in

Syarat Wajib Puasa, Rukun, Pelaksanaan, dan Macam Puasa Sunah

Pixabay.com

Syarat Wajib Puasa – Grameds pasti tak asing lagi dengan rukun Islam yang keempat ini. Ya, rukun Islam yang kekempat adalah puasa. Puasa merupakan amalan ibadah yang wajib dijalankan oleh umat Islam ketika bulan suci Ramadhan tiba.

Sebelum mulai menjalankan puasa, penting untuk mengetahui syarat wajib puasa sekaligus syarat sahnya. Namun lebih baiknya kita mengenal pengertian puasa lebih detailnya. Baiklah, dalam bahasa Arab, puasa disebut shaum yang artinya menahan. Sementara itu, puasa secara istilah artinya menahan diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa dengan niat ibadah sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Kewajiban berpuasa ini telah disebutkan dalam hadis dan ayat Al-Quran, salah satunya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Pada dasarnya, puasa tidak hanya terbatas pada menahan lapar dan dahaga serta mengontrol hawa nafsu, tetapi juga untuk mendapatkan keutamaan dari ibadah itu sendiri. Puasa memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi seorang muslim, sebagaimana ibadah lainnya.

Hal ini bertujuan agar puasanya sah dan diberkahi oleh Allah SWT. Tanpa mengetahui syarat wajib dan syarat sah puasa, puasa yang dijalankan tidak akan diterima oleh Allah SWT. Singkatnya, ibadah yang dijalankan umat Islam selama sebulan penuh akan berakhir sia-sia.

Namun bukan hanya berpahala, puasa juga baik untuk kesehatan. Manfaat puasa salah satunya saat berpantang dari semua atau makanan dan minuman tertentu akan menurunkan asupan kalori secara keseluruhan, yang dapat menyebabkan peningkatan penurunan berat badan seiring waktu. American Journal of Clinical Nutrition menemukan, puasa dapat meningkatkan metabolisme dengan meningkatkan kadar neurotransmitter norepinefrin, yang dapat meningkatkan penurunan berat badan.

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, penting bagi umat Islam untuk mengetahui rukun dan syarat puasa supaya dianggap sah. Menurut para ulama ushul fikih, syarat adalah: “Sesuatu yang jika ia tidak ada maka suatu amalan dianggap tidak ada. Namun dengan adanya dia, belum tentu suatu amalan dianggap ada, yang ia terletak di luar amalan.”

Maksudnya, jika suatu amalan baik berupa ibadah atau akad muamalah, hilang darinya satu syarat saja maka amalan tersebut dianggap tidak ada atau tidak sah. Lantas apa saja rukun dan syarat yang harus tuntas dipenuhi umat Muslim agar dapat dianggap sah? Simak pembahasan berikut ini, Grameds.

Syarat Wajib Puasa

Syarat-Syarat Wajib Puasa

Syarat Wajib Puasa
Pixabay.com

1. Muslim

Syarat pertama yang wajib untuk dipenuhi untuk menjalankan ibadah puasa adalah berstatus sebagai seorang Muslim. Lantaran puasa ini merupakan ibadah yang termasuk dalam rukun Islam, dengan demikian ibadah ini wajib ditunaikan oleh seorang Muslim. Bagi mereka yang keluar dari Islam (murtad), tidak diwajibkan untuk berpuasa dan apabila dijalankan menjadi tidak sah.

2. Suci dari Haid dan Nifas

Ini berdasarkan hadis dari Mu’adzah yang pernah bertanya pada ‘Aisyah RA tentang hal tersebut. Mu’adzah berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah ‘Kenapa gerangan perempuan yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?”

Aisyah menjawab, “Apakah kamu dari golongan Haruriyah?”

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

Aku menjawab, “Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’

Dia menjawab, “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha salat”.

3. Baligh

Syarat wajib yang kedua untuk menjalankan ibadah puasa adalah dengan umur di atas 15 tahun atau telah mencapai status balig atau pubertas. Status balig bagi perempuan ditandai dengan hadirnya menstruasi. Sedangkan, status balig bagi laki-laki ditandai dengan keluarnya air mani dari kemaluannya.

4. Berakal Sehat

Syarat ketiga adalah berakal sehat, apabila seorang Muslim kehilangan akal sehatnya (gila) maka puasa tidak diwajibkan untuknya. Begitu pula dengan seorang Muslim yang kehilangan kesadarannya atau dalam keadaan mabuk.

5. Mukim

Orang yang sedang dalam perjalanan jauh, tidak ada kewajiban untuk berpuasa. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS Al-Baqarah: 184).

6. Mampu berpuasa

Jika seorang Muslim telah memenuhi syarat wajib puasa namun tidak bisa menjalankannya karena suatu alasan tertentu, diperbolehkan baginya untuk tidak berpuasa. Alasan-alasan tersebut, seperti dalam keadaan sakit, usia senja, dalam perjalanan, ibu hamil dan menyusui.

Namun, jika masih mampu, wajib baginya pula untuk menggantikan puasa Ramadan tersebut di hari lain. Namun, jika tidak bisa menggantikannya dengan berpuasa di hari lain, wajib baginya untuk membayar fidiah sesuai jumlah puasa Ramadan yang ditinggalkannya.

Syarat-Syarat Sahnya Puasa

Syarat Wajib Puasa
Pixabay.com

1. Islam

Ini adalah syarat sah dari semua amalan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Ma`idah: 27).

2. Tamyiz

Anak kecil yang sudah mumayiz jika melakukan ibadah dengan memenuhi syarat dan rukunnya, maka sah ibadahnya. Patokan tamyiz menurut para ulama adalah ketika seorang anak sudah bisa memahami perkataan orang lain secara umum dengan baik.

Ini berdasarkan hadis dari ‘Abdullah bin ‘Abbas RA, yakni: “Seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil (ke hadapan Nabi SAW), kemudian ia berkata: ‘Apakah anak ini hajinya sah?’ Nabi menjawab: ‘Iya sah, dan engkau mendapatkan pahala’.” (HR Muslim no. 1336).

3. Berakal

Orang yang tertutup akalnya, tidak sah dan tidak teranggap amalannya karena tidak ada niat dari dirinya.

4. Suci dari Haid dan Nifas

Perempuan yang sedang haid dan nifas tidak sah ibadahnya karena berada dalam kondisi hadas akbar. Dasar hadisnya telah disebutkan di atas.

5. Masuk Waktu

Puasa hanya sah jika dikerjakan pada waktunya. Salah satunya ketika bulan Ramadan dan antara terbit fajar shadiq sampai tenggelam matahari. Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS Al-Baqarah: 185).

6. Berniat

Niat merupakan syarat sah puasa karena puasa adalah ibadah sedangkan ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” Namun ada yang melafadzkan niat, tapi ada juga yang tidak. Ini tergantung dari pemahaman seseorang.

Syarat Wajib Puasa

Niat dan Rukun Berpuasa

Syarat Wajib Puasa
Pixabay.com

1. Niat Berpuasa

Niat berpuasa Ramadan sebaiknya dibaca sejak malam hari sampai sebelum memasuki waktu Subuh. Jika lewat dari waktu tersebut, puasa seseorang dianggap tidak sah. Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang tidak menghimpun (niat) sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad dan Ashab As-Sunan).

Bacaan niat puasa Ramadhan, yaitu:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adai fardhi syahri romadhana hadzihissaanati lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala.”

2. Menahan Diri

Umat Islam harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Hal ini didasarkan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (Surat Al-Baqarah ayat 187).

Ketika orang yang puasa memenuhi syarat sah dan rukun puasa, maka sah puasanya. Selamat belajar menahan dan mengontrol diri selama puasa.

Macam-Macam Puasa Sunah

Syarat Wajib Puasa
Pixabay.com

1. Puasa Senin-Kamis

Macam-macam puasa sunnah yang pertama adalah puasa Senin-Kamis. Puasa ini merupakan puasa sunnah yang hampir bisa dilakukan setiap bulan. Sunnah dari puasa senin-kamis ini tertuang seperti yang diriwayatkan Aisyah,

“Rasulullah biasanya berpuasa pada hari Senin dan Kamis,” [H.R. Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah].

Puasa ini dipercaya oleh umat muslim, bisa mendatangkan keberkahan dan ketenangan dalam menjalani hidup. Selain itu, berpuasa 2 hari dalam seminggu, yakni Senin dan Kamis, bisa menjadi rutinitas yang sehat dan bermanfaat bagi tubuh.

2. Puasa Asyuara

Puasa Asyura dilakukan pada 10 Muharram setiap tahun. Keutamaan puasa ini tergambar dari hadis riwayat Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Puasa paling utama setelah [puasa] Ramadan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram.

Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam [tahajud].” (H.R. Muslim 1982). Puasa Asyura dapat dikerjakan berurutan dengan puasa tasu’a (puasa 9 Muharam). Nabi Muhammad tidak sempat mengerjakan puasa tasu’a karena sudah terlebih dahulu meninggal.

Namun, diriwayatkan Abdullah bin ‘Abbas, Rasulullah sudah bersabda pada saat puasa Arafah tahun sebelumnya, “Apabila tiba tahun depan insyaAllah kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” (H.R. Muslim). Keutamaan puasa Asyura adalah, dihapusnya dosa-dosa kecil setahun sebelumnya. Diriwayatkan oleh Abu Qatadah al-Anshary, ketika Nabi ditanya soal puasa sunah ini, beliau menjawab, “Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun lampau,” (H.R. Muslim 1162).

3. Puasa Enam Hari Syawal

Setelah keutamaan puasa ‘Asyura yang demikian besar, puasa sunah yang tak kalah agungnya adalah puasa sunah enam hari di Syawal selepas Ramadan. Ganjaran bagi orang yang berpuasa sunah pada Syawal adalah seperti orang yang berpuasa setahun penuh tanpa batal.

Dari Abu Ayyub al-Anshoriy, Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh,” (HR. Muslim).

Imam Nawawi dalam kitab Syarh Muslim menyatakan, puasa 6 hari pada bulan Syawal sebaiknya dilaksanakan berurutan. Jika tidak bisa, maka boleh saja mengerjakan puasa tersebut secara tidak berurutan (misalnya berselang beberapa hari). Seseorang akan tetap mendapatkan keutamaannya.

4. Puasa Ayyamul Bidh (Pertengahan Bulan, Tahun Hijriyah)

Puasa sunah rutin yang dapat dijalankan setiap bulan adalah puasa tiga hari setiap pertengahan bulan Hijriah, atau disebut puasa hari putih (ayyamul bidh). Puasa ini dikerjakan pada ranggal 13, 14, dan 15 setiap bulannya.

Keutamaan puasa ayyamul bidh diriwayatkan oleh Abu Dzar Alghifari bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Siapa yang berpuasa tiga hari setiap bulan maka puasa itu dengan puasa satu tahun,” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

5. Puasa Tarwiyah & Arafah Zulhijah

Puasa sunah lainnya adalah puasa 8 dan 9 Zulhijah. Puasa tanggal 8 disebut puasa Tarwiyah. Ada versi yang menyebutkan, disebut tarwiyah karena pada hari ini Nabi Ibrahim merenung dan berpikir (rawwa-yurawwi-tarwiyah) tentang mimpi perintah Allah menyembelih putranya sendiri, Ismail. Sedangkan pada hari ke-9, yang kemudian disebut hari Arafah, Ibrahim menjadi tahu (‘arafa) makna mimpinya.

Keutamaan puasa Tarwiyah dan ‘Arafah tergambar dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu An Najjar dan Abdullah bin ‘Abbas bahwa Nabi bersabda, “Puasa pada hari Tarwiyah (Zulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari ‘Arafah (9 Zulhijah) akan mengampuni dosa dua tahun,” (H.R. Tirmidzi).

6. Puasa Nabi Daud

Puasa ini dilakukan dengan cara selang-seling, sehari berpuasa dan sehari tidak. Puasa ini adalah puasa sunah paling disukai oleh Allah. Nabi Muhammad berkata, “Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan salat yang paling disukai Allah adalah salat Nabi Daud. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Syarat Wajib Puasa

Bulan-Bulan yang Disunahkan untuk Berpuasa

Syarat Wajib Puasa
Pixabay.com

Selain puasa sunah di atas, terdapat bulan-bulan tertentu yang dianjurkan memperbanyak ibadah dan puasa. Bulan tersebut adalah Sya’ban dan bulan-bulan haram (asyhurul hurum), yakini Dzulqa’dah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab pada penanggalan hijriah.

Keutamaan menjalankan puasa pada Sya’ban tergambar dalam hadis riwayat Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bulan Sya’ban adalah bulan ketika manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan,” (H.R. Nasa’i).

Sementara itu, Dzulqa’dah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab merupakan bulan-bulan suci ketika amalan baik dilipatgandakan pahalanya. Oleh sebab itu, ibadah puasa dianjurkan untuk diperbanyak Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitab Latha’if al-Ma’arif (1989:207) menyitir Ibnu ’Abbas yang mengatakan, “Allah mengkhususkan 4 bulan tersebut (Dzulqa’dah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab) sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.”

Itulah beberapa informasi mengenai syarat wajib puasa, serta macam-macam puasa sunnah dan pelaksanaanya. Grameds dapat mencari informasi lain dengan membaca buku-buku yang tersedia di www.gramedia.com. Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Penulis: Mochamad Aris Yusuf

BACA JUGA:

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Yufi

Saya biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Tema yang saya sukai adalah tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Instagram saya Yufi Cantika