Politik Ekonomi

Politik Aliran: Pengertian, Ciri, dan Faktor-Faktornya

Politik Aliran
Written by M. Aris Yusuf

Politik aliran adalah keadaan di mana hadir sebuah kelompok yang dikelilingi oleh organisasi-organisasi massa, baik secara informal maupun secara formal. Tali pengikat tersebut, terjalin antara kelompok maupun organisasi massa dan berupa sekte atau ideologi tertentu.

Politik aliran merupakan politik yang hadir pada suatu masyarakat untuk memilih pilihan politiknya, berdasarkan dengan agama, aliran maupun ideologi yang dianut oleh masyarakat tersebut. Lebih lanjut mengenai politik aliran, simak penjelasannya hingga akhir artikel ya!

Pengertian Politik Aliran

Politik aliran diakui maupun tidak diakui memiliki kekuatan sendiri pada lembaga politik. Suatu aliran, dapat mengembangkan segala jenis tujuannya dengan bidang politik, massa yang telah dimiliki oleh suatu aliran, akan menjadi pendukung yang fanatik dari sebuah partai politik. Politik aliran dapat memberikan warna tersendiri dalam politik di Indonesia.

Politik aliran dapati diartikan sebagai suatu gagasan yang digunakan demi mencapai tujuan dari masing-masing kelompok tertentu dengan politik sebagai sarana yang digunakan.

Sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan tertentu, politik dapat membuat suatu aliran atau kelompok menjadi lebih dikenal oleh khalayak ramai. Tujuan yang sebelumnya telah digagas oleh kelompok tertentu pun dapat terus dilanjutkan dengan menggunakan politik.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari politik aliran. Berikut adalah definisi politik menurut para ahli.

1. Ruth McVey

Menurut McVey, politik aliran dalam ilmu sosiologi ialah sebuah konsep yang penting dalam politik di Indonesia. Istilah politik aliran tersebut, digunakan untuk menunjukan adanya pembagian masyarakat di Jawa, terkhusus pada santri-santi serta kaum abangan.

Pembagian aliran tersebut, dalam sudut pandang politik aliran dinilai relevan ketika masa-masa awal pembentukan sebuah partai. Kedua kelompok tersebut, menyediakan beragam kepentingan yang dibutuhkan oleh masyarakat, mulai dari pendidikan bahkan hingga politik. Wujud dari politik aliran berupa partai politik yang telah dibentuk oleh kelompok-kelompok tersebut.

2. Clifford Geertz

Geertz berpendapat bahwa politik aliran merupakan sosio kultural yang membentuk beragam jenis fenomena sosial yang ada di masyarakat, salah satu fenomena adalah aliran. Aliran pada lingkungan masyarakat terbagi menjadi tiga golongan, yaitu priyayi, santri serta abangan.

Dari tiga jenis kelompok tersebut, setiap kelompoknya memiliki ciri-ciri masing-masing dan memiliki tujuan masing-masing yang berbeda dalam dunia politik.

3. Herbert Feith

Feith mendefinisikan politik aliran sebagai hubungan perpolitikan yang hadir di Indonesia dan di latar belakangi oleh hadirnya dinamika politik pada tahun 1950 an.

Akibat dari dinamika politik di tahun 1950 an tersebut, politik Indonesia pun terbagi menjadi beberapa aliran politik sesuai dengan tujuan yang dimiliki oleh masing-masing aliran. Beberapa aliran yang memunculkan politik aliran di Indonesia adalah jawa, tradisionalisme, nasionalisme, sosialisme, radikalisme, agama, demokrasi dan komunisme.

Politik Aliran

Ciri-Ciri Politik Aliran

Teori mengenai politik aliran ini mulanya adalah wacana yang merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Clifford Geertz pada tahun 1962. Dalam penelitian tersebut, Geertz menggambarkan bahwa ada dinamika pada religiusitas pada masyarakat di Jawa yaitu santri modernis tradisionalis, abangan serta sekuler.

Dari penelitian tersebut, kemudian muncul sebuah teori bahwa masyarakat Jawa terbagi dalam tiga varian, yaitu santri, bangan dan priyayi. Ketiga varian tersebut, menjadi basis dalam paham lembaga-lembaga politik aliran pada platform organisasi, termasuk ketika memetakan basis dari dukungan masyarakat.

Argumen Clifford Geertz tersebut, kemudian menjadi landasan untuk membaca perilaku dari para pemilih dari hasil pemilu pada tahun 1955. Di manado pola dari pemilih yang mencerminkan dua tipe keagamaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia di Jawa pada tahun itu, yaitu santri dan abangan yang memunculkan perbedaan pada partai Islam serta partai non Islam.

Dari teori politik aliran yang digagas pertama kali oleh Geerts, politik aliran memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang menjadi kekhasan politik aliran. Berikut beberapa cirinya.

1. Memiliki afiliasi dengan organisasi tertentu

Suatu organisasi politik, selalu memiliki hubungan dengan organisasi yang berada di negara tersebut. Organisasi yang memiliki afiliasi dengan partai politik memiliki tujuan yang sama dengan partai politik tersebut.

Partai politik yang dibuat, umumnya memang memiliki tujuan agar dapat memberikan ruang kepada anggota untuk dapat berkecimpung di dunia politik. Tokoh-tokoh dominan dari aliran atau organisasi tersebut, akan menjadi tokoh yang dikenal dalam politik aliran yang dibentuk.

2. Dukungan yang hadir berdasarkan suku

Orang-orang yang terlibat dalam politik aliran, dapat menggunakan alasan memiliki suku yang sama. Ikatan dari suku yang sama tersebut, menjadi ketertarikan tersendiri, agar seseorang mau masuk dalam ranah dunia politik. Saat ini, ada dua daerah di Indonesia yang memiliki kekuatan politik bersadarkan suku, hingga membuat partai khusus untuk daerah tersebut. Kedua daerah tersebut ialah Papua dan Aceh.

3. Memilih sesuai dengan ormas yang diikuti

Terkadang, masyarakat yang terlibat dalam politik praktis tidak memilih berdasarkan dengan pilihannya sendiri. Akan tetapi mendapatkan pengaruh dari beberapa pihak.

Contohnya seperti golongan ormas tertentu yang memiliki banyak anggota, secara tidak langsung maka ormas tersebut berharap bahwa anggotanya akan memiliki politik dengan aliran yang sama dengan ormas yang diikuti.

4. Mencari dukungan

Ciri keempat dari politik aliran adalah untuk mencari dukungan. Pada dasarnya, politik aliran hadir atau dibuat oleh suatu kelompok demi mendapatkan dukungan yang pasti dari anggota kelompok, organisasi atau aliran yang mereka ikuti. Hal ini diharapkan, agar membuat partai politik yang dibuat oleh organisasi tersebut terus eksis untuk menyuarakan pendapat dan meraih tujuan dari organisasi tersebut.

Faktor Penyebab Politik Aliran

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, politik aliran hadir pertama kali karena penelitian yang dilakukan oleh Clifford Geertz. Di samping penelitian tersebut, politik aliran hadir di Indonesia karena faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.

Clifford Geertz mengelompokan beberapa sumber politik yang kemudian ia sebut sebagai politik aliran dan menjadi ciri dari perpolitikan di Indonesia pada masa itu. Pengelompokan yang dimaksud bersumber dari etnis, agama, kedaerahan dan lainnya. Pengelompokan-pengelompokan tersebut, terjadi karena pada pasca kemerdekaan, masyarakat mengalami pembelahan sosial yang cukup tajam.

Pada masa pasca kemerdekaan, masyarakat tidak hanya terbelah berdasarkan beberapa kelompok tertentu, akan tetapi juga terjadi pada sistem kepartaian. Sehingga, hadirlah partai-partai yang memiliki ideologi yang berbeda-beda sesuai dengan aliran masing-masing.

Sehingga, partai politik pada masa itu pun memiliki basis massa yang berbeda-beda. Geertz juga berpendapat, bahwa politik aliran yang muncul di Indonesia ini tidak terlepas dari akar budaya sekaligus keagamaan pada masyarakat Indonesia di tahun 1950 an. Hadir kultur-kultur yang ikut mewarnai afiliasi politik di Indonesia dan menyebabkan politik di Indonesia tidak berimbang.

Kemudian Geertz menjelaskan pula bahwa politik aliran semakin menguat di masa Orla, dimulai dari pemanfaatan dari kesetiaan primordial demi kepentingan politik semata. Geertz menilai bahwa politikus Indonesia saat itu, menggunakan kesetiaan primordial sebagai dasar kesetiaan politik.

Politik Aliran

Selain faktor-faktor yang dijelaskan oleh Geertz, politik aliran hadir di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa hal berikut ini.

1. Adanya kepentingan organisasi

Organisasi sosial mulai ingin memasuki dunia politik dengan caranya masing-masing serta memiliki kekuatan besar, umumnya akan memilih untuk membuat organisasi politiknya sendiri. Suatu aliran yang memiliki prinsip pun ingin menerapkan prinsipnya tersebut pada ruang lingkup yang lebih luas. Keinginan organisasi maupun aliran yang ingin mendapatkan ruang lingkup yang lebih besar, membuat hadirnya politik aliran dan membuat golongan tertentu lebih mudah untuk mencapai tujuannya masing-masing.

2. Ada tujuan yang ingin dicapai

Politik aliran muncul karena setiap organisasi, aliran atau kelompok memiliki tujuannya masing-masing baik di dalam maupun di luar urusan politik. Ketika organisasi, aliran atau kelompok tersebut terbentuk, maka tokoh dan anggotanya telah memutuskan beragam tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan tersebut, biasanya tidak jauh berbeda dengan tujuan dari organisasi, aliran atau kelompok yang menjadi latar belakang dari terbentuk organisasi tersebut.

3. Memetakan suara

Adanya politik aliran diharapkan dapat dengan mudah ketika memperkirakan jumlah dukungan pada suatu partai politik. Pada masa-masa pasca kemerdekaan, di mana partai politik mulai berubah, setiap partai politik memiliki informasi yang minim, sehingga akan sulit untuk memetakan suara.

Akan tetapi dengan hadirnya politik aliran, yang basisnya adalah anggota organisasi yang berafiliasi dengan partai, maka partai politik pun akan lebih mudah untuk memetakan pemilih. Akan tetapi, pemetaan suara ini tentu berbeda dengan apa yang terjadi masa kini, sebab politik aliran kini hanya berlaku untuk beberapa organisasi, aliran maupun golongan besar saja.

Materi politik aliran, dapat Grameds pelajari lebih lanjut dan lebih detail dengan membaca buku Sosiologi untuk kelas XI SMA/ MA. Dalam buku ini, disajikan materi mengenai politik serta materi sosiologi lainnya untuk Grameds yang masih berada di SMA/ MA kelas XI. Agar belajar semakin mudah sekaligus menambah wawasan, Grameds bisa membeli dan membaca buku ini di Gramedia.com! Segera beli sebelum kehabisan ya!

Politik Aliran

Dampak Hadirnya Politik Aliran

Politik aliran yang hadir di Indonesia ini tentu menghadirkan beberapa dampak. Berikut penjelasannya.

1. Organisasi masyarakat dengan organisasi politik menjadi tercampur aduk

Terkadang, organisasi masyarakat yang berdiri dengan latar belakang yang sama dengan organisasi politik membuat masyarakat dan oknum-oknum menjadi kesulitan untuk membedakan keduanya. Campur aduk antara organisasi masyarakat dengan organisasi politik membuat kebijakan pemerintah menjadi kurang didukung oleh masyarakat.

2. Edukasi politik melalui komunitas tertentu

Politik aliran tidak hanya memberikan dampak negatif bagi masyarakat, akan tetapi juga memberikan dampak positif. Salah satunya adalah dapat memberikan edukasi melalui komunitas-komunitas tertentu.

Setiap organisasi masyarakat, akan memiliki andil untuk mengenalkan politik pada masyarakat dan para anggotanya. Politik aliran hadir juga, untuk memberikan penjelasan serta edukasi kepada anggota. Sehingga anggota dari suatu organisasi masyarakat dapat lebih mengenal dan melek politik praktis.

3. Membuat masyarakat lebih tertarik pada politik

Dengan politik aliran, partai politik atau organisasi politik tentu akan membutuhkan sumber tenaga manusia guna menjalankan usaha-usahanya. Organisasi politik akan tersebut berusaha untuk membina anggota maupun masyarakat agar mampu membantu jalannya politik praktis. Semakin banyak masyarakat yang mengenal dan melek politik, maka semakin banyak pula masyarakat yang ingin mulai belajar dan mengenal dunia politik.

4. Membentuk masyarakat yang bersikap fanatik

Sayangnya, kehadiran politik aliran ini dapat berdampak negatif pula pada masyarakat. Sebab, pemetaan yang dibuat oleh politik aliran dapat membuat masyarakat menjadi fanatik pada politik aliran tersebut.

Masyarakat yang fanatik, cenderung bersikap buta dan tidak bisa membedakan salah atau benar yang dilakukan oleh tokoh-tokoh partai politik dukungannya. Selain itu, masyarakat fanatik juga cenderung selalu mendukung politik alirannya.

Dukungan yang berlebihan tersebut, bahkan bisa membuat kelompok atau aliran lainnya menjadi kurang nyaman, sehingga tak jarang pula dapat menyebabkan kesalahpahaman.

5. Memilih partai tertentu, karena ormas yang diikuti atau didukung

Ketika masyarakat memercaya organisasi tertentu, tak jarang masyarakat akan selalu mengikuti arah yang diberikan oleh organisasi yang ia dukung atau ikuti. Contohnya, ketika ada wakil presiden yang berasal dari kalangan tertentu di masyarakat, maka kebanyakan masyarakat dengan golongan yang sama dengan wakil presiden tersebut akan mendukung wakil presiden.

6. Mampu meningkatkan kesetiaan, kesatuan serta moral kelompok

Hadirnya politik aliran tentu akan menguntungkan bagi kelompok atau organisasi yang memiliki afiliasi dengan partai politik dan juga sebaliknya. Organisasi yang besar dan memiliki afiliasi dengan partai politik akan tampak lebih bertahan, dibandingkan dengan organisasi masyarakat yang tidak memiliki afiliasi dengan partai politik. Sehingga, organisasi tersebut akan memiliki dampak positif dari politik aliran, yaitu untuk mengukuhkan patriotisme serta nasionalisme.

7. Memberikan perlindungan pada perubahan

Dengan politik aliran, maka masyarakat dapat mencegah hadirnya instrumen dari asing ke dalam kebudayaan yang dimiliki oleh suatu negara.

8. Menimbulkan konflik yang terjadi antar suku

Karena hadirnya perbedaan pada aliran-aliran, etnis, organisasi dan kepercayaan maka tak jarang politik aliran justru menimbulkan konflik antar suku. Sebab suku satu dengan lainnya akan menganggap bahwa aliran atau etnis miliknya lebih baik dibandingkan dengan aliran atau suku yang lain. Konflik ini, juga terjadi di antara mayoritas dan minoritas di Indonesia.

Contoh Politik Aliran

Agar lebih jelas untuk memahami materi politik aliran, berikut adalah beberapa contoh politik aliran yang hadir di Indonesia.

1. PKB dan NU

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan organisasi politik yang kini lebih dikenal oleh banyak orang, serta menjadi salah satu partai yang ikut dalam pemilu di tahun 2019. Organisasi ini, adalah organisasi yang dibangun berdasarkan aliran, yaitu organisasi masyarakat dengan basis agama Islam Nahdlatul Ulama. Para petinggi dari NU, membuat politik identitas partai yang memiliki tujuan berupa memberi wadah bagi para anggotanya untuk turut andil dalam bidang politik.

2. PNI dan abangan

Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk pertama kali di masa awal kemerdekaan Indonesia. PNI dibuat berdasarkan aliran yang ada di masyarakat yaitu abangan. Dahulu, PNI cukup dikenal.

3. Aliran Islam Sunni dan Syiah

Tidak seperti dua contoh politik aliran sebelumnya, aliran Islam Sunni dan Syiah adalah aliran yang terlibat dalam konflik. Dalam politik aliran di Timur Tengah, penganut aliran sunni dan syiah kerap kali berkonflik dan menjadi dua golongan yang sama kuat di daerah tersebut. Dengan alasan agama, kedua golongan ini aktif dalam kegiatan politik.

Politik Aliran

Itulah penjelasan mengenai politik aliran, mulai dari pengertian, ciri-ciri, dampak, faktor hingga contoh-contoh politik aliran. Apabila Grameds merasa belum jelas dengan materi yang disajikan dalam artikel ini, Grameds bisa mengulik lebih lanjut dengan membaca buku.

Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas, selalu menyediakan beragam buku berkualitas untuk Grameds dengan beragam topik. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!

BACA JUGA:

  1. Komunikasi Politik: Pengertian, Distorsi, dan Modelnya 
  2. Pengertian, Model & Tujuan Komunikasi Politik
  3. Ideologi: Pengertian, Fungsi, Sejarah, dan Jenisnya
  4. Hukum: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur, dan Jenis
  5. Daftar Buku Politik Best Seller 2022 di Gramedia 

About the author

M. Aris Yusuf

Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan satu sama lain.