Blog

Mengenal Aliran Hakekok: Sejarah Singkat Aliran Sesat

Written by Sevilla Nouval

Aliran Hakekok – Beberapa waktu belakangan, masyarakat dihebohkan dengan adanya aliran baru yang bernama aliran hakekok di Pandeglang Banten. Aliran ini dianggap sangat menyimpang karena para pengikutnya melakukan ibadah dengan cara telanjang bulat. Aktivitas terselubung tersebut kemudian mulai terekam dan diketahui oleh masyarakat sampai akhirnya menjadi ramai, khususnya untuk masyarakat wilayah Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dari kejadian tersebut, pihak polisi berhasil mengamankan 16 orang pengikut yang terdiri dari lima orang wanita, delapan orang laki-laki, dan tiga lainnya adalah anak-anak. Menurut polisi yang mengamankan, tujuan dari ritual yang mereka lakukan yaitu untuk menyucikan diri dari dosa yang sudah diperbuat sebelumnya.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu aliran hakekok dan sejarah singkatnya. Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Sejarah Aliran Hakekok

Aliran Balakasuta dipimpin oleh seseorang yang berasal dari Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, yang bernama Arya. Ritual yang dilakukan mengadopsi ajaran aliran Hakekok yang dibawah oleh almarhum E alias S. Arya mengaku bahwa ajaran yang dibawanya telah melakukan sebuah komitmen dengan Imam Mahdi dan dijanjikan akan menjadi orang yang kaya raya. Akan tetapi, setelah menunggu bertahun-tahun, janji tersebut tidak kunjung terwujud. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk membersihkan diri dengan cara menyucikan diri dan nantinya akan bubar.

Berasal Dari Kepercayaan Lama

Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa aliran Hakekok diadopsi oleh Balakasuta yaitu sebuah aliran kepercayaan yang sudah ada sejak lama. Seorang budayawan yang bernama Ridwan Saidi menyebutkan di dalam bukunya “Diburu Mossad dan Lakon Politik, Che Guevara Melayu” bahwa Hakekok, plesetan dari hakikat merupakan suatu aliran sesat yang berkedok Agama Islam. Para pengikutnya akan melakukan upacara yang tertutup pada malam hari, dimana laki-laki dan perempuan harus telanjang bulat, kemudian lampu dimatikan.

Disana mereka tidak melaksanakan ajaran syariat Islam. Justru mereka memuja Semar. Mereka menganggap bahwa Semar masih hidup dan suka berkunjung ke kampung, kemudian menghilang setelah memberikan sebuah petuah. Di dalam penggambarannya, Semar selalu berkunjung seorang diri.

Penistaan Agama di Masa Lalu

Justus M. Van Der Kroef, seorang profesor di Departemen Sosiologi, Universitas Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, membahas mengenai aliran Hakekok di dalam tulisannya yang berjudul “New Religious Sects in Java. Di dalam tulisannya, Justus mengungkapkan bahwa pada awal tahun 1952, Kantor Departemen Agama di Jawa Barat mengumumkan adanya 29 sekte agama baru yang muncul di wilayah tersebut sejak Indonesia resmi merdeka, yaitu tahun 1949.

Kemudian pada pertengahan tahun 1960, saat pemerintah Indonesia menyatakan secara resmi untuk mewaspadai perkembangan adanya sekte agama baru, Jaksa Agung bernama R. Kadarusman mengatakan ada ratusan sekte atau aliran kepercayaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Justus, jumlah pengikut sekte tersebut sangat sulit dideteksi. Sebab, struktur organisasinya bersifat tidak stabil dan banyak pengikutnya yang mengidentifikasi diri dengan salah satu agama utama, misalnya saja Agama Islam. Sedangkan juru bicara dari berbagai macam sekte tersebut cenderung membesar-besarkan jumlah pengikutnya.

Berapapun jumlah pengikut aliran tersebut, pesatnya penyebaran aliran-aliran itu sendiri adalah salah satu fenomena yang sangat penting di dalam masyarakat, khususnya Pulau Jawa. Akan tetapi, menurut Justus, beberapa aliran masih memiliki umur yang sangat pendek. Sehingga muatan ideologi yang ada di dalamnya tidak pernah cukup diketahui. Seperti halnya kasus kultus aliran Hakekok yang ada di Sukabumi, Jawa Barat.

Kultus Hakekok ini terlihat melibatkan upacara aneh, dimana pria dan perempuan telanjang bulat di dalam sebuah masjid. Akan tetapi, pemimpinnya, yaitu Nawawi, terbunuh di dalam bentrokan yang terjadi dengan militer. Kemudian sekte tersebut dibubarkan sebelum banyak yang mengikutinya. Di sisi lain, Alamak Indonesia Volume 1 tahun 1969 berisi mengenai daftar aliran kebatinan atau kepercayaan, para pemimpinnya, dan asas serta tujuannya dari aliran tersebut. Salah satu aliran yang dimuat adalah aliran Hakekok yang dipimpin oleh Armi dan juga Irsad. Cara ibadah yang mereka yakini yaitu cukup dengan niat saja dan tidak perlu pergi haji ke Makkah. Lalu, aliran tersebut resmi dibubarkan pada tahun 1961.

Aliran Sesat dan Nabi–nabi Palsu

Fakta-fakta Seputar Aliran Hakekok

Berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai aliran Hakekok yang sempat membuat geger warga Indonesia.

1. Kepercayaan yang Diturunkan Oleh Keluarga

Menurut polisi yang mengamankan aliran tersebut mengatakan bahwa aliran Hakekok adalah turunan yang dibawa oleh keluarga yang sebelumnya sudah menjadi pengikut aliran tersebut. Sebelumnya aliran Hakekok Balatasutak sudah ada sejak tahun 2004 dan dibawa oleh S, dimana saat ini S telah meninggal dunia. Lalu aliran tersebut dilanjutkan kembali oleh salah satu anggota keluarganya yaitu A sampai sekarang. Kini, aliran tersebut telah mempunyai pengikut yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jakarta, Banten, dan lainnya.

2. Para Pengikut Dijanjikan Harta Hingga Kesuksesan

Para pengikut aliran Hakekok akan diiming-imingi dengan harta dan juga kesuksesan dunia dan akhirat oleh pemimpinnya yaitu A. Untuk memperoleh hal tersebut, para pengikut diwajibkan untuk menjalankan semua perintah, termasuk melakukan ritual mandi tanpa pakaian secara bersamaan.

3. Melakukan Perjanjian Dengan Imam Mahdi

Untuk membantu para pengikutnya sukses dunia ataupun akhirat, A dan juga almarhum S disebut sudah melakukan perjanjian dengan Imam Mahdi. Perjanjian yang mereka lakukan kemudian diyakini para pengikutnya sampai melakukan ritual yang tidak lazim. Semasa Ia hidup, pemimpin terdahulunya juga dikenal sebagai seorang guru spiritual yang tinggal di wilayah Bogor, Jawa Barat. Para pengikut dan juga pimpinannya dikenal sebagai seseorang yang tertutup dan tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat umum.

4. Padepokan Pernah Dibakar Massa Pada Tahun 2009

Salah seorang pemuka Agama di Kecamatan Cigeuli, Mahli Yudi, mengatakan bahwa aliran tersebut pada tahun 2009 lalu sempat menghebohkan masyarakat dan membuat resah karena ritualny yang dilakukan di padepokan di Desa Seko, Kabupaten Pandeglang. Keresahan yang timbul dari adanya aliran tersebut mendorong masyarakat untuk melakukan aksi membakar padepokan aliran Hakekok.

5. Ritual Mandi Bugil Baru Satu Kali Dilakukan

Mahli mengungkapkan bahwa ritual mandi telanjang bulat yang dilakukan antara pengikut laki-laki dan perempuan hanya baru dilakukan satu kali. Dimana ritual tersebut adalah sebuah simbolisasi untuk menyucikan diri dari dosa-dosa dan menjadikan para pengikutnya menjadi orang yang lebih baik lagi. Dalam penangkapannya tersebut, ditemukan juga beberpa barang bukti seperti halnya alat kontrasepsi, dan beberapa jimat serta pusaka lain yang diyakini untuk melengkapi kegiatan ritual mandi tersebut.

6. Para Pengikut Akan Dibina

Untuk menghindari adanya kejadian yang sama terulang kembali, Mahli bersama pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap para pengikut ajaran yang telah terbukti sesat. Pihak yang berwenang juga akan menggandeng beberapa tokoh agama dengan tujuan untuk mempermudah proses pembinaan.

7. Aliran Hakekok Dinyatakan Sesat Oleh MUI

Disisi lain, MUI atau Majelis Ulama Indonesia mengatakan bahwa aliran Hakekok Balatasutak termasuk golongan aliran sesat. Hal itu merujuk terhadap tidak adanya sebuah tuntunan yang serupa dengan Agama Islam.

8. Pemimpin Aliran Hakekok Mengakui Kesalahannya

Pemimpin dari aliran Hakekok telah mengakui kesalahannya dan menganggap bahwa aliran yang dibawanya menyimpang. Ungkapan tersebut dikatakan ketika A ditemui oleh anggota Majelis Ulama Indonesia. Menurut A, Ia siap untuk kembali lagi ke ajaran Agama Islam yang sesuai syariat dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.

Itulah beberapa penjelasan mengenai apa itu aliran Hakekok hingga bagaimana mereka bisa membuat resah masyarakat sekitar. Apakah kamu sudah pernah mendengar aliran ini sebelumnya?

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla