Penelitian

Instrumen Penelitian: Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Contohnya

Instrumen Penelitian
Written by Qotrun A

Instrumen Penelitian – Ketika menulis karya tulis ilmiah, instrumen penelitian merupakan bagian yang tak boleh dilewatkan. Kamu tak akan bisa melakukan penelitian tanpa menentukan instrumennya terlebih dahulu. Untuk itulah, memahami instrumen penelitian sangatlah penting dalam proses penulisan karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian.

Mengingat pentingnya instrumen penelitian, kamu pun harus mempelajarinya. Pasalnya, sebagai seorang mahasiswa atau peneliti kamu akan sering menulis karya tulis ilmiah. Secara otomatis, kamu pun akan melakukan penelitian. Nah, ketika meneliti sesuatu, kamu harus membuat instrumen. Agar proses penulisan karya tulis ilmiah dan penentuan instrumen berjalan dengan baik, sebaiknya perhatikan dulu ulasan berikut ini.

Pengertian Instrumen Penelitian

Secara umum, instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Tanpa instrumen, kamu tidak akan bisa mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Jika datanya tidak ada, penelitian pun tidak akan bisa dilakukan.

Tidak boleh asal, ada cara tersendiri ketika menentukan instrumen penelitian. Seperti diketahui, penelitian bersifat ilmiah, sehingga instrumen harus terukur dan teruji secara ilmiah. Bila tidak, penelitian tersebut dapat dipertanyakan dan dipatahkan begitu saja.

Pada dasarnya, instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif berbeda. Namun, sebelum membahas perbedaan di antara keduanya, ada baiknya simak pengertian instrumen menurut para ahli di bawah ini. Pengertian-pengertian di bawah ini akan memberimu gambaran mengenai instrumen penelitian.

1. Suharsimi Arikunto

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti ketika mengumpulkan data. Tujuannya agar penelitian menjadi lebih sistematis dan mudah.

2. Ibnu Hajar

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang dipakai untuk mendapatkan informasi kuantitatif yang berisi variabel berkarakter dan objektif. Data atau informasi yang dimaksud meliputi:

  • Data kuantitatif, yakni jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang berbentuk angka, sehingga data hitung dan disimbolkan dalam bentuk ukuran-ukuran tertentu.
  • Data kualitatif, yakni jenis data yang berhubungan dengan nilai kualitas misalnya sangat baik, baik, sedang, baik, cukup, kurang, dan sebagainya.
  • Data nominal, data ordinal, dan data interval atau rasio.
  • Data primer atau data sekunder.

3. Suryabrata

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam keadaan atau aktivitas atribut-atribut psikologis. Istilah atribut psikologis memang kurang familiar di telinga orang awam. Atribut tersebut terbagi menjadi dua, yakni atribut kognitif dan atribut non kognitif. Atribut kognitif dikaitkan dengan pertanyaan, sedangkan atribut non kognitif dikaitkan dengan pernyataan.

4. Notoatmodjo

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data. Caranya bisa dengan menggunakan kuesioner, formulir observasi, formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data, dan lain-lain.

5. Sugiono

Instrumen dalam penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti guna mengukur fenomena sosial serta alam sebagaimana yang ada dalam variabel penelitian.

6. Sukmadinata

Instrumen dalam penelitian merupakan sebuah tes yang memiliki karakteristik dapat mengukur informan melalui sejumlah pertanyaan dalam penelitian.

7. Sanjaya

Instrumen dalam penelitian adalah alat yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dan informasi penelitian. Menurutnya, kegiatan penelitian merupakan kegiatan pengukuran, sehingga harus menggunakan alat ukur yang valid dan baik.

Beberapa ahli di atas memang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Namun, dari beragamnya definisi menurut para ahli tersebut kalian bisa menemukan kesamaannya. Beragam pengertian serta definisi tersebut diharapkan dapat membuat kalian bisa lebih memahami arti serta fungsinya.

Nah, bagaimana dengan kalian? Setelah melihat beberapa definisi tersebut kalian bisa mengambil definisi umumnya bukan? Secara sederhan, instrumen dalam penelitian dapat diartikan sebagai alat atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data.

Seperti disinggung sebelumnya, instrumen penelitian kuantitatif dan instrumen penelitian kualitatif tidak sama. Dalam penelitian kualitatif, instrumen pengumpulan data adalah peneliti itu sendiri. Artinya, peneliti yang mengamati, menanyakan, mendengar, dan mengambil data penelitian.

Peneliti dituntut untuk mendapatkan data valid, sehingga data yang diperoleh tidak sembarangan atau dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, kondisi informasi pun harus jelas dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini perlu dilakukan agar data yang dikumpulkan dapat diakui kebenarannya.

Sementara itu, data yang didapatkan dalam penelitian kuantitatif biasanya dengan menggunakan angket atau kuesioner. Data dikuantifikasikan agar dapat diolah secara statistik. Jika data yang diperoleh menyimpang dari ketentuan statistik, akan dapat diabaikan. Secara garis besar, perbedaan keduanya terletak dari jenis data yang didapatkan. Data kualitatif bersifat pernyataan, sedangkan data kuantitatif dalam bentuk angka atau simbol yang dapat diolah secara statistik.

Fungsi Instrumen Penelitian

Instrumen penilitian memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses penelitian, yaitu digunakan sebagai alat dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan adanya intrumen penelitian, maka akan mengetahui sumber daya data yang akan diteliti dan jenis datanya, teknik pengumpulan datanya, instrumen pengumpulan datanya, langkah penyusunan instrumen penelitian tersebut serta mengetahui validitas, rebilitas, tingkat kesukaran daya pembeda, dan pengecoh/distractor suatu data dalam penelitian.

Instrumen yang baik memiliki kriteria tertentu dalam penelitian, sehingga menghasilkan kualitas data penelitian yang baik juga. Begitu juga sebaliknya instrumen yang tidak memiliki kriteria yang baik dalam penelitian akan menghasilkan kualitas data penelitian tidak baik juga.

Seringkali dijumpai data hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian antara teori yang digunakan sebagai dasar dengan instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik variabel. Agar instrumen penelitian dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka instrumen harus disusun sesuai teori yang digunakan dalam penelitian.

Instrumen penelitian diturunkan dari teori-teori yang diangkat dalam penelitian. Oleh karena itu, pemilihan dasar teori agar benar-benar mempertimbangkan karakteristik data variabel penelitian yang akan diteliti. Instrumen yang diturunkan dari teori yang digunakan akan menghasilkan data sesuai dengan konsep dasar yang dituangkan dalam teori.

Jenis-Jenis Instrumen Penelitian

Ada beberapa jenis instrumen penelitian yang biasanya digunakan oleh peneliti. Instrumen ini dapat dipakai untuk penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, laporan, dan sebagainya. Instrumen penelitian juga digunakan untuk penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.

Berikut ini adalah beberapa instrumen penelitian:

1. Kuesioner

Apa itu kuesioner? Kuesioner adalah instrumen yang berisi daftar pertanyaan. Biasanya digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari responden. Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang dibuat secara terstruktur dan tidak. Jika kuesioner salah, hasil peneltian pun juga akan salah. Untuk itu, kuesioner harus dibentuk dan dirancang secara valid, reliabel, dan tidak palsu. Hal ini dilakukan supaya data yang didapatkan bisa divalidasi.

Menurut Popoola, kuesioner yang baik memiliki kriteria, yakni:

  • Pertanyaan tidak boleh ambigu dan harus mempunyai satu interpretasi.
  • Pertanyaan harus mudah dipahami.
  • Pertanyaan harus mampu memiliki jawaban yang tepat.
  • Pertanyaan tidak boleh mengandung kata-kata yang tidak jelas artinya.
  • Pertanyaan seharusnya tidak memerlukan perhitungan yang ketat.
  • Pertanyaan tidak mengharuskan responden untuk memutuskan klasifikasi.
  • Pertanyaan tidak boleh memicu jawaban yang bias.
  • Kuesioner tidak boleh terlalu panjang.
  • Pertanyaan tidak terlalu bertele-tele.
  • Kuesioner harus mencakup objek yang tepat.

Jika dibandingkan dengan jenis instrumen lainnya, kuesioner memiliki keunggulan data pribadi responden dapat disembunyikan; jadi responden bisa anonim. Data yang dikumpulkan dapat berjumlah besar dalam waktu relatif singkat.

Hanya saja, kueseiner pun tak luput dari kelemahan. Terkadang beberapa pertanyaan dalam kuesioner yang membingungkan tidak dapat diklasifikasikan. Hal ini disebabkan karena peneliti tidak ada di tempat untuk menjelaskan pertanyaan yang sulit bagi responden.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrumen penelitian yang kerap dipakai untuk penelitian kualitatif. Dalam wawancara, peneliti mengumpulkan informasi dari responden melalui interaksi verbal. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti kemudian bertemu dengan narasumber dan mengajukan pertanyaan.

Peralatan dan perlengkapan yang dapat digunakan selama periode wawancara adalah tape recorder, kertas, pulpen, laptop, dan lain-lain. Wawancara dapat dilakukan secara pribadi atau melalui telepon atau sistem surat elektronik (email).

Keuntungan utama dari metode wawancara adalah menghasilkan tingkat respon yang tinggi. Selain itu, wawancara lebih mewakili seluruh populasi penelitian. Selain itu, kontak pribadi antara peneliti dan responden memungkinkan peneliti untuk menjelaskan pertanyaan membingungkan dan ambigu secara detail.

Sama seperti kuesioner, wawancara pun tak luput dari kelemahan. Instrumen ini memiliki kelemahan, yaitu jumlah narasumber yang dijangkau tidak banyak karena keterbatasan waktu dan tenaga peneliti.

3. Observasi

Jenis instrumen selanjutnya adalah observasi. Metode ini dipakai seorang peneliti untuk mengamati perilaku atau situasi individu. Sejauh ini, ada dua jenis observasi yakni observasi partisipan dan observasi non-partisipan. Dalam observasi partisipan, peneliti adalah anggota kelompok yang akan diamati.

Hasil yang akurat dan tepat waktu akan diperoleh oleh peneliti, tetapi kadang memiliki masalah bias. Sedangkan dalam pengamatan non-partisipan, peneliti bukan anggota kelompok yang akan diamati. Sehingga hasilnya lebih layak karena bebas dari bias tetapi memiliki masalah ketidaktepatan dan hasil yang tertunda.

Kelebihan metode observasi yakni lebih fleksibel dan lebih murah untuk dijalankan. Metode ini menuntut kerjasama yang kurang aktif dari yang diamati dan hasilnya dapat diandalkan untuk kegiatan penelitian. Namun Akinade & Owolabi menegaskan metode observasi adalah alat yang populer dalam penelitian terutama dalam ilmu perilaku dan sosial.

Metode ini memerlukan keterampilan khusus untuk membuat dan menilai pengamatan perilaku dalam penelitian. Ketika melakukan pengamatan perilaku, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengembangkan kategori perilaku (skema pengkodean). Cara ini melibatkan pengidentifikasian atribut spesifik yang akan memberikan petunjuk untuk masalah yang dihadapi.

4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion)

Apakah kamu pernah FGD? Ya, instrumen penelitian dalam bentuk diskusi ini pun bisa digunakan untuk mendapatkan data. Instrumen pengumpulan data ini memungkinan peneliti untuk mendapatkan data dari sekelompok besar orang pada saat yang sama. Metode ini berbeda dari metode wawancara.

Bila dalam metode wawancara peneliti berfokus pada satu orang pada satu waktu, maka dalam metode diskusi kelompok terarah, peneliti memperoleh data dari sejumlah besar orang untuk kegiatan penelitiannya. Biasanya metode diskusi kelompok terarah sangat populer ketika melakukan penelitian yang berkaitan dengan behavioral (perilaku), perpustakaan dan ilmu informasi, ilmu kearsipan, catatan dan teknologi informasi.

Dalam FGD, seorang peneliti harus mengidentifikasi informan kunci yang dapat dihubungi. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang layak tentang variabel yang dikaji dalam penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan data penelitian kualitatif dalam menjelaskan suatu fenomena yang sedang diteliti atau diselidiki.

Syarat lainnya, keanggotaan FDG tidak boleh lebih dari 10 orang. Hal ini seperti konferensi mini, yakni anggota kelompok dapat berkumpul di lokasi yang kondusif. Sebelum pelaksanaan FGD, peneliti harus mendapatkan persetujuan dari partisipan terlebih dahulu. Selain itu, peneliti harus merancang panduan FGD yang biasanya berisi garis besar untuk menangkap variabel yang menarik.

Keuntungan utama dari metode ini adalah menambah kredibilitas dan orisinalitas pada kegiatan penelitian. Sementara itu, tantangan metode FGD meliputi terlalu banyak biaya untuk dilakukan, terlalu banyak waktu untuk melakukan, dan beberapa responden mungkin tidak bebas untuk berkontribusi.

5. Eksperimen atau Percobaan

Jenis pengumpulan data berikutnya adalah eksperimen. Metode ini berlangsung dalam penelitian sains murni dan terapan. Jadi para peneliti melakukan beberapa percobaan dalam pengaturan laboratorium untuk menguji beberapa reaksi yang mungkin terjadi pada objek penelitian.

Kelebihan dari metode eksperimen adalah menghasilkan data langsung, hasilnya dapat bertahan dan bebas dari kesalahan jika dijalankan dengan baik dalam kondisi atau keadaan normal. Kelemahannya yaitu membutuhkan biaya yang cukup mahal terlalu mahal. Bila dalam penelitian di laboratorium maka bahan kimia yang digunakan dapat menyebabkan kerusakan permanen jika mereka ditangani dengan ceroboh.

6. Tes

Tes dapat berupa serangkaian pertanyaan, latihan, lembar kerja dan lain sebagainya yang memiliki tujuan sebagai alat ukur keterampilan, intelegensi, kemampuan hingga bakat yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok yang menjadi subjek penelitian.

Tes tersebut nantinya dapat berupa soal-soal terstandarisasi yang mengharuskan subjek penelitian untuk menjawabnya guna memperoleh hasil tertentu. Contohnya seperti tes kepribadian, tes minat bakat, tes potensi akademik, tes pencapaian, dan lain sebagainya.

7. Skala Bertingkat

Skala bertingkat juga disebut dengan rating, yaitu suatu ukuran objektif yang dibuat berskala atau bertingkat. Instrumen ini memudahkan peneliti untuk memberikan gambaran penampilan yang kemudian dapat menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat tertentu.

Instrumen ini juga berguna untuk memperoleh gambaran kuantitatif aspek tertentu dari suatu barang dalam bentuk skala yang sifatnya ordinal seperti sangat baik, baik, sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik.

8. Dokumentasi Intrumen Penelitian

Dokumentasi merujuk kepada barang-barang tertulis. Instrumen ini memungkinkan peneliti memperoleh data melalui penelitian terhadap benda-benda tertulis, seperti buku, majalah, catatan harian, artefak, video dan lain sebagainya. Instrumen ini dikembangkan dalam penelitian dengan pendekatan analisis isi. Oleh karenanya, biasanya digunakan dalam penelitian seperti bukti-bukti sejarah, landasan hukum suatu peraturan, dan lain sebagainya.

Contoh Instrumen Penelitian

Contoh ini berupa metode wawancara. Sebelum mengambil data, peneliti harus menyiapkan daftar pertanyaan seperti di bawah ini.

Lampiran 1. Draf Wawancara (Instrumen Penelitian)

Peneliti memiliki peran sebagai instrumen pengumpulan data. Dalam pengumpulan data tersebut juga digunakan perangkat bantu. Perangkat bantu yang digunakan adalah interview guide (panduan wawancara). Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak H. Abu Bakar selaku manajer Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum dan Nina Zuliani selaku pembukuan. Adapun draf wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut:

Draf Wawancara untuk Bapak H. Abu Bakar

  • Terkait dengan produk pembiayaan yang ada di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum, pembiayaan bagi hasil manakah yang mampu mendominasi seluruh pembiayaan yang ada?
  • Bagaimanakah proses melakukan pembiayaan mudharabah di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum?
  • Apa maksud dan tujuan penerapan konsep mudharabah?
  • Apa yang menjadi target pasar dari penyaluran mudharabah?
  • Jenis pembiayaan apa (usaha) saja yang dibiayai pembiayaan mudharabah?
  • Kebijakan apa yang diambil untuk menghindari risiko pembiayaan mudharabah?
  • Bagaimanakah sistem pembagian hasil pembiayaan mudharabah? Apakah untuk masing-masing jenis usaha berbeda, serta apakah jangka waktu pembiayaan juga akan memengaruhi bagi hasil atas usaha?
  • Dalam perhitungan pembagian margin, apakah dalam bentuk prosentase atau nominal?
  • Bagaimana sistem dan prosedur pembayaran dan pelunasan pembiayaan mudharabah?
  • Selama menerapkan konsep mudharabah, kendala apa saja yang cukup menghambat proses pelaksanaan?

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Qotrun A