Pemerintahan

Pengertian Aspek Trigatra dan Pancagatra beserta Perbedaannya

Written by Shaza Zahra

Aspek trigatra – Jika bicara tentang ketahanan nasional, Indonesia memiliki model ketahanannya sendiri yang bernama Astagatra. Kata ini terdiri dari delapan gatra yang terbagi menjadi Trigatra dan Pancagatra.

Kedua istilah ini melambangkan aspek penting yang memengaruhi kekuatan dan stabilitas negara. Meskipun begitu, istilah Trigatra dan Pancagatra ini masih belum familiar di telinga masyarakat umum.

Yuk simak artikel ini untuk memahami apa itu Trigatra, perbedaannya dengan Pancagatra, dan kenapa kamu perlu memahami keduanya dalam menjaga ketahanan nasional!

Apa Itu Aspek Trigatra?

Trigatra adalah tiga aspek alamiah yang membentuk kondisi dasar suatu negara. Aspek ini dikenal dengan istilah aspek alamiah karena bersifat tetap dan tidak dapat diubah oleh manusia secara langsung.

Meskipun tidak bisa diubah, kondisi-kondisi ini bisa dikelola dengan bijak agar dapat memperkuat ketahanan nasional. Berikut adalah tiga aspek yang ada dalam Trigatra:

1. Letak dan Kondisi Geografis

Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera sekaligus. Ini membuatnya menjadi jalur perdagangan internasional yang sangat strategis. Di sisi lainnya, letak yang strategis ini juga membuat Indonesia rentan terhadap berbagai bencana alam.

Untuk memanfaatkan letak geografis ini, pemerintah perlu memperhatikan pembangunan infrastruktur seperti Tol Laut dan Pelabuhan Super Prioritas atau mempersiapkan kesiapsiagaan bencana.

2. Kekayaan Alam

Selain itu, Indonesia juga dikenal kaya akan sumber daya alam. Dengan kekayaan alam yang melimpah, negara kita berpotensi menjadi negara yang sangat maju. Akan tetapi, hal ini tentu tidak ada apa-apanya tanpa pengelolaan yang bijak.

Contoh penerapan yang dapat dilakukan adalah melakukan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, seperti reboisasi dan pengawasan terhadap pertambangan. Dengan ini, kekayaan alam Indonesia bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa merusak lingkungan sekitar.

3. Kondisi dan Potensi Penduduk

Dengan lebih dari 270 juta penduduk, Indonesia menjadi salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia! Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal besar jika dikelola dengan baik.

Akan tetapi, jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas, pengelolaan sumber daya manusia, dan peningkatan kesehatan malah akan menjadi beban negara.

Untuk menghindari hal itu, pemerintah Indonesia menerapkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk penduduk yang membutuhkan.

Apa Itu Aspek Pancagatra?

Pancagatra adalah elemen dinamis yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berbeda dengan Trigatra yang bersifat alamiah dan tetap, Pancagatra terdiri dari lima aspek sosial yang dapat dibentuk dan dikendalikan. Berikut adalah lima aspek yang terkandung dalam Pancagatra:

1. Ideologi

Dasar negara Indonesia adalah ideologi Pancasila. Bahkan, ideologi ini juga menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Untuk memperkuat rasa kebersamaan dan identitas nasional, pemerintah mengajarkan pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah serta pelatihan untuk aparat pemerintah.

2. Politik

Stabilitas politik Indonesia sangat memengaruhi kebijakan pembangunan dan ketahanan nasional. Dengan sistem politik yang demokratis dan stabil, Indonesia dapat menjalankan pemerintahan yang efisien dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.

Penerapan aspek Pancagatra ini dilakukan dengan Pemilihan Umum (pemilu) dan sistem pluralis. Dengan ini, semua masyarakat berpartisipasi langsung dalam proses politik dalam negeri.

3. Ekonomi

Ekonomi yang kuat dan berkelanjutan menjadi tulang punggung ketahanan negara. Dalam era globalisasi, Indonesia harus membangun kondisi ekonomi yang mampu bersaing di pasar internasional serta mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan.

Contoh penerapan aspek ini antara lain program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor ekonomi.

4. Sosial Budaya

Selain sumber daya alam, negara kita juga terkenal karena keanekaragaman budayanya. Untuk memanfaatkan hal tersebut, kita dapat mengadakan Festival Budaya atau mengajarkan budaya multikulturalisme di sekolah.

Cara ini sangat tepat untuk menjaga keberagaman budaya sembari memperkuat rasa persatuan kita sebagai warga Indonesia.

5. Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Aspek Pancagatra terakhir adalah pertahanan dan keamanan. Dengan aspek ini, Indonesia dapat menjaga kedaulatan negara dan stabilitas sosialnya.

Selain melibatkan kekuatan militer, Indonesia perlu memerhatikan partisipasi aktif masyarakatnya sendiri saat menjaga keamanan bersama. Salah dua penerapannya adalah menerapkan sistem pertahanan modern dan program pertahanan rakyat semesta.

Perbedaan Trigatra dan Pancagatra

Meskipun keduanya sama-sama merupakan bagian dari ketahanan nasional, Trigatra dan Pancagatra memiliki perbedaan mendasar.

Trigatra lebih berfokus pada aspek alamiah dan geografis yang ada di negara, sedangkan Pancagatra lebih berkaitan dengan aspek sosial dan politik yang dapat dikendalikan oleh pemerintah dan masyarakat.

Berikut Gramin sertakan tabel simpel untuk memudahkanmu membedakan keduanya!

Aspek Trigatra Pancagatra
Sifat Alamiah (tidak bisa diubah) Sosial (bisa dibentuk dan dikelola)
Jumlah Aspek 3 5
Komponen Geografi, Kekayaan Alam, Penduduk Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosbud, Hankam
Pengaruh Utama Faktor geografis dan sumber daya Faktor sosial, budaya, dan kebijakan publik
Pengelolaan Melalui perencanaan ruang dan konservasi Melalui kebijakan, pendidikan, dan penguatan sistem

 

Meskipun berbeda, keduanya tetap saling melengkapi. Trigatra memberikan dasar dan kondisi nyata di lapangan, sementara Pancagatra menjadi cara Indonesia mengelola masyarakat dan sumber dayanya agar berjalan seimbang dan berkesinambungan.

Kenapa Pemahaman Trigatra dan Pancagatra Itu Penting?

Dengan memahami kedua konsep ini, Grameds dapat melihat bagaimana setiap elemen di atas bekerja bersama-sama.

Trigatra memberikan dasar yang tak tergantikan tentang kondisi alamiah yang dihadapi Indonesia, sedangkan Pancagatra memberikan kita kerangka untuk mengelola dan mengembangkan elemen-elemen sosial dan politik di dalamnya.

Selain itu, ketahanan nasional Indonesia juga bergantung dari cara kita mengelola dan menjaga keseimbangan keduanya. Memahami kedua konsep ini memberikan kita gambaran tentang langkah-langkah apa yang harus diambil ketika menghadapi berbagai tantangan–mulai dari perubahan iklim, kemiskinan, dan potensi ancaman dari luar.

Rekomendasi Buku Terkait Trigatra, Pancagatra, dan Ketahanan Nasional

Apakah Grameds  ingin memperdalam pemahaman tentang konsep Trigatra, Pancagatra, atau ketahanan nasional dan wawasan nusantara? Berikut ini Gramin sajikan beberapa rekomendasi buku dari Gramedia yang relevan dan layak dibaca!

1. Ilmu Negara: Perspektif Geopolitik Masa Kini – Kris Wijoyo Soepandji


Ilmu Negara: Perspektif Geopolitik Masa Kini


Dengan menggunakan lensa geopolitik masa kini, Saudara Kris Wijoyo berupaya untuk memperkaya dan mempertajam khazanah Ilmu Negara dengan cara menempatkan Ilmu Negara dalam konteks kekinian, dan utamanya, keIndonesiaan, melalui ‘pisau-bedah’ sejarah modern bangsa-bangsa, dinamika geopolitik internasional, serta secara khusus, dan yang paling utama, sejarah Indonesia.

Saya yakin, buku ini dapat memberikan andil dalam khazanah pengajaran dan pemahaman akan Ilmu Negara. Selain bagi mahasiswa hukum, buku ini juga sangat bermanfaat bagi kalangan masyarakat pada umumnya yang berminat terhadap masalah-masalah kenegaraan, khususnya negara Indonesia yang masih berusia muda. Akhir kata, saya menghargai usaha saudara Kris Wijoyo dalam menulis buku ini dan harapan saya, beliau dapat menjadi ilmuwan yang mumpuni, dan berguna bagi bangsa dan Negara Indonesia.” –Budi Darmono, S.H., M.S.A., M.C.L., Ph.D. Ketua Bidang Studi Dasar-Dasar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Ilmu negara di masa awal kemunculannya dikembangkan oleh Georg Jellinek di Jerman pada abad ke-20. Ilmu ini adalah ilmu yang menghubungkan antara pemahaman akan kekuasaan atau politik dengan hukum. Salah satu bidang ilmu dari ilmu negara adalah geopolitik. Ilmu geopolitik akan membuat kita dapat memahami situasi yang terjadi terkait hubungan antara aktivitas negara dengan masyarakat di negara itu. Dalam buku ini dibahas pengertian dasar dari geopolitik, sampai dengan kondisinya di Indonesia.

2. Pancasila Ideologi Tengah Tanpa Oposisi – Anwar Arifin Andipate

Pancasila Ideologi Tengah Tanpa Oposisi

Pancasila adalah ideologi (ideology atau weltanschaining) yang disusun dan dibentuk secara sadar sesuai kondisi lokal Indonesia oleh tokoh-tokoh pemikir, pejuang, dan pemimpin bangsa (1945). Pancasila sengaja didesain sebagai ideologi Tengah Tanpa Oposisi yang berbeda dengan semua ideologi negara lainnya seperti yang dijelaskan Presiden Soekarno kepada seluruh pemimpin bangsa yang hadir dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 30 September 1960 di New York.

Melalui pidato Bung Kamo ini terlihat jelas bahwa Pancasila tidak menganut individualisme dan kapitalisme (borjuisme) yang menghalalkan pasar bebas secara total yang dikenal sebagai ideologi Kanan dalam konsepsi Negara Jaga Malam Nachwachtersstaat atau Night Watmatch State). Sebaliknya Indonesia juga tidak menganut kolektivisme dan sosialisme ala komunis yang dikenal sebagai ldiologi Kiri yang mengharamkan pasar bebas dan menghendaki peran negara secara total (totaliter) dalam konsepsi Negara Kekuasaan (Machtstaat atau Authority State). Pancasila memuat gagasan dan nilai-nilai yang memadukan peran negara dan peran swasta sebagai jalan tengah sesuai dengan demokrasi politik yang dipadukan dengan demokrasi ekonomi dalam konsepsi Kedaulatan Rakyat atau Kerakyatan dan konsepsi Negara Pengurus atau Negara Kesejahteraan (Wefvaarstaat atau Welfare State). Indonesia juga menganut politik luar negeri bebas aktif dan nonblok.

Demikian juga Pancasila mengandung nilai-nilai teosentris dengan menghormati nilai – nilai antroposentris, yang berimplikasi struktural bahwa Indonesia bukan negara sekuler meskipun juga bukan negara agama. Pancasila juga memuat gagasan dan nilai-nilai yang berimplikasi struktural mengenai Negara Kekeluargaan atau Negara Gotong royong, yang mengharamkan adanya oposisi dalam sistem politik dan pemerintahan Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa Pancasila merupakan ideologi Tengah Tanpa Oposisi yang memiliki implikasi kultural dalam berbagai dimensi seperti lahirnya budaya transendental. budaya gotong royong (kekeluargaan), budaya musyawarah, budaya berbagi, budaya kekuasaản mencari orang, serta budaya rukun, selaras, serasi, dan seimbang.

3. Keterbukaan Informasi Publik dan Ketahanan Nasional – Abdulhamid Dipopramono

Keterbukaan Informasi Publik dan Ketahanan Nasional

Pada masyarakat modern, kebutuhan atas informasi semakin besar. Bahkan informasi kini telah menjadi kebutuhan dasar dalam pengambilan keputusan personal, komunal/sosial, maupun institusional. Era globalisasi yang didukung kemujuan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong pertukaran informasi terjadi terus-menerus sehingga keterbukaan informasi merupakan keniscayaan.

Demikian halnya dengan informasi publik, ia berhak didapatkan oleh setiap warga negara lewat berbagai platform karena informasi publik merupakan hak asasi bagi warga negara. Oleh karena itu badan-badan publik (baik negara maupun non-negara) wajib membukanya tanpa batasan.

Informasi publik sangat terkait dengan tatakelola pemerintahan yang baik dan ketahanan nasional suatu bangsa, dan ini berlaku untuk semua aspek dalam Astagatra yang meliputi geografi, demografi, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan. Pada semua aspek tersebut keterbukaan informasi publik harus dijamin meski tetap ada informasi yang dikecualikan atau dirahasiakan, sesuai dengan ketentuan perundangan, demi tetap terwujudnya ketahanan nasional.

Memahami Trigatra dan Pancagatra untuk Masa Depan Bangsa

Itulah pengertian dari aspek Trigatra dan Pancagatra yang dapat kamu pahami. Ternyata, keduanya saling berkaitan dalam membentuk kebijakan, strategi, dan kesadaran kebangsaan Indonesia.

Pemahaman tentang aspek ini justru semakin releval ketika kita menghadapi berbagai tantangan global seperti disrupsi teknologi, perubahan iklim, hingga ketegangan geopolitik.

Berbicara tentang pertahanan negara, Gramedia.com juga menyediakan aneka referensi terpercaya seputar geopolitik, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang ini, kamu telah aktif memberikan kontribusi bagi bangsa.

Tunggu apalagi? Yuk, eksplorasi lagi aspek trigatra dan dapatkan buku-buku incaranmu hanya di Gramedia.com!

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi