Sejarah

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia 

Written by Fandy

Pahlawan Nasional Indonesia – Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Tentunya, dalam mencapai kemerdekaan itu ada banyak pertumpahan darah yang dikorbankan. Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan penuh dengan lika-liku. Perjuangan para pahlawan Indonesia patut untuk dikenang dan diteladani oleh seluruh masyarakat Indonesia. Melalui upaya mengenang dan mengenal jasa para pahlawan akan menumbuhkan sifat yang pantang menyerah dan berani dalam melakukan hal yang benar.

Para pahlawan tidak kenal kata menyerah dan takut di dalam hidupnya. Semangatnya untuk berjuang selalu membara karena ia berjuang demi kepentingan orang banyak, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Sampai saat ini ada 191 pahlawan yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Simak tulisan di bawah ini untuk mengenal para Pahlawan Nasional Indonesia.

https://id.pinterest.com/

Pengertian Pahlawan Nasional Indonesia

Pahlawan Nasional Indonesia adalah sebuah gelar penghargaan dengan tingkat yang paling tinggi di Indonesia. gelar ini diberikan berdasarkan tindakan heroik yang dapat diteladani dan dikenang sepanjang masa untuk bagi warga Indonesia. Hal ini bisa juga dimaksud dengan memiliki jasa yang besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Gelar Pahlawan Nasional ini telah ditetapkan oleh presiden sejak tahun 1959.

Sejak pemberian gelar pahlawan nasional, ada banyak sekali perubahan yang terjadi. Akhirnya untuk menyelaraskan, pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2009 dituliskan bahwa gelar Pahlawan Nasional juga termasuk dengan semua jenis gelar yang telah diberikan sebelumnya seperti Pahlawan Proklamator, Pahlawan Ampera, Pahlawan Kebangkitan Nasional, Pahlawan Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia

1. Abdul Haris Nasution

Nasution merupakan tokoh TNI AD yang lahir di Sumatera Utara pada tahun 1918 dan meninggal pada tahun 2000 di Jakarta. Beliau adalah salah satu sasaran dalam gerakan 30 September. Dalam penyelamatan tragedi 30 September, beliau harus kehilangan puteri dan juga ajudannya Lettu Pierre Tendean. Nasution adalah seorang penggagas konsep dwifungsi ABRI yang pertama kali disampaikan pada tahun 1958.

2. Adnan Kapau Gani

Adnan Kapau Gani adalah seorang dokter, politisi dan tokoh militer. Pahlawan kelahiran Sumatera Barat ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri. Pada tahun 1945 Adnan Gani diangkat menjadi komisaris PNI dan Residen Sumatera Selatan. Setelah revolusi berakhir, Adnan Gani diangkat menjadi Gubernur Militer di Sumatera Selatan. Beliau juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Sriwijaya.

3. Agus Salim

Agus Salim lahir di Koto Gadang Sumatera Barat pada tahun 1884 dan wafat pada tahun 1954. Beliau merupakan Volksraad (anggota dewan) dan juga anggota BPUPKI yang mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada Kabinet Sjahrir 1946, beliau menjadi Menteri Muda Luar Negeri sampai Kabinet Hatta tahun 1949. Ia bahkan diberi gelar The Grand Old Man karena pergerakannya yang cemerlang dalam politik Indonesia.

4. Antasari

Pangeran Antasari lahir di Kesultanan Banjar pada tahun 1797 dan meninggal di tahun 1862. Ia adalah seorang Sultan yang dinobatkan sebagai pemimpin pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar. Pada saat itu Pangeran Antasari memimpin penyerangan ke tambang batu bara Belanda dengan 300 pasukannya pada tahun 1859.

5. Bung Tomo

Sutomo, atau yang dikenal dengan panggilan Bung Tomo lahir di Surabaya pada tahun 1920 dan meninggal di Padang Arafah pada 1981. Bung Tomo berperan dalam pertempuran 10 November 1945. Awalnya ia adalah seorang jurnalis lepas di harian Soeara Oemoem dan Poestaka Timoer. Pada saat peperangan 10 november rakyat surabaya berhasil mengusir pasukan inggris untuk sementara waktu. Hal itu menjadi salah satu kejadian yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

6. Cut Nyak Dien

Perempuan berkelahiran Lampadang Kerajaan Aceh ini merupakan pahlawan yang berjuan dalam melawan kolonial Belanda. tewasnya sang suami pada tahun 1878 menyeret pahlawan Indonesia ini lebih jauh dalam penyerangannya terhadap pemerintahan kolonial. Cut Nyak Dien turut ikut di medan perang bersama Teuku Umar yang menjadi suaminya saat itu. Beliau wafat di Sumedang pada tahun 1908 setelah dirinya diasingkan ke Sumedang.

Beli Buku di Gramedia

7. Fatmawati

Fatmawati adalah perempuan kelahiran Bengkulu tahun 1923. Beliau adalah istri dari presiden Soekarno dan sekaligus menjadikannya ibu negara Indonesia yang pertama. Fatmawati merupakan keturunan Kesultanan Indrapura Sumatera Barat. Ayahnya adalah seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Fatmawati adalah seorang yang menjahit bendera sang saka merah putih untuk upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

8. Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada 1912 dan wafat di Amerika Serikat tahun 1988. Beliau adalah Sultan di Yogyakarta yang pertama sejak diumumkannya Indonesia merdeka. Sultan Hamengkubuwono menjadi Sultan paling lama dalam sejarah. Selain itu ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pada tahun 1973 – 1978. Sultan Hamengkubuwono dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, bahkan beliau mendapat pujian bukan hanya dari dalam negeri namun juga dari luar negeri atas pembangunan gerakan pramuka.

9. Raden Adjeng Kartini

Pahlawan wanita Indonesia ini lahir di Jepara pada tahun 1879. kartini adalah seorang pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. Ia menuliskan surat-surat tentang kondisi perempuan Indonesia pada saat itu. Ia menyatakan bahwa budaya di Jawa menjadi salah satu penghambat kemajuan perempuan. Surat-surat yang ia tulis merupakan harapan untuk memperoleh bantuan dari luar. Kartini ingin menjadi perempuan di Eropa yang bebas dan duduk di bangku pendidikan.

10. Pakubuwono X

Sri Susuhunan Pakubuwana X lahir di Surakarta pada tahun 1866. Pakubuwono X memerintah sejak tahun 1893 – 1939. Selama masa pemerintahannya itu ia mampu menjauhkan pertentangan yang serius, ia bahkan menjadi salah satu orang yang loyal kepada Hindia Belanda. Ia sangat mendukung dan membangkitkan semangat nasionalisme pada masyarakat, ia bahkan melakukan perjalanan ke tiap daerah. Karena dukungannya terhadap perjuangan pergerakan nasional ini Pakubuwono X mendapat gelar Pahlawan Nasional.

11. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Kota Bukittinggi pada tahun 1902. Bung Hatta adalah seorang negarawan dan ekonom Indonesia. Ia menjadi Wakil Presiden pertama mendampingi Soekarno. Bung Hatta memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta adalah seseorang yang mengeluarkan maklumat X, sesuatu yang menjadi tumpuan awal demokrasi di Indonesia. Bung Hatta dikenal juga sebagai Bapak Koperasi karena pemikiran dan sumbangsingnya pada perkembangan koperasi di Indonesia.

12. Mohammad Natsir

Mohammad Natsir adalah putra kelahiran Sumatera Barat yang lahir pada tahun 1908. Ia adalah seorang ulama, politikus sekaligus pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Mochamad Natsir menjadi pendiri dan juga pemimpin partai Masyumi. Selain itu, Natsir pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dan Presiden Liga Muslim Dunia. Selain itu Ia juga pernah menjabat sebagai ketua Dewan Masjid Sedunia.

Beli Buku di Gramedia

13. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin adalah seorang sastrawan, politikus, budayawan dan sejarawan yang lahir di Sumatera Barat pada tahun 1903. Mohammad Yamin menjadi salah satu perintis puisi modern dan tokoh yang mempeloporkan Sumpah Pemuda. Beliau pernah bertugas di Pusat Tenaga Rakyat pada masa pendudukan Jepang. Setelah itu ia terpilih menjadi anggota BPUPKI. Saat menjadi anggota BPUPKI, Yamin menjadi salah satu anggota yang banyak memainkan peran.

14. Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII adalah raja di Negeri Toba yang lahir pada tahun 1845. Ia adalah seorang pejuang yang melawan Belanda. Sisingamangaraja tewas pada tahun 1907 saat dirinya disergap oleh pasukan khusus Belanda. Selama hidupnya, Sisingamangaraja terus berperang dalam menaklukan pasukan Belanda. Meskipun banyak sekali pasukannya yang gugur dan beberapa wilayah berhasil ditaklukan, namun ia tetap melakukan perlawanan secara gerilya.

15. Sudirman

Sudirman adalah seorang Jenderal Besar TNI yang lahir di Purbalingga pada tahun 1916. Ia adalah perwira tinggi Indonesia pada masa revolusi. Jenderal Soedirman menjadi panglima besar TNI yang pertama di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, ia bergabung dengan pasukan Pembela Tanah AIr dan menjabat sebagai komandan batalion. Soedirman meninggal setelah satu bulan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

16. Albertus Soegijapranata

Albertus Soegijapranata merupakan Vikaris Apostolik Semarang yang lahir di Surakarta pada tahun 1896. Soegija merupakan uskup pribumi yang pertama dan dikenal dengan pendirian pro nasionalis di Indonesia. Selama masa pendudukan Jepang, banyak sekali gereja yang diambil alih dan pastor yang dibunuh. Soegija berhasil lolos dari kejadian itu dan menghabiskan waktunya untuk mendampingi orang-orang katolik. Beliau bahkan membantu menyelesaikan Pertempuran Lima Hari.

17. Soekarno

Soekarno lahir di Surabaya pada tahun 1901. Ia adalah seorang presiden pertama Indonesia. Soekarno menjadi salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia yang memiliki peranan penting. Ia menjadi bapak proklamator bersama dengan Bung Hatta.  Soekarno menjadi orang yang mencetuskan Pancasila.

18. John Lie

John Lie adalah perwira tinggi TNI AL Indonesia yang berasal dari etnis Tionghoa. Putra kelahiran Manado ini berhasil membersihkan ranjau milik Jepang yang ditanam untuk menghadapi pasukan sekutu di pelabuhan daerah Cilacap. Atas jasanya tersebut ia diangkat menjadi Mayor dan memimpin misi penembusan blokade Belanda untuk penyelundupan senjata dan bahan pangan. Saat itu, Beliau beroperasi di Singapura, Bangkok, Manila dan New Delhi.

Beli Buku di Gramedia

Nama Pahlawan Nasional Indonesia sesuai urutan abjad:

  • Abdul Halim Majalengka
  • Abdul Kadir
  • Abdul Kahar Mudzakkir
  • Abdul Malik Karim Amrullah
  • Abdul Muis
  • Abdulrachman Saleh
  • Abdul Wahab Hasbullah
  • Andi Abdullah Bau Massepe
  • Abdurrahman Baswedan
  • Achmad Subarjo
  • Adam Malik
  • Nyi Ageng Serang
  • Agustinus Adisucipto
  • Ahmad Dahlan
  • Ahmad Rifa’i
  • Ahmad Yani
  • Alexander Andries Maramis
  • Alimin
  • Amir Hamzah
  • Andi Depu
  • Arie Frederik Lasut
  • Arnold Mononutu
  • As’ad Syamsul Arifin
  • Baabullah
  • Bagindo Azizchan
  • Basuki Rahmat
  • Bernard Wilhelm Lapian
  • Teungku Chik di Tiro
  • Tjilik Riwut
  • Tjipto Mangoenkoesoemo
  • Tjokroaminoto
  • Ernest Douwes Dekker

Beli Buku di Gramedia

  • Depati Amir
  • Dewi Sartika
  • Diponegoro
  • Donald Izacus Panjaitan
  • Eddy Martadinata
  • Fakhruddin
  • Ferdinand Lumbantobing
  • Frans Kaisiepo
  • Gatot Mangkupraja
  • Gatot Subroto
  • Halim Perdanakusuma
  • Hamengkubuwono I
  • Harun Bin Said
  • Hasan Basry
  • Hasanuddin
  • Hasyim Asy’ari
  • Hazairin
  • Herman Johannes
  • Himayatuddin Muhammad Saidi
  • Ida Anak Agung Gde Agung
  • Idham Chalid
  • Ilyas Yakoub
  • Imam Bonjol
  • Radin Inten II
  • Iskandar Muda
  • Ismail Marzuki
  • Iswahyudi
  • Iwa Kusumasumantri
  • Izaak Huru Doko
  • Jamin Ginting
  • Janatin
  • Jatikusumo
  • Andi Djemma
  • Johannes Abraham Dimara

Beli Buku di Gramedia

  • Johannes Leimena
  • Juanda Kartawijaya
  • Karel Satsuit Tubun
  • Ignatius Joseph Kasimo
  • Kasman Singodimedjo
  • Katamso Darmokusumo
  • I Gusti Ketut Jelantik
  • I Gusti Ketut Pudja
  • Ki Bagus Hadikusumo
  • Ki Hajar Dewantara
  • Ki Sarmidi Mangunsarkoro
  • Kiras Bangun
  • Kusumah Atmaja
  • La Maddukelleng
  • Lafran Pane
  • Lambertus Nicodemus Palar
  • John Lie
  • Machmud Singgirei Rumagesan
  • Mahmud Badaruddin II
  • Sultan Mahmud Riayat Syah
  • Malahayati
  • Mangkunegara I
  • Andi Mappanyukki
  • Maria Walanda Maramis
  • Martha Christina Tiahahu
  • Marthen Indey
  • Mas Isman
  • Mas Mansur
  • Masykur
  • Mas Tirtodarmo Haryono
  • Maskun Sumadireja
  • Cut Nyak Meutia
  • Mohammad Husni Thamrin
  • Mohammad Natsir
  • Teuku Muhammad Hasan
  • Muhammad Mangundiprojo
  • Moehammad Jasin
  • Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
  • Mustopo
  • Muwardi
  • Nani Wartabone
  • I Gusti Ngurah Made Agung
  • I Gusti Ngurah Rai
  • Nuku Muhammad Amiruddin
  • Noer Alie
  • Teuku Nyak Arif
  • Opu Daeng Risaju
  • Oto Iskandar di Nata
  • Pajonga Daeng Ngalie
  • Pakubuwono VI
  • Pangeran Muhammad Noor
  • Pattimura
  • Pierre Tendean
  • Pong Tiku
  • Raden Mattaher
  • Raja Ali Haji
  • Raja Haji Fisabilillah
  • Radjiman Wediodiningrat
  • Ranggong Daeng Romo
  • Rasuna Said
  • Robert Wolter Monginsidi
  • Rohana Kuddus
  • Saharjo
  • Sam Ratulangi
  • Samanhudi
  • Sardjito
  • Silas Papare
  • Siswondo Parman
  • Siti Hartinah
  • Siti Walidah
  • Slamet Rijadi
  • Sugiyono Mangunwiyoto
  • Suharso
  • Soekanto Tjokrodiatmodjo
  • Sukarjo Wiryopranoto
  • Sukarni
  • Sultan Agung

Beli Buku di Gramedia

  • Andi Sultan Daeng Radja
  • Supeno
  • Supomo
  • Suprapto
  • Supriyadi
  • Suroso
  • Suryo
  • Suryopranoto
  • Sutan Mohammad Amin Nasution
  • Sutan Syahrir
  • Soetomo
  • Sutomo
  • Sutoyo Siswomiharjo
  • Syafruddin Prawiranegara
  • Syam’un
  • Syarif Kasim II
  • Tahi Bonar Simatupang
  • Tuanku Tambusai
  • Tan Malaka
  • Thaha Syaifuddin
  • Tirtayasa
  • Tirto Adhi Suryo
  • Teuku Umar
  • Untung Surapati
  • Urip Sumoharjo
  • Wage Rudolf Supratman
  • Wahid Hasyim
  • Wahidin Sudirohusodo
  • Wilhelmus Zakaria Johannes
  • Yos Sudarso
  • Yusuf Tajul Khalwati
  • Zainal Mustafa

Beli Buku di Gramedia

Kriteria Pahlawan nasional

Kementerian Sosial Indonesia menyebutkan ada tujuh kriteria yang harus terpenuhi sehingga bisa disebut sebagai Pahlawan Nasional.

  • Warga Negara Indonesia yang telah meninggal, dan semasa hidupnya telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik dan bidang lain. Selain itu telah mencapai atau merebut atau mengisi kemerdekaan dan mewujudkan persatuan bangsa. Telah melahirkan sebuah gagasan besar yang menunjang pembangunan bangsa. Telah menghasilkan sebuah karya besar yang memiliki banyak manfaat bagi kesejahteraan bangsa Indonesia.
  • Pengabdian dan perjuangan yang telah dilakukan oleh orang tersebut berlangsung hampir sepanjang hidupnya atau tidak bersifat sesaat. Selain itu pengabdian yang dilakukan melebih tugas yang diemban.
  • Perjuangan yang dilakukan oleh orang tersebut memiliki jangkauan yang luas dan berdampak dalam skala nasional.
  • Mempunyai jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi.
  • Mempunyai akhlak dan moral yang tinggi.
  • Tidak menyerah kepada musuh dalam perjuangannya.
  • Sepanjang riwayat hidupnya tidak melakukan perbuatan yang bisa merusak nilai perjuangannya.

Pemilihan Pahlawan Nasional dilaksanakan dalam empat langkah. Persetujuan harus didapatkan pada setiap langkah tersebut. Masyarakat kota atau kabupaten bisa mengajukan proposal kepada walikota atau bupati dan membuat permohonan untuk diajukan kepada gubernur di provinsi tersebut. Setelah itu, gubernur akan merekomendasikan kepada Kementerian Sosial yang akan diteruskan kepada Presiden. Presiden ini diwakilkan oleh Dewan Gelar.

Dewan Gelar ini terdiri dari dua akademisi, ada yang dari latar belakang militer dan ada juga yang sebelumnya pernah menerima penghargaan atau sebuah gelar. Langkah terakhir, Presiden akan melakukan pemilihan yang diwakilkan oleh Dewan Gelar untuk menganugerahi gelar tersebut. Upacara penganugerahan gelar pahlawan selalu diselenggarakan pada hari pahlawan tanggal 10 November, hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2000.

Saat ini ada 176 pria dan 15 wanita yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Para pahlawan tersebut merupakan pahlawan yang berasal dari seluruh wilayah pulau Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Beli Buku di Gramedia

Nah, itulah ulasan mengenai pahlawan nasional di Indonesia. Meskipun para pahlawan tersebut telah tiada, tetapi jasa dan perjuangan mereka tidak boleh dilupakan begitu saja. Sebagai generasi muda, wajib bagi kita untuk tetap mengingat para pahlawan dan meniru perbuatan baik mereka dalam memperjuangkan bangsa Indonesia ini.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Pahlawan Nasional Indonesia

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.