in

Review Novel Polisi Kenangan (The Memory Police)

Bagi manusia, kenangan adalah hal paling esensial di dunia ini. Kenangan mampu mendatangkan berbagai peristiwa dalam ingatan semasa hidup. Namun, Bagaimana rasanya apabila manusia kehilangan ingatannya? Bahkan, untuk hal-hal sederhana sekali pun mereka pun tidak ingat. Apa yang akan terjadi?

Misalnya saja, melupakan seseorang yang kita cintai. Bagaimana rasanya? Ingatan tentang rupa atau gambaran dilalui bersamanya perlahan-lahan memudar begitu saja dengan kenangannya. Inilah hal paling menakutkan bagi manusia, yaitu kehilangan kenangan.

Novel Polisi Kenangan (The Memory Police) karya Yoko Ogawa menyajikan sensasi cerita menegangkan beserta pembahasannya mengenai fiksi distopia terbaru. Polisi Kenangan adalah kisah yang indah dan sulit dilupakan tentang kekuatan kenangan dan trauma akibat kehilangan.

Novel ini menjadi pilihan tepat untuk menemani keseharianmu di kala waktu luang. Penasaran bagaimana review novel Polisi Kenangan (The Memory Police) dan profil Yoko Ogawa? Mari simak pembahasannya di bawah ini ya!

Sinopsis Novel Polisi Kenangan (The Memory Police)

Detail Buku:

Judul buku: Polisi Kenangan (The Memory Police)

Penulis: Yoko Ogawa

Jumlah halaman: 304

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tanggal terbit: 12 April 2020

Berat: 0.21 kg

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

ISBN: 9786020639055

Lebar: 13.5 cm

Panjang: 20 cm

Bahasa: Indonesia

Masyarakat di suatu pulau tak bernama tiba-tiba saja mengalami amnesia kolektif. Pulau tersebut dipimpin oleh kekuasaan rezim yang represif. Perlahan-lahan setiap orang mulai kehilangan ingatan tentang hal yang dianggap sepele, seperti bentuk bunga, burung, perahu, topi, pita, dan lainnya.

Bahkan, mereka menganggap bahwa apa yang dilupakannya itu sudah tidak memiliki makna. Kemungkinan penduduk akan membuangnya ke sungai, dibakar di kebun, atau diserahkan kepada Polisi Kenangan. Dengan cepat, seisi pulau pun melupakan keberadaan hal-hal tersebut.

Namun, ada hal menjanggal dari peristiwa ini. Ada seseorang yang tidak lupa ingatan. Polisi Kenangan berupaya untuk mengatasi orang tersebut. Seorang novelis muda mendapati editornya terancam akan dibawa pergi oleh Polisi Kenangan.

Akhirnya, ia memiliki inisiatif untuk menyelamatkan sang editor. Editor itu adalah salah satu dari orang yang tidak lupa ingatan dan sangat sulit untuk menyembunyikan hal ini. Polisi Kenangan adalah kisah yang indah dan sulit dilupakan tentang kekuatan kenangan dan trauma akibat kehilangan.

 

Profil Yoko Ogawa, Penulis Novel Polisi Kenangan (The Memory Police)

Yoko Ogawa lahir pada tanggal 30 Maret 1962 di Okayama, Jepang. Ia dikenal sebagai sosok penulis perempuan profesional dan telah mengenyam pendidikan di Universitas Waseda. Ia banyak memenangkan penghargaan atas karya-karyanya, seperti Penghargaan Akutagawa, Penghargaan Yomiuri, Shirley Jackson Award, dan American Book Award.

Salah satu novelnya yang berjudul “The Memory Police” atau Polisi Kenangan juga terpilih dalam ajang International Booker Prize pada tahun 2020 silam. Beberapa karyanya seperti “The Housekeeper and the Professor”, “The Diving Pool”, dan “Hotel Iris” juga sangat populer di kalangan penggemarnya.

Pada tahun 2006, ia mengikuti kegiatan menulis dialog “An Introduction to the World’s Most Elegant Mathematics” tentang keindahan angka bersama dengan Masahiko Fujiwara, seorang ahli matematika. Salah satu karya Ogawa berjudul Kusuriyubi no Hyohon telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis sebagai “L’Annulaire” oleh Rose-Marie Makino-Fayolle yang telah banyak menerjemahkan banyak karya Ogawa lainnya.

Perlu diketahui, film “L’Annulaire” (The Ringfinger) disutradarai oleh Diane Bertrand dan dibintangi oleh Olga Kurylenko dan Marc Barbé. Film tersebut  dirilis pada bulan Juni 2005 di Perancis dan kemudian diputar dalam festival film internasional.

Awalnya, Ogawa tidak menyangka bahwa dirinya akan berprofesi sebagai penulis profesional. Ia menulis hanya sekadar sebagai hobi saja. Bahkan, suaminya tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penulis sampai novel pertamanya rilis dengan judul “The Breaking of the Butterfly” dan telah memenangkan hadiah sastra.

Ada juga novel tentang buku harian kehamilan yang ditulis dalam waktu singkat, saat putranya masih berusia balita. Novel tersebut memenangkan penghargaan bergengsi Akutagawa untuk nominasi Sastra, sehingga mengukuhkan reputasinya di Jepang.

.

Review Novel Polisi Kenangan (The Memory Police)

Pros & Cons

Pros
  • Penyampaian isi cerita menarik
  • Secara gamblang menggambarkan arti “kehilangan”
  • Emosi tokoh diutarakan dengan cukup baik
Cons
  • Tidak cocok bagi pembaca novel ringan

 

Saat ketakutan dan kehilangan menyelimuti penduduk pulau, mereka berpegang teguh pada tulisan novelis sebagai cara terakhir untuk melestarikan masa lalu. Cerita surealis dan provokatif tentang kekuatan ingatan dan trauma kehilangan menjadi salah satu karya menakjubkan dari penulis kontemporer paling menarik yang pernah ada.

Novel Polisi Kenangan (The Memory Police) yang ditulis oleh Yoko Ogawa ini mendapatkan nilai 3.74 bintang dari pembaca situs Good Reads. Berdasarkan opini pribadi, buku ini memiliki kelebihan dan kekurangannya seperti yang sudah tertera pada tabel di atas.

Dari segi kelebihan, novel ini menyampaikan isi cerita dengan sangat menarik. Di tangan penulis profesional asal Jepang, penggunaan bahasa pada hal-hal sepele seperti penjaga minimarket (Gadis Minimarket), kegiatan minum kopi (Funiculi Funicula), toko kelontong dan surat menyurat (Keajaiban Toko Kelontong Namiya) bisa disulap sedemikian rupa.

Gaya tulisannya juga terlihat sederhana dengan menampilkan paragraf dan susunan kalimat pendek. Sangat mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca awam.

Uniknya, novel ini mendeskripsikan secara gamblang arti “kehilangan” sesungguhnya. Pembaca seolah-olah merasakan sendu dan hampa akibat kenangan atau ingatan yang diambil paksa oleh sosok polisi kenangan.

Alur cerita perlahan-lahan cenderung mengoyakkan hati namun memiliki akhir cerita yang ‘pasti’ dan membawa tanda-tanda grafik emosi pembaca. Ide cerita yang ditampilkan oleh penulis sangat apik dan beberapa bagian cerita terkesan menegangkan serta bikin penasaran.

Karakter tokoh layaknya berombak tenang, sangat besar tetapi emosinya tidak meledak-ledak. Dari sudut pandang lain, novel ini mengingatkan kita pada kisah-kisah distopia pada tahun 1984 seperti novel Rainbirds dan Convenience Store Woman. Dunia distopia dari polisi kenangan digambarkan secara detail sehingga dinamika cerita terasa menyenangkan untuk diikuti sampai akhir.

Sayangnya, novel Polisi Kenangan (The Memory Police) kurang cocok dinikmati oleh penyuka novel ringan dan sederhana. Karena, pembahasannya terlalu ‘berat’ dan kurang bersahabat bagi pembaca tertentu. Novel ini cukup absurd dan pembaca akan mengalami ‘culture shock’ karena mengira novel ini memiliki genre misteri, thriller, atau kriminal. Secara keseluruhan, novel ini lebih masuk ke dalam genre realisme magis.

Penutup

Nah, itu dia novel Polisi Kenangan (The Memory Police) karya Yoko Ogawa yang sudah dipaparkan di atas. Jika Grameds tertarik untuk membaca dan membeli buku karya Yoko Ogawa ini, maka Grameds bisa langsung mendapatkannya dengan cara mengunjungi laman gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia menyediakan berbagai macam jenis buku yang diperlukan oleh Grameds, lho. Dijamin original dan tentunya berkualitas. Jangan lewatkan promo diskon menarik dan Gramedia selama periode berlangsung. Yuk, beli sekarang sebelum kehabisan!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Nama: Riva Destira Ramadhani

Rekomendasi Novel Lainnya

  • Pedro Paramo

 

Setelah  ibunya meninggal dunia, Juan Preciado harus memenuhi janji terakhirnya kepada sang Ibu. Ia mengunjungi kota Comala untuk mencari sosok ayahnya bernama Pedro Paramo. Kota Comala diceritakan sebagai kota yang penuh nostalgia dan membahagiakan.

Saat tiba di sana, ia hanya mendapati Comala yang gersang dan sudah ditinggalkan. Namun, Comala tidak sepenuhnya mati. Masih ada bayang-bayang dan gumaman warga yang tinggal di kota tersebut. Kota Comala menderita dalam cengkraman kekuasaan Pedro Paramo.

  • One Hundred Years of Solitude (Seratus Tahun Kesunyian)

 

Bertahun-tahun kemudian, Kolonel Aureliano Buendía teringat kembali saat diajak oleh ayahnya melihat sebuah es. Hiruk-pikuk suara pipa dan panci mengiringi kedatangan rombongan Gipsi ke Macondo, desa yang baru didirikan. José Arcadio Buendía dan istrinya, Ursula mendiami tempat di desa tersebut, memulai kehidupan baru mereka.

José Arcadio Buendía dan istrinya yang keras kepala, Úrsula. Ketika Melquíades yang misterius memukau Aureliano Buendía dan ayahnya dengan penemuan-penemuan baru dan kisah-kisah petualangan, mereka tak tahu-menahu arti penting manuskrip yang diberikan lelaki Gipsi tua itu kepada mereka.

  • Jika Kucing Lenyap Dari Dunia

 

Laki-laki muda suka menyendiri bekerja sebagai tukang pos dan divonis mengidap kanker stadium akhir. Umurnya tidak akan bertahan lama. Dalam kekhawatiran, ia tergiur dengan tawaran perjanjian iblis agar hidupnya bisa diselamatkan. Syaratnya hanya satu: ia harus melenyapkan suatu hal yang ia sayangi di dunia ini. Kira-kira apa yang akan dihilangkan oleh laki-laki tersebut?

  • Dallergut: Toko Penjual Mimpi

 

Sebuah desa hanya bisa kamu kunjungi dalam tidurmu. Desa tersebut bernama Dallergut, toko penjual mimpi yang sangat populer. Toko ini selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan manusia dan hewan yang sedang tidur. Setiap lantainya dilengkapi dengan berbagai macam mimpi, tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, mimpi buruk, misterius, dan sebagainya.

Penny, karyawan baru di toko ini sangat ceroboh tetapi memiliki rasa ingin tahu tinggi. Ia ditugaskan untuk bekerja di lantai 1 dengan karyawan veteran, Bibi Weather. Baru hari pertama ia bekerja, mimpi paling mahal telah  dicuri oleh seseorang.

  • Wizard Bakery

 

Setelah ibunya meninggal dunia, ayahnya menikah lagi dengan sosok perempuan yang menjadi ibu tirinya. Seorang anak laki-laki dipaksa untuk tinggal serumah dengan ibu dan adik tirinya. Hubungannya tidak pernah baik dan difitnah pernah melakukan pelecehan kepada adik tirinya.

Ia pun kabur, berlari ke toko roti yang ada di sekitar rumahnya. Tak diduga-duga, ia menemukan dunia penuh keajaiban yang sedang menunggunya. Sekilas memang terlihat seperti toko roti biasa, ternyata toko in memiliki kekuatan sihir.

Rujukan:

  • https://www.goodreads.com/id/book/show/37004370-the-memory-police
  • https://www.gramedia.com/products/polisi-kenangan-the-memory-police?queryID=04f7b9084f270a801b7aa9a8c91e841c
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Y%C5%8Dko_Ogawa
  • https://www.gramedia.com/products/one-hundred-years-of-solitude-seratus-tahun-kesunyian?queryID=c7cd28db15431bb3c8a67296e66cbefe
  • https://www.gramedia.com/products/pedro-paramo?queryID=c66d412435d4f922d306ec45da1e762d
  • https://www.gramedia.com/products/jika-kucing-lenyap-dari-dunia?queryID=03793c34be8830550dcd03b89b321139
  • https://www.gramedia.com/products/dallergut-toko-penjual-mimpi?queryID=6e78a8c44356d15edb110cd89275041d
  • https://www.gramedia.com/products/wizard-bakery?queryID=1b768b8b0e5c8c55ffea7048abfa661a

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy