Biologi

Dekomposer Adalah: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Written by Nandy

Dekomposer adalah – Dalam lingkungan serta habitat makhluk hidup, setiap makhluk hidup memiliki peran serta fungsinya masing-masing. Ada makhluk hidup yang memiliki peran sebagai produsen atau bahkan pemakan, ada pula makhluk hidup yang memiliki peran lainnya yaitu sebagai pengurai. Makhluk hidup yang memiliki peranan sebagai pengurai disebut pula sebagai dekomposer.

Dekomposer adalah organisme yang membantu dalam proses dekomposisi atau pembusukan materi organik di alam. Mereka membantu dalam mengurai materi organik menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh tanaman dan hewan lainnya. Beberapa contoh dekomposer termasuk jamur, bakteri, dan invertebrata seperti kepik dan cacing tanah. Dekomposer sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dan menjaga kesuburan tanah.

Pengertian Dekomposer

Sumber: Pexels

Dalam suatu ekosistem, dekomposer memiliki peran yang sangat penting. Mereka membantu mengurai materi organik yang sudah tidak terpakai menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh tanaman dan hewan lainnya. Beberapa contoh dekomposer termasuk jamur, bakteri, dan invertebrata seperti kepik dan cacing tanah. Mereka memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dan menjaga kesuburan tanah. Lalu apa pengertian dekomposer?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dekomposer adalah beberapa jenis organisme seperti bakteri dan jamur yang memecah kembali zat atau unsur organik menjadi bagian yang lebih sederhana dalam proses daur ekologi dengan cara hidup dari atau merusak protoplasma yang sudah mati. Ini merupakan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dan menjaga kesuburan tanah.

Secara umum, dekomposer adalah organisme yang memperoleh energi dengan menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Mereka memainkan peran penting dalam keberlangsungan ekosistem di darat dan di laut dengan membantu mengurai organisme yang sudah mati menjadi zat anorganik yang dapat digunakan kembali oleh tanaman dan hewan lainnya.

Dalam pola rantai makanan, ada juga produsen, yaitu organisme yang menghasilkan makanan sendiri, dan konsumen, yaitu organisme yang memakan organisme lain. Dekomposer membantu menguraikan organisme yang sudah mati sehingga dapat dikembalikan ke tanah sebagai unsur hara yang penting untuk pertumbuhan.

Melalui proses penguraian yang dilakukan oleh dekomposer, gas karbondioksida akan dihasilkan. Gas ini sangat bermanfaat bagi proses fotosintesis tumbuhan. Selain itu, dekomposer juga membantu menambah senyawa organik pada tanah. Zat-zat seperti karbon, air, dan nitrogen akan dikembalikan ke ekosistem melalui aktivitas penguraian yang dilakukan oleh dekomposer. Dengan demikian, dekomposer memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dan menjaga kesuburan tanah.

Dalam suatu ekosistem, terdapat tiga komponen biotik yang saling mempengaruhi dan berinteraksi satu sama lain: produsen, konsumen, dan dekomposer. Produsen adalah organisme yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Contohnya, tumbuhan hijau yang dapat mengubah sinar matahari menjadi gula dan karbohidrat sederhana lainnya.

Konsumen adalah organisme yang memakan tumbuhan atau hewan lain untuk mendapatkan energi. Konsumen dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu konsumen I (herbivora) yang memakan tumbuhan, dan konsumen II (karnivora) yang memakan hewan. Contohnya, jerapah adalah konsumen I dan singa adalah konsumen II. Sedangkan dekomposer adalah organisme yang mendapat energi dengan memecah organisme mati menjadi nutrisi. Sebagai contoh, jamur, bakteri, dan invertebrata seperti kepik dan cacing tanah adalah dekomposer.

Fungsi Dekomposer

Sumber: Pexels

Dekomposer memainkan peran penting dalam setiap ekosistem. Mereka membantu mengurai organisme mati menjadi bahan organik yang dapat digunakan kembali oleh tanaman dan hewan lainnya. Tanpa dekomposer, organisme mati tidak akan dipecah dan didaur ulang menjadi nutrisi yang dapat menunjang pertumbuhan dan reproduksi makhluk hidup lainnya.

Fungsi utama dekomposer adalah menguraikan bahan organik dari organisme mati sehingga dapat menyediakan nutrisi bagi organisme lainnya. Oleh sebab itu, dekomposer memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:

1. Berfungsi sebagai pereaksi kimia yang ada di dalam tanah

Organisme dekomposer yang terdapat di dalam tanah memainkan peran penting dalam mengurai materi organik di dalam tanah menjadi nitrat. Nitrat ini kemudian diperlukan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

2. Dekomposer berfungsi sebagai pengurai polutan yang terkubur di dalam tanah

Fungsi lain dari dekomposer adalah sebagai agen biologis yang memiliki tugas untuk membersihkan polutan yang ada di dalam tanah.

Polutan yang terkubur di dalam tanah ini, lalu akan diurai dan menjadi bahan yang memiliki sifat tidak berbahaya. Penguraian polutan di dalam tanah dapat berlangsung sangat cepat, jika aktivitas dari organisme dekomposer di dalam tanah tinggi.

3. Berperan sebagai pencegah berkembangnya penyakit yang tumbuh di dalam tanah

Tanah dapat dikatakan dalam keadaan yang normal, jika di dalam tanah ada aktivitas organisme serta senyawa organik dalam kapasitas yang cukup tinggi. Maka saat itulah, saat di mana organisme yang ada di dalam tanah berhasil melawan penyakit maupun patogen yang masuk ke bagian di dalam tanah.

Organisme yang telah masuk dalam kategori sebagai dekomposer atau pengurai ini akan secara alami memanfaatkan prinsip pengendalian secara biologis. Dengan begitu, maka segala organisme lainnya yang dinilai mengganggu pun akan lebih mudah dan dapat dikendalikan.

4. Memberi pengaruh pada tekstur tanah

Peran lain dari dekomposer ialah dapat memberikan tekstur pada tanah. Berdasarkan pada teksturnya, tanah dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis.

Ada tanah yang memiliki tekstur halus, ada pula tanah yang memiliki tekstur sedang hingga kasar. Tekstur-tekstur tanah tersebut turut dipengaruhi oleh dekomposer yang ada di dalam tanah.

5. Dapat mempengaruhi kesuburan di dalam tanah

Dekomposer tidak hanya berperan untuk memberikan tekstur pada tanah saja, organisme dari dekomposer juga memiliki peran untuk dapat membentuk struktur tanah serta dapat menentukan tingkat dari kesuburan tanah.

Tanah tersusun oleh partikel-partikel yang terikat oleh satu dengan lainnya. Pengikat partikel tersebutlah yang terbentuk dari bahan-bahan organik yang mana bahan tersebut dihasilkan oleh organisme pengurai atau dekomposer yang hidup di dalam tanah.

Organisme yang ada di dalam tanah juga dapat membuat pori-pori yang memiliki manfaat yaitu membuat tanah menjadi lebih gembur. Hal ini pula  yang akan membuat proses dari aerasi tanah dapat berlangsung. Dengan dua faktor tersebut, maka akan memungkinkan berbagai macam tanaman dapat tumbuh dengan subur dari segala jenis tanah.

Selain dari kelima fungsi dekomposer di atas, pengurai atau dekomposer juga memiliki fungsi berikut ini:

  • Membantu mengurai materi organik menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbon, air, dan nitrogen.
  • Menghasilkan gas karbondioksida yang dibutuhkan tumbuhan dalam proses fotosintesis.
  • Menambah kandungan senyawa organik pada tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan.
  • Membantu dalam mengelola limbah organik dengan menguraikan sisa-sisa makanan, sampah, dan limbah lainnya menjadi senyawa yang lebih sederhana.
  • Membantu menjaga kesuburan tanah dengan menguraikan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati sehingga dapat dikembalikan ke tanah sebagai unsur hara yang penting untuk pertumbuhan.

Jenis-Jenis dan Contoh Dekomposer

Sumber: Pexels

Dekomposer merupakan organisme yang terdapat di berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem darat, padang rumput, gurun, air tawar, maupun laut. Setiap ekosistem juga memiliki jenis dekomposer yang berbeda, tergantung kemampuan dekomposer untuk beradaptasi dengan lingkungan tempatnya hidup.

Secara umum, dekomposer dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis berdasarkan sifatnya:

1. Mikroba 

Mikroba adalah organisme yang sangat kecil, biasanya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Termasuk di dalam kelompok mikroba adalah bakteri, jamur, protozoa, dan virus.

Bakteri adalah mikroba yang paling banyak ditemukan di alam, terutama di tanah, air, dan udara. Beberapa jenis bakteri bermanfaat bagi manusia, seperti bakteri yang digunakan dalam proses fermentasi untuk membuat makanan, seperti yoghurt dan keju, serta bakteri yang digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan. Namun, beberapa jenis bakteri juga dapat menyebabkan penyakit, seperti Salmonella dan E. coli.

Jamur juga merupakan mikroba yang banyak ditemukan di alam, terutama di tanah dan daun. Jamur ataupun bakteri memiliki sifat yang unik serta berfungsi sebagai penyeimbang dalam ekosistem lingkungan.

2. Mikrofauna

Mikrofauna adalah organisme yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, yang hidup di tanah, air, atau lingkungan lainnya. Organisme yang termasuk dalam kelompok mikrofauna adalah bakteri, jamur, protozoa, dan cacing tanah.

Mikrofauna memainkan peran penting dalam ekosistem, terutama dalam menguraikan bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh tumbuhan dan hewan lainnya. Mikrofauna juga dapat membantu mengendalikan populasi patogen (organisme yang menyebabkan penyakit) dan meningkatkan kesuburan tanah.

Mikrofauna juga dapat menjadi indikator kualitas lingkungan, karena keberadaan dan kelimpahan mikrofauna dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti pH, kelembaban, dan kandungan nutrisi.

3. Meiofauna

Meiofauna adalah organisme yang ukurannya antara 0,1 hingga 1 milimeter, termasuk di dalamnya cacing tanah, nematoda, rotifer, dan tardigrada. Meiofauna hidup di tanah, air, atau lingkungan lainnya, dan memainkan peran penting dalam ekosistem, terutama dalam menguraikan bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh tumbuhan dan hewan lainnya.

Meiofauna juga dapat membantu mengendalikan populasi patogen (organisme yang menyebabkan penyakit) dan meningkatkan kesuburan tanah. Meiofauna juga dapat menjadi indikator kualitas lingkungan, karena keberadaan dan kelimpahan meiofauna dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti pH, kelembaban, dan kandungan nutrisi.

4. Makrofauna 

Makrofauna adalah organisme yang ukurannya lebih besar dari 1 milimeter, termasuk di dalamnya serangga, kecoa, siput, dan lumbricus (cacing tanah). Makrofauna hidup di tanah, air, atau lingkungan lainnya, dan memainkan peran penting dalam ekosistem, terutama dalam menguraikan bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh tumbuhan dan hewan lainnya.

Makrofauna juga dapat membantu mengendalikan populasi patogen (organisme yang menyebabkan penyakit) dan meningkatkan kesuburan tanah. Makrofauna juga dapat menjadi indikator kualitas lingkungan, karena keberadaan dan kelimpahan makrofauna dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti pH, kelembaban, dan kandungan nutrisi.

Contoh Dekomposer

Berdasarkan jenis-jenis dekomposer yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa contoh dekomposer yang dikelompokan berdasarkan ekosistemnya. Setiap ekosistem memiliki jenis dekomposer yang berbeda-beda. Berikut penjelasannya.

 

  • Dekomposer di Ekosistem Hutan

Ekosistem hutan adalah ekosistem yang terdiri dari pohon-pohon, rumput, hewan, dan mikroorganisme yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Ekosistem hutan dapat terdiri dari hutan hujan tropis, hutan musim, hutan mangrove, hutan bakau, hutan payau, dan hutan pegunungan.

Dalam ekosistem hutan, dekomposer berperan penting dalam menguraikan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang sudah mati menjadi nutrisi yang dapat digunakan kembali oleh tumbuhan dan hewan lainnya. Beberapa jenis dekomposer yang dapat ditemukan di ekosistem hutan adalah: jamur, bakter, siput, keong, cacing tanah.

 

  • Dekomposer di Ekosistem Kutub

Ekosistem kutub adalah ekosistem yang terdapat di daerah kutub, yaitu di daerah kutub utara dan kutub selatan. Ekosistem kutub terdiri dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah beradaptasi dengan iklim yang sangat dingin dan kering.

Kutub memiliki suhu yang sangat rendang, sehingga tidak memungkinkan bagi organisme dekomposer hidup. Akan tetapi ada satu jenis organisme dekomposer yang mampu hidup dengan ekosistem kutub yaitu bakteri. Hal ini dikarenakan bakteri memiliki sifat mampu bertahan diri pada kondisi maupun suhu apapun.

 

  • Dekomposer di Ekosistem Gurun

Ekosistem gurun adalah ekosistem yang terdapat di daerah gurun, yaitu daerah yang kering dan panas dengan sedikit tumbuhan dan hewan. Ekosistem gurun terdiri dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah beradaptasi dengan iklim yang kering dan panas.

Ekosistem gurun adalah kebalikan dari ekosistem kutub. Sebab ekosistem gurun memiliki kondisi suhu ekstrem yang panas dan membuat beberapa jenis pengurai atau dekomposer kesulitan untuk bertahan hidup pada ekosistem tersebut.

Beberapa jenis dekomposer atau pengurai yang dapat bertahan hidup pada ekosistem gurun antara lain adalah cacing tanah, bakteri, kaki seribu dan kumbang.

 

  • Dekomposer di Ekosistem Air

Ekosistem air adalah ekosistem yang terdiri dari air dan organisme yang hidup di dalam air atau di sekitarnya. Ekosistem air dapat terdiri dari air tawar, air laut, air payau, air tawar di bawah tanah, dan air terbuka.

Ekosistem air dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kedalaman, keasaman, dan kondisi fisik lainnya. Beberapa jenis ekosistem air yang sering ditemui adalah:

  • Ekosistem air tawar: Contohnya adalah danau, rawa, sungai, dan kolam.
  • Ekosistem air laut: Contohnya adalah laut dangkal, laut dalam, dan laut luar.
  • Ekosistem air payau: Contohnya adalah estuari, pantai, dan mangrove.
  • Ekosistem air tawar di bawah tanah: Contohnya adalah air tawar di bawah tanah yang dapat ditemukan di beberapa daerah di dunia.
  • Ekosistem air terbuka: Contohnya adalah air terbuka di laut yang tidak terlindungi.

Dari kelima jenis ekosistem air tersebut, dekomposer atau pengurai juga hidup di ekosistem air. Jenis dekomposer yang dapat hidup di ekosistem air kebanyakan adalah bakteri.

Selain bakteri, ada pula beberapa hewan yang disebut sebagai hewan pemulung yang hidup pada ekosistem air seperti kerang, cacing, beberapa jenis ikan, lobster hingga kepiting.

Demikianlah penjelasan tentang dekomposer adalah pengurai yang bermanfaat bagi lingkungan. Ketahui lebih lanjut tentang dekomposer atau organisme lain yang bermanfaat bagi lingkungan pada berbagai buku.

Beli buku original dan berkualitas di gramedia.com karena Gramedia adalah #SahabatTanpaBatas! Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Rujukan:

  • https://www.geologinesia.com/2020/02/organisme-dekomposer.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Dekomposer
  • https://www.seluncur.id/pengertian-dekomposer/

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya