Biografi Sejarah

Menilik Biografi Tan Malaka dan Buku-Bukunya yang Ikonik

Written by Fandy

Biografi Tan Malaka dan Buku-Bukunya – Nama dan kisah hidup Tan Malaka sangat melegenda. Tan Malaka ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden RI Nomor 53 yang ditandatangani oleh Soekarno pada 28 Maret 1963.

Saking legendarisnya, kisah hidup pria yang bernama lengkap Sutan Ibrahim dan bergelar Datuk Tan Malaka ini pernah diteliti oleh sejarawan dari Belanda bernama Harry Albert Poeze dengan waktu puluhan tahun.

Harry Albert Poeze bukan hanya meneliti Tan Malaka lewat arsip-arsip kolonial di sekitar Leiden dan Amsterdam, Belanda. Tapi, Poeze juga mendatangi negara-negara yang pernah menjadi tempat singgah Tan Malaka selain di Indonesia seperti Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, serta Filipina. Poeze bahkan memberanikan dirinya ke Rusia guna melacak arsip Comintern tentang Tan Malaka di Moskow, Rusia.

Lalu, bagaimana dengan sepak terjang dan biografi Tan Malaka serta buku-bukunya? Simak artikel berikut ini ya, Grameds!

Biografi Tan Malaka yang Melegenda

Tan Malaka yang lahir pada 2 Juni 1897 merupakan lulusan Kweekschool (Sekolah Guru) di Bukittinggi, Sumatera Barat. Karena kecerdasannya, Tan Malaka bersekolah di Belanda. Namun, untuk bisa bersekolah di Negeri Kincir Angin tersebut Tan Malaka harus meminjam dana dari orang-orang di kampungnya dan mendapat bantuan dari mantan gurunya juga.

Pada awalnya, Tan Malaka ingin mendapatkan akta yang akan digunakannya menjadi kepala sekolah. Namun, karena sakit Tan Malaka hanya mendapatkan akta guru biasa. Setelah selesai menempuh pendidikan di Belanda, Tan Malaka akhirnya pulang ke Indonesia dan menjadi pengajar untuk anak-anak kuli perkebunan teh di Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara.

Tan Malaka lalu merantau ke Jawa dan pergi ke Semarang, Jawa Tengah. Di ibu kota provinsi Jawa Tengah itu Tan Malaka bergabung di Sarekat Islam cabang Semarang dan sempat membangun sekolah di Semarang.

Sewaktu hidupnya, Tan Malaka hidup secara nomaden atau berpindah-pindah tempat dari satu negara ke negara yang lain, termasuk Rusia yang menguat menjadi Uni Soviet. Di Uni Soviet Tan bergabung menjadi anggota Comintern atau anggota Komunis Internasional. Tan Malaka sempat berselisih dengan penguasa di Uni Soviet, Joseph Stalin dan bahkan dituduh sebagai Trotskyis atau pandangan yang berbeda dengan Stalinisme.

Sebelum terjadinya Perang Dunia II, Tan Malaka hidup dalam penyamaran di sekitar Asia Tenggara. Pada masa-masa penyamaran itu, Tan Malaka memakai banyak nama samaran, seperti Ilyas Husein saat berada di Indonesia, Alisio Rivera saat berada di Filipina, Hasan Gozali saat berada di Singapura, Ossorio saat berada di Shanghai, dan Ong Soong Lee saat berada di Hong Kong.

Di akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia, Tan Malaka menyamar sebagai mandor di Banten dan menghabiskan waktu untuk menulis karya besar yang masyhur yaitu buku berjudul Madilog.

Di masa revolusi, Tan Malaka dianggap sebagai otak dari Peristiwa 3 Juli 1946. Tan Malaka menentang hasil perundingan Republik Indonesia dengan Belanda. Saat itu, Tan Malaka menuntut Indonesia Merdeka 100 persen dari penjajah. Tan Malaka terlibat dalam Persatuan Perjuangan bersama dengan Jenderal Sudirman.

Tan Malaka juga pernah mendirikan sebuah partai bernama Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Partai ini pernah mengikuti Pemilu pada tahun 1955, tetapi dibekukan pada tahun 1965.

Tan Malaka kemudian terbunuh sekitar Februari 1949. Tan Malaka tewas ditembak oleh pasukan militer Indonesia tanpa adanya pengadilan di Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada 21 Februari 1949. Eksekutornya berasal dari Brigade Sikatan atas perintah dari petinggi militer di Jawa Timur.

Apa yang menyebabkan Tan Malaka dibunuh? Tan Malaka dibunuh oleh militer karena perlawanannya yang konsisten terhadap pemerintah. Pada saat itu, pemerintah justru bersikap moderat dengan penuh kompromi terhadap pemerintahan Belanda.

Beli Buku di Gramedia

Buku-Buku Tan Malaka yang Tak Lekang oleh Waktu

1. Madilog Tan Malaka : Materialisme, Dialektika, dan Logika (2014) karya Tan Malaka

Ini adalah karya Tan Malaka, seorang Pahlawan Republik itu yang paling terkenal. Di buku berjudul Madilog ini, Tan Malaka melihat kemajuan umat manusia yang haus melalui tiga tahap terlebih dahulu. Tahap pertama adalah Logika Mistika, kedua adalah filsafat, dan ketiga ilmu pengetahuan (sains).

Jika bangsa Indonesia masih saja terkungkung di tahap ‘Logika Mistika”, maka tidak mungkin bergerak menjadi bangsa yang merdeka dan maju. Madilog adalah jalan keluar dari “logika mistika” dan imbauan seorang Tan Malaka yang nasionalis untuk bangsa ini agar keluar dari keterbelakangan dan ketertinggalan.

Beli Buku di Gramedia

2. Aksi Massa (2022) karya Tan Malaka

Dalam buku Aksi Massa ini, Tan Malaka menunjukkan pemikirannya bahwa upaya perebutan kekuasaan secara radikal (putch) bukan menjadi solusi yang terbaik. Menurut Tan Malaka, ‘putch’ merupakan satu aksi segerombolan kecil yang bergerak secara diam-diam dan tidak berhubungan langsung dengan rakyat yang banyak.

Gerombolan itu bisanya hanya membuat suatu rancangan berdasarkan kemauan dan kecakapan sendiri tanpa mempedulikan perasaan dan kesanggupan massa dengan jumlah yang banyak.

Tan Malaka menulis tentang tukang-tukang putch yang lupa bahwa revolusi muncul dengan sendirinya dan hasil dari berbagai macam keadaan. Jika tukang-tukang putch pada waktu yang telah ditentukan oleh mereka sendiri, keluar secara tiba-tiba, maka massa tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Bukan karena masa bodoh atau tidak memperhatikan putch, melainkan karena massa hanya berjuang untuk kebutuhan yang terdekat dan sesuai dengan kepentingan ekonomi dengan maksud sebuah gerakan bisa mencapai tujuannya. Dan bapak Republik alias Tan Malaka ini menawarkan aksi massa sebagai salah satu solusinya.

Beli Buku di Gramedia

3. Autobiografi Tan Malaka: Dari Penjara ke Penjara (2022) karya Tan Malaka

Perlu pembaca ketahui, Tan Malaka menulis buku Dari Penjara ke Penjara ini dalam wujud dua jilid yang terpisah. Jilid pertama menuturkan tentang pergulatan Tan Malaka di penjara Hindia-Belanda dan Filipina. Sedangkan jilid kedua mencatat tentang perjalanan Tan Malaka dari Shanghai, Hongkong, sampai kembali ke Tanah Air. Nah, dalam buku ini, kedua jilid tersebut dirangkum dan digabung menjadi satu supaya memudahkan pembaca.

Meski Tan Malaka di penjara di balik jeruji, ia tetap berusaha menyulut api semangat perjuangan rakyat Indonesia. Bagi Tan Malaka, barangsiapa yang memiliki keinginan menikmati hakikat kemerdekaan secara utuh, maka harus ikhlas dan tulus menjalani pahit, susah, dan getir kehidupan di penjara.

Buku ini ditulis sendiri oleh Tan Malaka pada tahun 1948, tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka. Dan majalah Tempo menerbitkannya sebagai salah satu buku yang paling berpengaruh atau memberikan kontribusi bagi gagasan kebangsaan Indonesia.

Beli Buku di Gramedia

4. Menuju Merdeka 100% (2017) karya Tan Malaka

Buku Menuju Merdeka 100% adalah kumpulan karya penting Tan Malaka sekaligus menjadi suatu pernyataan sikap Tan Malaka tentang politik dan ekonomi yang bebas dan merdeka. Selain itu, buku ini bisa menggugah kesadaran kita akan arti kemerdekaan yang sesungguhnya, yakni merdeka 100%.

Beli Buku di Gramedia

5. Gerpolek Gerilya Politik Ekonomi (2022) karya Tan Malaka

Dahulu, semasa masih hidup Tan Malaka sangat merisaukan makin menciutnya wilayah Republik Indonesia dengan berdirinya negara boneka yang dibentuk oleh Belanda. Sementara itu, kaum kapitalis, kolonialis, dan imperialis berhasil mengacaukan perekonomian juga keuangan di Republik Indonesia.

Oleh sebab itu, Tan Malaka tidak mau kompromi dengan kekuatan kolonialisme dan imperialisme. Tan Malaka tidak setuju perundingan dengan lawan. Bahkan, Tan Malaka menganggap bahwa berunding merupakan sikap mengorbankan kedaulatan dan kemerdekaan rakyat di tanah air.

Gerpolek menjadi buku yang dikonsep dan ditulis sendiri oleh Tan Malaka saat dirinya harus di penjara Madiun. Buku ini ditulis tanpa adanya dukungan informasi kepustakaan apapun karena ditulis di penjara. Tan Malaka hanya berbekal pengetahuan, ingatan, dan semangat kepemimpinan untuk tetap memikirkan kelangsungan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sekarang saat zaman sudah berganti, kata merdeka sepertinya perlahan tergerus dalam pengertian yang semu. Adanya campur tangan dari pihak asing dan kepentingan pribadi serta golongan mengalahkan semangat proklamasi.

Oleh sebab itu, tulisan di buku ini masih akan terus relevan dibaca. Tan Malaka melalui karyanya ini mengeluarkan pernyataan sikap tentang politik dan ekonomi yang bebas dan merdeka.

Beli Buku di Gramedia

6. Muslihat, Politik, dan Rencana Ekonomi Berjuang (2022) karya Tan Malaka

Buku yang memuat gabungan dari tiga brosur politik dan ekonomi Tan Malaka yang saat itu beredar dengan jumlah yang terbatas. Buku ini masih relevan dibaca dan bisa menggugah kesadaran kita semua tentang arti kemerdekaan yang sesungguhnya.

Beli Buku di Gramedia

7. Soekarno dan Tan Malaka: Negarawan Sejati yang Pernah Diasingkan (2020) karya Adji Nugroho dan Novi Fuji

Tan Malaka melahirkan Madilog sebagai suatu cara baru dalam berpikir. Dengan menghubungkan ilmu bukti dan mengembangkannya dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan bangsa Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan yang ada di dunia.

Bukti merupakan fakta dan fakta menjadi lantainya ilmu bukti. Di kajian filsafat, idealisme yang pokok dan pertama yaitu budi (mind), kesatuan, pikiran, dan penginderaan. Filsafat materialisme dianggap oleh Tan Malaka sebagai alam, benda, dan realitas nyata obyektif di sekitar sebagai sesuatu yang ada, yang pokok, serta yang pertama. Ini menjadi pemikiran fundamental Tan Malaka yang melandasi pergerakannya dengan melihat keadaan politik di Indonesia.

Sementara itu, Soekarno menjadi penggemar teori-teori dari Tan Malaka, begitu juga dengan semua tokoh pejuang pergerakan di awal kemerdekaan Indonesia. Soekarno mendasari orasi-orasi yang hebat dengan logika yang sama.

Tan Malaka dan Soekarno bisa dinobatkan sebagai negarawan yang berjuang dengan modelnya dan karakternya sendiri. Kedua negarawan ini melawan dengan caranya masing-masing. Keduanya juga pernah diasingkan, bahkan bagi Tan Malaka, penjara bisa saja disebut sebagai rumah kedua karena sudah terlalu seringnya ia tempati.

Akan tetapi, politik tetaplah politik. Banyak tragedi yang menggeliat dan terus-menerus terjadi. Tan Malaka dan Soekarno dikenang dengan cara yang berbeda juga. Sekarang, waktunya kita mengenang kembali perjuangan dua tokoh bangsa ini dalam sebuah buku yang sama dan menarik untuk dibaca.

Beli Buku di Gramedia

8. Kisah Tan Malaka dari Balik Penjara dan Pengasingan (2020) karya Badruddin

Tan Malaka merupakan salah satu tokoh Founding Fathers Republik Indonesia yang kisah hidupnya cukup misterius dan tidak seperti kebanyakan pahlawan lainnya. Tahun demi tahun Tan Malaka bergerilya dan melakukan gerakan bawah tanah dalam perjuangan revolusi melawan kolonialisme di tanah air.

Buku berjudul Kisah Tan Malaka dari Balik Penjara dan Pengasingan ini secara detail mengulik sejarah hidup Tan Malaka, karya-karyanya, kisah dari balik penjara, saat diasingkan, dan peristiwa tragis yang mengakibatkan Tan Malaka kehilangan nyawanya. Dengan disertai bukti yang objektif, buku ini akan membawa pembacanya kepada sejarah yang ‘sebenarnya’.

Beli Buku di Gramedia

9. Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 5 (2020) karya Harry A. Poeze

Pada tahun 1942 Tan Malaka kembali ke Indonesia dan menggunakan nama samaran setelah 20 tahun mengembara ke berbagai negara. Lalu, pada tahun 1927, Tan Malaka memimpin suatu Partai Republik Indonesia yang ilegal dan antikolonial.

Buku karya Poeze yang meneliti Tan Malaka selama puluhan tahun ini menyajikan riwayat petualangan perjuangan Tan Malaka dan percobaan Partai Murba untuk menjadi partai kiri yang terbesar di Indonesia.

Tan Malaka hampir dilupakan oleh bangsanya sendiri, khususnya pada rezim Orde Baru. Setelah rezim Orde Baru tumbang, ada kebangkitan kembali tokoh dan kisah hidup Tan Malaka. Banyak buku dari dan tentang Tan Malaka diterbitkan.

Bahkan, kuburannya dibuka di tahun 2009. Partai Murba yang dirintis oleh Tan Malaka bernasib merana. Saat ini, yang paling aktif adalah keluarga adat Tan Malaka yang didukung oleh pemerintah provinsi Sumatera Barat. Namun, sosok Tan Malaka masih saja kontroversial untuk dibahas.

Beli Buku di Gramedia

10. Tan Malaka: Perjuangan dan Kesederhanaan (2020) karya Anom Whani W.

Buku garapan Anom Whani W. mengulas bagaimana kisah perjuangan Tan Malaka demi terwujudnya kemerdekaan Indonesia, sebuah bangsa yang begitu dicintainya. Bahkan, Tan Malaka rela tidak berkeluarga demi terus berjuang untuk Indonesia meski harus kehilangan nyawa di tangan bangsanya sendiri.

Beli Buku di Gramedia

11. Kisah Cinta dan Pemikiran-Pemikiran Tan Malaka (2013) karya Syafruddin Munir

Buku ini mengulas bagaimana Tan Malaka menjadi sosok yang ikonik. Dengan membaca kisah tentang Tan Malaka, kita seperti membaca kisah seorang tokoh yang menaruh perhatian besar pada masalah kemanusiaan.

Beli Buku di Gramedia

12. Seri Tempo: Tan Malaka (2016) karya Tempo

Serial dalam buku ini mereportase kembali kehidupan Tan Malaka dan dituliskan oleh redaksi Tempo.

Beli Buku di Gramedia

13. Tan Malaka: Biografi Singkat 1897-1949 (2020) karya Taufik Adi Susilo

Buku ini merupakan catatan singkat tentang jejak pahlawan kemerdekaan seorang revolusioner yang terlupakan, Tan Malaka.

Beli Buku di Gramedia

14. Tan Malaka Sebuah Biografi Lengkap (2018) karya Masykur Arif Rahman

Buku yang mencatat secara lengkap biografi Tan Malaka. Kisah hidup Tan Malaka seolah tak pernah membosankan untuk terus diulas dan dibaca.

Beli Buku di Gramedia

15. Seri Tempo Tan Malaka 2022 (2022) karya Redaksi Tempo

Serial dalam buku ini adalah edisi hasil revisi seri buku Tempo tentang Tan Malaka. Selalu ada kisah menarik yang bisa diceritakan dalam buku.

Beli Buku di Gramedia

Demikian artikel tentang biografi Tan Malaka dan buku-bukunya. Semoga bermanfaat ya! Dan tentu saja jika Grameds mau membaca buku-buku yang telah diulas di artikel ini, kamu hanya perlu mengunjungi gramedia.com. Sebab sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberi informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds.

Penulis: Diki Mardiansyah

Baca Juga!

  1. Biografi Cut Nyak Dien, Sang Pahlawan Perempuan
  2. Pahlawan Kemerdekaan yang Sangat Menginspirasi
  3. Daftar Pahlawan Revolusi Beserta Profil Singkatnya
  4. Biografi Achmad Soebardjo dan Riwayat Perjuangannya
  5. Tokoh-Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
  6. Biografi Sultan Hamid II dan Karir Politiknya
  7. Biografi Bung Tomo dan Kisah Perjuangannya
  8. Biografi Pattimura, Sang Pahlawan Dari Maluku

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.