Sosial Budaya

Pengertian, Periodisasi, dan Contoh Seni Kriya

Written by Umam

Contoh Seni Kriya – Manusia dan seni tidak dapat dipisahkan. Seni menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Sesederhana perabotan di rumah termasuk dalam seni. Biasanya, sesuatu dianggap sebagai seni jika memiliki keindahan. Salah satunya, seni kriya.

Wujud dari seni kriya sangat beragam mulai dari bahan keramik sampai logam. Cara pembuatannya pun cukup beragam dan memiliki tingkat kesulitannya sendiri. Berikut akan dibahas lebih rinci mengenai seni kriya yang telah dirangkum dari berbagai laman di internet.

Pengertian dan Fungsi Seni Kriya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni dimaknai sebagai keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya); karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran.

Sementara itu, kriya dalam KBBI diartikan sebagai pekerjaan (kerajinan) tangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seni kriya merupakan sebuah karya seni yang dibuat dengan tangan. Seni kriya berasal dari bahasa Sanskerta “Kr” yang berarti mengerjakan. Kemudian, berkembang menjadi kriya.

Jika dimaknai secara khusus, kriya berarti mengerjakan sesuatu yang menghasilkan objek atau benda yang memiliki nilai seni. Sementara itu, Prof. Dr. Soedarso berpendapat bahwa, “kata kriya belum pernah dipakai dalam bahasa Indonesia; perkataan kriya sendiri berasal dari bahasa sansekerta, pada kamus Wojowsito memberikan arti kriya;pekerjaan, dan kamus Winter kriya diartikan sebagai “demel” atau membuat.”

Adapun, menurut Prof. Dr. I Made Bendem, kata “kriya” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pekerjaan atau ketrampilan tangan. Sementara itu, dalam bahasa Inggris disebut sebagai craft yang berarti energi atau kekuatan. Tidak jarang seni kriya disebut sebagai karya yang dihasilkan oleh keterampilan seseorang.

Selaras dengan kedua ahli tersebut, Timbul Haryono juga mengungkapkan pendapatnya mengenai seni kriya. Dalam pandangannya, seni kriya diartikan sebagai cabang seni yang fokusnya pada keterampilan tangan dalam setiap proses pengerjaannya.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa seni kriya merupakan sebuah karya seni yang mana penciptaannya menggunakan keterampilan tangan. Pembuatan dengan tangan harus tetap memperhatikan segi fungsional dan nilai estetikanya.

Seni kriya dibuat bukan hanya sebagai pemuas hasrat pengrajin. Ia bermanfaat untuk beberapa sisi kehidupan. Melansir dari laman Pinhome.id, berikut manfaat seni kriya yang dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Fungsi Dekorasi (Hiasan)

Hasil dari seni kriya dapat dijadikan sebagai dekorasi untuk mempercantik ruangan atau gedung. Namun, perlu diperhatikan pula tentang kepraktisan dari seni kriya ini. Sebagai contoh patung, seni ukir, hiasan dinding, lukisan, dan sebagainya.

2. Fungsi sebagai Benda Terapan (Siap Pakai)

Tidak hanya itu, seni kriya juga dimanfaatkan dalam menunjang kebutuhan sehari-hari tanpa mengurangi keindahan atau fungsi estetisnya. Dalam hal ini, seni kriya memiliki fungsi terapan atau fungsi pakai dalam keseharian manusia. Misalnya furniture, keramik, guci, meubel, senjata, dan sebagainya.

3. Fungsi Penghibur atau Pemenuh Kebutuhan Emosional

Manusia memiliki perasaan yang berubah-ubah atau tidak stabil. Oleh sebab itu, membutuhkan adanya hiburan. Seni kriya dapat menjadi salah satu bentuk hiburan yang dapat dilakukan oleh setiap individu. Misalnya congklak, origami, boneka, dan lain sebagainya.

Seni Rupa Dan Kriya

Periodisasi Seni Kriya

Seni kriya telah ada sejak zaman prasejarah. Hal ini didukung penemuan berupa benda-benda dari zaman Neolitikum. Misalnya seni kriya yang terbuat dari tanah liat, logam, dan batu. Di zaman tersebut, seni kriya dibuat dengan cara sederhana dan mengutamakan fungsi daripada nilai estetisnya.

Perkembangan seni kriya dapat dikelompokkan menjadi tiga babak sebagai berikut.

1. Seni Kriya Tradisional Klasik

Pada zaman seni kriya tradisional klasik, kaidah seni telah dipatenkan dalam sebuah pedoman oleh seniman pada zaman tersebut. Karya-karya seni yang dihasilkan memiliki makna atau hasil pemikiran mengenai falsafah hidup. Ataupun pandangan agama Hindu, Islam, dan Budha. Sebagai contoh batik, wayang kulit, keris, perhiasan, dan lain sebagainya.

2. Seni Kriya Tradisional Rakyat

Setiap kelompok masyarakat memiliki bentuk karya seninya masing-masing. Bentuk karya seni satu kelompok masyarakat akan berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Bentuk dan proses pembuatan karya seni kriya tradisional didasarkan pada bahan serta alat yang ada di lingkungan setempat. Misalnya, logam, anyaman, gerabah, topeng, rotan, dan lain sebagainya.

3. Seni Kriya Indonesia Baru (Kolonial)

Seni kriya zaman Indonesia Baru lebih berfokus pada nilai-nilai rasional serta kehidupan jasmani. Di zaman tersebut juga, seni kriya tradisional klasik atau rakyat mulai melemah. Pada zaman ini pula, seni kriya mulai dipadukan dengan seni tradisi dan bahan industri. Para seniman tidak lagi mewariskan keahlian yang dimiliki karena direnggut oleh komersialisasi yang merenggut atau mengubah arah hidup para seniman atau kriyawan.

Macam-Macam Seni Kriya

Seni kriya dapat dikelompokkan berdasarkan bahan baku sebagai berikut.

1. Seni Kriya Kayu

Kayu menjadi salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk seni kriya. Kayu-kayu dapat dibuat dengan teknik ukir atau teknik lainnya untuk menghasilkan seni kriya yang memiliki unsur estetika dan fungsional. Kayu yang digunakan cukup beragam, misalnya kayu jati, cendana, mahoni, trembesi, dan sebagainya. Kayu-kayu tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat dipan, meja rias, topeng, dan lainnya.

2. Seni Kriya Tekstil

Seni kriya dapat menggunakan media tekstil (biasanya berbahan dasar kain) sebagai bahan dasar untuk membuat karya. Biasanya kain akan dijadikan kanvas melukis. Atau menenun benang-benang dengan pola tertentu menjadi sebuah kain yang bercorak. Seni kriya tekstil juga dikelompokkan menjadi dua, yakni karya batik dan karya tenun.

3. Seni Kriya Logam

Logam dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan seni kriya. Ia dapat dibentuk dengan berbagai teknik, misalnya ditempa, dicetak dengan lilin, teknik bivalve, dan lain sebagainya. Seni kriya logam dapat kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya hiasan dinding, keris, topeng, dan sebagainya.

4. Seni Kriya Keramik

Tanah liat dapat dijadikan bahan dasar pembuatan seni kriya. Biasanya karya yang terbuat dari tanah liat disebut dengan keramik. Seni kriya keramik biasanya menggunakan teknik slab, pilin, putar, dan dicetak tuang. Sebagai contoh seni kriya keramik berupa vas bunga, teko, guci, gerabah, teko, dan lain sebagainya.

5. Seni Kriya Kulit

Kulit dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan seni kriya. Biasanya kulit harus melalui proses samak atau pengeringan. Sebelumny kulit harus dipisahkan dengan dagingnya. Kemudian dicuci dan dibersihkan sebelum diolah menjadi seni kriya. Kulit yang digunakan biasanya berupa kulit sapi, buaya, kerbau, ular, dan binatang lainnya.

Seni kriya juga dapat diklasifikasikan berdasarkan dimensinya sebagai berikut.

1. Seni Kriya Dua Dimensi

Seni kriya dua dimensi berupa karya yang hanya memiliki panjang dan lebar. Adapun, bahan baku yang digunakan sebagai media membuat karya berupa kertas, kayu, kulit, dan lain sebagainya. Sebagai contoh seni kriya dua dimensi adalah mozaik, batik, tenun, sulam, hiasan dinding, bordir, dan lain sebagainya.

Seni kriya dua dimensi berkembang seiring berjalannya waktu. Seni kriya ini dapat menerapkan teknik sederhana ataupun menggunakan teknik modern. Adapun, media yang digunakan tidka hanya dari benda-benda mati. Tubuh manusia pun dapat dimanfaatkan sebagai karya seni kriya, seperti tato.

2. Seni Kriya Tiga Dimensi

Seni kriya tiga dimensi merupakan karya yang memiliki panjang, tinggi, dan luas sehingga memiliki volume juga. Seni ini dapat memanfaatkan bahan-bahan berupa tanah liat, logam, kayu, dan lain sebagainya. Untuk lebih memahami seni kriya tiga dimensi ada di lingkungan sekitar, misalnya guci, alat musik gamelan, meubel, dan lain sebagainya.

Batik Latar Ringkel, Pengenalan Dan Pembuatan

Contoh Seni Kriya

Untuk lebih memahami karya seni kriya, Grameds dapat menyimak beberapa contoh seni kriya di bawah ini.

1. Tenun

Indonesia memiliki beragam jenis kain sekaligus coraknya. Salah satu kain yang terkenal adalah tenun. Ia memiliki dua jenis, yakni songket dan tenun ikat. Keduanya hanya berbeda pada teknik pembuatannnya.

Adapun, bahan yang digunakan untuk membuat tenun sogket salah satunya menggunakan benang sutra, perak, dan emas. Kain tenun termasuk dalam karya seni yang mahal karena kerumitan pembuatannya.

Kain tenun tidak tersebar secara merata di Indonesia. Tenun songket dihasilkan di daerah Aceh, Sumatra Barat, Riau, Sumatra utara, Sulawesi, Palembang, Lombok, Bali, dan beberapa daerah lainnya. Adapun tenun ikat dihasilkan oleh daerah Aceh, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Sumatra, Bali, Toraja, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, NTT, Maluku, dan Flores

2. Keramik

Tanah liat atau disebut juga sebagai lempung merupakan bahan baku pembuatan keramik. Proses pembuatannya pun menerapkan berbagai teknik di antaranya teknik pilin, teknik pijit, teknik lempeng, dan teknik cetak. Setelah tanah liat dibentuk dengan berbagai teknik tersebut, langkah selanjutnya adalah pengeringan dan pembakaran.

Tujuannya, agar keramik yang dihasilkan menjadi keras dan matang. Kemudian, keramik dipercantik dengan cat. Beberapa juga menggunakan kombinasi warna tanah ketika membentuk pola yang dinilai estetis.

Benda-benda yang termasuk dalam keramik cukup beragam. Misalnya pot, guci, vas bunga, kendi, piring, gelas, dan lain sebagainya. Sementara itu, Grameds juga perlu mengenal daerah penghasil seni kriya keramik di antaranya Purwokerto, Cirebon, Malang, dan Yogyakarta.

3. Anyaman

Salah satu seni kriya adalah anyaman. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat anyaman adalah batang rotan, daun pandang, kulit bambu, enceng gondok, serat kayu, pelepah pisah, dan sebagainya.

Adapun, teknik dasar membuat anyaman menggunakan teknik jalur pakan (horizontal), pakan lungsi (vertikal), dan pakan gulungan (diagonal). Produk-produk seni kriya anyaman dapat berupa kursi, tas, tikar, dan lain sebagainya.

4. Batik

Dahulu, batik dibuat hanya dengan canting yang digoreskan pada kain. Namun, sekarang berkembang batik cap atau batik cetak. Cara pembautan batik telah diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Batik juga menjadi identitas budaya Indonesia. Dalam satu karya batik terdapat berbagai filosofi kehidupan mulai dari motif sampai pemilihan warna. Batik ini juga dikenakan dalam berbagai peristiwa adat, misalnya pernikahan, tedak siten, siraman, dan lain sebagainya. Batik ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.

5. Wayang Kulit

Wayang kulit merupakan sebuah pertunjukan dengan media kulit yang dibentuk sesuai dengan tokoh dalam cerita yang dibawakan. Biasanya, wayang kulit membawakan cerita-cerita Mahabarata, Panji, dan cerita pewayangan lainnya. Seni wayang kulit ini telah diakui oleh UNESCO pada 7 November 2003.

Pertunjukkan wayang kulit biasanya diiringi oleh gamelan atau musik-musik Jawa. Wayang kulit telah berkembang selama sepuluh abad di Indonesia. Ia menjadi salah satu media untuk memberikan pesan kemanusiaan,ajakan bergabung dalam suatu kelompok, satir-satir kehidupan, bahkan kritik pada pemerintah.

Membuat Keramik Teknik Hanbuilding

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.