Kesehatan

Jenis-Jenis Kelainan Pada Tulang dan Cara Pencegahannya

Macam-Macam Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai
Written by Adinda Rizki

Jenis-Jenis Kelainan Pada Tulang – Sahabat Grameds, tubuh manusia tersusun dari 206 tulang yang tersebar dari ujung kaki hingga kepala. Tulang-tulang ini yang membuat tubuh manusia kuat untuk berdiri, serta melakukan berbagai aktivitas.

Dikarenakan fungsi tulang begitu penting bagi manusia, sudah semestinya kita menjaga dan melindunginya agar tetap sehat. Jangan sampai, tulang kita terserang penyakit yang membuat fungsinya menjadi menurun.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kelainan tulang, mulai dari gaya hidup yang kurang sehat, kekurangan nutrisi, khususnya kalsium dan vitamin D, cedera atau patah tulang, hingga kelainan genetik.

Aktivitas dan kesehatan dari seseorang yang memiliki kelainan tulang tentunya akan terganggu. Hal ini dikarenakan tulang merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh yang memiliki banyak fungsi, mulai dari menopang bentuk dan postur tubuh, menunjang pergerakan tubuh, menyimpan mineral, menghasilkan sel darah, hingga melindungi organ di dalam tubuh.

Apa pun penyebabnya, kelainan tulang bukanlah hal yang bisa disepelekan. Oleh karena itu, kita perlu mengenali beragam jenis kelainan tulang beserta gejalanya. Mari kita simak bersama penjelasan berikut.

Jenis-Jenis Kelainan Tulang

Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit atau kelainan tulang yang umum terjadi.

1. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan kondisi yang terjadi ketika pembentukan jaringan tulang baru tidak dapat mengimbangi penghancuran jaringan tulang lama yang telah rusak. Hal ini akan membuat tulang menjadi lemah dan rapuh. Bagian tulang yang rentan mengalami kerusakan akibat osteoporosis adalah tulang belakang, pergelangan tangan, dan pinggul.

Kelainan tulang yang satu ini lebih umum terjadi pada lansia dan wanita. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kekurangan kalsium, penggunaan kortikosteroid (obat yang mengandung hormon steroid sintesis) dalam jangka waktu panjang, atau gangguan hormon.

Osteoporosis umumnya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Inilah yang menyebabkan penyakit ini juga dikenal sebagai silent disease (penyakit sunyi), karena tidak ada gejala apa pun. Namun, seiring semakin beratnya kerusakan tulang yang terjadi, penderita osteoporosis dapat mengalami gejala berupa nyeri tulang atau punggung, perubahan postur tubuh, tulang mudah patah, hingga berkurangnya tinggi badan.

Osteoporosis dibagi menjadi dua jenis, yaitu osteoporosis primer dan anak. Osteoporosis primer menyerang wanita setelah menopause (disebut osteoporosis pasca menopause), yaitu berhentinya siklus menstruasi secara biologis yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan, serta menyerang laki-laki (disebut osteoporosis senilis) usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

Adapun osteoporosis anak disebut dengan juvenile idiopathic osteoporosis (osteoporosis juvenil). Osteoporosis jenis ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu osteoporosis juvenil primer yang tidak diketahui penyebabnya dan osteoporosis juvenil sekunder yang terjadi karena penyakit lain, misalnya osteogenesis imperfekta, artritis, dan rakitis.

2. Rakitis

Rakitis adalah suatu kondisi pelunakan yang memengaruhi perkembangan tulang pada anak-anak. Sementara itu, rakitis pada orang dewasa dikenal dengan istilah osteomalacia atau pelunakan tulang. Kelainan ini dapat menyebabkan tulang menjadi lunak dan lemah, sehingga membuat penderitanya berisiko tinggi mengalami kelainan bentuk tulang dan patah tulang.

Penyebab utama dari rakitis dan osteomalacia adalah kurangnya vitamin D yang berperan penting dalam proses penyerapan kalsium, yaitu zat pembentuk struktur tulang. Namun demikian, rakitis juga dapat terjadi akibat faktor keturunan.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa pegal-pegal, nyeri otot, kesemutan, dan nyeri tulang, terutama setelah melakukan banyak aktivitas fisik. Beberapa tanda dan gejala yang bisa muncul saat anak mengalami rakitis antara lain:

  • Nyeri di tulang belakang, tulang tungkai, dan tulang panggul;
  • Kelainan tulang, misalnya kaki bengkok, kaki X, kaki O, atau skoliosis;
  • Tubuh yang pendek akibat pertumbuhan tinggi badan yang terhambat;
  • Mudah mengalami patah tulang akibat tulang yang rapuh;
  • Kelainan gigi, seperti pertumbuhan gigi lebih lambat dan gigi mudah berlubang.

Pada beberapa kasus, anak penderita rakitis juga mengalami hipokalsemia (kekurangan kadar kalsium dalam darah). Kondisi tersebut membuat gejala rakitis semakin memburuk, serta menyebabkan kram otot dan kesemutan di tungkai.

Selain itu, rakitis juga lebih berisiko terjadi pada anak-anak yang memiliki kondisi antara lain:

  • Berkulit gelap;
  • Terlahir prematur;
  • Tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif;
  • Tinggal di daerah yang kurang sinar matahari;
  • Terpapar obat-obatan, seperti obat antikejang dan antivirus.

3. Osteomielitis (Infeksi Tulang)

Osteomielitis adalah peradangan tulang yang umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh lewat luka atau penyebaran infeksi lewat darah. Kelainan tulang ini sering terjadi pada orang yang mengalami cedera atau patah tulang terbuka, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, atau menggunakan alat bantu prostetik di tulang atau sendi.

Osteomielitis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri dan pembengkakan tulang, bagian di sekitar tulang yang meradang terasa hangat saat disentuh, demam, serta tubuh terasa lemas. Kelainan tersebut pada anak-anak umumnya ditandai dengan demam, malaise, dan rasa nyeri di bagian yang terserang.

Osteomielitis dibagi menjadi dua jenis berdasarkan proses terjadinya infeksi, yaitu osteomielitis hematogen dan osteomielitis eksogen.

Pada osteomielitis hematogen, infeksi tulang terjadi sebagai akibat dari infeksi bagian tubuh lain yang disebarkan melalui darah. Penderita osteomielitis jenis ini biasanya mengalami demam, menggigil, infeksi saluran napas, infeksi saluran kemih, dan infeksi telinga atau kulit.

Adapun infeksi tulang pada osteomielitis eksogen disebabkan oleh seerangan mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh lewat luka. Osteomielisis jenis ini ditandai dengan rasa nyeri dan radang di bagian yang terserang, demam, serta pembesaran kelenjar getah bening. Salah satu contoh dari osteomielitis eksogen adalah osteomielitis karena luka tusuk di kaki, yang 90% dari keseluruhan kasusnya disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas aeruginosa di dalam dalam tubuh.

Jika tidak diobati dengan baik, osteomielitis dapat menyebabkan infeksi berat dan kematian jaringan tulang. Osteomielitis pada anak-anak yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang dan mengakibatkan tubuh anak menjadi pendek.

4. Tumor Tulang

Tumor tulang adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel tulang tumbuh secara tidak normal. Sel-sel tersebut kemudian membentuk suatu gumpalan jaringan yang disebut dengan tumor. Tumor tulang biasanya bersifat jinak, tetapi tetap bisa membuat jaringan tulang yang sehat di sekitarnya menjadi rusak dan lemah. Hal ini kemudian menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah.

Meski penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga sebagai pemicu tumbuhnya tumor tulang, yaitu kelainan genetik (keturunan), cedera tulang, dan paparan radiasi dalam intensitas yang tinggi, misalnya akibat radioterapi.

Pertumbuhan tumor tulang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tumor jinak (nonkanker) dan tumor ganas (kanker). Gejala kelainan ini perlu dikenali sejak dini agar cepat ditangani dan tidak menyebabkan kerusakan di bagian tubuh lain. Tanpa penanganan yang tepat, tumor ganas pada tulang dapat menimbulkan gangguan yang serius, bahkan kematian.

Salah satu gejala yang umum dirasakan pada penderita adalah nyeri yang konstan di area tumbuhnya tumor tulang. Rasa sakit ini cenderung bertambah parah ketika melakukan aktivitas yang berat, biasanya akan lebih terasa pada malam hari.

Selain nyeri, ada juga beberapa gejala tumor tulang lainnya yang dapat dialami antara lain:

  • Demam;
  • Selalu berkeringat, terutama pada malam hari;
  • Pembengkakan di sekitar area tumor;
  • Tulang mudah patah, meskipun karena cedera ringan.

5. Penyakit Paget

Penyakit paget merupakan gangguan pada proses regenerasi tulang. Penyakit ini dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan bengkok. Penyakit tersebut paling sering terjadi di tulang panggul, tulang tengkorak, tulang belakang, dan tulang tungkai.

Sel tulang yang normal selalu mengalami proses pergantian atau regenerasi. Tulang yang lama akan diserap oleh sel tulang yang dinamakan osteoklas, dan digantikan dengan sel tulang yang baru oleh sel osteoblas. Penyakit ini terjadi saat osteoklas lebih aktif daripada osteoblas, sehingga lebih banyak jaringan tulang yang diserap daripada yang dibentuk. Kondisi ini menyebabkan tulang tumbuh dengan bentuk yang tidak normal, lemah, dan rapuh.

Belum diketahui dengan pasti mengenai penyebab dari penyakit paget, tetapi para ahli menduga bahwa faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab tulang tumbuh terlalu cepat dan lemah. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini antara lain:

  • Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit paget;
  • Berusia 40 tahun ke atas;
  • Berjenis kelamin laki-laki;
  • Sering terpapar polusi dari lingkungan, seperti debu, udara, atau zat kimia.

Penyakit paget biasanya tidak menimbulkan gejala. Apabila timbul gejala, keluhan yang biasanya dialami oleh penderitanya adalah nyeri tulang atau sendi, pembesaran tulang, sakit kepala, gangguan pendengaran, serta kesulitan melakukan aktivitas tertentu, seperti berjalan atau duduk.

Penderita penyakit paget yang tidak merasakan gejala tidak membutuhkan pengobatan khusus, hanya pemantauan secara berkala. Namun, bila penyakit paget yang diderita aktif dan mengenai area yang berbahaya, seperti tulang tengkorak atau tulang belakang, dokter akan merekomendasikan beberapa penanganan antara lain:

Obat-Obatan

  • Bisfosfonat, untuk menghambat osteoklas yang terlalu aktif pada penderita penyakit paget;
  • Calcitonin, untuk mengatur kadar kalsium dan metabolisme tulang, yang diberikan jika penderita tidak cocok dengan obat bifosfonat;
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen atau diclofenac, untuk meredakan rasa nyeri.

Operasi

Jenis operasi yang dilakukan tergantung dari kelainan tulang yang dialami oleh penderita. Tujuan operasi bisa untuk membantu proses penyembuhan tulang retak, memperbaiki posisi tulang, mengurangi tekanan di saraf, atau mengganti sendi yang rusak.

Prosedur operasi yang dapat dilakukan oleh dokter ortopedi untuk menangani penyakit paget antara lain:

  • Fiksasi internal (operasi pasang pen), yaitu prosedur untuk menempatkan tulang di posisi yang seharusnya;
  • Osteotomi, yaitu prosedur operasi tulang yang dilakukan dengan cara mengangkat sel tulang yang rusak untuk meredakan rasa nyeri maupun memperbaiki posisi tulang dan sendi;
  • Penggantian sendi, yaitu prosedur untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi tiruan (prostesis) yang terbuat dari logam, plastik, atau keramik.

6. Osteogenesis imperfecta (Penyakit Tulang Rapuh)

Osteogenesis imperfecta (OI) adalah salah satu penyakit langka yang membuat tulang menjadi rapuh, lemah, dan mudah patah. Patah tulang tersebut bisa juga terjadi oleh cedera ringan atau terkadang tanpa sebab yang jelas.

Gejala lain yang bisa terjadi adalah adanya semburat biru di bagian putih mata, tinggi badan yang pendek, sendi kendur, gangguan pendengaran, mengalami masalah pernapasan, dan masalah gigi.

Penderita penyakit ini diperkirakan hanya ada sekitar 300.000 kasus di seluruh dunia. Umumnya, para penderita mengalaminya sejak lahir. Meski demikian, penyakit tulang yang langka itu sering kali baru terdeteksi saat kanak-kanak atau bahkan setelah dewasa.

7. Osteoarthritis (Penyakit Degeneratif Sendi)

Osteoarthritis (OA) adalah peradangan kronis yang terjadi di sendi akibat kerusakan tulang rawan. Osteoarthritis merupakan salah satu jenis arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi. Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak.

Penyakit ini bisa menyerang semua sendi, tetapi paling sering menyerang sendi di jari tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Gejala yang timbul saat mengalami osteoarthritis akan berkembang secara perlahan.

8. Skoliosis

Skoliosis adalah kondisi yang terjadi ketika tulang belakang melengkung, seperti huruf C atau S. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada anak-anak sebelum masa pubertas, yaitu sekitar usia 10–15 tahun.

Skoliosis yang terjadi biasanya ringan, tetapi dapat berkembang menjadi lebih parah seiring pertambahan usia, khususnya wanita. Namun, kelainan tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan jantung, paru-paru, atau kelemahan tungkai jika yang diderita adalah skoliosis tingkat parah.

9. Rheumatoid arthritis (Artritis reumatoid)

Rheumatoid arthritis adalah peradangan jangka panjang yang terjadi di sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang tubuh. Jika dibiarkan, radang sendi yang memburuk bisa menyebabkan gangguan fungsi sendi dan perubahan bentuk sendi tersebut.

Penyakit ini ditandai dengan bengkak, nyeri, dan kaku di sendi. Selain menyerang sendi, rheumatoid arthritis juga bisa menyerang organ lain, seperti kulit, pembuluh darah, paru-paru, mata, dan jantung. Penyakit itu juga lebih sering menyerang wanita, terutama yang berusia 30–50 tahun. Gejalanya terkadang mirip dengan penyakit lain, seperti polimialgia reumatik dan osteoarthritis.

Selain beberapa penyakit yang sudah dijelaskan di atas, sebenarnya masih ada lagi penyakit tulang yang harus kita ketahui lagi, yaitu infeksi tulang, kanker tulang, asam urat, osteonecrosis, dan osteopenia. Sama seperti yang lain, penyakit tersebut juga bisa memengaruhi fungsi tulang secara keseluruhan. Oleh karenanya, kita tidak boleh menganggap remeh penyakit-penyakit yang sudah disebutkan tadi.

Cara Mencegah Kelainan Tulang

Kelainan tulang bisa terjadi kepada siapa saja. Kelainan yang disebabkan oleh faktor keturunan atau kelainan genetik mungkin tidak dapat dicegah, tetapi kelainan yang lain dapat dicegah dengan beberapa cara berikut ini.

1. Menambah Asupan Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dan vitamin D adalah nutrisi yang berperan penting dalam memelihara kesehatan dan kekuatan tulang. Jenis makanan yang banyak mengandung kedua nutrisi tersebut antara lain susu dan produk olahannya, kacang-kacangan, sayuran, daging, ikan, dan telur.

Selain dari makanan, kedua nutrisi itu juga dapat diperoleh dengan mengonsumsi suplemen. Vitamin D di sisi lain juga dapat diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan paparan sinar matahari.

2. Rutin Berolahraga

Beberapa jenis olahraga, seperti berjalan kaki, joging, menari, sepak bola, basket, panjat tebing, yoga, dan latihan beban, dapat membantu kita membangun tulang yang kuat dan mencegah tulang menjadi keropos.

Namun, jika teman-teman sudah memiliki kelainan tulang sebelumnya, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk menentukan jenis olahraga yang tepat dan aman untuk tulang.

3. Menjaga Berat Badan Ideal

Memiliki berat badan yang terlalu kurus atau gemuk (obesitas) dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Untuk mengetahui idealnya berat badan badan, cobalah rutin untuk menghitung indeks massa tubuh.

4. Menjalani Pemeriksaan Kepadatan Tulang

Pemeriksaan yang dilakukan dengan foto rontgen khusus bertujuan untuk menilai kepadatan dan kekuatan tulang. Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan ini kepada lansia atau wanita yang telah menopause dan orang-orang yang rutin mengonsumsi obat kortikosteroid.

Nah, itulah informasi mengenai Jenis-Jenis Kelainan Tulang dan Cara Pencegahannya. Selain melakukan beberapa pencegahan hal di atas, penting juga untuk menghindari konsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok untuk mencegah terjadinya kelainan tulang. Pencegahan utama yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

BACA JUGA:

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki