in

Review Buku Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari

Rating 4,5/5

 

Grameds, buku Senyum Karyamin merupakan buku kumpulan cerpen karya Ahmad Tohari seorang sastrawan Indonesia yang sudah banyak menerbitkan karya terkenal. Buku Senyum Karyamin ini bisa menjadi awal pengenalan bagi kamu yang baru membaca mengenai tulisan Ahmad Tohari ini. Buku kumpulan cerpen ini terdiri dari tiga belas cerpen yang dulu pada tahun 1976 sampai 1986 diterbitkan di berbagai media di Indonesia.

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Nah grameds, jika kamu tertarik untuk membaca buku kumpulan cerpen ini maka kamu bisa membaca ulasan singkat mengenai buku Senyum Karyamin yang akan dibahas pada artikel di bawah ini. Mulai dari alur hingga pembahasan setiap ceritanya akan dibahas pada artikel ini jadi bagi grameds yang penasaran bisa langsung untuk simak artikel ini !

Sinopsis Buku Senyum Karyamin

Cerpen-cerpen dalam buku Senyum Karyamin ini akan banyak membahas mengenai latar belakang pedesaan dilengkapi dengan kehidupan yang sederhana namun penuh dengan ironi. Pada salah satu bukunya juga terdapat cerita mengenai Senyum Karyamin itu sendiri. Selain cerita senyum karyamin, Isi buku lainnya terdapat cerita lain yang sarat makna seperti Jasa-jasa buat Sanwirya, Si Minem Beranak Bayi, Surabanglus, Tinggal Matanya Berkedip-kedip, Ah,Jakarta, Blokeng, Syukuran Sutabawor, Rumah yang Terang, Kenthus, Orang-orang Seberang Kali, Wanton Jatilawang, Pengemis dan Shalawat Badar. 

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Cerpen Senyum Karyamin bercerita mengenai seorang laki-laki bernama Karyamin, ia merupakan seorang buruh pengangkut batu kali. Kala itu karyamin sedang kelaparan, ia memaksa untuk tetap bekerja meski dirinya sudah sempoyongan bahkan matanya sudah berkunang-kunang dan telinganya sudah berdengung. Dirinya tidak mampu membeli makanan karena tidak ada uang sepeserpun yang ia miliki.

Karyamin sangat bekerja keras bolak balik dari pangkalan batu ke sungai ia tak kenal istirahat hingga rekan-rekan kerjanya menyuruh ia beristirahat di rumah. Karyamin pun akhirnya menyetujui untuk pulang kerumah namun ketika sampai dirumah ia melihat dua sepeda jengki milih penagih dari bank yang terparkir di halaman rumahnya.

Karena hal itu, Karyamin akhirnya memutuskan untuk kembali ke sungai. Ketika dalam perjalanan Pak Pamong mencegat dirinya dan meminta sumbangan untuk bantuan kelaparan di Afrika. Karyamin yang sedang kelaparan dan tidak memiliki apapun untuk diberikan pun tersenyum dan tertawa lalu tubuhnya ambruk.

Itu lah salah satu gambaran singkat mengenai cerita senyum karyamin yang ada pada buku Senyum Karyamin. Masih ada banyak cerita pendek yang wajib kamu baca. Semuanya memiliki kesamaan yaitu menceritakan mengenai rakyat kecil yang penuh ironi dan menyedihkan.

Profil Penulis Buku Senyum Karyamin

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Penulis buku Senyum Karyamin adalah Ahmad Tohari, seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 13 Juni 1948. Ahmad Tohari dikenal sebagai seorang penulis yang memiliki latar belakang pendidikan yang cukup luas. Ia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (1975-1976).

Ahmad Tohari telah menghasilkan berbagai karya yang mendunia, termasuk novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982) yang diterbitkan dalam bahasa Jepang, Jerman, Belanda, dan Inggris. Buku ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jawa-Banyumasan, sebuah langkah yang memperlihatkan kecintaannya terhadap bahasa dan budaya lokal. Atas usahanya tersebut, ia menerima Penghargaan Rancage pada tahun 2007. Menariknya, buku tersebut hanya dicetak sebanyak 1.500 eksemplar dan langsung habis terjual saat peluncurannya.

Pada tahun 1990, Ahmad Tohari mengikuti International Writing Programme di Iowa City, Amerika Serikat, di mana ia memperoleh penghargaan The Fellow of University of Iowa. Pengalaman internasional ini menambah kekayaan perspektifnya sebagai penulis, yang tercermin dalam karyanya yang penuh dengan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Melalui karyanya, Ahmad Tohari terus memberikan kontribusi penting bagi dunia sastra Indonesia dan internasional.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Senyum Karyamin

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Mengangkat kisah dengan permasalahan yang terjadi di masyarakat
  • Gaya penulisan dan bahasa yang khas
  • Terdapat pesan moral yang bisa kita ambil dan renungkan di setiap bab nya
  • Menggunakan alur yang beragam
  • Penokohan yang sesuai pada setiap ceritanya
Cons
  • terdapat beberapa bahasa banyumasan

Kelebihan Buku Senyum Karyamin

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Kelebihan buku Senyum Karyamin ini yang pertama dan dapat dilihat secara jelas yang menjadi ciri khas dari buku-buku karya Ahmad Tohari yaitu menempatkan rakyat kecil sebagai tema dan tumpuan tulisannya. Pada buku kumpulan cerpen ini dapat dilihat kisahnya seperti yang kelaparan, pernikahan dini, keputusasaan, harga diri dan diskriminasi pada orang-orang berkebutuhan khusus. Tema buku ini sungguh menyentuh hati pembaca dimana semua permasalahan yang diangkat benar-benar terjadi di masyarakat.

Gaya penulisan yang khas membuat buku ini juga semakin menarik untuk kamu miliki dan baca. Sesuai dengan ciri khas penulisan Ahmad Tohari, buku Senyum Karyamin ini menggunakan bahasa yang dapat dikatakan “ndeso” atau sesuai dengan pembicaraan khas masyarakat pedesaan. Namun meski begitu bahasa yang digunakan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Kelebihan lain dari buku Senyum Karyamin ini ada pada pesan moral yang ditambahkan oleh penulis pada setiap cerpen yang ada. Pesan moral yang ada sangat beragam dan dapat dijadikan sebagai pegangan hidup dan renungan untuk hidup kita saat ini. Terutama kita dapat lebih bersyukur dalam menjalani hidup ini dan tidak mudah menyerah.

Memiliki alur yang beragam, masing-masing cerita dalam buku kumpulan cerpen ini memiliki alur yang berbeda-beda. Ada yang beralur maju dan ada juga yang beralur maju mundur. Setiap alur yang terjadi pada setiap cerita dibuat agar para pembaca tidak hanya mengetahui apa yang terjadi selanjutnya pada tokoh tanpa mengetahui keadaan latar pedesaan itu sebelumnya. Setiap alurnya akan membuat pembaca merujuk pada suatu permasalahan yang juga terjadi di masyarakat.

kemudian kelebihan lain ada pada penokohannya, masing-masing cerita memiliki 2 macam tokoh ada yang baik, adalah idola tatanan sosial, dan seorang yang minor, yang dianggap “salah” oleh masyarakat hanya karena melakukan hal yang tidak lumrah, tidak sewajarnya bagi penduduk desa tersebut. Setiap tokoh mencerminkan bagaimana manusia yang sebenarnya ingin menjadi penyelamat, namun terkadang malah menjadi yang menyesatkan. Sebenarnya semua tokoh yang menjadi tokoh utama dalam buku kumpulan cerpen ini adalah tokoh yang sangat dekat dengan kita, hanya terkadang  kita terlalu sering berada di atas, melihat ke atas, tanpa sekalipun merasa perlu untuk melihat ke bawah.

Kekurangan Buku Senyum Karyamin

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Kekurangan buku Senyum Karyamin ini dapat dilihat dari penggunaan bahasa Banyumasan oleh Ahmad Tohari, yang mungkin kurang dipahami oleh pembaca dari daerah lain. Bahasa Banyumasan yang kaya akan nuansa lokal memang menambah kekhasan dan otentisitas cerita, namun juga dapat menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang tidak familiar dengan dialek tersebut. Meskipun Ahmad Tohari telah menambahkan arti dan penjelasan dari kata-kata Banyumasan itu sendiri, beberapa pembaca mungkin merasa kesulitan dan terganggu alur bacanya.

Penggunaan bahasa Banyumasan sebenarnya memberikan nilai tambah dalam hal pengetahuan budaya dan bahasa lokal. Ini bisa menjadi sarana edukatif bagi pembaca yang ingin memperluas wawasan mereka tentang keberagaman linguistik di Indonesia. Namun, bagi sebagian pembaca, keberadaan kata-kata yang tidak dikenal bisa memecah konsentrasi dan mengurangi keseruan dalam mengikuti cerita. Mereka mungkin harus berhenti sejenak untuk memahami arti dari kata-kata tersebut, yang bisa mengganggu aliran narasi.

Meskipun demikian, bagi mereka yang tertarik pada keberagaman bahasa dan budaya, elemen ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Ahmad Tohari berhasil memperkenalkan kekayaan budaya Banyumas melalui karyanya, dan bagi pembaca yang menikmati eksplorasi linguistik, ini bisa menjadi pengalaman membaca yang lebih mendalam. Dengan pendekatan yang tepat, pembaca bisa mendapatkan lebih banyak dari sekadar cerita, tetapi juga pemahaman yang lebih luas tentang budaya dan bahasa lokal.

Penutup

Senyum Karyamin

button cek gramedia com

Nah Grameds, itulah beberapa ulasan singkat mengenai buku Senyum Karyamin. Buku ini sangat cocok untuk kamu yang ingin menikmati tulisan karya Ahmad Tohari. Karya-karya Ahmad Tohari memiliki ciri khas yang dapat langsung dilihat oleh pembaca, mulai dari latar belakang hingga bahasa yang digunakannya.

Latar belakang pedesaan dan kisah-kisah yang penuh ironi dalam buku ini akan membuat pembaca menemukan masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ahmad Tohari berhasil menggambarkan kehidupan pedesaan dengan detail yang autentik, serta menyampaikan pesan-pesan moral yang mendalam melalui cerita-ceritanya. Buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan refleksi bagi pembacanya.

Jika Grameds tertarik membaca buku Senyum Karyamin, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Di Kaki Bukit Cibalak

Di Kaki Bukit Cibalak

button cek gramedia com

Perubahan yang mendasar mulai merambah Desa Tanggir pada tahun 1970-an. Bunyi orang menumbuk padi hilang, digantikan bunyi mesin kilang padi. Kerbau dan sapi pun dijual karena tenaganya sudah digantikan traktor. Sementara, di desa yang sedang berubah itu muncul kemelut akibat pemilihan kepala desa yang tidak jujur. Pambudi, pemuda Tanggir yang bermaksud menyelamatkan desanya dari kecurangan kepala desa yang baru malah tersingkir ke Yogya. Di kota pelajar itu Pambudi bertemu teman lama yang memintanya meneruskan belajar sambil bekerja di sebuah toko. Melalui persuratkabaran, Pambudi melanjutkan perlawanannya terhadap Kepala Desa Tanggir yang curang, dan berhasil. Tetapi pemuda Tanggir itu kehilangan gadis sedesa yang dicintainya. Dan Pambudi mendapat ganti, anak pemilik toko tempatnya bekerja, meski harus mengalami pergulatan batin yang meletihkan.

Mata yang Enak Dipandang

Mata yang Enak Dipandang

button cek gramedia com

Buku berjudul Mata yang Enak Dipandang ini merupakan kumpulan lima belas cerita pendek Ahmad Tohari yang tersebar di sejumlah media cetak antara tahun 1983 dan 1997. Seperti novel-novelnya, cerita-cerita pendeknya pun memiliki ciri khas. Ia selalu mengangkat kehidupan orang-orang kecil atau kalangan bawah dengan segala lika-likunya. Judul-judul cerita yang terdapat di buku setebal 216 halaman ini adalah:  Mata yang Enak Dipandang,  Bila Jebris Ada di Rumah, Kami, Penipu yang Keempat,  Daruan,  Warung Penajem,  Paman, Doblo Merobek Layang-Layang, Kang Sarpin Minta Dikebiri, Akhirnya Karsim Menyeberang Jalan,  Sayur Bleketupuk, Rusmi , Ingin Pulang,  Dawir, Turah dan Totol, Harta Gantungan, Pemandangan Perut, Salam dari Penyangga Langit, Bulan Kuning Sudah Tenggelam

Orang-Orang Proyek

Orang-Orang Proyek

button cek gramedia com

Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya merupakan hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama? Memahami proyek pembangunan jembatan di sebuah desa bagi Kabul, insinyur yang mantan aktivis kampus, sungguh suatu pekerjaan sekaligus beban psikologis yang berat. “Permainan” yang terjadi dalam proyek itu menuntut konsekuensi yang pelik. Mutu bangunan menjadi taruhannya, dan masyarakat kecillah yang akhirnya menjadi korban. Akankah Kabul bertahan pada idealismenya? Akankah jembatan baru itu mampu memenuhi dambaan lama penduduk setempat?

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.