Manajemen

Pengertian ROI (Return On Investment) dan Cara Menghitungnya

Written by Novi V

Pengertian ROI (Return On Investment) – Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap pemilik bisnis adalah memahami pengertian ROI atau Return On Investment atau yang disebut dengan tingkat pengembalian investasi secara keseluruhan dalam sebuah bisnis yang mereka lakukan. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengertian ROI dan bagaimana cara menghitung ROI serta rumus yang perlu digunakan. Adapun alasan utama dari pentingnya memahami ROI ini yaitu karena ROI merupakan tolok ukur dari keuntungan bisnis yang paling tepat.

Dengan mengetahui tingkat pengembalian investasi, semua kegiatan operasional bisa dievaluasi tingkat pengembalian investasinya. Bahkan beberapa pakar keuangan yang ada di Indonesia menganggap ROI sebagai uang atau aset yang didapatkan atau hilang dalam proses investasi dari suatu bisnis. Dalam hal ini, investasi mengacu pada pembelian aset, modal, dan juga anggaran yang dibutuhkan sebagai gaya investasi. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, yuk simak informasi yang ada di bawah ini:

Pengertian ROI (Return On Investment)

Return on investment atau ROI ini merupakan rasio keuntungan dan juga kerugian dari suatu investasi yang kemudian dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Sederhananya, pengertian ROI ini adalah persentase profit yang dapat diperoleh dari total jumlah aset yang diinvestasikan. Return on investment adalah cara yang cukup efektif untuk melihat efektivitas dari suatu bisnis.

ROI disini digunakan untuk menghitung berapa dana yang diperlukan untuk investasi. Misalnya saja, apabila investor ingin menanam modal, maka persentase ROI dapat digunakan untuk meyakinkan para investor supaya mau berinvestasi. Selain itu, ROI juga menghitung potensi keuangan aktual perusahaan untuk dapat membagi pendapatan ataupun laba dengan jumlah investasi yang diperoleh.

Perhitungan ROI atau return on investment ini sangat diperlukan oleh para investor. Secara tidak langsung, ROI akan menggambarkan berapa besar keuntungan yang diperoleh para investor apabila menginvestasikan modalnya ke suatu bisnis. Misalnya saja, apabila kita ingin berinvestasi ke sebuah bisnis dengan persentase ROI minimal 5 persen, maka setidaknya kita bisa mendapatkan persentase keuntungan yang sama, atau lebih tinggi dari yang yang kita investasikan.

ROI disini juga digunakan untuk mengukur keberhasilan dari sebuah proyek. Misalnya saja, perusahaan kita menginvestasikan dana untuk sebuah program kampanye. Perusahaan akan menganalisa hasil dari penjualan yang diperoleh dengan uang yang dikeluarkan untuk kampanye guna menentukan return on investment. Apabila uang yang dihasilkan lebih banyak dari jumlah uang yang dikeluarkan, maka dapat disimpulkan bahwa program kampanye tersebut mendatangkan keuntungan. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka dapat disimpulkan bahwa program kampanye tersebut tidak efektif dan perlu dievaluasi.

Pengertian ROI (Return On Investment) Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian ROI atau return on investment menurut beberapa ahli di bidang bisnis, antara lain:

1. Pengertian ROI Menurut Munawir (2007)

Return on investment merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang ditujukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan guna menghasilkan keuntungan.

2. Pengertian ROI Menurut Sutrisno (2001)

Return on investment merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.

3. Pengertian ROI Menurut Suad Husnan & Enny Pudjiastuti (2004)

ROI atau return on investment merupakan rasio yang menunjukkan seberapa banyak keuntungan bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Pengertian ROI Menurut Bambang Riyanto (2005)

ROI merupakan tingkat pengembalian investasi yang menunjukkan tingkat kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk bisa menghasilkan keuntungan netto.

5. Pengertian ROI Menurut Kasmir (2015)

Menurut Kasmir, ROI sebagai rasio pengembalian ataupun hasil atas aktiva yang digunakan oleh sebuah perusahaan. Selain itu, ROI adalah skala pengukur efektivitas manajemen suatu transaksi investasi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROI

Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap perhitungan ROI. Dimana perubahan nilai salah satu ataupun kedua faktor tersebut akan turut memberikan perubahan terhadap ROI yang dihasilkan. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Tingkat Perputaran Aktiva Operasi atau Operating Assets

Aktiva yang dihitung disini yaitu yang berguna untuk kegiatan operasional atau yang disebut dengan operating assets. Misalnya saja, bangunan, peralatan, uang. sampai aset tidak berwujud seperti hak paten. Sedangkan aset yang berupa investasi dan sejenisnya yang tidak langsung berdampak pada operasional bukan merupakan operating assets. Menghitung tingkat perputaran operating assets ini memiliki tujuan untuk melihat sejauh mana perusahaan bisa memanfaatkan berbagai macam aset yang dimilikinya. Selain itu, penghitungan ini juga bisa membantu mempertimbangkan perkembangan usaha menuju arah yang lebih maju.

2. Profit Margin

Sedangkan profit margin bisa diartikan sebagai rasio antara laba bersih dengan penjualan bersih. Itu artinya, kedua variabel yang dihitung tidak termasuk ke dalam beban pajak atau sejenisnya. Dengan profit margin ini akan bisa diketahui besarnya efisiensi sebuah perusahaan. Hasil dari perhitungan profit margin ini menunjukkan berapa keuntungan yang diperoleh dalam 1 rupiah penjualan. Misalnya saja, nilai profit margin yaitu sebesar 25 persen, maka artinya 1 rupiah penjual mengandung 0.25 rupiah keuntungan. Oleh karena itu, semakin besar hasil perhitungan profit margin, maka akan semakin besar juga keuntungan yang diperoleh.

Manfaat Return On Investment

Setelah memahami pengertian ROI dan beberapa faktor yang mempengaruhi ROI, sekarang adalah saatnya untuk memahami terkait apa sih sebenarnya manfaat dari return on investment ini:

1. Efisiensi Penggunaan Dana

Manfaat yang pertama dari ROI ini adalah ketika sebuah perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI ini bisa mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi, dan juga efisiensi bagian penjualan.

2. Mengetahui Kelemahan Perusahaan

Manfaat selanjutnya dari ROI yaitu bisa membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis. Sehingga bisa diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau bahkan di atas rata-rata. Dengan begitu, akan bisa diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Mengukur Profitabilitas dari Perusahaan atau Produk

Apabila sebuah perusahaan menggunakan product cost system yang baik, maka dari perhitungan modal dan juga biaya bisa dialokasikan pada berbagai macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Maka hal itu akan memudahkan dalam menghitung profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan.

4. Sebagai Alat Kontrol

Fungsi yang terakhir dari ROI ini adalah sebagai alat kontrol untuk melihat bagaimana prospek saat ini. Sehingga dapat memperoleh bayangan terkait langkah apa yang selanjutnya dapat diambil oleh perusahaan.

Kegunaan dan Kelemahan ROI

Penggunaan ROI ini bisa memberikan manfaat dan juga kegunaan. Namun selain itu, ada pula kelemahan yang juga harus dipertimbangkan. Dalam melakukan perhitungan, kita perlu memahami keduanya supaya tidak ada salah paham mengenai pengertian ROI itu sendiri.

1. Kegunaan

Beberapa kegunaan ROI yang cukup bermanfaat untuk mempertimbangkan rencana investasi diantara yaitu:

a. Perusahaan bisa mengukur efisiensi berbagai macam aspek karena sifat ROI yang menyeluruh. Kegunaan tersebut dapat maksimal apabila akuntansinya telah dijalankan dengan baik.
b. Dapat digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan lain apabila rasio industri sudah diketahui.
c. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan investasi, baik itu dalam bentuk pembelian atau pendanaan.

2. Kelemahan

Selain kegunaan yang sudah disebutkan di atas, ROI juga mempunyai kelemahan. Hal ini perlu diperhatikan supaya penggunaan ROI ini tidak membuat perusahaan mengabaikan pertimbangan lain. Beberapa kelemahan ROI ini diantaranya yaitu:

a. Sulit untuk membandingkan rate of return antar perusahaan yang mungkin berbeda praktik akuntansinya. Perbedaan itu bisa mengakibatkan kesalahan perbandingan.
b. Fluktuasi nilai uang dapat berpengaruh pada perhitungan profit margin. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan atas pembelian yang dilakukan ketika inflasi dan ketika tidak inflasi.
c. Belum bisa dipastikan efektivitasnya karena tidak turut menghitung biaya modal. Padahal, biaya modal ini juga cukup penting untuk melihat tingkat penggunaan modal.

Cara Meningkatkan ROI

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai ROI di dalam perusahaan, antara lain:

1. Gunakan A/B Testing

A/B Testing ini merupakan metode yang digunakan untuk membandingkan apakah strategi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen atau belum. Dalam meningkatkan ROI perusahaan atau bisnis, kita dapat melakukan pengujian A/B Testing ini pada konsumen. Sehingga kita bisa menguji jenis kampanye mana yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan kampanye mana yang harus diperbaiki. Hal pertama yang dapat kita lakukan yaitu dengan membuat beberapa strategi kampanye yang akan dilakukan. Berikut ini adalah contoh yang dapat digunakan:

– Landing Page
– Newsletter
– Content Marketing
– Website bisnis

Sebab, cara yang paling efektif untuk menaikkan ROI adalah dengan menaikkan brand awareness kepada calon konsumen baru tentang bisnis kita dan produk yang akan dijual.

2. Tetapkan Tujuan ROI dan Buat Rencana yang Matang

Cara yang kedua untuk meningkatkan ROI adalah dengan menetapkan tujuan dan juga rencana matang tentang prospek bisnis yang akan dijalani kedepannya. Buatlah tujuan bisnis yang cerdas, solutif, relevan, dan inovatif supaya bisa mengembangkan bisnis lebih jauh dan memperluas target audiens yang dituju. Hasil dari perhitungan ROI ini juga bisa ditujukan untuk pedoman dalam membuat proyeksi dan strategi bisnis. Nilai perhitungan ROI yaitu hal yang cukup penting untuk kegiatan pemasaran untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan keuntungan dengan potensi bisnis yang lebih besar. Selain itu, kita juga harus memperhatikan detail-detail seperti perhitungan pajak dan perkiraan inflasi yang akan terjadi di periode sebelumnya dengan data yang sudah dimiliki saat ini.

3. Tentukan Unique Selling Product (USP)

Temukan dan tentukan Unique Selling Product dari produk dan juga bisnis yang kita jalankan. Perlu dipahami bahwa USP ini akan sangat membantu untuk menarik investor atau calon konsumen baru pada bisnis kita. Semakin relevan dan solutif USP yang dimiliki, maka akan semakin membantu dalam membedakan bisnis kita dengan kompetitor. Hal tersebut tentunya akan membantu dalam meningkatkan nilai ROI di dalam bisnis. Misalnya saja, saat kita mempunyai bisnis Cloud Kitchen, dimana tren bisnis yang satu ini memang sedang naik dan banyak orang yang berminat untuk berinvestasi dalam bisnis ini. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat inovasi baru dan belum dimiliki oleh kompetitor lain. Misalnya saja, kita menambahkan tempat untuk dine in atau inovasi lain supaya bisnis kita mempunyai nilai USP lebih dari kompetitor.

4. Eksplor Channel Pemasaran Lainnya

Strategi ideal yang dapat digunakan untuk meningkatkan ROI yaitu dengan menggunakan channel pemasaran lain. Misalnya saja bisa seperti menggunakan website, membuat sebuah newsletter, melakukan pemasaran secara offline, sampai menggunakan sosial media untuk menjaring audiens baru. Kita dapat mencoba eksplorasi channel pemasaran tersebut kemudian mencari tahu menggunakan data analisis, di platform mana bisnis kita paling banyak memperoleh impresi atau konversi. Apabila sudah menemukan platform yang tepat, maka kita bisa langsung mempelajari platform tersebut dan menyusun sebuah strategi konten yang tepat supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

Cara Menghitung ROI (Return On Investment)

Untuk lebih memahami apa itu ROI, penting untuk memahami bagaimana cara menghitungnya. Perhitungan ROI ini bisa dilakukan dengan rumus yang sederhana. Yakni cukup dengan mengetahui berapa biaya investasi yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima. Walaupun sederhana, dalam memasukkan angka ke dalam rumus harus lebih teliti. Bisa saja dalam prakteknya, ada perbedaan istilah. Padahal intinya yang dimaksud sama. Di bawah ini adalah rumus yang bisa digunakan untuk menghitung ROI.

ROI= (Pendapatan Investasi-Biaya Investasi)/Biaya Investasi X100%

Selain itu, tentukan pula waktu pengembalian biayanya. Hal itu berguna untuk memberikan batasan terhadap perhitungan yang dilakukan. Perkiraan pendapatan juga bisa diketahui dengan lebih jelas.

Contoh Kasus

Untuk lebih memperjelas terkait rumus yang sudah disebutkan di atas, maka perlu adanya contoh pengaplikasiannya di suatu kasus. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus yang mempunyai kesamaan dengan kasus nyata yang sedang dihadapi, antara lain:

1. Kasus Pertama

Perusahaan A ingin membeli sebuah alat yang bisa melakukan pekerjaan yang awalnya dilakukan 12 pekerja manusia. Harga dari alat tersebut yaitu 250 juta rupiah, sedangkan gaji dari masing-masing pekerja yang ingin dihilangkan tersebut yaitu senilai 3,6 juta rupiah. Untuk menghitung ROI selama satu tahun, maka perhitungannya yaitu:

Pendapatan investasi adalah besarnya gaji yang bisa dihilangkan. Berarti perhitungannya 12 x 3.600.000 x 12 = Rp518.400.000,-. Sementara biaya investasi adalah harga beli alat, yaitu Rp250.000.000,-.

ROI = (518.400.000-250.000.000)/250.000.000×100%
= 268.400.000/250.000.000×100%
= 107,36% atau 1,0736.

Nilai ROI di atas melebihi 100 persen yang artinya dapat menutupi modal yang dikeluarkan terhadap alat tersebut. Hal itu berarti pembelian alat tersebut dapat dipertimbangkan. Sebab, menurut perhitungan ROI, alat tersebut bisa memberikan keuntungan.

2. Kasus Kedua

Perusahaan B melakukan investasi dengan nilai 200 juta rupiah kepada usaha penjualan alat musik. Keuntungan dari penjualan tersebut adalah 280 juta. Dengan demikian perhitungan ROI adalah sebagai berikut:

ROI = (280.000.000-200.000.000)/200.000.000 x 100%
= 80.000.000/200.000.000×100%
= 40% atau 0,4.

3. Kasus Ketiga

Perusahaan C mengeluarkan dana senilai 5 juta rupiah untuk mengiklankan produknya. Dari iklan itu, ada banyak respon positif dan 150 diantaranya tertarik untuk membelinya. Perusahaan ini pun mendapatkan hasil penjualan senilai 8 juta rupiah. Disini dapat kita ketahui bahwa pendapatan investasi senilai 8 juta rupiah dan biaya investasinya senilai 5 juta rupiah:
Jika dimasukkan ke dalam rumus, maka:

ROI = (8.000.000-5.000.000)/5.000.000 x 100%
= 3.000.000/5.000.000×100%
= 60% atau 0,6.

Demikian penjelasan mengenai pengertian ROI (return on investment) dan bagaimana cara menghitungnya.Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang ilmu investasi lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

About the author

Novi V

Selain suka membuat tulisan bertemakan administrasi, saya juga senang menulis dengan tema manajemen. Hal ini karena kedua hal itu saling berkaitan satu sama lain.