Biologi

10 Hewan Tercepat di Dunia (Darat, Air, dan Udara), Apa Saja?

10 Hewan Tercepat di Dunia (Darat, Air, dan Udara)
Written by Nandy

Hewan Tercepat Di Dunia – Berdasarkan penelitian para ilmuwan, maksimal kecepatan manusia berlari adalah 40 mil/jam atau sekitar 64 kilometer/jam. Namun, kecepatan tersebut sebenarnya tertinggal jauh dari kecepatan beberapa jenis hewan yang tergolong di dalam hewan tercepat di dunia di bawah ini.

Hewan tercepat di dunia yang kita huni ini adalah hewan yang bergerak dengan sayapnya, yaitu burung Peregrine Falcon yang mampu terbang dengan kecepatan 389 kilometer/jam. Hewan yang bergerak dengan kaki tercepat di darat adalah cheetah yang kecepatan larinya mencapai 120 kilometer/jam. Adapun hewan yang bergerak dengan sirip tercepat adalah ikan layaran dengan kecepatan berenang hingga 110 km/jam.

Beberapa hewan benar-benar mengejutkan karena memiliki kekuatan istimewa, seperti halnya 10 hewan ini yang disebut-sebut sebagai hewan tercepat di dunia. Ada yang terbang di udara, ada yang berenang di air, atau berlari di darat, kecepatan hewan-hewan ini sulit tertandingi siapa pun.

10 Hewan Tercepat Di Dunia

Berikut 10 hewan tercepat di dunia yang harus kamu tahu!

1. Kelinci Eropa

kelinci eropa - hewan tercepat di dunia

Hewan tercepat di dunia yang pertama, Kelinci Eropa (Oryctolagus cuniculus) adalah satu-satunya spesies lagomorph yang telah didomestikasi oleh manusia. Kelinci Eropa hidup dengan mudah dalam kelompok sosial yang besar, sementara kelinci cottontail Amerika tidak. Sifat kurang sosial dari kelinci ekor kapas Amerika dikombinasikan dengan keragaman spesies yang lebih besar menciptakan situasi di mana peternakan kelinci tidak mengarah pada domestikasi, atau untuk dijinakan.

Kelinci Eropa dan Amerika serupa di semua kriteria kecuali perilaku sosial. Kelinci Eropa hidup di liang keluarga bawah tanah yang disebut warrens hingga 20 individu termasuk jantan, yang mempertahankan wilayah perkembangbiakannya dari pejantan lain. Warrens memudahkan orang untuk menemukan dan mengelola populasi kelinci liar, kemudian meniru kondisi di penangkaran, di mana kelinci mudah berkembang biak.

Kelinci Eropa juga dikenal sebagai kelinci coklat merupakan spesies kelinci asli Eropa dan sebagian Asia. Kaki belakangnya memungkinkan untuk berlari dengan kecepatan 77 kilometer/jam, setara dengan predator mereka, rubah merah.

2. Wildebeest

wildebeest - hewan tercepat di dunia

Hewan tercepat di dunia kedua, Wildebeest (Connochaetes) adalah salah satu mamalia herbivora anggota famili Bovidae yang tersebar di savana di pedalaman Afrika. Hewan yang masih berkerabat dekat dengan kambing ini terdiri atas dua spesies, yaitu wildebeest biru (Connochaetes taurinus) dan wildebeest hitam (Connochaetes gnou) yang kesemuanya merupakan spesies endemik benua Afrika.

Ukuran wildebeest biru lebih besar dengan panjang hingga 2,4 meter dan berat 290 kilogram. Mereka disebut juga wildebeest biasa karena merupakan spesies yang lebih umum. Sementara wildebeest hitam tumbuh hingga sekitar 2,2 meter dan berat hingga 180 kilogram. Sesuai namanya, wildebeest hitam berwarna kelabu gelap hingga hitam. Sementara wildebeest biru sebenarnya berwarna kelabu kebiruan atau kadang kelabu kecoklatan.

Kedua spesies sama-sama memiliki tanduk yang cukup besar, panjangnya hingga 78 sentimeter. Hewan ini memiliki kecepatan berlari 80 kilometer/jam seperti kecepatan maksimum singa. Dikarenakan populasinya yang besar, mereka tidak tergolong hewan yang terancam punah. Live Science menyebut bahwa populasi wildebeest hitam terus bertambah, sementara populasi wildebeest biru cenderung stabil.

Wildebeest terkenal akan migrasi besar tahunan yang mereka lakukan guna mencari daerah baru yang lebih hijau yang jatuh antara bulan Juli hingga Agustus. Saat itu, lebih dari satu juta ekor wildebeest melintasi savana Serengeti di antar perbatasan Tanzania-Kenya hingga menyebrangi sungai-sungai yang penuh dengan buaya.

3. Ikan Layaran

ikan layaran - hewan tercepat di dunia

Hewan tercepat di dunia ketiga, Ikan layaran adalah dua jenis ikan di dalam genus Istiophorus yang tinggal di perairan hangat samudra-samudra dunia. Kebanyakan berwarna biru keabu-abuan dan memiliki sirip punggung tegak yang mirip dengan layar kapal. Ciri penting lainnya adalah moncong yang memanjang, menyerupai moncong ikan todak. Ikan ini adalah ikan tercepat, bisa berenang hingga kecepatan 110 kilometer/jam.

Sirip punggungnya biasanya terlipat saat berenang, tetapi bisa naik apabila ikan layaran merasa terancam atau sedang bersemangat, membuatnya terlihat lebih besar daripada ukuran sebenarnya. Siasat ini juga dapat diamati saat makan, ketika sekelompok ikan layaran menggunakan sirip layar mereka untuk “menggembala” sekelompok ikan atau cumi. Ikan ini bisa mengubah tubuhnya menjadi biru muda dengan garis-garis kuning hingga membuat bingung mangsa dan memberi isyarat kepada ikan layaran lainnya.

4. Pronghorn Antelope

pronghorn antelope - hewan tercepat di dunia

Hewan tercepat di dunia keempat, Pronghorn atau kijang tanduk bercabang adalah binatang mirip antelop yang hidup di Amerika Utara. Faktanya, pronghorn sering disebut sebagai antelop Amerika. Ada empat subspesies pronghorn yang dapat ditemukan di Meksiko, Arizona, di seluruh Great Plains, dan di Kanada. Pronghorn mendiami padang rumput dan gurun yang terbuka. Mereka bisa bertahan di ketinggian hingga 3.300 meter.

Faktor utama yang mengurangi jumlah pronghorn di alam liar adalah hilangnya habitat, perburuan, dan pagar buatan untuk ternak (yang mengganggu rute migrasi alaminya). Populasi pronghorn Meksiko sangat terancam punah (mungkin akan hilang dari alam liar dalam waktu dekat).

Pronghorn biasanya memiliki tinggi sekitar 90 sentimeter dan panjang 90 hingga 150 sentimeter. Beratnya bisa mencapai 40 hingga 70 kilogram. Pronghorn jantan lebih berat daripada wanita. Pronghorn berwarna coklat kemerahan. Mereka memiliki perut putih dan garis-garis putih di tenggorokan. Bulu putih yang tegak pada area pantat digunakan untuk memberi tahu anggota kelompok lainnya tentang potensi bahaya. Sepetak bulu putih yang khas ini bisa terlihat dari jarak berkilo-kilometer jauhnya.

Pronghorn dapat mengubah posisi bulu pada kulitnya. Bulu tegak lurus melancarkan sirkulasi udara di dekat kulit dan menghilangkan kelebihan panas tubuh ketika cuaca sedang panas. Pada malam yang dingin, bulunya akan rebah rata dekat dengan tubuhnya untuk mencegah hilangnya panas tubuh.

Pronghorn memiliki tanduk melengkung ke belakang. Pejantan memiliki tanduk sepanjang 25 sentimeter dengan cabang yang berorientasi ke depan. Betina memiliki tanduk sepanjang 12 sentimeter tanpa cabang. Tanduk pronghorn memiliki dasaran tulang yang ditutupi dengan lapisan keratin dan rambut yang rontok setiap tahun setelah musim kawin.

Pronghorn aktif di siang dan malam hari. Pronghorn adalah herbivora (pemakan tumbuhan). Makanan mereka meliputi berbagai jenis rumput,semak-semak, dan kaktus. Pronghorn menyerap air dari makanan yang mereka makan. Pronghorn mengembalikan makanan dari perut kembali ke mulut dan mengunyahnya beberapa kali sebelum siap untuk dimasukkan ke saluran pencernaan usus.

Pronghorn adalah hewan tercepat kedua di daratan (cheetah adalah yang tercepat). Mereka dapat mencapai kecepatan 85 kilometer/jam dan berlari sejauh 2,5 kiulometer tanpa melambat. Predator utama pronghorn adalah coyote, bobcat, dan serigala.

Pronghorn adalah hewan yang bermigrasi. Mereka melakukan perjalanan jarak jauh (270 km) selama migrasi musiman setiap tahun. Pejantan dan betina hidup dalam kelompok besar (sekitar 1000 ekor hewan) selama periode musim dingin. Selama musim panas dan musim semi, pejantan dan betina hidup dalam kawanan yang terpisah.

Musim kawin berlangsung selama musim gugur. Pejantan mengumpulkan betina (membentuk harem) di wilayahnya dan mempertahankan mereka secara agresif dari pejantan lain. Betina melahirkan satu atau dua bayi di musim semi. Bayi tetap bersama ibu mereka sampai mereka mencapai usia satu tahun. Pronghorn muda mencapai kematangan seksual pada usia 16 bulan. Pronghorn dapat bertahan hidup 7 hingga 10 tahun di alam liar dan 12 tahun di penangkaran.

5. Burung Unta

burung unta - hewan tercepat di dunia

Burung unta merupakan burung terbesar yang masih hidup. Dengan ketinggian hingga 2,5 meter (8 kaki), ia cukup besar seukuran orang dewasa berbadan kecil menunggang mereka dan telah digunakan di sebagian Afrika Utara dan Arab sebagai hewan tunggangan perlombaan. Burung ini tidak dapat terbang dan termasuk dalam kumpulan primitif yang kurang dikenal, yaitu ratit (Palaeognaths). Nama ilmiahnya Struthio camelus.

Burung unta berasal dari sabana dan bagian gurun Afrika di utara dan selatan zona hutan khatulistiwa. Spesies yang terdapat di Timur Tengah, yakni Struthio camelus syriacus telah lenyap. Burung unta dibudidayakan di berbagai tempat di dunia untuk diambil bulunya sebagai hiasan. Kulitnya dipakai untuk menghasilkan bahan tekstil dan dagingnya dijual secara komersial.

Menurut kepercayaan rakyat, burung unta terkenal karena menyembunyikan kepala mereka di dalam tanah saat berhadapan dengan bahaya. Perilaku ini tidak pernah dicatat atau dilihat, walaupun burung unta diketahui merendahkan kepala dan leher mereka ke tanah untuk melindungkan diri bila predator mendekat. Apabila terancam, burung unta mampu membuat predatornya luka parah dengan tendangan dari kaki mereka yang kuat itu.

Anggota lain kelompok Palaeognaths termasuk burung rea, emu, kasuari serta burung terbesar yang diketahui tetapi sekarang lenyap, Aepyornis. Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip.

Burung ini dicirikan dengan leher dan kaki yang panjang, dan dapat berlari hingga kecepatan 70 kilometer/jam dan merupakan yang tercepat di antara burung lainnya. Burung unta terkenal dengan bersarang secara sosial, di mana beberapa ekor burung betina akan bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu malam. Telur burung unta adalah telur terbesar dari semua burung yang masih hidup.

6. Citah

Citah (bahasa Sanskerta: chitraka, berarti “berbintik”, bahasa Inggris: cheetah, bahasa Latin: Acinonyx jubatus) adalah anggota keluarga kucing (Felidae) yang berburu mangsa dengan menggunakan kecepatan dan bukan taktik mengendap-endap atau bergerombol. Hewan ini adalah hewan yang tercepat di antara hewan darat dan dapat mencapai kecepatan 110 kilometer/jam dalam waktu singkat sampai 460 m, dengan akselerasi 0–100 kilometer/jam dalam waktu 3,5 detik, lebih cepat dari beberapa mobil balap.

Konon, selama bertahun-tahun citah hanya dikenal sebagai cerita hantu. Menurut cerita, binatang pemangsa besar dengan garis-garis mirip harimau pada tubuhnya ini sering membawa kabur orang-orang yang berada di perbatasan Mozambik. Penduduk di sana sering memberi julukan citah dengan “magwa”.

Citah juga dikenal sebagai pemangsa paling efisien di bumi. Mengejar dan menerkam mangsa hanya ketika mangsa itu ada dalam jangkauannya. Hewan ini tergolong pintar dengan kemampuannya mendeteksi hewan yang paling lemah. Ia menjatuhkan korban bukan dengan menerkam seperti singa atau harimau, tetapi sentuhan kecil di kaki belakang korban yang sedang berlari kencang. Saat korban jatuh, citah kemudian menerkam tengkuk korban untuk kemudian selanjutnya dicengkram hingga kehabisan darah.

Meski terkenal sebagai pemburu menakutkan di padang Afrika, tetapi faktanya hanya 40% hingga 50% aktivitas berburunya yang membuahkan hasil. Pernah berkembang mitos bahwa kepanasan adalah penyebab mengapa citah gagal dalam berburu. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa citah yang mulai memakan mangsanya sesaat setelah berhasil berburu mengalami kenaikan temperatur tubuh dua kali lipat dibandingkan dengan citah yang menghentikan aktivitas berburunya.

Pada 1975, lima subspesies dianggap sebagai taksa yang valid, yaitu A. j. hecki, A. j. jubatus, A. j. raineyi, A. j. soemmeringii, dan A. j. venaticus. Pada 2011, sebuah studi filogeografis menemukan minimal variasi genetik antara A. j. jubatus dan A. j. raineyi, sehingga hanya empat subspesies yang diidentifikasi. Pada 2017, Gugus Tugas Klasifikasi IUCN Cat Specialist Group merevisi taksonomi felid dan menyatakan keempat subspesies ini valid

7. Spur-winged goose

Spur-winged goose adalah burung besar dalam keluarga Anatidae yang bisa terbang dengan kecepatan 141,6 kilometer/jam. Angsa ini umumnya memiliki bulu berwarna hitam dan terdapat bercak putih di bagian wajah dan sayapnya.

8. Cikalang (Frigatebird)

Cikalang adalah suatu keluarga (Fregatidae) dari burung laut yang ditemukan di sepanjang wilayah samudra tropis dan subtropis. Lima jenis burung ini yang masih hidup diklasifikasikan ke dalam satu marga, yaitu Fregata. Semua jenis burung ini memiliki bulu hitam yang menonjol, ekor bercabang dua yang panjang dan paruh bengkok yang panjang.

Betinanya memiliki perut berwarna putih sedangkan jantan memiliki kulit gular (tenggorokan) khusus berwarna merah, yang biasanya dikembungkan selama musim kawin untuk menarik perhatian betina. Sayap burung ini panjang dan runcing serta bisa merentang sampai 23 meter (75 ft), yang merupakan rasio terbesar dari bidang sayap terhadap berat tubuh dari seluruh burung. Dengan lebar sayap yang besar, burung ini bisa terbang dengan kecepatan 153 kilometer/jam. Hebatnya, frigate bird bahkan bisa tetap terbang tinggi selama seminggu.

9. Kapinis-jarum asia (Hirundapus caudacutus)

Kapinis-jarum asia (Hirundapus caudacutus) adalah spesies burung dari keluarga Apodidae, dari genus Hirundapus. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga kecil yang memiliki habitat di hutan, hutan terbuka.

Kapinis-jarum asia memiliki tubuh berukuran besar (20 sentimeter). Tubuhnya kehitaman, punggung kecoklatan, “pelana” keputih-putihan perak, dagu dan kerongkongan putih berbatas tegas, penutup ekor bawah putih, sisi leher berbintik putih, dan bercak putih di bulu tersier. Irisnya berwarna coklat tua, sedangkan paruh dan kakinya berwarna hitam.

Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga kecil yang memiliki habitat di hutan terbuka. Selain itu, burung tersebut terbang di punggung bukit atau puncak gunung. Terbang dengan aliran udara panas di tubuhnya. Burung ini bisa tercatat bisa terbang dengan kecepatan 171 kilometer/jam.

Penyebaran secara berbiak berada di daerah Asia utara, Tiongkok, dan Himalaya, sedangkan penyebarannya secara migran meliputi Indonesia, Australia, dan Selandia Baru.

10. Alap-Alap Kawah (Peregrine falcon)

Alap-alap kawah atau Peregrine falcon adalah salah satu spesies alap-alap berukuran besar, dengan panjang sekitar 50 sentimeter. Peregrine Falcon adalah hewan tercepat di dunia. Kecepatannya bisa mencapai 389 km/jam. Tempat perkembangbiakan alap-alap kawah meliputi wilayah daratan dari tundra hingga daerah tropis. Alap-alap kawah dapat ditemukan hampir diseluruh penjuru bumi, kecuali daerah kutub yang ekstrim, gunung yang sangat tinggi, dan sebagian besar hutan hujan tropis. Ini membuatnya menjadi salah satu predator yang sebarannya paling luas di dunia dan juga salah satu spesies burung yang paling banyak ditemukan.

Alap-alap kawah adalah contoh yang sangat sukses dari kehidupan liar di perkotaan. Burung ini mengambil keuntungan dari bangunan tinggi sebagai situs sarang dan banyak mangsa seperti merpati dan bebek. Baik nama Inggris ataupun ilmiah dari spesies ini memiliki kesamaan arti yaitu “elang yang mengembara”, mengacu kepada kebiasaan migrasi.

Para ahli mengenali 17 hingga 19 subspesies yang bervariasi yang didasari oleh tampilan dan jangkauan: ketidaksepakatan tentang apakah Elang Barbary diwakili oleh dua subspesies Falco peregrinus, atau merupakan spesies terpisah, F. pelegrinoides. Perbedaan kedua spesies tersebut relatif baru, yaitu pada masa zaman es terakhir. Oleh karena itu, perbedaan genetik di antara mereka (dan juga perbedaan dalam penampilan mereka) relatif kecil. Hanya sekitar 0,6-0,8% yang dibedakan secara genetik.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai hewan tercepat di dunia yang berada di darat, air, dan udara. Grameds dapat mengunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com untuk memperoleh referensi tentang binatang-binatang lainnya. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang binatang-binatang paling berbahaya di dunia agar bisa memahaminya secara penuh. Selamat membaca.

Temukan hal menarik lainnya di www.gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds.

BACA JUGA:

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya