Sosial Budaya

10 Hewan Mitologi Khas Indonesia yang Mendunia

10 Makhluk Mitologi Khas Indonesia yang Mendunia
Written by Umam

Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa dengan bahasa, budaya, adat kebiasaan, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Erat kaitannya dengan kepercayaan, biasanya setiap suku bangsa memiliki setidaknya satu hewan mitologi yang menjadi bagian dari kekayaan kearifan lokal masyarakat. Namun, sering berjalannya waktu, kini keberadaan hewan mitologi di Indonesia mulai tergeser dan telupakan oleh modernisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. Makhluk mitologi adalah makhluk yang keberadaanya dituturkan dalam kisah-kisah mitologis, legenda, maupun fabel. Makhluk tersebut juga terkait dengan folklor suatu suku.

Hewan mitologi umumnya bersifat fantastis, baik bentuk maupun kemampuannya. Dikarenakan kisahnya merupakan mitos, keberadaannya dipercayai oleh masyarakat penganut mitologi bersangkutan. Oleh karena itu, orang yang tidak menganutnya dapat menyamakan hewan mitologi sebagai makhluk imajiner (makhluk khayalan). Pada masa kini, makhluk fantastis yang dilaporkan sebagai penampakan dan rumor dikategorikan sebagai kriptid (makhluk yang bersembunyi).

Dalam perkembangannya, makhluk-makhluk dalam legenda dipakai sebagai lambang dan dekorasi bangunan. Makhluk-makhluk ini juga diadaptasi dalam budaya populer, terlebih dalam permainan, novel fiksi fantasi, film-film Hollywood, dan bahkan band power metal.

Sebagai bagian dari mitos, hewan mitologi dipercaya merupakan makhluk yang benar-benar ada oleh penganut mitologi bersangkutan. Makhluk mitologi muncul dalam cerita rakyat, karya seni (patung, dekorasi, dan tari-tarian), dan sebagainya.

Keberadaan makhluk mitologi erat kaitannya dengan kepercayaan dan asal usulnya juga dapat ditelusuri dari kitab yang memuat narasi, yang diyakini kebenarannya oleh pengikutnya. Misalnya dalam Al-Qur’an (kitab suci Islam) disebutkan bahwa bangsa jin diciptakan dari api, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Sementara itu, dalam mitologi Hindu yang diuraikan dalam kitab Purana diceritakan bahwa para dewa diyakini sebagai keturunan Aditi (sehingga disebut Aditya), sedangkan para raksasa merupakan keturunan Diti (sehingga disebut Detya).

Sama seperti makhluk-makhluk mitologi dari negara lain, makhluk mitologi di tanah air juga disertai kisah supranatural atau kisah dewa-dewi. Makhluk-makhluk tersebut tidak kalah menarik dari makhluk mitologi Yunani yang sudah dikenal di kancah internasional. Berikut pembahasannya!

mitos-mitos legendaris - hewan mitologi

1. Garuda

garuda - hewan mitologi

Lukisan garuda versi Bali, karya I Made Tlaga, seniman Bali abad ke-19. Lukisan ini sekarang disimpan di Universitas Leiden.

Garuda (Dewanagari: गरुड़; International Alphabet of Sanskrit Transliteration: Garuḍa) atau Garula dalam bahasa Pāli (Dewanagari: गरुळ; International Alphabet of Sanskrit Transliteration: Garula) adalah salah satu makhluk antropomorfis-mitologis dalam Hinduisme, Buddhisme, dan Jainisme.

Menurut agama Hindu, ia merupakan wahana Dewa Wisnu (salah satu Trimurti atau tiga dewa utama); dalam agama Buddha, ia merupakan Dhammapala atau Astasena; dan dalam Jainisme, ia merupakan salah satu Yaksa (dewa pelindung) Tirthankara Shantinatha.

Interpretasi fisik garuda bermacam-macam. Kebanyakan, ia digambarkan bertubuh tertutup bulu emas, berwajah putih, dan bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip yang dimiliki burung elang, tetapi tubuhnya sering kali seperti manusia. Ukurannya besar, sehingga dalam salah satu cerita ia dapat menghalangi matahari.

Kisah garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana yang berasal dari India. Bangsa Jepang juga mengenal makhluk mirip Garuda, yang mereka sebut Karura. Garuda di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut. Indonesia dan Thailand menggunakan garuda sebagai lambang negaranya.

2. Ahool

ahool - hewan mitologi

Berdasarkan kabar yang beredar di masyarakat, selain di Gunung Salak, Ahool menempati pulau-pulau tropis yang tersebar di Pulau Jawa. Dirinya sering terbang menyerupai kelelawar namun berbentuk raksasa. Wujudnya digambarkan dengan kepala mirip kera, mata yang besar hitam, cakar besar, pada lengan tubuhnya dipenuhi bulu berwarna abu-abu dan mempunyai sayap panjang dengan bentangan mencapai 3 meter.

Ahool sering terlihat jongkok di hutan, dengan sayap tertutup rapat. Hewan mitologi ini diperkirakan adalah makhluk nokturnal, yang sering menghabiskan harinya bersembunyi di gua-gua yang terletak di belakang atau di bawah air terjun.

Saat malam makhluk terbang misterius ini biasanya baru keluar dari gua dan mulai menelusuri sungai-sungai besar untuk mencari ikan sebagai santapannya. Ini artinya bisa jadi Ahool mirip dengan kelelawar, karena tinggal di kegelapan gua dan nokturnal.

Di Afrika, penduduk sekitar menyebut makhluk ini dengan nama Kongamato yang konon berada di daerah Kamerun, barat Zambia, Angola dan Kongo. Sosoknya pun dipercaya warga sekitar sering terlihat pada masa silam. Ada juga teori lain yang menyebut Ahool adalah primata terbang pertama di dunia. Legenda tentang burung raksasa juga telah menjadi bagian dari budaya Amerika bagian utara selama berabad-abad yang dikenal sebagai Thunderbird.

Hingga kini makhluk kriptid Ahool yang sempat diberi nama latin Pteropus boomus ini masih terus menjadi misteri. Apalagi hingga kini belum ada bukti fisik yang menunjukan adanya makhluk hidup seperti Ahool di hutan hujan di Jawa.

3. Orang Bati

orang bati - hewan mitologi

Ternyata, Ahool punya kembaran di Maluku yang bernama Orang Bati atau manusia bersayap dengan perawakan menyerupai kera besar dengan sayapnya mirip kelelawar. Makhluk mitologi Indonesia ini diyakini hidup di Gunung Kairatu di pulau Seram dan berkeliaran di malam hari untuk memangsa anak kecil dan hewan ternak sehingga menimbulkan ketakutan bagi para warga desa.

Sama seperti Ahool, Orang Bati juga suka berteriak hingga menciptakan suasana mencekam. Konon, seorang misionaris asal Inggris bernama Tyson Hughes dan anggota timnya yang datang ke Maluku pernah melihat Orang Bati sekitar tahun 1987. Orang Bati yang dikenal sebagai manusia terbang ini juga populer di belahan dunia lainnya seperti Zambia, Papua nugini, dan Kongo.

4. Leak

leak - hewan mitologi

Patung Rangda, Ratu para Leak.

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Leak di Bali kerap diidentikkan dengan perilaku jahat para penganut ajaran kiri atau pengiwa yakni berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.

Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktikkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.

Ada seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati. Dalam lontar durganing purwa dinyatakan bahwa terdapat sekitar 35 jenis leak, di antaranya leak pemoroan, leak nengkleng, leak ugig yang semuanya berkonotasi tentang keburukan di penganut ilmu leak itu.

5. Naga Besukih

naga besukih - hewan mitologi

Naga Besukih merupakan sebuah makhluk mitologi yang berasal dan dipercaya oleh rakyat Bali. Kisah tentang Naga Besukih ini juga muncul dalam legenda terciptanya Selat Bali. Konon kabarnya, Naga Besukih bertempat tinggal di bawah kawah Gunung Agung.

Suatu hari, seorang Brahmana sakti bernama Sidi Mantra bertapa di Gunung Agung untuk meminta bantuan Naga Besukih menyelesaikan persoalan utang piutang yang disebabkan oleh Manik Angkeran, anaknya yang suka berjudi. Singkat cerita, sang naga setuju untuk membantunya dengan syarat anak Sidi Mantra harus berhenti berjudi, tetapi ternyata Manik Angekran tidak berubah. Cerita tersebut berakhir dengan terciptanya Selat Bali oleh tongkat milik Sidi Mantra yang memisahkan Pulau Bali dan Pulau Jawa.

6. Warak Ngendhog

Jika Naga Besukih digambarkan sebagai naga yang besar dan sakti, berbeda dengan naga kecil bernama Warak Ngendhog asal Semarang. Warak ngendog merupakan hewan mitologi yang menjadi simbol kerukunan tiga etnis di Semarang.

Warak ini mengambil wujud buraq dengan kepala naga dan berkaki empat seperti kambing yang merupakan perpaduan antara kebudayaan tiga etnis yang ada di Semarang, yaitu Arab, Cina, dan Jawa. Warak ngendog menjadi simbol akulturasi unsur kebudayaan lokal saat Raden Pandanaran menyebarkan Agama Islam di wilayah Semarang.

Biasanya, Warak Ngendhog diarak dalam Festival Kebyaran atau perayaan Dugderan yang digelar untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Warak Ngendhog memiliki tubuh bersisik, mulut bertaring yang menganga, dan wajah yang cukup mengerikan sebagai lambang hawa nafsu yang harus dilawan. Kata “Warak” berasal dari bahasa Arab “wara’i” yang berarti suci, sementara “ngendhog” adalah kata dalam bahasa Jawa yang artinya “bertelur”, yang dilambangkan sebagai pahala dari ibadah puasa.

7. Suku Mante

Suku misterius yang satu ini sangatlah unik karena mereka disebut-sebut menjadi nenek moyang Suku Aceh yang masih hidup. Hanya saja, menemukannya sampai sekarang masih menjadi tugas yang sulit. Pada 2017, ada sebuah video viral beberapa pengendara motor bertemu orang pedalaman dengan tubuh kecil yang berlari dengan sangat kencang, diduga itu adalah anggota Suku Mante.

Mante memiliki fisik yang kerdil dengan tinggi maksimal 1 meter, berkulit sawo matang, dan rambut gimbal yang sangat panjang. Suku ini masih hidup dengan cara primitif dan sangat menutup diri dari manusia, bahkan mereka sangat takut dengan manusia.

Suku Mante diperkirakan termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Proto, awalnya menetap di wilayah sekitar Aceh Besar, dan tinggal di pedalaman hutan. Suku-suku asli tersebut diperkirakan beremigrasi ke Aceh melalui Semenanjung Melayu. Dalam legenda Aceh, suku Mante dan suku Karo disebut-sebut sebagai cikal-bakal dari Kawom Lhèë Reutōïh (suku tiga ratus), yang merupakan salah satu kelompok penduduk asli Aceh.

Saat ini, Suku Mante sudah punah atau lenyap karena sudah bercampur dengan suku bangsa pendatang-pendatang lainnya yang datang kemudian. Sampai saat ini, masih belum terdapat bukti ilmiah yang kuat terhadap keberadaan suku ini.

8. Kuda Sembrani

Kuda Sembrani adalah hewan mitologi yang diambil dari cerita legenda masyarakat Nusantara yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani. Dalam cerita pewayangan kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai ditujuan.

Dalam budaya populer, kuda Sembrani sering dianggap sama dengan Pegasus, meskipun keduanya berbeda dan Kuda Sembrani tidak memiliki konotasi dari mitologi Yunani. Sebuah padanan yang lebih tepat untuk Kuda Sembrani mungkin adalah Kuda Terbang atau Kuda Mistik.

9. Nyi Roro Kidul

Nyi Roro Kidul atau Nyai Roro Kidul adalah sesosok roh atau dewi legendaris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa. Tokoh ini dikenal sebagai Ratu Laut Selatan (Samudra Hindia) dan secara umum disamakan dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun menurut beberapa kalangan sebenarnya keduanya berbeda.

Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu yang mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi alam yang lain. Sedangkan Nyi Roro Kidul mulanya merupakan putri Kerajaan Sunda yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinya. Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung menyamakan Nyi Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Kejawen, Nyi Roro Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul.

Kedudukan Nyi Roro Kidul sebagai Ratu-Lelembut tanah Jawa menjadi motif populer dalam cerita rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan kecantikan putri-putri Sunda. Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun. Ia lazim dipanggil dengan nama Ratu Laut Selatan dan Gusti Kanjeng Ratu Kidul.

Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk menyebutnya sangat penting demi kesopanan. Orang-orang juga menyebutnya sebagai eyang (nenek). Dalam wujud sejenis putri duyung, dia disebut sebagai Nyai Blorong.

Terkadang orang juga menyebut namanya sebagai Nyai Loro Kidul. Bahasa Jawa loro merupakan sebuah homograf untuk “dua – 2” atau “sakit dan menderita”. Sementara bahasa Jawa rara (atau roro) memiliki arti “gadis”. Seorang ortografer Belanda memperkirakan terjadinya perubahan dari bahasa Jawa Kuno roro menjadi bahasa Jawa baru loro, sehingga terjadi perubahan arti dari “gadis cantik” menjadi “orang sakit”.

10. Kuyang

Kuyang, Krasue, atau Palasik adalah folklor tentang siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi atau darah wanita setelah melahirkan. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang diceritakan sebagai manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi.

Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, tetapi biasanya ia mengenakan pakaian jubah. Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.

Itu dia makhluk mitologi Indonesia yang berasal dari berbagai daerah. Beberapa makhluk di atas juga lebih dipercaya sebagai setan atau hantu, misalnya saja Kuyang. Apakah menurutmu makhluk-makhluk di atas lebih mengerikan daripada makhluk mitologi dari negara lain?

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.