Geografi

Teori dan Faktor-Faktor Pusat Pertumbuhan

Written by Mochamad Harris

Jika kita melihat daerah-daerah di Indonesia bahkan dunia, beberapa ada yang sangat maju dan kaya. Namun, beberapa lainnya miskin dan tertinggal. Tentu hal ini dipengaruhi oleh faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada dalam daerah tersebut.

Wilayah juga dapat kita kelompokkan menjadi dua, yakni wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan dan wilayah berkembang. Keduanya saling berkaitan. Berikut akan dibahas mengenai teori pusat pertumbuhan yang telah dirangkum dari berbagai laman di internet.

Pengertian Pusat Pertumbuhan

Pusat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai tempat yang letaknya di bagian tengah; titik yang ditengah-tengah benar (dalam bulatan bola, lingkaran, dan sebagainya); pusar; pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dan sebagainya); orang yang membawahkan berbagai bagian; orang yang menjadi pumpunan dari dari bagian-bagian.

Adapun, pertumbuhan berasal dari kata dasar “tumbuh”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dirumuskan sebagai sedang berkembang (menjadi besar, sempurna, dan sebagainya). Sementara “pertumbuhan” didefinisikan sebagai hal (keadaan) tumbuh; perkembangan (kemajuan dan sebagainya).

Oleh sebab itu, pusat pertumbuhan (growth pole) dapat dipahami sebagai kawasan perkembangan yang cukup pesat sehingga dijadikan pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah di sekitarnya. Kemajuan dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan mendorong perkembangan wilayah di sekelilingnya yang disebut dengan spread effect.

Pusat pertumbuhan juga dapat dirumuskan sebagai wilayah dengan pertumbuhan yang sangat pesat ketika dibandingkan dengan wilayah lain. Pusat pertumbuhan biasanya mengambil peran sebagai pusat pelayanan bagi daerah sekitar.

Sebagai contoh pusat pertumbuhan wilayah yang terkenal, yakni wilayah Silicon Valley di San jose, California. Wilayah tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat. Terutama disebabkan oleh industri teknologi yang ada di dalamnya.

Sementara itu, dalam buku “Pengembangan Wilayah: Teori dan Aplikasi” karya Ali Kabul Mahi dijelaskan bahwa pusat pertumbuhan memiliki dua definisi sebagai berikut.

1. Fungsional

Secara fungsional, pusat pertumbuhan merupakan suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang memiliki sifat hubungan berupa unsur-unsur kedinamisan. Sehingga mampu mendorong kehidupan ekonomi baik ke dalam maupun ke luar wilayah.

2. Geografis

Secara geografis, pusat pertumbuhan merupakan suatu lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan. Oleh sebab itu, lokasi tersebut menjadi pusat daya tarik yang berakibat pada berbaga ketertarikan berbagai kalangan untuk membuka usaha.

M. Basuki Hadimuljono Infrastruktur Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, Mengangkat Daya Saing Negeri

https://www.gramedia.com/products/cara-gampang-mengubah-karyawan-menjadi-asset?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Faktor-Faktor Penyebab Suatu Wilayah Menjadi Pusat Pertumbuhan

Melansir dari laman tambahpinter.com, berikut faktor-faktor yang menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan.

1. Sumber Daya Alam

Daerah yang memiliki sumber daya alam maka akan punya potensi sebagai pusat pertumbuhan. Sebagai contoh, daerh pertambangan akan memiliki daya tarik sendiri pada kegiatan ekonomi berupa peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia berperan sebagai pembentuk pusat pertumbuhan. Dalam membangun dan mengelola sebuah wilayah dibutuhkan tenaga ahli, professional, dan kapabel dengan jumlah yang cukup.

3. Kondisi Fisiografi atau Lokasi

Lokasi yang strategis akan mempermudah transportasi dan distribusi barang sehingga perkembangan pusat pertumbuhan akan cepat. Pada umumynya, daerah yang memiliki relief cenderung akan lebih cepat menjadi pusat pertumbuhan.

4. Fasilitas Penunjang

Daerah yang memiliki fasilitas penunjang yang memadai akan memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas yang dimaksud berupa jalan raya, jaringan internet, komunikasi, bahan bakar, jaringan listrik, rumah sakit, keamanan, dan sarana kebersihan. Hal-hal tersebut menjadi fasilitas pokok dalam pengembangan pusat pertumbuhan.

Ciri-Ciri Pusat Pertumbuhan

Melansir dari laman insanpelajar.com, berikut ciri-ciri dari puat pertumbuhan.

1. Adanya Efek Pengganda (Multiplier Effect)

Multiplier effect merupakan efek pengganda yang mana setiap uang yang diinvestasikan kepada suatu wilayah akan menghasilkan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas ekonomi yang membutuhkan aktivitas-akticitas penunjang lainnya.

Sehingga, akan membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, aktivitas tersebut juga membutuhkan sumber daya untuk berjalan sehingga membuka perdagangan di wilayah lain. Adapun, efek pengganda ini sangat diandalkan dalam pembangunan kawasan pusat pertumbuhan.

Secara umum, hampir semua growth pole memiliki efek pengganda yang tinggi. Hal ini disebabkan adanya efek pengganda yang tinggi di kawasan ini. Uang yang diinvestasikan pun dapat menghasilkan lebih banyak uang lagi bagi masyarakat lokal dan sekitarnya. Dengan seperti itu, harapannya kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

2. Memiliki Eksternalis Ekonomi Tinggi

Eksternalitas merupakan dampak-dampak yang dirasakan oleh pihak lain baik yang bernuansa positif ataupun negative. Pada umumnya, kawasan growth center menghasilkan eksternalitas perekonomian yang sifatnya sangat positif bagi daerah sekitarnya.

Hal tersebut disebabkan adanya multiplier effect serta trickle down economics. Namun, kawasan ini juga dapat memberikan eksternalis negative kepada wilayah-wilayah sekitar. Misalnya polusi lingkungan, krisis iklim, dan pencemaran-pencemaran lainnya.

Bahkan, pusat pertumbuhan berupa kawasan industri, sering kali memberikan perubahan pada proses pembentukan hujan lokal. Sehingga, terbentuknya hujan asam yang destruktif bagi lingkungan sekitar.

3. Terdapat Beragam Aktivitas

Pada umumnya, daerah yang menjadi pusat pertumbuhan memiliki banyak sekali aktivitas yang beragam terutama perekonomian. Sebagai contoh perdagangan, perindustrian, perumahan, pergudangan, distribusi, sampai hiburan.

Pada umumnya, semua bercampur dan saling terintegrasi dalam suatu growth pole. Namun, setiap pusat pertumbuhan pasti memiliki spesialisasi tertentu. Bahkan, ada yang telah dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus untuk mendorong pertumbuhan perekonomian yang lebih pesat lagi. Kawasan-kawasan ini memiliki fokus tertentu yang menjadi ciri khasnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: PENDEKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI, DISPARITAS PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

https://www.gramedia.com/products/cara-gampang-mengubah-karyawan-menjadi-asset?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

4. Terdapat Aglomerasi

Pada umumnya, kawasan pusat pertumbuhan memiliki konsentrasi atau aglomerasi aktivitas perekonomian yang ada di dalam wilayahnya. Dalam wilayah tersebut, terjadi banyak aktivitas dan investasi yang diberikan untuk membangun infrastruktur dan menunjang kegiatan-kegiatan yang ada di daerah ini.

Aglomerasi yang tinggi ini, turut menyebabkan terbentuknya multiplier effect yang tinggi pula. Dengan adanya multiplier effect yang tinggi maka harapannya dapat terbentuk keuntungan-keuntungan yang lebih banyak lagi bagi para pelaku usaha di wilayah tersebut.

Namun, dibutuhkan riste lebih lanjut pula mengenai apakah ada angka yang mana aglomerasi dan economy of sale dianggap tidak memberikan keuntungan lagi. Tingkatan tersebut disebut dengan diseconomies of scale yang terjadi ketika aglomerasi terlalu besar. Sehingga, aspek-aspek negatif dalam perekonomian di lokasi tersebut.

5. Membentuk Hubungan (Linkage) ke Depan dan ke Belakang

Linkage sering kali dimaknai sebagai hubungan ekonomi antara kegiatan-kegiatan yang menyangkut perekonomian di suatu wilayah. Dengan adanya linkage, aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah dapat menunjang dan ditunjang oleh aktivitas lainnya.

Hal ini berperan besar dalam meningkatkan produktivitas dan produk dosmestik bruto dari suatu daerah. Secara umum, terdapat 2 jenis linkage, yakni linkage ke depan dan ke belakang.

Linkage ke belakang merupakan pengaruh aktivitas tersebut kepada para suppliers atau pemasok bahan baku. Sementara itu, linkage ke depan dipahami sebagai pengaruh kepada pengguna bahan yang diproduksi.

Jenis-Jenis Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah

Setidaknya ada empat teori pusat pertumbuhan. Berikut rinciannya yang telah dirangkum dari laman tambahpinter.com dan zenius.net.

1. Teori Polarisasi Ekonomi

Menurt Gunnar Myrdal, setiap daerah memiliki pusat yang menjadi daya tarik masuknya tenaga kerja, modal, dan barang perdagangan. Hal ini akan semakin berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth).

Sebagai contoh konsep desa dan kota. Dalam teori ini, kota sebagai pusat pertumbuhan menjadi daya tarik bagi orang-orang yang tinggal di pinggiran. Pinggiran di sini biasanya dimaknai sebagai desa atau daerah lain di sekitar kota.

Fenomena ini bagaikan dua mata pisau, memiliki dampak positif dan dampak negative. Dampak positif disebut dengan spread effect. Sedangkan, dampak negative disebut dengan backwash effect. Berikut beberapa spread effect atau dampak positif dari pembentukan pusat pertumbuhan bagi suatu negara.

  • Kesempatan bekerja bertambah
  • Upah buruh semakin tinggi
  • Bahan mentah dapat dipasarkan

Adapun dampak negatif atau backwash effect sebagai berikut.

  • Kriminalitas meningkat
  • Kerusakan lingkungan
  • Memicu krisis iklim
  • Ketimpangan

3. Teori Kutub Pertumbuhan

Perroux berpendapat bahwa fakta dasar dari perkembangan spasial, sebagaimana halnya dengan perkembangan industry. Perroux berpendapat bahwa “pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak; pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub perkembangan, dengan intensitas yang berubah-ubah; perkembangan ini menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam dan dengan efek yang beranekaragam terhadap keseluruhan perekonomian”.

Menurut Perroux, faktor dari pembangunan dapat disebabkan oleh suatu konsentrasi (aglomerasi) tertentu bagi kegiatan ekonomi dalam suatu ruang yang abstrak.

Adapun Boudeville mendefinisikan kutub pertumbuhan (growth pole) sebagai “sekelompok industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah perkotaan dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi lebih lanjut ke seluruh daerah pengaruhnya”.

Tidak hanya itu, Boudeville juga merumuskan konsep growth pole sebagai suatu model perencanaan yang bersifat operasional, yang menjelaskan suatu kondisi pertumbuhan akan tercipta pada wilayah yang menyebabkann muncullnya kutub (polarized region).

Glasson memperkuat teori kutub pertumbuhan dengan merumuskan beberapa konsep dasar dan perkembangan geografik yang mendukung adanya kutub (polazired region). Berikut rinciannya.

  1. Konsep “leading industries” dan perusahaan-perusahaan propulsip menyatakan pada pusat kutub pertumbuhan terdapat perusahaan-perusahaan propilsip yang besar, yang termasuk dalam “leading industries” yang mendominasi unit-unit ekonomi lainnya.
  2. Konsep polarisasi, menyatakan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leading industries mendorong polarisasi dan unit-unit ekonomi lainnya ke dalam kutub pertumbuhan.
  3. Konsep “spread effect” atau “trickling down effect” menyatakan bahwa pada waktunya, industri propulsip dinamik dari kutub pertumbuhan akan memencar keluar dan memasuki ruang di sekitarnya.
  4. Teori Pusat Pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurutnya, teori ini adalah kumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan di muka bumi. Suatu kota memiliki industri populasi kompleks maka ini disebut dengan pusat tumbuh.

4. Teori Tempat Sentral

Walter Christaller menggagas teori tempat sentral, yang didasarkan pada pola persebaran dan lokasi pemukiman. Teori itu kemudian diperkuat oleh August Losch. Keduanya berpendapat bahwa aspek keruangan persebaran pemukiman dan ekonomi ada simpul-simpul jaringan heksagonal.

Suatu tempat sebtral memiliki batas pengaruh melingkar dan komplementer terhadap area sentral. Daerah komplementer sendiri merupakan daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Adapun, lingkaran batas pada kawasan yang terpengaruh oleh tempat sentral disebut sebagai ambang batas (threshold level).

Berikut konsep dasar dari teori tempat sentral.

  1. Population threshold, yaitu jumlah minimum populasi penduduk supaya unit pelayanan bisa berjalan.
  2. Range (jangkauan), yaitu jarak tempuh terjauh untuk mendapatkan barang/jasa dari titik pusat. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
  • Rangeselalu lebih jauh dibanding daerah tempat population threshold.
  • Inner limit(batas dalam) adalah batas wilayah yang ditinggali oleh population threshold.
  • Outer limit (batas luar) adalah batas wilayah terluar population threshold memperoleh pelayanan terbaik.

Tempat sentral sendiri memiliki batas pengaruh. Batas tersebut melingkar di sekitar tempat sentral. Suatu tempat sentral biasanya berupa kota besar, pusat bisnis, ibu kota provinsi, kota kabupaten, dan lain-lain. Masing-masing wilayah sentrak akan menarik oenduduk di sekitar titik pusat.

Kinerja BUMN dan Pertumbuhan Ekonomi: Strategi Pengembangan Industri Pertanian

https://www.gramedia.com/products/cara-gampang-mengubah-karyawan-menjadi-asset?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

About the author

Mochamad Harris

Menulis artikel merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik saya untuk dapat mengetahui berbagai macam hal serta informasi terupdate yang sedang terjadi pada saat ini. Saya suka dengan tema olahraga dan juga travelling.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Harris