Sosial Budaya

Konsep, Fungsi, dan Macam-Macam Nilai Sosial

Written by Umam

Macam-Macam Nilai Sosial – Nilai menjadi salah satu panduan atau pegangan manusia untuk menjalani hidup. Tanpa nilai, mungkin kita akan menjalani hidup semau-maunya. Tidak menghormati satu sama lain atau bahkan saling merampas hak-hak sesama. Oleh sebab itu, dalam menjalani hidup diperlukan nilai yang harus terus dipegang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai didefinisikan sebagai harga (dalam arti taksiran harga); harga uang (dibandingkan dengan harga uang yang lain), angka kepandaian; biji; banyak sedikitnya isi; kadar; mutu; sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.

Adapun, menurut Steeman, nilai merupakan sesuatu yang memberi makna dalam hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai menjadi sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai tidak hanya dipandang sekadar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika.

Selaras dengan Steeman, Rokeach juga merumuskan nilai sebagai suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yang dianggap jelek. Sementara itu, menurut Linda dan Richard Eyre, nilai merupakan standar-standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Tentu saja nilai-nilai yang baik yang bisa menjadikan orang lebih baik, hidup lebih baik dan memperlakukan orang lain secara lebih baik.

Tyler juga merumuskan nilai sebagai suatu objek, aktivitas atau idea yang dinyatakan oleh individu yang mengendalikan pendidikan dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa sejak manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap dan kepuasan. Oleh karena itu, sekolah harus menolong siswa menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi siswa dalam memperoleh kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.

Konsep Nilai Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai didefinisikan sebagai harga (dalam arti taksiran harga); harga uang (dibandingkan dengan harga uang yang lain), angka kepandaian; biji; banyak sedikitnya isi; kadar; mutu; sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.

Sementara itu, sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial dimaknai sebagai berkenaan dengan masyarakat; suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya).

Nilai sosial sendiri dapat dimaknai sebagai nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggp baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai sosial menjadi hasil kesepakatan bersama yang telah diakui dan dipatuhi bersana olehh suatu kelompok masyarakat.

Meskipun nilai sosial tidak tertulis dan cenderung dianggap implisit atau abstrak. Namun, nilai sosial bersifat mengikat individu. Seiring berjalannya waktu, suatu nilai dapat bergeser, berubah, menyesuaikan dengan zaman, diperbaharui, bahkan ditinggalkan.

Misalnya budaya tegur sapa yang mulai mengikis di masyarakat perkotaan karena kesibukan diri sendiri serta mulai masuknya budaya individualistic. Hal tersebut akan berbeda jika di desa, warga akan saling  menyapa setiap orang yang lewat baik yang akrab atau hanya tahu nama saja.

Nilai-Nilai Sosial Budaya dalam Industri Perkapalan Rakyat

Nilai sosial yang berkembang di suatu masyarakat menjadi suatu pedoman hidup. Ia selalu hadir di dalam masyarakat dan dipraktikkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi di bawahnya.

Perlu diingat bahwa nilai sosial bukan perkara benar dan salah. Ia menjadi konsep yang ada dalam diri manusia, sifatnya filosofis mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Suatu hal dapat dikatakan bernilai jika bermanfaat (nilai guna), benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), dan sebagainya.

Nilai sosial sangat diperlukan dalam masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena nilai sosial sering kali dijadikan sebagai pegangan hidup oleh masyarakat dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, nilai sosial juga dijadikan sebagai nilai hidup manusia dalam berhubungan dengan manusia lainnya. Nilai sosial tidak diperoleh begitu saja ketika baru lahir. Ia didapatkan melalui sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan berbagai penyesuaian.

Ciri-Ciri dan Fungsi Nilai Sosial

Nilai sosial dapat dikenali dari beberapa ciri yang telah dirangkum dari laman Bola.com dan Studiobelajar.com sebagai berikut.

  • Nilai tercipta secara sosial, dalam artian bahwa nilai merupakan hasil kesepakatan bersama suatu masyarakat guna memenuhi kebutuhan manusia dan mencapai tujuan tertentu,
  • Nilai memiliki cakupan yang luas, meliputi cara berperilaku, adat/kebiasaan, serta kebudayaan.
  • Nilai sosial diwariskan secara turun menurun atau lintas generasi melalui interaksi sosial pada rentang waktu yang relatif lama.
  • Nilai sosial tidak statis, dalam artian seiring berjalannya waktu nilai dapat bergeser, berubah, diperbaharui serta ditinggalkan.
  • Nilai sosial bervariatif antar masyarakat karena adanya perbedaan sistem kebudayaan.
  • Nilai sosial bersifat mengikat individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.
  • Tercipta dari proses interaksi antarmanusia secara intensif dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir.
  • Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi, akulturasi, dan difusi.
  • Terdapat ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.
  • Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia.
  • Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi tindakan manusia.
  • Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.

Melansir dari Studiobelajar.com, setidaknya ada tiga fungsi nilai sosial sebagai berikut.

1. Sebagai Pedoman Berperilaku

Nilai sosial berisi mengenai cara individu bertindak dalam kehidupan sehari-hari sehingga ia dapat diterima dalam masyarakat. Nilai sebagai pedoman berarti nilai mengambil fungsi sebagai sumber acuan dan pegangan hidup individu dalam berpikir, bertindak, dan bertingkah laku.

Segala tindakan yang dilakukan individu atas dasar kebebasan berekspresi harus tetap berpedoman dengan nilai-nilai atau norma yang ada dalam masyarakat. Tujuannya, agar tetap terkendali dan tidak merugikan diri ataupun kelompok masyarakat itu sendiri.

2. Sebagai Kontrol Sosial

Nilai sosial terbentuk dari kesepakatan bersama. Oleh sebab itu, nilai bersifat mengikat individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Nilai memiliki fungsi sebagai pemberi batasan mengenai hal-hal yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Serta, mempertegas perilaku yang dianggap baik dan buruk.

Sehingga, harapannya setiap individu yang tumbuh dalam masyarakat menjadi baik dan tidak berbuat jahat atau menyimpang. Namun, sayangnya nilai-nilai ini terkadang membatasi perkembangan diri. Misalnya, perempuan tidak boleh sekolah tinggi karena nantinya hanya akan menjadi ibu rumah tangga atau melawan suami. Padahal, perempuan yang sekolah tinggi dapat mendidik anak dengan tepat dan tetap waras dalam menjalani rumah tangga.

3. Sebagai Pelindung Sosial

Nilai sosial diturunkan dari satu generasi ke genarasi selanjutnya dalam waktu yang relatif lama. Nilai sosial membawa visi yang luas, yakni mendorong terciptanya keteraturan sosial dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Nilai memiliki fungsi sebagai pelindng sosial yang meminimalisir terjadinya bentuk-bentuk penyinpangan sosial dan memberikan perasaan aman bagi individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.

Nilai Keindonesian

Macam-macam Nilai Sosial

Melansir dari laman Bola.com dan Studiobelajar.com, nilai sosial dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sebagai berikut.

1. Nilai Material

Nilai material merupakan segala sesuatu yang fungsinya dapat dirasakan secara jasmani (unsur fisik). Sebagai contoh batu dapat dimanfaatkan untuk membangung gedung. Oleh sebab itu, batu memiliki nilai material yang dapat dirasakan oleh manusia.

2. Nilai Vital

Nilai vital terdiri dari segala sesuatu yang bermanfaat dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh, jaket pada musim dingin atau hujan digunakan untuk menghangatkan tubuh. Namun, di musim panas atau kemarau jakret tidak memiliki nilai atau kegunaannya berkurang. Jaket berdasarkan kegunaannya termasuk dalam benda yang memiliki nilai vital.

3. Nilai Rohani

Nilai rohani meliputi segala sesuatu yang manfaatnya dapat dirasakan secara batin atau rohaniah. Nilai rohani meliputi nilai religius, moral atau kebaikan, keindahan atau estetika, dan kebenaran. Misalnya, setiap individu meyakini sebuah agama atau kepercayaan serta mempraktikkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Yang mana ajaran-ajaran yang diimani memberikan kedamaian dan ketentraman dalam hati mereka. Kebebasan memeluk agama atau kepercayaan serta beribadah sesuai dengan ajaran agama menjadi bagian dari nilai rohani.

Nilai rohani dapat dikelompokkan jadi empat kelompok sebagai berikut.

  • Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal manusia (logika, nalar, rasio, budi, cipta). Contohnya besi yang dipanaskan akan memuai, 1 + 1 = 2.
  • Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estetika). Contohnya karya seni.
  • Nilai moral, yaitu nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari unsur kodrat manusia seperti kehendak atau kemauan (karsa dan etika). Contohnya membantu korban bencana alam.
  • Nilai religius, yaitu nilai kerohanian yang tertinggi dan mutlak yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya ritual-ritual keagamaan.

Melansir dari laman Bola.com, nilai sosial juga dapat dikelompokkan berdasarkan cirinya. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai klasifikasi nilai sosial.

1. Nilai Sosial yang Mendarah Daging (Internalized Value)

Nilai yang mendarah daging merupakan suatu nilai yang menjadi kepribadian bawah sadar atau mendorong terjadinya tindakan tanpa berpikir dengan kepala dingin. Namun, ketika tindakan tersebut melanggar akan menimbulkan rasa malu atau bersalah yang dalam dan sulit untuk dilupakan atau dihapuskan. Sebagai contoh, orang yang melakukan seks di luar nikah tanpa tanggung jawab ketika pasangannya hamil.

2. Nilai yang Dominan

Nilai yang dominan merupakan nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lain. Hal ini dapat terlihat dari pilihan yang dilakukan oleh individu ketika berhadapan dengan beberapa alternatif tindakan yang dapat dipilih. Garmeds dapat menentukan dominan atau tidaknya suatu nilai berdasarkan beberapa indikator sebagai berikut.

  • Banyaknya orang yang menganut nilai sosial tersebut. Contoh: sebagian besar masyarakat menghendaki perubahan ke arah perbaikan (reformasi) di segala bidang kehidupan.
  • Lamanya nilai sosial tersebut dirasakan atau dianut oleh para anggota kelompok tersebut.
  • Tingginya usaha untuk mempertahankan atau memberlakukan nilai sosial tersebut
  • Tingginya kedudukan (prestise) orang yang membawakan atau menggunakan nilai sosial tersebut.
  • Filsafat Agama, Budi Pekerti&Toleransi Nilai2 Moderasi Bera

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.