Istilah

Pengertian Chauvinisme: Sejarah, Ciri-Ciri, dan Dampak

Written by Akbar Nanda

Pengertian Chauvinisme – Apa yang kita pahami terkait rasa cinta terhadap tanah air atau sebuah bangsa merupakan sebuah Nasionalisme. Nasionalisme adalah istilah yang kita pakai untuk menilai segala bentuk perbuatan dan tindakan bagi seseorang yang begitu menjunjung tinggi dan membela tanah air atau bangsa mereka.

Namun, pernah terbayangkan atau mungkin timbul sebuah pertanyaan di benak kita, bagaimana jadinya jika rasa cinta terhadap tanah air itu menjadi sesuatu yang berlebihan dan terkesan fanatis, kita jatuh pada perilaku yang merasa unggul dari bangsa-bangsa atau ras selain yang kita miliki?

Ya! Untuk fenomena tersebut terdapat sebuah istilah yang dirasa cukup tepat untuk digunakan dalam mengkategorikan perilaku seperti itu, kita dapat sebut dengan Chauvinisme. Apa itu Chauvinisme? Bagaimana kita dapat mengenali Chauvinisme? Apa dampak dari Chauvinisme? Dan seperti apa contoh dari Chauvinisme?

Sobat Grameds, tentu banyak dari kita yang mungkin belum mengetahui dengan istilah Chauvinisme, istilah ini mungkin bukan hal yang sering kita dengan sehari-hari, tetapi istilah Chauvinisme ini sendiri sudah ada sejak lama loh! Dan bahkan sudah mewarnai  perjalanan sejarah umat manusia hingga saat ini. Nah sobat Grameds, kali ini kita akan sedikit mengulas hal-hal terkait Chauvinisme itu. Mari kita ulas!

Pengertian Chauvinisme

https://pixabay.com/photos/old-books-book-old-library-436498/

Ketika kita membicarakan definisi sebuah istilah, maka lebih baik kita merujuk terlebih dahulu KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia agar penjelasan terkait definisi pada istilah yang hendak kita bahas tidak menyimpang jauh melebar. Dalam KBBI, istilah Chauvinisme didefinisikan sebagai sikap atau rasa cinta pada tanah air yang berlebihan.

Berdasarkan penjelasan KBBI, maka dapat kita pahami bahwa Chauvinisme merupakan sebuah rasa kesetiaan yang ekstrem terhadap sebuah atau suatu bangsa dan negara. Hal ini sangat berdekatan dengan sikap atau rasa nasionalisme, tetapi kedua hal tersebut tentu saja berbeda.

Nasionalisme merupakan sebuah sikap dan mentalitas yang hampir wajib dimiliki oleh setiap orang jika mereka adalah seorang warga negara yang baik dan menjunjung rasa hormat terhadap negara yang mereka tinggali. Berbeda dengan chauvinisme. Chauvinisme dapat tergolong ke dalam sebuah pemahaman yang dapat mengakibatkan mengancam persatuan sebuah bangsa.

Hal ini dapat disebabkan karena dampak yang dihasilkan oleh Chauvinisme ialah menimbulkan benih-benih permusuhan antar negara dan bangsa lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat merugikan dan menghancurkan suatu negara dan bangsa, tentunya juga berdampak bagi masyarakat luas.

Meskipun pada dasarnya setiap warga negara memiliki ideologi dan rasa cinta pada tanah air yang mereka tinggali, tetapi jika rasa kesetian itu menjadi berlebihan dan terkesan ekstrem pada negara dapat berujung pada nilai negatif. Istilah Chauvinisme ini tentu merujuk pada sebuah atau suatu kelompok masyarakat tertentu.

Hadirnya Chauvinisme menciptakan pemahaman pada kelompok tertentu untuk memiliki rasa kebencian dan juga niat permusuhan pada kelompok lainnya yang berbeda darinya. Chauvinisme tidak hanya merujuk pada bentuk loyalitas atau ikatan dengan sebuah kelompok masyarakat tetapi juga mencakup rasa kebencian dan permusuhan terhadap kelompok lain yang memiliki paham bertentangan.

Istilah Chauvinisme ini cukup sering digunakan pada kurun tahun 1960-an oleh beberapa kaum tertentu untuk merujuk sikap Chauvinisme pada suatu kelompok yang memiliki pandangan agresif terhadap kelompok lain yang berbeda dari mereka.

Jika sobat Grameds ingin mengetahui lebih jauh tentang cara untuk mempertahankan nasionalisme Indonesia dari terjangan globalisasi, maka bisa mencari tahunya di buku Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia: Sebuah Tantangan karya M. Azzam Manan. Kontribusi dari buku ini adalah pada upaya mencari solusi dalam menjawab dua problem kontemporer tersebut melalui pendekatan politik, sosiologis, dan budaya.

Pengertian Chauvinisme Menurut Para Ahli

 

https://pixabay.com/photos/books-stack-book-store-1163695/

Seperti yang sudah diulas di atas bahwa paham Chauvinisme merupakan ajaran yang menekankan bahwa seseorang harus mencintai kelompoknya dan mereka membenci dan memusuhi kelompok orang lain yang berbeda. Chauvinisme menilai diri mereka adalah kelompok terbaik di antara kelompok, bangsa, ras, suku yang lain.

Setelah mendapat devinisi berdasarkan KBBI, maka kita akan merujuk makna dari istilah Chauvinisme ini menurut para ahli. Berikut ini pendapat Chauvinisme menurut para ahli:

1. St-Times

Chauvinisme merupakan perasaan cinta terhadap tanah air secara berlebihan. Kelompok yang menganut Chauvinisme tersebut akan menyuarakan bahwa bangsanya merupakan bangsa terbaik dan merendahkan bangsa lainnya.

2. Inoviana

Chauvinisme merupakan bentuk kesetiaan yang ekstrem dan digunakan suatu pihak tanpa ada upaya mempertimbangkan atas pandangan dari pihak yang lain.

Sejarah Chauvinisme

https://pixabay.com/photos/napoleon-oil-painting-the-coronation-1948529/

Setelah kita membahas Chauvinisme berdasarkan definisinya, maka kita perlu juga mengetahui asal-usul Chauvinisme ini berasal dari dan apa penyebabnya hingga istilah ini tercipta, juga bagaimana perkembangannya pada kurun waktu dewasa ini.

Pada masa awalnya, Chauvinisme berasal dari sosok seseorang yang berasal dari negara Perancis pada tahun 1839 yang bernama Nicolas Chauvin, ia merupakan salah seorang prajurit Grand Armee Napoleon, Chauvin begitu mengidolakan sang pemimpinnya, Napoleon Bonaparte dan Kekaisaran Lama, karena sikap inilah Chauvin yang sangat begitu berlebihan dalam membanggakan pemerintahan Napoleon maka dia dinilai memiliki paham “rasa kepercayaan yang berlebihan dan juga merasa terlalu unggul atas ras seseorang”

Pada tahun 1870 istilah Chauvin mulai banyak didengar dan tersebar ke dalam bahasa inggris sebagai istilah “Chauvinisme”. Istilah ini mendapat makna yang lebih luah dan telah digunakan untuk menjelaskan suatu sikap atau dukungan yang berlebihan berprasangka buruk terhadap tujuan terhadap kelompok yang dinilai berbeda.

Setelah seabad berlalu, kemudian istilah Chauvinisme berubah. Pada kurun waktu ini, kata sifat konotatif laki-laki didekatkan pada istilah Chauvinisme untuk menjelaskan sikap atau pandangan yang dianut oleh laki-laki bahwa “jenis kelamin perempuan lebih rendah dari mereka”.

Istilah kata Chauvinisme ini dapat pula digunakan diberbagai keyakinan  dan yang paling umum digunakan sebagai bentuk sinonim pada istilah kata Misoginisme yang secara sederhana dapat diartikan memiliki paham kebencian terhadap perempuan.

Hal ini terjadi pada ketika perang dunia II di mana keseimbangan tenaga kerja mengalami perubahan ketika itu. Para kaum laki-laki pergi meninggalkan posisi mereka sebagai tentara untuk berperang, pada kasus ini posisi tersebut mulai diisi oleh kaum perempuan yang menggantikan mereka. Ketika perang telah usai berakhir para laki-laki kembali kerumah mereka dan kembali mencari pekerjaan, yang mana tempat pekerjaan tersebut telah diisi oleh kaum perempuan.

Pada kurun waktu dewasa ini arti dari istilah Chauvinisme telah mulai bergeser dilakukan oleh para kaum perempuan hal ini dapat dilihat pada jurnal On Gender Chauvinisme. Chauvinisme di tangan perempuan adalah sebuah keyakinan atau paham bahwa perempuan secara nilai moral dapat lebih tinggi daripada kaum laki-laki.

Ciri-Ciri Chauvinisme

Secara umum, Chauvinisme memiliki ciri yang khas yaitu kecintaan terhadap sebuah kelompok, bangsa atau negaranya,namun Chauvinisme sendiri memiliki pandangan yang lain terhadap sikap cinta tanah air. Berikut ini beberapa ciri Chauvinisme:

1. Memandang rendah bangsa lain

Ciri pertama ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa dirinya (bangsa/kelompok) adalah yang paling unggul, maka para penganut Chauvinisme menginginkan kekuasaan dan merendahkan bangsa selain bangsa mereka. Dengan cara pandang seperti ini dalam yang membuat penganut Chauvinisme memandang lemah negara lain dan tidak memiliki kuasa.

2. Bersikap seenaknya terhadap negara lain

Chauvinisme memiliki dampak pada peperangan. Negara dan Bangsa yang menganut paham Chauvinisme kerap memperlakukan negara atau bangsa lain dengan seenaknya. Paham Chauvinisme memiliki anggapan bahwa bangsa dan negaranya dapat berdiri sendiri tanpa perlu bantuan orang lain.

3. Bentuk kepemimpinan diktator 

Ciri yang sering ditemui pada sebuah negara yang memiliki paham Chauvinisme adalah memiliki pemimpin diktator, suatu negara yang memiliki seorang pemimpin dengan melakukan tindakan dengan memusatkan kekuasaan negara ada pada tangannya seorang dapat dikatakan sebagai seorang diktator.

Sikap kepemimpinan seperti ini dapat membuat warga negaranya dipaksa melakukan perintah baik maupun buruk berdasarkan perintah sang pemimpin. Kepemimpinan seperti ini kerap kali melakukan kekerasan dan tidak dapat diganggu gugat dalam menjalankan tujuannya.

4. Sikap fanatisme terhadap suatu ras, suku dan bangsa

Pemikiran dari penganut Chauvinisme dapat membuat warga negaranya menerima mentah-mentah segala kebijakan yang pemerintah berikan bahkan mereka harus mematuhinya dan bersikap setia pada bangsa dan negaranya. Apabila mereka melanggar perintah yang diberikan, mereka akan menerima hukuman yang berat.

Dampak yang Diakibatkan Dari Chauvinisme

Setelah membahas tentang pengertian, sejarah singkat, hingga ciri-ciri Chauvinisme, rasanya belum lengkap kalau kita tak membahas tentang dampak dari Chauvinisme sendiri. Apakah sobat Grameds sudah mengetahui dampak dari Chauvinisme? Untuk lebih jelasnya bisa simak pembahasannya di bawah ini.

Dampak Positif

Berikut ini adalah beberapa dampak positif dari Chauvinisme.

  1. Dapat menciptakan persatuan warga negaranya agar memiliki rasa tunduk terhadap pemimpinnya.
  2. Menciptakan daya juang yang tinggi untuk membela bangsa dan tanah air mereka.
  3. Mempermudah pemerintah dalam menjalankan pemerintahan ketika menggerakan arah pergerakan negara.
  4. Membuat warga negaranya memiliki kesatuan dalam tujuan bernegara, baik untuk mengalahkan musuh (negara lain) ataupun melampaui negara lain.

Dampak Negatif

Berikut ini beberapa dampak negatif dari Chauvinisme

  1. Dapat menimbulkan peperangan dan kehancuran antar bangsa dan negara jika tidak memiliki pemahaman yang sejalan.
  2. Mengacaukan perdamaian dunia karena bersikap tertutup terhadap negara lain yang artinya menolak segala bentuk kerja sama.
  3. Sulitnya bersosialisasi terhadap dunia luar membuat kemajuan terhadap negara tertunda.
  4. Pola pikir yang dihasilkan dari Chauvinisme dapat menyebabkan sulitnya menjalin tali persahabatan dan kerja sama antar negara dan bangsa lain.

Contoh-Contoh Negara yang Pernah Menerapkan Chauvinisme

Paham Chauvinisme yang merasa negara dan bangsanya lebih unggul dari negara dan bangsa lain hal ini membuat seseorang terdorong untuk merasa bangsa dan negaranya adalah yang paling baik dari segi budaya dan bangsa dari suatu bangsa dan negara lainnya.

Jika menilik ke belakang tercatat pada perjalanan sejarah umat manusia, terdapat 3 negara yang pernah menerapkan Chauvinisme. Siapa saja negara tersebut? Yuk mari kita bahas sobat Grameds!

1. Jerman

https://pixabay.com/photos/german-flag-germany-nationality-3504961/

Pada kurun waktu perang dunia I dan II negara Jerman menganut Chauvinisme sebagai dasar pemahaman bernegara, paham  yang dianut oleh sang pemimpin yaitu, Adolf Hitler ini memandang bahwa bangsa Jerman merupakan sebuah ras yang paling unggul dan pada akhir penerapan Chauvinisme ini mengarah pada peperangan dan pemusnahan ras dan bangsa lain. Hal ini pula yang memicu peristiwa perang dunia II.

Nah, jika sobat Grameds ingin mempelajari bahasa Jerman, maka buku dengan judul Bahasa Jerman karya Yohanes Kristianto saat pas untuk dijadikan bahan bacaan. Lewat buku ini, pembaca akan lebih mudah dalam memahami bahasa Jerman secara teori dan juga praktiknya.

2. Jepang

https://pixabay.com/photos/asia-asian-blue-country-flag-21442/

Pada masa kepemimpinan oleh Tenno Heika atau mungkin kaisar Hirohito, Jepang merupakan negara yang menganut pemahaman Chauvinisme. Pada masa ini, Jepang menjadi negara yang memandang rendah bangsa dan negara lain.

3. Italia

https://pixabay.com/photos/italy-italian-europe-european-1093076/

Italia merupakan negara penganut paham Chauvinisme pada masa kepemimpinan Benito Mussolini. Hal ini dapat dilihat bahwa Benito Mussolini memiliki pandangan bahwa negara lain adalah peniru dan tidak kreatif dalam melakukan perkembangan.

Kesimpulan

Berdasarkan atas apa yang telah diulas diatas kita dapat menarik sebuah kesimpulan untuk memahami secara umum terkait Chauvinisme. Pada masa awalnya, Chauvinisme diambil dari nama seorang tentara yang sangat begitu fanatis mengidolakan Napoleon Bonaparte, sikap tentara yang bernama Chauvin ini membuatnya memuja Napoleon secara buta. Oleh sebab itu, istilah Chauvinisme merupakan sebuah pemahaman yang menjadi dasar gerak dari suatu negara.

Selain itu, Chauvinisme sendiri merupakan paham yang dinilai cukup membahayakan karena menanamkan nilai-nilai sentimen terhadap bangsa lain, nilai-nilai yang dianut oleh seorang Chauvinis seperti merendahkan bangsa dan negara lain dapat melahirkan pola pikir yang membahayakan bangsa dan kelompok lain karena hal ini dapat memicu terjadinya pemusnahan terhadap suatu kelompok atau bangsa yang dianggap lemah dan lebih rendah.

Seiring perkembangan zaman, istilah Chauvinisme juga mengalami beberapa perubahan seperti penggunaannya tidak melulu pada persoalan negara tetapi pada basis gender atau identitas suatu kelompok,  seperti yang para kaum perempuan terlebih para penganut feminisme, mereka menggunakan istilah Chauvinisme untuk menilai suatu kelompok laki-laki yang memandang rendah perempuan, maka dapat dikatakan bahwa kelompok laki-laki tersebut adalah penganut paham Chauvinisme.

Nah, Grameds, artikel kita terkait pengertian Chauvinisme telah selesai, setelah mengetahui apa itu Chauvinisme apakah sobat Grameds tertarik dan terbangun kesadarannya untuk membatasi diri atas rasa kecintaan tanah air yang berlebihan? Karena dapat berdampak buruk.

Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas, turut serta dalam memberi pengetahuan dan informasi, maka dari itu Gramedia menghadirkan buku-buku yang dapat menambah pengetahuan dan informasi yang para pembaca butuhkan.

Jika sobat Grameds tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut dan lebih jauh lagi terkait pemahaman dan sejarah Chauvinisme, maka Gramedia.com siap menemani dan mengisi bacaan kalian dengan buku-buku yang tersedia di Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Reksa

Rujukan:

  • https://katadata.co.id/agung/berita/624d2466be55e/pengertian-chauvinisme-ciri-ciri-dampak-dan-contohnya
  • https://www.merdeka.com/trending/chauvinisme-adalah-suatu-paham-ketahui-ciri-ciri-beserta-dampaknya-kln.html
  • https://www.pinhome.id/blog/pengertian-chauvinisme-dan-contohnya/

About the author

Akbar Nanda

Perkenalkan saya Nanda dan saya merasa senang ketika membuat tulisan dengan tema-tema pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan istilah-istilah.