Blog Sains dan Teknologi

Hujan Meteor dan Daftar Fenomena Alam di Sepanjang 2020

Written by M. Harris

gramedia.com – Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruhnya. Gerhana matahari sendiri tidak terjadi di setiap fase bulan baru, karena orbit bulan memiliki kemiringan 5° terhadap bidang ekliptika (bidang orbit bumi mengelilingi matahari) sehingga posisi bulan sering kali tidak satu bidang dengan bumi dan matahari. Gerhana hanya terjadi jika bulan cukup dekat dengan bidang ekliptika pada saat yang bersamaan dengan bulan baru. Kedua peristiwa ini terjadi dengan jadwal berbeda, bulan baru terjadi sekali setiap 29,53 hari (bulan iqtirani atau sinodis) sedangkan bulan melintasi ekliptika dua kali setiap 27,21 hari (bulan drakonis). Karena itu, gerhana matahari maupun bulan hanya terjadi pada saat kedua peristiwanya berdekatan, yaitu pada “musim gerhana”.

 

Istilah gerhana sentral sering digunakaan sebagai istilah yang meliputi gerhana total, cincin, maupun campuran, karena umumnya dalam gerhana-gerhana tersebut garis yang menghubungkan titik pusat (“sentral”) matahari dan bulan menyentuh permukaan bumi. Gerhana sentral diawali dan diakhiri oleh gerhana sebagian, dan peralihan fase-fase ini disebut titik-titik “kontak”, yaitu:

  • Kontak pertama: saat tepi depan bulan (tepi barat) terlihat tepat “menyentuh” tepi timur matahari untuk pertama kalinya. Setelah kontak pertama, bulan mulai bergerak menutupi matahari dan memulai gerhana sebagian.
  • Kontak kedua: saat tepi belakang bulan (tepi timur) menyentuh tepi timur matahari, sehingga memulai gerhana matahari sentral (total atau cincin).
  • Kontak ketiga: saat tepi depan bulan (barat) meninggalkan tepi barat matahari, mengakhiri gerhana matahari sentral dan kembalinya gerhana sebagian.
  • Kontak keempat: saat tepi belakang bulan (timur) meninggalkan tepi barat matahari, sehingga bulan sama sekali tidak lagi menutupi matahari dan gerhana berakhir.

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyebut mulai tahun 2020 hingga 2100 ada 13 fenomena gerhana matahari yang akan terjadi di Indonesia. Berkut ini empat jenis gerhana matahari yang perlu kamu ketahui, diantaranya:

  • Gerhana matahari total, yaitu ketika bulan menutupi seluruh matahari sehingga korona (yang menyelubungi matahari dan biasanya jauh lebih redup daripada matahari) menjadi terlihat. Pada peristiwa gerhana total, gerhana total hanya tampak di sebuah “jalur” kecil di permukaan bumi.
  • Gerhana matahari cincin, yaitu ketika bulan berada tepat di tengah-tengah matahari dan bumi, tetapi ukuran tampaknya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran tampak matahari. Alhasil, pinggiran matahari terlihat sebagai cincin yang sangat terang dan mengelilingi bulan yang tampak sebagai bundaran gela
  • Gerhana matahari campuran atau hibrida antara gerhana total dan gerhana cincin. Di sebagian permukaan bumi terlihat gerhana total, sedangan di titik lain terlihat gerhana cincin. Gerhana campuran seperti ini cukup langka.
  • Gerhana matahari sebagian terjadi ketika bulan berada tidak tepat di tengah-tengah garis antara matahari dan bumi, sehingga hanya menutupi sebagian matahari. Fenomena ini biasanya terlihat di banyak titik di luar jalur gerhana total atau cincin. Kadang, yang terlihat di bumi hanyalah gerhana sebagian karena umbra (bayangan yang menyebabkan gerhana total) tidak berpotongan dengan bumi dan hanya melewati daerah di atas kawasan kutub.

Selain gerhana matahari, masyarakat di seluruh dunia akan disajikan berbagai fenomena alam yang menghiasi langit di sepanjang 2020. Mulai dari penampakan Venus, hingga hujan meteor. Hujan meteor merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Meteor ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteoroid, yang kemudian memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.

Ukuran meteor umumnya hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya. Meteor Data Centre mencatat sekitar 600 kasus dugaan hujan meteor, dan sekitar 100 sudah dibuktikan. Berikut ini rincian fenomena alam yang bisa dilihat dari Indonesia. Namun, waktu pengamatan berikut disesuaikan dengan lokasi Jakarta menggunakan zona waktu Indonesia Barat Grameds. Apa sajakah itu? Simak lengkapnya berikut ini!

 

4 JANUARI 2020 : HUJAN METEOR QUADRANTID

Bombardir hujan meteor Quadrantid menandakan fenomena alam angkasa pertama di Indonesia pada 2020, tepatnya pada 4 Januari. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan hujan meteor terjadi karena bumi berpapasan dengan benda angkasa yang lewat dan debu batuan yang terbawa masuk ke dalam atmosfer bumi. Pertemuan ini mengakibatkan sebuah gesekan antara atmosfer Bumi dengan meteoroid yang datang dari luar atmosfer Bumi. Benda angkasa ini berpapasan dengan Bumi karena ia juga mengorbit ke Matahari. Benda angkasa ini habis terbakar dengan panas 1.650 derajat celsius saat memasuki atmosfer. Proses pembakaran ini yang dilihat mata manusia sebagai meteor jatuh. “Gesekan ini mengakibatkan panas yang menghancurkan meteoroid tersebut dan menghasilkan panas dan cahaya yang muncul dalam bentuk lintasan di langit. Biasanya peristiwa terbakarnya meteoroid ini berlangsung pada ketinggian 70-100 km dari permukaan Bumi. Apakah kamu satu diantara yang menyaksikan fenomena ini di awal tahun lalu Grameds?

 

10 JANUARI 2020 : GERHANA BULAN

Akan ada empat gerhana bulan yang terjadi sepanjang tahun 2020. Gerhana ini terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan berada dalam posisi hampir sejajar dan Bulan sembunyi di balik bayangan Bumi. Kapan keempat gerhana bulan tersebut menyambangi Bumi? Ini jadwal dan wilayah yang bisa mengamati Grameds:

  • Gerhana Bulan Serigala, 10 Januari 2020. Gerhana ini bisa diamati di Asia, Australia, Eropa dan Afrika.
  • Gerhana Bulan Stroberi, 5 Juni 2020. Gerhana ini bisa diamati di Asia, Afrika dan Australia.
  • Gerhana Bulan Petir, 5 Juli 2020. Gerhana ini bisa dilihat di Amerika Selatan, Amerika Utara dan Afrika.
  • Gerhana Bulan Frosty, 29-30 November 2020. Gerhana ini bisa dilihat di Amerika Selatan, Amerika Utara, Asia Timur dan Australia.

 

18 FEBRUARI 2020 : MARS BERSEMBUNYI DIBELAKANG BULAN

Sebagai peristiwa langit yang tidak biasa ini. Bulan akan meluncur di depan Mars. Dalam waktu yang sama, orbit Bulan dan Mars bergerak mendekati titik paling dekat dengan Bumi. Di Jakarta sendiri, peristiwa ini akan terlihat di langit pada pukul 01.55 WIB – 05.46 WIB. Apakah kamu satu diantara yang menyaksikan fenomena ini Grameds?

 

9 MARET 2020 : SUPERMOON

Supermoon adalah fenomena bulan purnama yang membuat satelit Bumi tersebut terlihat sangat besar, dekat dan terang. Jika ingin melihat ukuran Bulan membesar dengan dramatis, lihat ke arah timur saat bulan terbit atau ke arah barat saat bulan terbenam. Ada tiga supermoon yang akan terjadi pada tahun 2020 yaitu Super Worm Moon (9 Maret 2020), Super Pink Moon (8 April 2020) dan Super Flower Moon (7 Mei 2020).

 

MARET 2020: BINTANG KEJORA BERSINAR TERANG

Pada bulan Maret 2020, kamu bisa menyaksikan planet Venus yang sering disebut bintang kejora menampakkan sinar terangnya. Fenomena antariksa ini akan terlihat jelas terutama di waktu tengah malam hingga dini hari. Salah satu tandanya yaitu, kerlip bintang berwarna putih cerah yang berada di tengah-tengah konstelasi bintang-bintang Pleiades, Grameds!

 

APRIL 2020 : PENAMPAKAN PLANET VENUS DARI BUMI

Pada awal April 2020 nanti, Venus akan menampakkan diri di langit Bumi. Fenomena ini seperti yang telah terjadi pada April 2012 lalu dan akan terjadi lagi pada awal April 2028 mendatang. Dengan teleskop, bulan sabit Venus akan menjadi pemandangan bagi masyarakat dengan menampilkan warna putih keemasan. Planet Venus dapat dilihat pada pukul 18.08 WIB hingga 20.40 WIB Grameds.

 

7 APRIL 2020: SUPERMOON

Fenomena supermooon sempat muncul di tahun 2019 dan dapat disaksikan dengan sangat baik di berbagai tempat di dunia. Ternyata, fenomena langit ini akan muncul kembali di tahun 2020 antara bulan Februari hingga Maret. Namun, para ahli astronomi sendiri menyebut bahwa puncak supermoon akan terjadi pada tanggal 7 April 2020, sebagai waktu di mana Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi di tahun 2020. Bulan akan berjarak sekitar 356,9 kilometer dari Bumi. Titik terdekat Bulan Purnama dengan Bumi akan menghasilkan serangkaian besar pasang surut laut tinggi dan rendah. Meski demikian sayangnya Fenomena alam ini tak akan terlihat dari Jakarta Grameds.

21 APRIL 2020 : HUJAN METEOR

Tahun 2019 bukan tahun yang bagus untuk mengamati hujan meteor. Pasalnya sinar Bulan terlalu terang untuk bisa mengamati fenomena langit lainnya. Tapi di tahun 2020 sepertinya akan lebih menjanjikan karena Bulan akan menyingkir saat hujan-hujan meteor ini terjadi. Tiga hujan meteor yang paling menjanjikan untuk diamati di tahun 2020 adalah:

  • Hujan meteor Lyrid, 21-22 April 2020
  • Hujan meteor Leonid, 16-17 April 2020
  • Hujan meteor Geminid, 13-14 Desember 2020

 

21 JUNI 2020: GERHANA MATAHARI CINCIN

Fenomena langit lainnya yang terjadi setiap tahun yaitu fenomena gerhana matahari cincin. Pada 26 Desember 2019 lalu sebagai momen terakhir terjadinya peristiwa gerhana matahari cincin dan disebut-sebut akan muncul kembali padal 21 Juni 2020 mendatang. Sayangnya, Indonesia diprediksi takkan dapat menyaksikannya dan hanya beberapa negara tertentu saja yang dapat melihat peristiwa ini. Gerhana matahari pertama di 2020 akan terlihat dari beberapa bagian Afrika, Arab, Pakistan, India utara, Cina selatan, Taiwan, Laut Filipina dan Samudra Pasifik. Meski demikian penduduk di Asia, Afrika, dan Australia Utara tetap dapat menyaksikan Gerhana Matahari sebagian yang terjadi karena Bulan akan lewat di depan Matahari, namun ukuran Bulan tidak akan menutupi Matahari. Akibatnya, Cincin Cahaya Matahari yang sangat tipis akan bersinar di sekitar bayangan Bulan Grameds.

 

21 JULI 2020  PENAMPAKAN PLANET SARTUNUS

Karena Bumi merupakan planet di sisi dalam, tiap satu hari dalam setahun planet kita berada di antara Matahari dan planet sisi luar lainnya. Fenomena ini dinamakan oposisi. Pada hari itu, planet sisi luar tersebut akan terlihat sangat cerah dari Bumi dan bisa dilihat menggunakan teleskop. Di tahun 2020, Planet Saturnus dan Planet Jupiter akan berada di oposisi dengan Bumi, pada minggu yang sama. Oposisi Plnet Jupiter akan terjadi pada 14 Juli 2020 mendatang. Sedangkan oposisi Saturnus akan terjadi pada 20 Juli 2020, jadi siapkan teleskop kalian ya. Waktu terbaik untuk mengamati Planet Saturnus dari Bumi, dalam hal ini Jakarta adalah pukul 18.30 WIB hingga 05.25 WIB Grameds.

 

12 AGUSTUS 2020 : HUJAN METEOR PERSEID

Hujan meteor perseid yang terjadi di tahun 2019 disebut sebagai salah satu peristiwa hujan meteor terhebat dalam sejarah. Fenomena langit ini disebut-sebut akan kembali muncul tepatnya tanggal 12 Agustus 2020 dengan tampilan yang jauh lebih baik dan lebih hebat. Salah satu daya tariknya berupa suguhan 100 meteor per jam dengan jejak-jejak cahaya terang berkilauan di angkasa. Amati sebelum 00.16 WIB hingga 05.40 WIB Grameds.

 

OKTOBER 2020 : PENAMPAKAN PLANET MARS

Seperti pada 2018, 2020 menjadi tahun yang baik bagi Planet Mars. Planet Merak akan berada di sisi berlawanan dengan Matahari pada 13 Oktober 2020. Mars akan terlihat lebih terang dibandingkan Planet Jupiter. Dari Jakarta, Planet Mars akan terlihat pada pukul 19.12 WIB. Tingginya tingkat kecerahan Planet Mars pada 29 September 2020 dan 28 Oktober 2020 akan menggantikan Jupiter sebagai planet paling terang kedua. Planet Mars akan menjadi objek paling terang ketiga di langit malam hari setelah Bulan dan Planet Venus Grameds.

 

31 OKTOBER 2020: FENOMENA BULAN BIRU

Malam Halloween 31 Oktober 2020 akan terasa berbeda dengan munculnya fenomena langit berupa bulan biru (blue moon). Peristiwa ini muncul karena posisi bulan yang berada di titik yang bersebrangan dengan bumi. Alhasil, matahari menimbulkan ilusi biru pada permukaan bulan yang memicu fenomena ini Grameds.

 

16-17 NOVEMBER 2020: HUJAN METEOR LEONID

Hujan meteor Leonid pada puncaknya akan menampilkan 15 meteor per jam dengan kondisi langit tanpa terang Bulan yang berlebihan dan tanpa banyaknya awan. Hujan meteor bisa diamati pada pukul 00.23 WIB hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05.04 WIB, Edufrends.

 

13-14 DESEMBER 2020: HUJAN METEOR GEMINID

Puncak Hujan Meteor Geminid akan terjadi pada 14 Desember 2020. Pada 14 Desember ini langit bumi akan dihujani 60 hingga 120 meteor per jam. Berbeda dengan 2019 ketika Bulan Purnama menjadi objek yang terang sehingga mengganggu visibilitas meteor. Kali ini langit akan cerah sehingga meteor dapat terlihat dengan lebih jelas. Hujan meteor akan terlihat di Jakarta pada pukul 19.59 WIB dan tetap dapat dinikmati hingga pukul 05.09 WIB Grameds.

 

14 DESEMBER 2020: GERHANA MATAHARI TOTAL

Salah satu fenomena alam paling mengagumkan, gerhana matahari total, akan menghiasi langit pada 14 Desember 2020. Berbeda dengan Gerhana Matahari jenis Cincin, Fenomena ini terjadi ketika Bumi, Bulan dan Matahari berada di posisi sejajar dan Bulan berhasil menutupi seluruh bagian Matahari. Sayangnya, gerhana Matahari ini hanya akan terlihat di beberapa negara saja, yaitu Amerika Selatan yaitu Argentina dan Chile. Beberapa wilayah di negara ini bahkan bisa menikmati momen kegelapan selama 2 menit 9 detik Grameds.

 

21 DESEMBER 2020 – GREAT SOLSTICE APPULSE

Fenomena ini merupakan fenomena yang sangat langka, karena belum pernah terjadi lagi sejak tahun 2000 silam, dan baru terjadi lagi pada tahun 2040. Di 21 Desember 2020 nanti Planet Saturnus dan Planet Jupiter akan berada di posisi yang sangat dekat (hanya terpisah 0.06º) saja setelah terbenam. Astronomer bahkan menyebut fenomena ini sebagai ‘appulse’ dan sebenarnya hanya masalah perspektif belaka. Planet Jupiter dan Planet Saturnus mungkin saling berjarak ratusan juta kilometer, tapi dari Bumi, planet-planet raksasa ini terlihat seperti menyatu Grameds.

 

EDUTORE

Gramedia mengembangkan platform edukasi bernama Edutore. Pada platform ini kamu bisa mengakses banyak buku latihan soal seperti yang ada di gramedia dengan cara berlangganan. Edutore memiliki sloggan “Semua Bisa Pintar” dan itu pula yang menjadi cita-cita Edutore. Sehingga Edutore bisa berperan serta dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia. Di Channel Youtube Edutore dibahas bermacam-macam mulai dari pengetahuan umum yang unik seperti “Kenapa lampu rem berwarna merah”, belajar bahasa inggris bersama captain J, sampai dengan belajar bareng edutore yang berisi pembahasan soal seperti soal CPNS sinonim, antonim, dan lainnya. Cek langsung akun youtubenya, klik disini.

Demikian info, mana fenomena langit yang paling kamu nantikan kehadirannya Grameds?

Sumber: dari berbagai sumber

About the author

M. Harris

Biasanya saya menulis terkait dengan situasi terupdate dengan melakukan riset dahulu agar dapat menginformasikan kepada pembaca dengan tulisan yang menarik. Sepakbola, kuliner, dan film merupakan beberapa tema yang saya sukai.

Kontak media sosial Twitter saya M. Harris