Desain

Mengenal Aliran Romantisisme dan Contoh Karya Romantisme

Written by A Andrew

Aliran Romantisisme adalah salah satu aliran seni rupa yang berupaya untuk menampilkan sebuah lukisan yang indah dan fantastik. Umumnya, aliran Romantisisme akan melukiskan mengenai suatu hal yang bersifat romance, seperti sebuah sejarah, tragedi, ataupun pemandangan alam dan menyajikan sebuah lukisan dengan fantastik. Aliran seni yang satu ini sangat terkenal di seluruh dunia pada abad ke-18 sampai abad ke-19 dan menjadi bagian terpenting dalam kebudayaan masyarakat Eropa dan masyarakat Barat.

Untuk memahami lebih dalam mengenai aliran Romantisisme, pada artikel kali ini kita akan membahasnya lebih dalam. Simak informasinya di bawah ini ya.

Pengertian Aliran Romantisisme

Romantisisme merupakan sebuah gerakan atau aliran seni yang memfokuskan sebuah karya pada emosi dan juga pencapaian mulia di masa lalu dan keindahan alam yang cenderung dramatik dan teatrikal. Aliran Romantisisme menitikberatkan pada emosi pribadi yang cukup kuat sebagai sumber otentik dari pengalaman estetika dan kekaguman yang dialami dalam menghadapi sebuah sejarah atau pengalaman agung serta keindahan alam yang estetik.

Istilah Roman memiliki arti yaitu kehebatan manusia, penaklukkan bangsa asing atau penjajah, pencapaian manusia, yang ditampilkan secara dramatis. Sehingga hal itu tentu berbeda dengan Romantis yang lebih fokus pada cinta. Romantik justru lebih fokus kepada suatu pencapaian manusia. Kata Romantisisme pertama kali dipakai di Jerman pada tahun 1770-an oleh para kritikus seni, yaitu August dan Friedrich yang menulis sebuah buku kritik dengan judul “Romantische Poesie” atau Puisi Romantik.

Menurut Isaiah Berlin di dalam bukunya yang berjudul “The Roots of Romanticism”, menjelaskan bahwa Romantisisme merupakan semangat baru dan kegelisahan, keasyikan dengan kondisi kesadaran batin yang selalu berubah, kerinduan yang tidak terbatas dan tidak terdefinisi terhadap suatu gerakan dan perubahan yang abadi.

Aliran Romantisisme merupakan salah satu aliran yang mengedepankan unsur emosi pada suatu karya dengan cara pembangunan citra yang dramatis, teatrikal, dan suasana seperti yang ada di dalam mimpi. Romantisisme memang sangat menitikberatkan emosi, imajinasi, dan juga ide untuk kembali kepada keniscayaan sejarah dan alam. Tak hanya itu, Romantisisme juga menjadi sebuah bentuk perlawanan pada seni neoklasik yang terikat dengan norma, selalu simbang tapi statis. Gerakan tersebut juga berupaya untuk memutarbalikkan konvensi sosial, terlebih untuk kedudukan kaum aristokrat yang ada di masa itu.

 

Mengapa disebut dengan Romantisisme?

Gerakan atau aliran Romantisisme berasal dari kata dasar “Roman”. Jadi, Romantisisme it artinya hal yang ke-roman-romanan. Roman merupakan sebuah kata dari sastra klasik yang bercerita mengenai kehebatan manusia, pencapaian manusia, dan penaklukkan penjajah yang ditampilkan secara dramatis. Di dalam bidang sastra Indonesia, aliran yang satu ini juga biasa disebut aliran romantik. Hal itu untuk membedakannya dengan istilah romantis.

Kadang kala, kebanyakan orang menyebut aliran ini dengan istilah aliran Romantisme (dari romantis). Padahal hal itu tidak tepat karena kedua istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda. Walaupun mirip, sebenarnya kedua kata tersebut sama sekali tidak mempunyai kesamaan sedikitpun. Oleh sebab itu, istilah yang paling tepat untuk menyebut aliran ini yaitu dengan kata Romantisisme atau Romantik, bukan Romantis.

Sejarah Romantisisme

Istilah Romantisisme berasal dari Bahasa Perancis, yaitu Roman yang artinya cerita. Memang benar, dalam gaya Romantisisme mencerminkan adanya pengaruh dari sastra roman Perancis. Khususnya dalam melukiskan cerita tentang tragedi yang sangat dahsyat, peristiwa yang dramatis dan mencekam. Romantisisme merupakan sebuah aliran seni, sastra, dan juga intelektual yang berasal dari Eropa Barat pada abad ke-18 di masa Revolusi Industri. Sebagian dari aliran yang satu ini adalah revolusi dalam melawan norma-norma kebangsawanan, politik, dan sosial dari periode pencerahan serta reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam dalam sastra dan seni. Gerakan tersebut menekankan pada emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, mengerikan, dan takjub dengan apa yang dialami saat seseorang menghadapi sublim alam.

Romantisisme sebenarnya telah didahului oleh beberapa aliran serupa di pertengahan abad ke-18 yang bisa disebut dengan era Pra-Romantisisme. Di dalam era tersebut merupakan apresiasi baru dari roman di abad pertengahan, dimana aliran Romantisisme akhirnya memperoleh namanya. Namun diantara tren “Romantis” tersebut, ada beberapa seni yang lebih fokus pada kisah ataupun cerita petualangan ksatria yang menitikberatkan pada kepahlawanan individu dan pada yang misterius dan eksotis.

Sejarah kemunculan aliran Romantisisme dipengaruhi oleh adanya revolusi industri yang mulai meninggalkan kealamian dunia dan juga destruktif terhadap lingkungan. Banyak sekali seniman yang menolak praktik-praktik industrialisasi yang dinilai kurang memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan untuk alam sekitar. Walaupun belum dikategorikan sebagai seni modern, tapi aliran Romantisisme telah melawan gerakan seni klasik yang sudah mapan sebelumnya. Romantisisme juga sudah mulai mengeksplorasi bentuk estetik yang tidak hanya mencari keindahan suatu objek saja. Namun Romantisisme berupaya menggali nilai luhur yang agung dari sebuah subjek, sebagai pengganti keindahan dan juga kecantikan fisik.

Selain itu, aliran Romantisisme merupakan sebuah gerakan yang meneruskan Neoklasikisme, namun sekaligus mereaksi dan juga menentang klasikisme. Adapun pelopor dari aliran Romantisisme yaitu Theodore Gericault melalui salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu Rakit Medusa. Kemudian selanjutnya, aliran Romantisisme tetap menjadi gerakan seni yang lari dari kenyataan hidup, yaitu menggarap dunia yang ideal dan juga misterius dengan memakai teknik akademisme yang rasional.

Hadirnya aliran Romantisisme adalah menentang aliran seni neoklasikisme yang telah ada selama puluhan tahun di Perancis. Para pengikut aliran Romantisisme menentang Neoklasikisme dengan berbagai macam alasan, antara lain:

a. Neoklasik terlalu bersifat rasional di dalam berkarya
b. Neoklasik menyajikan tema cerita klasik sebagai suatu cermin kehidupan bangsawan
c. Neoklasik tidak menunjukkan peranan unsur pribadi

Sementara aliran Romantisisme justru kebalikannya, yaitu:

a. Berkarya melalui pendekatan emosional
b. Lebih banyak menyajikan tema cerita kehidupan dunia misteri, cerita roman, dan juga tema yang eksotik sepeti cerita dari Negeri China, Islam, dan Afrika
c. Lebih menonjolkan peranan perasaan pribadi dari seorang seniman, misalnya saja dalam segi komposisi yang dinamis dan unsur warna dengan gelap dan teran yang di dramatisir.

Ciri-ciri Aliran Romantisisme

Romantisisme tidak bisa diidentifikasi dengan suatu teknik, gaya dan sikap yang tunggal, tapi mempunyai ciri umum yang seragam. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari aliran Romantisisme, antara lain:

a. Imajinatif: Walaupun tetap realistis atau tidak ada fantasi, adegan yang ada di karya Romantisisme cenderung terlihat lebih teatrikal dan bukan pemandangan sehari-hari. Untuk membuat adegan seperti itu, dibutuhkan daya imajinasi yang tinggi.
b. Subjektif: Penciptaan karya seni dianggap sebagai sebuah ekspresi diri dari seorang seniman.
c. Menggunakan intensitas emosional yang cukup tinggi.
d. Suasana dan pencitraan mempunyai kualitas seperti mimpi.
e. Menggambarkan perasaan yang kuat dan tidak harfiah atau menggunakan simbol dan perumpamaan.

Jenis Aliran Romantisisme

Berikut ini adalah jenis aliran Romantisisme yang penting untuk dipahami:

a. Seni Sastra Romantik

Romantisme yang ada di dalam karya sastra banyak menggunakan tema yang berulang mengenai tema kebangkitan ataupun kritik terhadap masa lalu, kultus “sensibilitas”dengan penekanan terhadap perempuan dan anak-anak, isolasi narator atau seniman, penghormatan terhadap alam, dan unsur-unsur supranatural. Sastra romantis cenderung bersifat pribadi, intens, dan menggambarkan lebih banyak emosi dibandingkan dengan yang pernah terlihat di dalam beberapa sastra yang muncul dalam sastra klasik atau neoklasik.

Di bawah ini adalah beberapa penulis beraliran Romansisme, yaitu:

Edgar Allan Poe
Nathaniel Hawthorne
Victor Hugo
William Wordsworth
Mary Shelley

b. Seni Rupa Romantisisme

Di bidang seni rupa, Romantisisme pertama kali muncul di dalam sebuah karya lukisan lanskap di tahun 1760-an. Dimana pada waktu itu para seniman yang berasal dari Inggris mulai beralih ke lanskap dan arsitektur bertema Gotik. Banyak seniman Romantisisme yang menggunakan tema religius dan supranatural sebagai objek lukisannya, seperti yang dilakukan oleh pelukis dan penulis terkenal bernama William Blake.

Tokoh Aliran Romantisme Beserta Karya dan Analisisnya

Berikut ini adalah beberapa tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan aliran Romantisisme beserta contoh karya dan analisisnya.

1. Francisco Goya

Francisco Goya merupakan seorang seniman Romantisisme yang berasal dari Spanyol dan dianggap paling penting di abad 18-an akhir. Sepanjang perjalanan karirnya, Goya banyak mengabadikan sejarah melalui karya lukisannya. Goya juga sering disebut sebagai Old Masters yang terakhir dan seorang pelukis modern yang pertama. Selain sering melukis sejarah, Ia juga kerap melukis potret yang bernuansa kontemporer, yang mana berarti sudah meninggalkan tradisi dari aliran neoklasik.

Contoh Lukisan Aliran Romantisisme The Second of May 1808 dan Analisisnya

Contoh karya aliran romantisisme: The Second of May 1808 oleh Fransisco Goya, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Lukisan di atas merupakan salah satu contoh peristiwa sejarah yang digambarkan oleh Francisco Goya. Pada saat itu, Goya telah menyaksikan sendiri pendudukan Perancis di Spanyol di tahun 1808. Usahanya untuk meruntuhkan kerajaan Spanyol dari Madrid menimbulkan pemberontakan yang luas. Pemberontakan tersebut terjadi pada tanggal 1 hingga 2 Mei 1808. Akhirnya, Goya mengabadikan tragedi tersebut melalui sebuah lukisan yang mana tidak Ia saksikan secara langsung. Goya hanya mengetahui informasi tersebut melalui pembicaraan orang lain, kemudian menggambarkannya dengan imajinasi yang ada di dalam pikirannya. Lukisan tersebut merupakan salah satu contoh bagaimana para seniman romantisisme bekerja dengan imajinasi yang tinggi dan menggambarkannya dengan cara yang dramatis melalui sebuah adegan peperangan yang sengit.

2. J.M.W Turner

Joseph Mallord William Turner merupakan seorang seniman asal Inggris yang dikenal dengan teknik pewarnaan yang ekspresif, pemandangan yang imajinatif, dan gambar-gambar yang dramatis. Sehingga bisa dengan mudah dipahami bahwa Ia adalah seorang seniman yang beraliran Romantisisme. Lukisan Turner yang paling dikenal oleh masyarakat luas adalah lukisan pemandangan laut. J.M.W Turner merupakan seniman yang lahir di Maiden Lane, Covent Garden, London. Ia berasal dari keluarga kelas menengah kebawah yang cukup sederhana. Turner tinggal di Londong sepanjang hidupnya, mempertahankan aksen kampungnya dan tetap mempertahankan sikap rendah hati di masa populernya.

Turner sendiri sempat belajar di Royal Academy of Arts pada tahun 1789. Selama belajar di sana, Ia juga menduduki jabatan sebagai guru gambar arsitek atau drafter. Tuner kemudian membuka galeri sendiri di tahun 1804 dan menjadi seorang profesor di Royal Academy pada tahun 1807, lalu mengajar hingga tahun 1828. Ia sangat suka melakukan perjalanan keliling Eropa dari tahun 1802 dan pulang dengan membawa banyak sketsa pemandangan yang Ia lihat di sepanjang perjalanannya.

Contoh Karya Aliran Romantisisme Fishermen at Sea dan Analisisnya

Contoh karya aliran romantisisme: Fishermen at Sea oleh J.M.W Turner, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Lukisan di atas merupakan sebuah lukisan pertama yang dipamerkan oleh Turner di Royal Academy. Pemandangan terang bulan tersebut adalah salah satu trendsetter pemandangan malam hari di abad ke-18. Cahaya bulan yang kontras tidak bisa ditandingi oleh cahaya lentera yang berkedip-kedip. Di dalam lukisan tersebut Turner seolah ingin menekankan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh alam tidak bisa ditandingi oleh manusia.

Ombak yang terlihat tidak tenang memberikan tensi yang lebih pada suasana yang ada di dalam lukisan. Tak hanya itu saja, di latar belakang lukisan juga ada siluet batu karang yang ditakuti oleh para nelayan pada waktu itu, sebab batu karang tersebut sangat berbahaya dan sering memakan korban terutama di setting pada malam hari yang gelap.

3. Caspar David Friedrich

Caspar David Friedrich merupakan seorang pelukis pemandangan romantik asal Jerman di abad ke-19. Friedrich merupakan salah satu pelukis Jerman yang cukup berpengaruh pada zamannya. Ia juga menjadi tokoh yang paling penting dalam sejarah aliran Romantisisme. Tak hanya itu saja, Friedrich juga terkenal karena karya lukisan pemandangan alegoris atau bersifat simbolis universal, seperti halnya fabel, cerita binatang yang menyimbolkan tentang perilaku manusia. Lukisan karya Friedrich umumnya menyajikan sosok kontemplatif dalam pemandangan yang berhadapan dengan kabut di pagi hari, gelapnya malam hari, pohon yang tandus dan reruntuhan kuno.

Minat utama dari Friedrich yaitu perenungan terhadap alam yang ada di dunia. Karyanya yang seringkali simbolis berupaya untuk menyampaikan tanggapan subjektif dan emosional terhadap alam. Umumnya, lukisan Friedrich akan menempatkan kehadiran manusia di dalam perspektif yang kecil di tengah pemandangan yang besar. Menurut sejarawan Christopher Murray, perspektif tersebut mengarahkan pada pandangan audiens terhadap dimensi metafisik mereka.

Contoh Karya Aliran Romantisisme Wanderer above a Sea of Fog dan Analisisnya

Wanderer Above the Sea of Fog (Pengelana di atas Lautan Kabut) oleh Caspar David Friedrich, gambar diperoleh melalui wikipedia.com

Wanderer above a Sea of Fog menyajikan seorang pria yang sedang memegang tongkat, berdiri di atas bebatuan yang langsung menghadap ke sebuah hamparan bukit berbatu dan berkabut. Rambut pria tersebut tertiup angin di depan langit yang penuh dengan awan putih dan sulit dibedakan dengan kabut. Kemudian latar belakang lukisan tersebut juga sangat berkabut dan membuat gunung yang ada di belakangnya nyaris tidak terlihat.

Friedrich menggambarkan pemandangan yang Ia lukis sebagai lautan kabut. Hal itu adalah salah satu contoh gaya berpikir para seniman romantisisme yang selalu memakai simbolisme dan perumpamaan di dalam setiap lukisannya.

Lukisan yang ada di atas bisa menghasilkan sebuah interpretasi sebagai berikut:

Manusia adalah makhluk yang tidak ada apa-apanya dibandingkan alam dunia yang sangat luas dan penuh dengan misteri seperti yang telah digambarkan di dalam lukisan lautan kabut di atas. Akan tetapi, hal itu tidak menghentikan langkah manusia dengan semua akal yang dimilikinya (mengenakan pakaian hangat dan tongkat) untuk menjelajahi dunia. Walaupun banyak rintangan yang terlihat dimana-mana. Saat manusia merenungkan luasnya lautan kabut yang ada di hadapannya, Ia tidak tahu akan ada apa di depan sana. Semua itu tidak bisa kita prediksi, manusia hanya bisa melihat petunjuk kecil yang ada di balik kabut.

About the author

A Andrew

Bicara soal dunia menulis memang tak ada habisnya dan akan selalu berkembang mengikuti zaman. Sama halnya dengan dunia desain yang akan selalu berkembang mengikuti zaman. Maka dari itu, saya sangat senang bisa memadukan karya tulis bertemakan desain.

Kontak media sosial Linkedin saya Andrew