Sosial Budaya

10 Macam Tarian Khas Jawa Yang Kamu Harus Tahu

Written by Umam

Tarian khas Jawa – Jika kita berbicara tentang kebudayaan dari berbagai provinsi di Indonesia, tentu tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Mulai dari keberagaman kuliner, tempat wisata, hingga tari tradisional yang menjadi kekhasan daerah tersebut. Salah satu kesenian yang kerap menarik perhatian adalah seni tari, khususnya tarian khas Jawa.

Tarian khas Jawa adalah salah satu kesenian daerah yang harus kita lestarikan sebagai bentuk kekayaan budaya. Sebab, ada banyak sekali tari tradisional dari Jawa, khususnya Jawa Tengah yang menjadi tradisi serta adat istiadat masyarakat Indonesia.

Menurut catatan sejarah, tarian tradisional khas Jawa Tengah ini telah ada sejak Mahabharata dan Ramayana diciptakan, yakni sekitar abad ke-7 Masehi. Dijelaskan, jika kedua sosok inilah yang menjadi dasar dari terciptanya puisi, tarian, dan kesenian lain dalam kebudayaan Jawa Tengah selama berabad-abad lamanya.

Jika kita berbicara tentang budaya Jawa, maka sebenarnya pusat kebudayaannya berada di Jawa Tengah. Itulah mengapa banyak sekali tradisi dan budaya Jawa Tengah yang sudah menyebar ke seluruh daerah Indonesia.

Tarian khas Jawa ini juga banyak jenisnya karena dipengaruhi oleh berbagai tradisi dan keadaan. Di antaranya yaitu dipengaruhi oleh ritual keagamaan, penguasaan adat, hingga penjajahan bangsa asing ke Nusantara.

Di daerah Jawa, berbagai tarian tradisional tersebut biasanya akan dipentaskan dalam beragam upacara adat hingga acara-acara spesial. Tarian ini juga dipertunjukkan sebagai sebuah media hiburan agar penontonnya dapat terhibur dan melepas penat dengan melihat tarian tersebut.

Seiring berkembangnya zaman, jenis tari pun banyak yang difungsikan kembali. Beberapa fungsi dari tarian tersebut adalah untuk upacara adat dan pelestarian budaya, media upacara keagamaan, hingga sebagai hiburan masyarakat.

Lantas, apa saja tarian khas Jawa tersebut? Untuk mengetahui informasi selengkapnya, yuk, simak penjelasan yang ada di bawah ini!

Tarian Khas Jawa

1. Tari Serimpi

Tarian khas Jawa yang pertama adalah tari Serimpi. Tarian ini merupakan tari tradisional klasik dari Jawa Tengah. Tarian ini bernuansa kerajaan dan biasanya hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu saja. Bahkan pada awalnya, tarian ini hanya dipertunjukkan di hadapan raja dan kerabat kerajaan saja.

Tari Serimpi ini memiliki arti sebagai sebuah tarian untuk mencapai tingkat keindahan yang paling tinggi. Disebutkan bahwa tarian ini sudah ada sejak dahulu kala dan berkembang secara pesat di dalam lingkungan keraton. Oleh sebab itu, tak heran jika tarian ini hanya ditunjukkan pada waktu tertentu, seperti acara kebudayaan atau perayaan hari besar.

Selain itu, tarian ini juga difungsikan sebagai tari pengiring upacara yang ada di kerajaan. Tak sampai disitu, penari tari serimpi juga bertugas sebagai pembawa benda pusaka atau benda keramat milik kerajaan. Jadi, tarian ini pun dianggap sama sakralnya dengan benda pusaka tersebut karena melambangkan kekuasaan raja yang sudah ada sejak zaman Jawa Hindu.

Karena tugas dan fungsinya yang sakral ini, tari Serimpi memiliki kedudukan khusus dan istimewa di kerajaan atau keraton Jawa. Bahkan, dahulu kala tarian ini hanya bisa dipentaskan oleh orang yang dipilih langsung oleh Keraton.

Para penari yang menampilkan tarian ini, dianggap mewakili empat elemen universal dan empat titik mata angin utama. Untuk empat elemen tersebut, terdiri dari air, api, bumi, dan udara. Sedangkan mata angin utama adalah timur, barat, selatan, dan utara.

Tarian ini mempunyai gerakan yang gemulai. Meski demikian, tari serimpi menggambarkan kehalusan budi, kesopanan, dan kelemahlembutan. Serta, tarian ini pun dipertunjukkan dengan gerakan yang pelan dan anggun dengan suara musik gamelan sebagai pengiringnya.

Jika dibandingkan dengan tarian dari daerah lain, maka tari Serimpi memiliki kesamaan dengan tari Pakarena dari Makassar. Hal tersebut berdasarkan pada kelembutan dan keanggunan penarinya.

2. Tari Bedhaya

Sumber: wisatajawa.com via Kompasiana.com

Tari Bedhaya menjadi tarian tradisional Jawa Tengah yang selanjutnya. Tarian tradisional klasik yang berasal dari Keraton Surakarta ini biasanya akan ditampilkan oleh sembilan orang penari.

Tak jauh berbeda dengan tari Serimpi, tari Bedhaya pun bersifat sangat sakral. Namun, tarian ini lebih istimewa dari tari Serimpi. Sebab selain bersifat sangat sakral, tari Bedhaya juga sarat akan makna yang religius untuk penari maupun penontonnya.

Bahkan karena makna religiusnya yang dalam, tarian ini juga kerap dinilai sebagai bentuk meditasi atau yoga. Tarian tradisional yang klasik ini juga mempunyai nilai kekuatan disamping estetikanya. Prinsip estetika dari tarian ini berkaitan dengan konsep non verbal mengenai suatu keindahan.

Cerita yang diangkat dari tari Bedhaya ini berupa kisah dari hubungan asmara yang terjalin antara Ratu Kidul dan Raja-raja dari Mataram. Kemudian, hal tersebut pun digambarkan dalam gerakan tangan inti dan seluruh tubuh dengan gemulai. Alat musik gamelan pun dipilih untuk mengiringi pertunjukan tari ini.

Untuk pementasannya, para penari akan memakai kostum dengan atasan blus dari beludru. Kemudian, atasan tersebut akan dilengkapi dengan sarung batik. Sedangkan, untuk aksesorisnya, penari akan menggunakan selendang yang berwarna keemasan. Dengan begitu, para penari perempuan diibaratkan sebagai seorang bidadari yang tengah menari.

Sudah ada banyak buku yang membahas tentang seni tari, yang di mana di dalamnya akan membahas lebih jauh tentang seni tari. Salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam mendalami seni tari adalah Pendidikan Seni Tari. 

Keseluruhan isi buku ajar ini disajikan dalam 7 bab yang di mana setiap babnya akan memberikan wawasan tentang prinsip-prinsip dasar tari, dan dapat mengajarkannya sesuai dengan karakteristik anak.

3. Tari Tayub

Di sekitar daerah Jawa Tengah, terkenal suatu acara bernama Tayuban. Dari acara inilah tari Tayub diperkenalkan. Tarian Tayub merupakan salah satu kesenian daerah yang mengandung unsur keserasian gerak dan keindahan. Jika di Jawa Barat, dasar tarian ini hampir mirip dengan tari Jaipong, sedangkan jika dari daerah Jawa yang lain, tarian ini juga mirip dengan tari Gambyong.

Tari Tayub biasanya akan dipertunjukkan dalam acara perayaan seperti pernikahan atau sunatan. Selain itu, tarian ini juga bisa ditampilkan pada acara khusus seperti acara bersih desa, perayaan kemenangan pada pemilihan kepala desa, hingga kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam sebuah pementasan tari Tayub, banyak orang yang terlibat, mulai dari penari wanita, pemusik gamelan, hingga sinden. Penari untuk pertunjukan tarian ini dapat dilakukan oleh seorang diri atau bersama-sama dengan tim tari. Umumnya, pertunjukan tari ini dilaksanakan oleh laki-laki.

4. Tari Gambyong

Sumber: Id.theasianparent.com

Tarian Gambyong sendiri berasal dari Surakarta yang merupakan pengembangan dari tari Tayub yang berasal dari Jawa Tengah. Bahkan, penamaan tari ini juga berasal dari nama salah seorang penari Tayub ternama yang saat itu, Sri Gambyong.

Sri Gambyong adalah salah seorang penari Tayub tempo dulu. Selain memiliki gerakan tubuh yang lentur, dia juga memiliki suara yang sangat merdu. Dengan bakatnya yang inilah dia berhasil memikat hati banyak orang saat itu.

Karena namanya yang sangat tersohor, Sunan Paku Buwono IV pun memanggil Sri Gambyong ke istana. Dengan kemampuannya, Sri Gambyong berhasil memikat hasil semua orang di istana. Tarian tersebut pun dipelajari dan dikembangkan secara khusus di istana, kemudian dinobatkan sebagai tarian khas dari Istana.

Pada awalnya, tarian ini adalah sebuah tarian rakyat yang akan dilakukan saat memasuki musim tanam padi atau panen padi. Namun, pada saat ini tari Gambyong hanya dipertunjukan pada acara yang sakral dan sebagai bentuk penghormatan untuk tamu.

Untuk pementasan tari Gambyong, sebenarnya tidak ada jumlah khusus untuk penarinya. Tetapi, biasanya tarian ini akan dibawakan oleh dua orang remaja putri dengan menggunakan kostum berwarna hijau atau kuning.

Kostum yang dipakai itu berupa kemben sebahu dan dipadukan dengan bawahan kain batik. Selain itu, selendang panjang pun dijadikan aksesoris dengan dililitkan di pinggang penari dan ditambah dengan hiasan pada kepala. Untuk warna pakaian penari, meski didominasi oleh hijau dan kuning, namun saat ini kedua warna tersebut tidak lagi dijadikan patokan.

Dalam pertunjukannya, tarian Gambyong akan ditarikan dengan lincah dengan penari yang berbaris rapi menghadap ke arah penonton. Kemudian, tari ini juga biasanya akan diiringi oleh lagu khas Jawa yang dinyanyikan oleh sinden (penyanyi khusus lagu tradisional). Selain itu, gamelan juga digunakan sebagai alat musik pengiringnya.

5. Tari Gambir Anom

Tarian khas Jawa yang selanjutnya adalah tari Gambir Anom. Tarian ini pertama kali dipopulerkan di Surakarta dan ditampilkan secara tunggal atau seorang diri. Tari Gambir Anom ini merupakan salah satu tarian tradisional yang kerap ditampilkan di lingkungan Keraton untuk menyambut tamu agung.

Karena ditampilkan secara tunggal, pada awalnya tarian ini hanya bisa diperagakan oleh laki-laki saja. Namun, saat ini tari Gambir Anom sudah berkembang dan dapat diperagakan juga oleh perempuan.

Menurut sejarahnya, tarian ini menggambarkan tentang seorang tokoh pewayangan yang sedang jatuh cinta. Tokoh pewayangan tersebut adalah Irawan Putra Arjuna yang tengah jatuh cinta kepada seorang perempuan.

Karena cerita yang diangkat tentang seseorang yang sedang jatuh cinta, maka gerakan tari ini pun menggambarkan seseorang yang sedang bersiap diri. Mulai dari menata rambut, merias wajah dan mendandani diri sendiri, hingga berbusana rapi. Kemudian, ada juga gerakan penari yang sedang bercermin dan berjalan dengan mondar-mandir karena menunggu kedatangan pujaan hatinya.

6. Tari Sintren

Nama tari Sintren ini berasal dari gabungan dua suku kata, yakni kata ‘Si’ dan kata ‘Tren’. Dalam bahasa Jawa, kata ‘Si’ berarti dia atau ia, sedangkan kata ‘Tren’ berarti tri atau panggilan untuk kata Putri. Sehingga, arti dari nama tari Sintren adalah ‘Si Putri’ yang merupakan objek atau pemeran utama dalam pertunjukan tari ini.

Tari Sintren sendiri adalah sebuah kesenian tari tradisional dari masyarakat Jawa yang terkenal di daerah Pekalongan, yakni daerah pesisir utara provinsi Jawa Barat dan Jawa tengah. Tarian ini terkenal sebagai sebuah tarian yang memiliki aroma pertunjukan magis atau mistis.

Kesenian yang satu ini berawal dari cerita rakyat yang melegenda di sekitar daerah tersebut dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Cerita rakyat itu adalah tentang cerita kasih antara Sulasih dan Sulandono.

Namun, saat ini tarian Sintren terancam punah karena semakin terlupakan. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya upaya pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan kesenian yang sudah menjadi budaya dan kearifan lokal ini.

Di dunia ini, ada banyak sekali kesenian, salah satunya adalah seni tari. Untuk para orang tua yang ingin mengenalkan si buah hati tentang seni tari, maka bisa menggunakan buku Ensiklopedia Junior Kesenian.

Buku ini berisi tentang  berisi pengetahuan umum tentang kesenian. Melalui ensiklopedia ini, anak-anak akan mengenal dunia seni seperti lukisan, patung, arsitektur, fotografi, sinema, teater, musik, dan tari.

 

7. Tari Beksan Wireng

Tarian Beksan Wireng adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, tepatnya dari daerah Kasunanan Surakarta atau lebih dikenal juga dengan Kota Solo. Nama tarian ini berasal dari dua kata, yakni ‘Beksan’ dan ‘Wireng’. Kata ‘Beksan’ sendiri berarti tari, sedangkan kata ‘Wireng’ yang berarti perwira yang unggul.

Sebenarnya, kata ‘Wireng’ juga berasal dari gabungan dua suku kata, yakni ‘wira’ dan ‘aeng’. Kata ‘wira’ yang memiliki arti sebagai perwira, sedangkan kata ’aeng’ yang berarti prajurit yang unggul.

Berdasarkan sejarahnya, tarian ini sudah ada sejak abad ke-11 Masehi di Keraton Jawa. Namun kemudian, tarian ini dilestarikan oleh Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Tarian Beksan Wireng sendiri bercerita tentang perlawanan terhadap perang.

Tarian ini diciptakan pada masa kepemimpinan Amiluhur saat menjadi raja. Tujuan Amiluhur menciptakan tarian ini adalah karena dia ingin agar semua orang ikut berperang untuk melindungi kerajaan. Maka, setelah Amiluhur meninggal dunia, banyak orang yang ingin menghormatinya dan meneruskan tarian tersebut. Sehingga, banyak penari yang kerap menampilkan tarian ini.

8. Tari Bondan

Tari Bondan adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini menggambarkan tentang perjuangan seorang ibu dalam menjaga anaknya dengan penuh kehati-hatian.

Gerakan tarian ini menggambarkan seorang anak kecil dengan wanita dewasa yang sedang memegang sebuah boneka dengan payung yang terbuka. Kemudian, keduanya pun menari di atas kendi dengan sangat hati-hati agar tidak patah atau hancur.

Pada pertunjukannya, tarian ini dibagi menjadi tiga bagian terpisah. Bagian-bagian tersebut adalah bagian Cindogo Mariah, bagian Mariah Mardisiwi, dan bagian Mariah Pegunungan.

Adapun, untuk busana yang digunakan oleh penari harus menampilkan seperti seorang gadis desa. Properti atau aksesoris yang digunakan pun seperti keranjang yang dijinjing, topi, dan alat-alat pertanian lain.

9. Tari Dolalak

Tari Dolalak dapat digunakan sebagai bentuk edukasi kesenian tari untuk anak. Tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah ini merupakan sebuah hasil kebudayaan yang hadir dan berkembang di sekitar daerah Purworejo. Bahkan, dikatakan tarian ini telah ada sejak masa penjajahan bangsa asing, sekitar pada tahun 1915.

Tarian Dolalak ini dipentaskan oleh beberapa penari yang menggunakan pakaian perang seperti para tentara Belanda dan Perancis di zaman dahulu. Pertunjukan tari ini juga semakin meriah dengan diiringi oleh berbagai macam alat musik tradisional, seperti rebana, kendang, kentrung, serta kecer.

Untuk kostum yang menyerupai tentara ini, para penari akan mengenakan pakaian yang berlengan panjang dengan lencana yang terletak pada bahu. Selain itu, pakaian tersebut pun dikombinasikan dengan celana pendek dan kaos kaki. Tak lupa, topi dan kacamata hitam ditambahkan sebagai aksesoris pendukungnya.

10. Tari Lengger

Tarian khas Jawa yang terakhir adalah tari Lengger. Ini adalah tarian ritual tradisional dari zaman Jawa Kuno. Tarian ini merupakan simbol kesuburan daerah. Sehingga, penari pria yang akan mementaskan tarian ini juga akan didandani seperti wanita.

Pria dipilih sebagai penari karena dianggap lebih kuat dan lebih murni daripada wanita itu sendiri. Karena pada masa itu, latihan menari lebih seperti acara ritual daripada hiburan. Sebab, latihan tarinya masih berbau spiritual dan berhubungan dengan Dewa. Bahkan, dalam kesenian tradisional ini, para penarinya harus menari sambil bernyanyi.

Tari Lengger ini termasuk pada tarian tradisional yang juga berkembang di lingkungan istana. Sehingga, tak heran jika tarian ini banyak dikaitkan dengan para sultan dan penguasa. Tak sedikit juga para pemangku jabatan tersebut memiliki keterampilan menari yang baik. Bahkan, para penarinya juga banyak dari kerabat dekat kerajaan, anggota istana, hingga pengawal pribadinya.

Kesimpulan

Setiap daerah di Indonesia memiliki kesenian masing-masing yang menjadi ciri khas dan kearifan lokal, seperti halnya pada daerah di sekitaran pulau Jawa. Jika berbicara tentang kesenian Jawa, maka pusat kebudayaannya berada di Jawa Tengah. Mulai dari musik, kuliner, hingga tarian khas Jawa.

Banyak sekali tarian khas Jawa yang perlu kita pelajari, seperti dari tari Serimpi dan tari Bedhaya yang memiliki nilai sakral, hingga tari Dolalak yang bercerita tentang perang. Tarian-tarian ini perlu dilestarikan agar tidak punah dan menjadi warisan untuk generasi yang akan datang.

Itulah rangkuman informasi mengenai 10 macam tarian khas Jawa yang harus kita untuk diketahui. Semoga bermanfaat, ya, #SahabatTanpaBatas!

Jika ingin mencari buku tentang tari-tarian, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Nama Penulis: Raden Putri

Rujukan:

  • https://primagama.co.id/blog/6-tarian-jawa-tengah-yang-paling-populer-dan-sakral/
  • https://berita.99.co/tarian-jawa-tengah-paling-populer/
  • https://www.orami.co.id/magazine/tarian-tradisional-jawa-tengah
  • https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6595559/daftar-tarian-jawa-tengah-dari-yang-terpopuler-hingga-jarang-diketahui

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.