Geografi

Batuan Sedimen: Mengenal Proses Pembentukan, Tekstur, dan Jenisnya

Batuan Sedimen
Written by Mochamad Harris

Batuan Sedimen – Batuan sedimen merupakan suatu batuan yang terbentuk dari hasil pemadatan pada endapan berupa bahan lepas. Batuan sedimen juga dapat terbentuk dari konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang kemudian terangkut ke lokasi pengendapan oleh angin, air, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah.

Selain terbentuk dari konsolidasi sedimen, batuan sedimen juga dapat terbentuk karena adanya penguapan larutan kalsium karbonat, garam, silika, serta berbagai material lainnya.

Batuan Sedimen

Unsplash.com

Batuan sedimen tersebar meluas di permukaan bumi. Meski ketebalan batuan sedimen sesungguhnya relatif tipis yaitu sekitar 0 hingga 13 kilometer dan hanya 2,2 kilometer yang kemudian akan tersingkap di bagian benua. Batuan sedimen juga merupakan tutupan kecil dari kerak bumi, yang hanya sekitar 5% dari seluruh batuan-batuan ini terdapat di kerak bumi.

Proses terabrasi atau pecahnya batuan hingga mengendap menjadi batuan sedimen sendiri dapat melalui beberapa cara yaitu dengan diendapkan di suatu tempat atau melalui proses sedimentasi mekanik, dengan diuapkan yang menyebabkan konsentrasi serta pengendapan dari larutan-larutan yang telah jenuh atau proses sedimentasi kimiawi, proses-proses biokimia serta proses biomekanik (proses sedimentasi organik), juga dapat terbentuk secara primer dari magma atau melalui proses sedimentasi vulkanik.

Tentang Batuan Sedimen

Banyak sekali jenis batuan yang terdapat di sekitar kita. Salah satu jenis batuan ialah batuan sedimen. selain itu terdapat juga jenis batuan beku serta batuan metamorf. Batuan sedimen sebagai salah satu jenis batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan dalam bentuk bahan lepas.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari endapan berbagai bahan yang terbawa oleh angin atau air. Selain itu terdapat pengertian lain mengenai batuan sedimen yaitu batuan yang terbentuk karena adanya proses litifikasi atau proses pembatuan dari hasil proses pelapukan serta erosi tanah yang telah terbawa arus dan kemudian mengendap.

Seorang ahli, Hutton pada tahun 1875 menyatakan bahwasannya batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai suatu material lepas, yang kemudian terangkut ke lokasi pengendapan oleh es, air dan, angin, serta longsoran gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor.

Selain terbentuk dari demikian, batuan sedimen yang terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan juga material- material lainnya. Selain itu tahukah kamu bahwasannya batuan sedimen ternyata memiliki jumlah yang sangat banyak serta tersebar di permukaan bumi di dunia ini?

Bahkan menurut Tucker pada tahun 1991, bahwa 70% batuan yang terdapat di seluruh permukaan bumi merupakan bagian dari jenis batuan sedimen. Namun batuan itu hanya sebesar 2% dari volume seluruh kerak bumi. Hal ini kemudian menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar dengan sangat luas namun ketebalannya berbentuk relatif.

Kerak bumi sendiri tersusun dari berbagai macam material, tak hanya batuan saja namun juga lapisan- lapisan tanah, pasir, dan lainnya. Dan batuan ini termasuk ke dalam elemen yang menyusun komposisi kerak bumi.

Proses Terbentuknya Batuan Sedimen

Batuan sedimen sebelum terbentuk mengalami proses pemadatan serta pengompakan dari bahan lepas atau endapan hingga akhirnya menjadi batuan sedimen yang utuh. Proses ini kemudian dinamakan juga sebagai diagenesa.

Proses diagenesa sendiri dapat terjadi pada tekanan serta suhu atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari sedimen mengalami penguburan hingga akhirnya terangkat dan tersingkap kembali di atas permukaan lapisan atmosfer bumi.

Berdasarkan hal ini maka terdapat 3 macam diagnesa.

1. Diagnesa Eogenik

Diagnesa ini sebagai diagnesa awal yang kemudian terjadi pada sedimen di bawah permukaan air.

2. Diagnesa Mesogenik

Diagnesa ini merupakan diagnesa yang terjadi pada waktu sedimen mengalami penguburan yang semakin dalam.

3. Diagnesa Telogenik

Merupakan diagnesa yang terjadi saat batuan sedimen kemudian tersingkap kembali ke permukaan bumi yang diakibatkan oleh pengangkatan serta erosi.

Itulah berbagai macam diagnesa yang terjadi pada batuan sedimen. Karena jenisnya yang beragam maka derajat kekompakan batuan sedimen ini kemudian terdiri dari berbagai macam serta bervariasi.

Berbagai macam kekompakan dari batuan ini diantaranya Bahan lepas atau loose materials, yaitu yang masih berupa endapan ataupun sedimen. Pada tingkatan ini konsolidasi material kemudian terjadi pada kondisi kering. Namun hal ini juga akan terurai jika dimasukkan ke dalam air.

Tekstur Batuan Sedimen

Batuan sedimen memiliki tekstur yang bermacam- macam. Batuan sedimen ini juga dapat bertekstur klastika ataupun tekstur non- klastika. Namun jika batuannya sudah sangat kompak dan telah terjadi rekristalisasi atau pengkristalan kembali, maka batuan sedimen juga memiliki tekstur kristalan.

Batuan sedimen dengan tekstur kristalin ini umumnya terjadi pada jenis batu gamping serta batuan sedimen yang kaya akan silika yang sangat kompak dan keras. Demikian beberapa informasi mengenai batuan sedimen yang banyak terdapat di sekitar kita.

Sebagai batuan yang banyak terdapat di sekitar kita, batuan sedimen ini memiliki banyak sekali kegunaan, terutama untuk bahan bagunan atau sebagai medium penghias rumah dan gedung- gedung saat. Demikianlah informasi mengenai batuan sedimen yang dapat kita pelajar sehingga kamu kemudian dapat membedakan suatu jenis batuan dengan batuan-batuan lainnya.

Batuan Sedimen

paulipu.com

Jenis-Jenis Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku serta berbagai zat padat lainnya yang kemudian mengalami erosi di suatu tempat tertentu serta akhirnya mengendap menjadi keras. Batuan sedimen ini umumnya juga memiliki bentuk yang berlapis- lapis secara mendatar.

Tahukah kamu bahwa jenis batuan sedimen ini masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis? Jenis- jenis dari batuan sedimen kemudian akan diklasifikasikan menurut beberapa kategori. Banyak ahli yang mengkategorikan atau mengklasifikasikan jenis dengan jumlah yang berbeda- beda. Lalu, apa saja jenis-jenis dari batuan sedimen ini?

Batuan Sedimen Menurut Pettijohn (1975), O’Dunn dan Sill (1986)

Pettijohn pada tahun 1975 serta O’Dunn dan Sill pada tahun 1986 membagi batuan batuan sedimen berdasarkan kepada teksturnya yang terbagi lagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika serta batuan sedimen non-klastika:

  • Batuan sedimen klastika atau disebut juga dengan batuan sedimen detritus, mekanik, eksogen yang juga merupakan batuan sedimen yang terdiri atas klastika-klastika atau hancuran batuan yang mengendap secara alami maupun mekanik oleh gaya beratnya sendiri.
    Batuan jenis ini kemudian terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan yang sudah ada sebelumnya. Proses pengerjaan kembali yang terjadi sebagai pembentukan batuan ini sendiri meliputi erosi, transportasi, pelapukan, dan juga redeposisi atau pengendapan kembali.
  • Batuan sedimen non-klastika kemudian merupakan jenis kelompok batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan atau pengendapan material yang berada di tempat tersebut.
    Proses pembentukan batuan ini juga dapat terjadi dengan proses kimiawi, biologi juga organik, ataupun kombinasi antara keduanya, yakni kombinasi antara kimiawi, organik dan biologi. Proses yang merupakan kombinasi dari keduanya ini disebut juga dengan proses biokimia.

Batuan Sedimen Menurut Sanders tahun 1981 dan Tucker 1991

Menurut Sanders pada tahun 1981 dan Tucker pada tahun 1991 kemudian mengklasifikasikan atau membagi batuan sedimen ini menjadi empat kategori yakni:

  • Batuan sedimen detritus atau klastika Batuan sedimen kimia sebagai batuan sedimen yang terbentuk melalui suatu reaksi kimia, seperti presitasi, evaporasi, dan juga konsentrasi. Contoh dari batuan sedimen kimia ini diantaranya adalah batu garam, batu gypsum, stalaktit, dan juga stalagmit.
  • Batuan sedimen organik – Batuan sedimen organik atau dikenal juga sebagai batuan sedimen asal jasad. Batuan sedimen organik sendiri merupakan batuan sedimen yang berasal dari sisa- sisa jasad hidup atau dibuat oleh suatu jasad hidup. Golongan batuan jenis ini kemudian dapat dipecah menjadi dua jenis yaitu sedimen biomekanik dan juga sedimen biokimia.
    Sedimen biomekanik merupakan suatu endapan dari sisa- sisa bagian tubuh jasad hidup yang mengendap secara alami karena beratnya sendiri, misalnya pada batu gamping, batu kerang, batu numilites, dan juga batugamping berlapis. Sementara batuan sedimen biokimia merupakan jenis batuan yang terjadi karena pengendapan unsur gamping serta silisium dengan batuan makhluk hidup.
Batuan Sedimen

Kompas.com

Batuan Sedimen Menurut Graha (1987)

Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang pada umumnya bertekstur non klasika. Graha pada 1987 juga membagi batuan sedimen ini menjadi empat kelompok juga, yaitu diantaranya:

  • Batuan sedimen detritus atau klastika, mekanis
  • Batuan sedimen batubara atau organic dan tumbuh- tumbuhan
  • Batuan sedimen silika,
  • Batuan sedimen karbonat

Khusus untuk jenis batuan ini dan juga batuan sedimen silika ini kemudian merupakan batuan sedimen klastika maupun batuan sedimen non- klastika. Kemudian jika didasarkan pada komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika atau bertekstur klastika, kemudian dapat dibagi lagi menjadi tiga macam, yaitu:

  • Batuan sedimen silisiklastika. Batuan jenis ini sebagai jenis batuan sedimen klastika yang mineral penyusun utamanya berupa feldspar dan kuarsa.
  • Kemudian terdapat juga batuan sedimen klastika gunung api. Batuan sedimen gunung api sebagai salah satu jenis batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunung api, seperti kaca, kristal, dan atau litik.
  • Batuan sedimen klastika karbonat atau dikenal juga sebagai batugamping Batuan jenis ini sebagai batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).

Demikian jenis-jenis batuan sedimen klastika menurut komposisi penyusun utamanya.

Rekomendasi Buku Terkait

1. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcGIS

Batuan Sedimen

Aplikasi ArcGIS didesain secara khusus untuk para praktisi dan profesional yang bergerak dalam bidang analisis keruangan. Mengapa menggunakan ArcGIS? Karena ArcGIS menggunakan data vektor, sehingga lebih mudah dibandingkan perangkat lunak GIS lainnya, yang pada umumnya menggunakan data raster.

Selain itu, ArcGIS sudah terintegrasi dengan beberapa perangkat lunak pengolah data seperti Excel dan dBase, sehingga dapat menampilkan informasi yang lebih lengkap.Buku ini akan mengajarkan Anda berbagai teknik penggunaan aplikasi ArcGIS untuk kebutuhan analisis keruangan dan kewilayahan.

Pembahasan materi disajikan secara sistematis agar pembaca lebih mudah mempelajarinya. Dengan membaca dan mengikuti latihan-latihan pada buku ini, para pembaca akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, sekaligus kemampuan untuk mengaplikasikan ArcGIS.

Lebih jauh, isi dalam buku membahas:- Sekilas mengenal ArcGIS- Mengolah gambar dengan ArcGIS- Management database pada ArcGIS- Pembuatan layout menggunakan ArcGIS- Menggambar peta dengan ArcGIS- Latihan digitasi peta dengan ArcGIS.

2. Kartu Pintar Geografi

Batuan Sedimen

Kartu Pintar Geografi ini berisi tentang 52 negara, ibu kota dan informasi penting, serta tempat menarik tiap Negara.

Kartu ini cocok untuk anak usia 3 tahun ke atas dan berfungsi untuk merangsang aktivitas dan memperkaya pengetahuan umum mereka.

Bagian depan kartu adalah bagian yang memuat bendera tiap-tiap Negara yang mewakili masing-masing benua. Dilengkapi dengan penjelasan singkat tentang Negara yang bersangkutan pada bagian belakang masing-masing kartu, kartu ini menjadi lebih informatif.

Kartu pintar ini dilengkapi dengan bonus peta dunia agar sudut pandang anak menjadi lebih luas.

3. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Edisi Revisi

Batuan Sedimen

Karena kebutuhan yang bersifat komprehensif, tidak mudah untuk memisahkan aspek spasial dengan properties-nya. Demikian pula dengan aplikasi yang mengelolanya. Kecenderungannya adalah aplikasi yang dapat mengelola basis data spasial juga dapat menangani basis data atribut.

Sebagai contoh, perangkat SIG dapat membaca, memanggil, dan memanipulasi basis data spasial yang disimpan di dalam DBMS. Sementara itu, basis data spasial yang sama juga dapat di-join dengan tabel atribut dan kemudian dikenakan query oleh DBMS yang bersangkutan melalui fasilitas SQL atau bahasa script lainnya.

Inilah lingkungan di mana SIG berada. Penggunaan aplikasi SIG tentu saja makin luas. Hal ini sangat didukung oleh hadirnya beberapa komponen perangkat lunak, extension. atau framework yang berasal dari pihak ketiga. Dengan komponen ini, tentu saja setiap pengguna yang terampil dapat membuat sendiri aplikasi yang berfungsi untuk membaca, menampilkan, meng-query, dan memanipulasi basis data spasialnya.

Meskipun demikian, SIG bukanlah pemrograman aplikasi semata. Pemrograman merupakan bagian kecil dari sejumlah aktivitas pengembangan dalam rangka membuat solusi spasial yang dibutuhkan. Bahkan dalam requirement lain. pengguna bisa saja memanfaatkan perangkat Lunak SIG tanpa pemrograman sama sekali. Pemahaman mengenai konsep-konsep (spasial) yang berada di belakangnya jauh lebih bermakna, dalam kaitan inilah hadir buku ini.

Demikian ulasan mengenai batuan sedimen. Jika Grameds membutuhkan buku-buku terkait ilmu geografi, kamu bisa mendapatkannya dengan mengunjungi Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

Senjata Tradisional Sulawesi dan Kegunaannya

About the author

Mochamad Harris

Menulis artikel merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik saya untuk dapat mengetahui berbagai macam hal serta informasi terupdate yang sedang terjadi pada saat ini. Saya suka dengan tema olahraga dan juga travelling.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Harris