Kuliah Penelitian

Pengertian Validasi: Tipe, Proses, dan Parameter

Validasi adalah

Validasi adalah – Data dan parameter diperlukan untuk melakukan pengukuran dalam tes penelitian. Setelah data survei diperoleh, diolah dengan cara berpikir logis dan metode ilmiah tertentu berdasarkan ukuran validasi survei. Kriteria validasi penting untuk menetapkan kebenaran penelitian sehingga dapat membenarkan penelitian ilmiah.

Jadi apa itu verifikasi dan apa konsep validitas? Lalu apa saja contoh validasi data? Validasi adalah hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap peneliti. Semua pembahasan tentang validasi dirangkum dalam deskripsi artikel ini:

Pengertian Validasi

Validitas berasal dari istilah validitas yang berarti ketepatan dan ketelitian suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi besarnya (Azwar: 1986). Selain itu, validitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur sebenarnya adalah variabel yang ingin diteliti oleh peneliti (2006).

Di sisi lain, menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validasi adalah hal yang mengacu pada variabel yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas penelitian menunjukkan tingkat keakuratan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur.

Uji validasi adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan kisaran di mana instrumen yang digunakan untuk pengukuran menjadi objek pengukuran. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur validitas kuesioner.

Kuesioner dikatakan bermanfaat apabila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat menyatakan apa yang diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu tes dikatakan sangat valid jika melakukan fungsi pengukurannya atau memberikan hasil pengukuran yang akurat dan akurat yang sesuai dengan tujuan tes tersebut.

Tes yang memberikan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran disebut tes validitas rendah. Sisi lain dari konsep validasi adalah aspek akurasi pengukuran. Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan benar dan juga sangat akurat.

Implikasi akurasi di sini adalah dapat mendeteksi perbedaan kecil dalam atribut yang diukur. Saat mengkonfirmasi validitas kuesioner, itu dapat dibagi menjadi validitas faktor dan validitas item.

https://www.gramedia.com/products/validasi-dan-verifikasi-metode-uji?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/validasi-dan-verifikasi-metode-uji?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Validitas faktor diukur ketika suatu item dibangun dengan menggunakan beberapa faktor (ada kesamaan antara satu faktor dengan faktor lainnya). Validitas faktor ini diukur dengan mengkorelasikan skor faktor (jumlah item dalam faktor) dengan skor faktor total (jumlah semua faktor).

Keefektifan suatu item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap total item (skor total), dihitung dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total item. Jika menggunakan beberapa elemen, berarti validitas item diuji dengan mengkorelasikan skor item dengan skor elemen.

Kemudian dihitung lagi dengan skor item dan skor total elemen. Koefisien korelasi diperoleh dari hasil perhitungan korelasi. Digunakan untuk mengukur tingkat keefektifan suatu barang dan menentukan apakah barang tersebut layak untuk digunakan.

Uji signifikansi koefisien korelasi biasanya dilakukan untuk menentukan apakah suatu item berguna. Artinya jika suatu item berkorelasi signifikan dengan skor total, maka item tersebut dianggap valid. Teknik uji yang sering digunakan peneliti untuk menguji tingkat validasi adalah penggunaan korelasi pearson bivariat (product moment pearson).

Analisis ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor untuk setiap item dengan skor total. Skor total adalah total semua item. Item pertanyaan yang menunjukkan korelasi yang signifikan dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut dapat membantu memperjelas apa yang ingin kamu ungkapkan.

Konsep Validasi atau Validitas

Dalam beberapa literatur, validasi juga disebut validitas. Namun, literatur lain menyatakan bahwa jika validasi adalah kegiatan yang menguji suatu perangkat, efektivitas sebagai keyakinan akan efektivitas perangkat tersebut.

Ada beberapa pendekatan atau konsep validitas untuk menemukan bukti sebagai validitas yang dapat dibagi menjadi tiga. Yakni validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria atau secara empiris. Konsep validitas adalah sebagai berikut:

1. Validasi/Validitas Isi

Validasi/validitas isi dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana ujian mengukur kecakapan dalam isi yang dimaksudkan untuk diperoleh untuk isi atau tujuan pembelajaran tertentu. Bukti kemudian diproses dan dianalisis dengan analisis rasional atau logis daripada berdasarkan perhitungan statistik.

Oleh karena itu, validitas isi dinilai oleh mereka yang ahli di bidangnya dengan menilai apakah kisi-kisi uji sudah mewakili atau mencerminkan seluruh isi atau isi yang perlu dipelajari secara proporsional.

Setelah dilakukan pengecekan keabsahan data isi dengan ahli, perangkat akan diperiksa dan direvisi sesuai dengan rekomendasi/masukan ahli. Beberapa ahli menyatakan instrumen tersebut valid dari segi isi.

Validasi adalah

Sumber: Kompas.com

Ciri mendasar dari keabsahan dokumen adalah bahwa ahli telah menyetujui dokumen baik dalam substansi maupun bentuk tanpa modifikasi. Oleh karena itu, seorang ahli perlu memperbaiki perbaikan sampai perbaikan benar-benar berlaku (tanpa perbaikan). Contoh yang dinilai dalam validitas isi antara lain seperti berikut ini:

  • Tata bahasa
  • Definisi operasional variabel
  • Representasi sesuai dengan variabel yang diteliti
  • Jumlah soal
  • Format jawaban
  • Skala pada instrumen
  • Petunjuk pengisian instrumen
  • Waktu pengerjaan
  • Populasi sampel
  • Format penulisan
  • Pemberian nilai atau skor

https://www.gramedia.com/products/cara-praktis-melakukan-uji-validitas-alat-ukur-penelitian?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/cara-praktis-melakukan-uji-validitas-alat-ukur-penelitian?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi
2. Validasi/Validitas Konstruk

Validitas konfigurasi berfokus pada kualitas alat ukur yang menyajikan hasil pengukuran yang sama dengan definisi konseptual (teoretis) yang ada. Definisi setiap variabel harus diklarifikasi untuk memfasilitasi evaluasi validitas konfigurasi. Validitas konstruk umumnya digunakan dalam instrumen yang membantu mengukur variabel konseptual.

Contoh: Pengukuran sikap, kepentingan diri, gaya kepemimpinan, tes bakat, kecerdasan, kecerdasan, emosi, dll. Saat menentukan validitas konfigurasi, kamu harus menggunakan kedalaman teoritis yang sesuai dan pertanyaan serta pernyataan instrumental yang sesuai. Oleh karena itu, peralatan ini berguna dalam hal efektivitas konfigurasi.

Pemahaman lain tentang validitas konstruk adalah untuk mengevaluasi seberapa baik seorang ahli atau teori yang digunakan oleh seorang ahli menerjemahkan ke dalam ukuran atau sarana. Proses telaah teori diakhiri dengan perumusan teori, penentuan dimensi dan indikator, serta penulisan elemen perangkat. Verifikasi konfigurasi ini juga didasarkan pada proses analisis perbandingan yang logis dan cermat.

3. Validitas Kriteria

Validitas standar mengukur perbandingan antara alat yang sedang dikembangkan dan alat yang dianggap sebanding. Jenis-jenis validitas kriteria dapat dibagi lagi menjadi dua jenis. Yaitu, validitas kriteria prediktif dan validitas kriteria simultan. Validitas kriteria prediksi adalah pengujian alat dan kriteria yang berjalan pada waktu yang berbeda, dan validitas kriteria berjalan pada waktu yang sama.

Oleh karena itu, perbedaannya terletak pada waktu pengujian dan kriteria peralatan. Hasil evaluasi instrumen dan kriterianya ditetapkan untuk analisis korelasi. Jika nilai koefisien korelasi semakin tinggi, maka data tersebut semakin valid.

https://www.gramedia.com/products/validitas-reliabilitas-karasteristik-butir?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/validitas-reliabilitas-karasteristik-butir?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Tipe Validasi

1. Validasi Prospektif

Verifikasi ini dilakukan sebelum mengimplementasikan proses, membuat resep baru, atau membuat perangkat baru. Umumnya, tiga tahapan akan digunakan untuk kegiatan validasi di masa mendatang. Validisai ini dari pengembangan hingga produksi (Health Canada, 2009). Contoh validasi di masa mendatang adalah validasi proses pembuatan kaplet baru.

2. Validasi Retrospektif

Validasi ini melibatkan pencatatan variabel dan serangkaian langkah yang dilakukan dari seluruh proses manufaktur (hingga produk akhir). Verifikasi ini berfungsi sebagai bukti/dokumentasi bahwa proses yang dijalankan telah dikendalikan sesuai SOP yang telah ditetapkan (Health Canada, 2009). 20-30 tahapan biasanya cukup untuk digunakan sebagai bukti validasi prosedur yang dilakukan. Contoh validasi retroaktif adalah validitas proses pembuatan kapsul komersial.

3. Validasi Konkuren

Verifikasi ini mencakup pemantauan proses langkah-langkah pemrosesan penting dan verifikasi produk dari setiap langkah proses untuk memastikan bahwa produk (perantara) yang diproduksi di setiap proses memenuhi persyaratan. Contoh validasi adalah bentuk berkelanjutan dari proses pembuatan kapsul (manufacturing process).

https://www.gramedia.com/products/validitas-dan-realibitas-alat-ukur-psikologi-ahmad?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/validitas-dan-realibitas-alat-ukur-psikologi-ahmad?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Proses Validasi

Proses validasi adalah setidaknya terdiri dari empat langkah konkrit, yaitu Verifikasi Perangkat Lunak (Software Verification), Verifikasi Perangkat Keras/Peralatan (Equipment/Hardware Verification), Verifikasi Metode, dan Kompatibilitas Sistem.

Proses verifikasi dimulai dengan perangkat lunak yang divalidasi dan sistem yang disertifikasi, dan metode yang divalidasi dikembangkan menggunakan sistem yang disertifikasi. Akhirnya, verifikasi penuh dicapai dengan menyesuaikan sistem.

Setiap tahapan proses validasi adalah proses yang bertujuan untuk berhasilnya validitas secara keseluruhan (Gholib, Ibnu: 2008). Ada beberapa alasan untuk mengembangkan metode analisis baru seperti berikut ini:

  • Tidak ada metode yang cocok untuk analisis tertentu dalam matriks sampel tertentu.
  • Metode yang ada terlalu banyak kesalahan, metode tersebut reliabel atau tidak reliabel (kurang akurat dan kurang akurat).
  • Proses yang ada mahal, memakan waktu, energi intensif atau tidak otomatis.
  • Metode yang ada tidak memberikan sensitivitas atau spesifisitas yang cukup untuk sampel yang bersangkutan.
  • Alat dan teknik baru menawarkan peluang untuk meningkatkan kinerja metode, termasuk peningkatan identifikasi objek yang akan dianalisis, peningkatan batas deteksi, dan peningkatan akurasi dan akurasi.
  • Untuk alasan hukum atau ilmiah, metode alternatif perlu dikembangkan.

Prosedur atau metode verifikasi harus “masuk akal”. Artinya, ada prosedur atau metode verifikasi. “Objek” bukti adalah setiap bahan, proses, prosedur, aktivitas, sistem, peralatan, atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengendalian mutu (ruang lingkup). Maka maksud/sasaran dari penerapan validasi adalah agar semua benda uji selalu (secara konsisten) mencapai hasil yang diinginkan.

Validasi adalah

Sumber: Kompas.com

Parameter Validasi

Menurut USP, validasi metode analisis terdiri dari delapan langkah (Rahman Abdul, 2009). Validasi metode, daya tahan, kekasaran, linieritas dan jangkauan, spesifisitas, batas deteksi, akurasi, akurasi, batas kuantifikasi. Di sisi lain, ICH membagi fungsi validasi metode yang sedikit berbeda dari USP (Rahman Abdul, 2009).

1. Ketepatan atau Akurasi

Akurasi adalah metode analisis, atau antara nilai yang diukur dan nilai yang diterima, dan nilai aktual dari nilai yang dikonversi atau nilai referensi akurasi dari objek yang dianalisis yang dikumpulkan. Diukur sebagai sejumlah, maka pengukuran ini bersampel. Saat menguji senyawa obat, akurasi dicapai dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar baku (SRM).

Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan pelaporan kumpulan data dari 9 pengujian pada 3 konsentrasi yang berbeda (misalnya, 3 konsentrasi yang mengandung 3 replika) sebagai pemulihan.

2. Presisi

Validasi adalah ukuran kedekatan antara serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari beberapa pengukuran pada sampel homogen yang sama. Itulah sebabnya validasi biasanya dilakukan pada tiga tingkat yang berbeda: produktivitas, akurasi menengah, dan produktivitas. Ini terkait dengan hasil lab lainnya.

3. Spesifitas

Selektivitas atau spesifisitas dari metode validasi adalah kemampuan untuk secara hati-hati dan akurat mengukur hanya zat tertentu dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Atau, spesifisitas sering diartikan sebagai kemampuan untuk secara akurat dan spesifik mengukur suatu target.

Termasuk jika adanya komponen lain dalam matriks sampel, seperti produk degradasi dan pengotor dari komponen matriks. Spesifisitas sering dilakukan pada sampel yang mengandung aditif berupa pengotor, produk degradasi, analog, atau senyawa asing lainnya dan dibandingkan dengan hasil analisis sampel tanpa aditif lainnya.

ICH mengklasifikasikan kekhususan menjadi dua kategori: uji identifikasi dan uji kemurnian atau pengukuran. Untuk tujuan identifikasi, spesifisitas diberikan dengan metode analitik untuk membedakan senyawa dengan struktur molekul yang serupa. Untuk menguji kemurnian dan mengukur tingkat spesifisitas yang ditunjukkan oleh pemisahan dua senyawa yang berdekatan.

Senyawa ini biasanya merupakan komponen utama atau bahan aktif dan/atau pengotor. Penentuan kekhususan metode dapat dicapai dengan dua cara. Salah satunya adalah mengoptimalkan senyawa target untuk isolasi lengkap dari senyawa lain.

Cara kedua untuk mendapatkan singularitas validasi adalah dengan menggunakan detektif selektif, terutama untuk koneksi yang melarikan diri bersama. Misalnya, detektor elektrokimia atau detektor fluoresensi hanya mendeteksi senyawa tertentu, bukan senyawa lain.

Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung kontaminan, produk degradasi, senyawa sejenis, zat asing lainnya, atau pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan zat tersebut. Perbedaan hasil jika ada adalah perbedaan antara hasil kedua tes.

Jika pengotor atau produk degradasi tidak dapat diidentifikasi atau diperoleh, hasil sampel terkontaminasi atau uji degradasi dianalisis menggunakan metode yang diuji untuk kromatografi, analisis kelarutan fase, kalorimeter pemindaian diferensial. Derajat kesesuaian antara dua hasil analisis memberikan ukuran selektivitas. Dalam metode analisis kromatografi, selektivitas ditentukan dengan menghitung resolusi (Rs).

4. Batas Deteksi atau Batas Kuantitas (Limit of Quantification)

Batas deteksi adalah jumlah analit minimum yang dapat dideteksi dalam sampel dan masih menunjukkan respons yang signifikan dibandingkan dengan nilai blanko. Batas deteksi adalah parameter uji batas. Batas kuantifikasi adalah parameter analisis mikroskopis dan didefinisikan sebagai jumlah minimum analit dalam sampel yang dapat dipenuhi dengan cermat dan teliti (Riyadi Wahyu, 2009).

5. Linearitas dan Rentang

Rentang Linearitas adalah fitur metode analisis yang memberikan respon sebanding dengan konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas bawah dan atas analit yang terbukti secara akurat. Ini menentukan akurasi dan linearitas yang dapat diterima.

https://www.gramedia.com/products/validitas-alat-ukur-psikologi-aplikasi-praktis?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/validitas-alat-ukur-psikologi-aplikasi-praktis?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

6. Kisaran

Rentang metode didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dan tertinggi di mana metode analitik menunjukkan akurasi dan linearitas yang memadai. Konsentrasi standar harus diukur pada nilai yang mendekati atau sama dengan konsentrasi yang diharapkan dari konten yang akan dianalisis, karena rentang konsentrasi yang diuji bergantung pada sifat metode dan penggunaannya dalam uji komponen utama.

7. Kekasaran atau Ruggednes

Kekasaran adalah suatu tingkat Reprodusibilitas objek yang diperoleh dalam berbagai kondisi dinyatakan sebagai solusi dari tingkat deviasi relatif (persen). Metode Kekasaran adalah tingkat produktivitas hasil pengujian yang diperoleh dari analisis sampel yang sama di bawah kondisi uji normal yang berbeda seperti laboratorium, analisis, instrumen, reagen, suhu, hari yang berbeda.

Kekokohan biasanya didefinisikan sebagai kurangnya dampak Representasi dari lingkungan operasi atau kerja yang berbeda dalam hasil pengujian Kekakuan metode adalah ukuran produktivitas dalam kondisi operasi normal antara lab dan analis.

8. Kekuatan atau Robustness

Robustness adalah kemampuan metode analisis untuk tidak terpengaruh oleh sedikit variasi dalam parameter metode.

9. Uji Kesesuaian Sistem

Sebelum melakukan analisis harian, analis harus memastikan bahwa sistem dan prosedur yang digunakan dapat menghasilkan data yang dapat diterima.

Demikian ulasan mengenai validasi. Buku-buku terkait bisa Grameds baca dan dapatkan di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik untuk Grameds.

Penulis: Lala

Baca juga:

About the author

Nanda Akbar Gumilang