihat sangat cantik.

Setelah busana selesai dipasangkan dengan lengkap, penari pun akan mulai memasuki arena pertunjukan. Kemudian, para penari itu akan menarikan sebuah gerakan khas yang menggunakan tali sebagai atributnya, mirip seperti sedang menarik jala yang dilakukan oleh nelayan. Di samping itu, mereka juga tampil dengan diiringi kelompok pengiring khusus.

11. Tari Laweut

Tari Aceh

blog.unners.ac.id

Nama tari laweut sendiri sebenarnya diambil dari kata selawat. Berarti sanjungan yang ditujukan kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam. Kata ini diambil karena syair yang digunakan untuk mengiringi tari laweut memang banyak yang bermakna berselawat kepada Nabi.

Fungsi utama dari tarian ini adalah sebagai media dakwah yang memberikan pengetahuan tentang ajaran agama Islam. Maka tak heran jika setiap syairnya mengandung pesan yang mendalam. Seperti pesan tentang keimanan, kemasyarakatan, pembangun, dan lain sebagainya.

Dalam pertunjukannya, tarian ini tidak diiringi oleh suara musik khusus. Melainkan diiringi oleh suara yang berasal dari tubuh penari laweut itu sendiri. Seperti suara dari tepukan dada, tepukan tangan, hentakan kaki, norma dan sopan santun jari, serta vokal dari syahi yang menyanyikan syair.

12. Tari Ratoh Duek

Tari Aceh

Langasatu.com

Tarian ratoh duek adalah sebuah tarian yang menggambarkan tentang semangat dan kebersamaan warga Aceh. Harmoni yang terjadi antara syair dan tepukan berirama penarinya mencerminkan bagaimana kekompakan masyarakat Aceh dalam kehidupan sehari-hari.

Kata ratoh dalam nama tarian tradisional ini berasal dari kata rateb dalam bahasa Arab. Kata rateb sendiri memiliki arti kegiatan berzikir atau berdoa.

Untuk menampilkan tarian ini, tidak terdapat properti khusus seperti tarian tradisional lainnya. Busana yang digunakan penarinya pun adalah pakaian khas Aceh yang telah dimodifikasi. Busana tersebut adalah pakaian polos yang ditambahkan dengan kain songket serta hiasan kepala dan tak lupa ikat pinggang.

Pengetahuan & Teknik Menata Tari Untuk Anak Usia Dini

Kesimpulan

Setiap daerah di Indonesia memiliki keseniannya masing-masing. Tak terkecuali provinsi Aceh yang berada di paling ujung pulau Sumatera.

Kesenian tradisional tentu banyak bentuknya, dan salah satu yang paling menonjol adalah kesenian tari Aceh. Di Aceh sendiri, menurut situs resmi pemerintahan, provinsi yang dijuluki Serambi Mekkah ini bahkan memiliki 184 tarian tradisional yang tersebar di seluruh kota dan kabupatennya.

Mungkin jika ditanya tentang tarian tradisional dari Aceh, sebagian orang akan mengingat tari saman. Tari saman memang salah satu tarian yang paling populer dari Aceh. Bahkan, tarian ini sudah dikenal di berbagai negara dan masuk ke dalam warisan budaya UNESCO.

Namun ternyata, masih banyak tari Aceh lain yang tak kalah unik dan memiliki sejarah tersendiri. Itu dia penjelasan tentang tari Aceh untuk #SahabatTanpaBatas. Semoga bermanfaat!

Jika kamu ingin mencari berbagai macam buku tentang seni tari, maka bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Raden Putri

BACA JUGA:

  1. 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya
  2. Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya 
  3. Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan
  4. Mengenal Sejarah Asal Tari Piring dan Makna Setiap Gerakannya
  5. 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat
  6. Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati 
  7. Makna dan Asal-Usul 5 Tarian Klasik dari Jawa Tengah

About the author

Gaby

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya. Saya juga sangat menulis dengan tema kesenian. Dengan seni, hidup akan jadi lebih berwarna.

Kontak media sosial Instagram saya Gabriela