Penelitian

Apa Itu Heuristik? Metode Penelitian Sejarah, Pengertian, & Contohnya

Heuristik
Written by Qotrun A

Heuristik – Apakah Grameds akan melakukan penelitian atau bahkan mengerjakan tugas akhir skripsi yang berhubungan dengan sejarah? Apabila iya, maka Grameds perlu mulai berkenalan dan mempelajari istilah heuristik. Dalam ilmu sejarah, istilah heuristik merupakan sebuah metode penelitian.

Agar dapat melakukan penelitian topik sejarah dengan baik, maka Grameds perlu memahami metode penelitian heuristik dengan baik lebih dulu. Berikut adalah penjelasan pengertian, contoh penerapan metodenya dan jenis-jenisnya yang perlu diketahui. Simak hingga akhir artikel!

Pengertian Heuristik

Heuristik

Pexels.com

Secara harfiah, heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata heuriskein yang artinya adalah menemukan. Secara umum, heuristik dapat diartikan sebagai seni atau suatu ilmu pengetahuan yang memiliki hubungan dengan sebuah penemuan baru atau sebuah solusi yang dapat memecahkan suatu masalah.

Menurut sumber lainnya heuristik dideskripsikan sebagai cara untuk menunjukan pemikiran yang dimiliki oleh seseorang, agar orang tersebut dapat memecahkan suatu masalah dan masalah tersebut bisa segera selesai dan tuntas.

Dalam ilmu sejarah, istilah ini dikenal sebagai salah satu metode penelitian dan didefinisikan sebagai serangkaian tahapan dalam proses pengumpulan sumber-sumber dari berbagai jenis data penelitian yang berkaitan dengan topik riset mengenai sosial budaya, adat istiadat, stratifikasi sosial serta pergaulan keseharian yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, wawancara dan lain sebagainya.

Sederhananya, heuristik merupakan sebuah aturan yang sederhana serta efisien yang umum digunakan oleh manusia untuk dapat membentuk penilaian pada suatu hal dan bisa digunakan pula untuk membuat suatu keputusan.

Sementara itu dalam ilmu sejarah, ada pula istilah teknik sejarah. Istilah ini dapat disebut pula sebagai metode heuristik. Dengan menggunakan penerapan teknik heuristik, maka seseorang dapat menyelesaikan suatu masalah, menemukan sesuatu serta membuat suatu keputusan.

Selain secara umum, para ahli juga mengemukakan pendapatnya masing-masing seperti J. Rainer. Meskipun secara umum heuristik didefinisikan sebagai bagian dari ilmu sejarah, akan tetapi J. Rainer memiliki pendapat berbeda.

Heuristik

Rainer berpendapat bahwa heuristik bukanlah bagian dari sebuah ilmu, melainkan sebuah seni. Ia berpendapat bahwa heuristik merupakan suatu keterampilan yang digunakan untuk menemukan sesuatu, mengulas bibliografi serta dapat digunakan pula untuk mengoreksi kumpulan catatan.

Bagi J. Reiner heuristik merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang dengan melibatkan keterampilan yang ia miliki untuk menemukan suatu hal yang memiliki hubungan dengan sejarah maupun peristiwa yang telah terlewatkan.

Keterampilan tersebut, dapat membuat seseorang menuliskan sebuah ulasan pada sebuah bibliografi. Sekaligus menganalisis, menemukan serta mengoreksi catatan dari peristiwa yang sudah terjadi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Selain J. Rainer, ahli lain pun turut mengemukakan pendapatnya tentang definisi heuristik.

1. Carrad

Heuristik menurut Carrad merupakan sebuah langkah awal yang digunakan untuk mendapatkan sumber atau asal, materi serta data yang memiliki kaitan dengan sejarah yang dapat digunakan dalam kegiatan yang akan atau tengah dilakukan.

2. Dudung Abdurahman

Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1990, Dudung Abdurahman berpendapat bahwa heuristik merupakan teknik riset yang digunakan dalam historiografi melalui keterampilan untuk menemukan, mengenali serta merinci terkait topik-topik tertentu dengan menggunakan catatan kecil.

3. Sjamsudin

Sjamsudin berpendapat bahwa heuristik merupakan langkah pertama yang digunakan pada penelitian sejarah untuk mendapatkan data-data penelitian.

Saat ini, heuristik lebih identik digunakan dalam kegiatan penelitian. Keterampilan heuristik dapat membantu seseorang untuk menemukan data penting mengenai sejarah yang dinilai relevan dengan topik penelitian.

Ketika mempelajari sejarah, peneliti membutuhkan bukti yang kuat untuk dapat menarik suatu kesimpulan. Karena penemuan tersebut akan dipublikasikan serta dikenal oleh khalayak umum, sehingga peneliti tidak dapat asal menyimpulkan dari opini, pendapat maupun perkiraan.

Peneliti harus menemukan dasar serta bukti yang konkrit. Dalam proses menemukan bukti inilah, keterampilan heuristik yang dimiliki oleh peneliti dibutuhkan. Heuristik juga dapat membantu menemukan data dengan baik serta akurat, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

Jenis-Jenis Heuristik

Heuristik

Pexels.com

Seiring dengan perkembangannya, heuristik kemudian dapat disebut sebagai salah satu sumber sejarah, karena heuristik merupakan suatu proses untuk menemukan bukti sejarah serta membentuk suatu rangkaian peristiwa yang konkrit serta pernah terjadi sebelumnya.

Heuristik

1. Jenis Heuristik Berdasarkan Sifatnya

Dalam penerapannya, heuristik dapat dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan sifatnya. Berikut penjelasannya.

a. Sumber primer

Jenis heuristik yang pertama adalah sumber primer, yaitu serangkaian sumber sejarah yang diperoleh langsung dari orang maupun pelaku yang mengalami peristiwa sejarah tersebut. Contohnya ketika menyusun biografi seorang tokoh, maka peneliti dapat memperoleh data melalui wawancara langsung dengan tokoh tersebut. Data yang didapatkan melalui wawancara dengan tokoh, dapat disebut sebagai sumber primer.

Sumber primer tidak hanya didapatkan melalui hasil wawancara dengan pelaku langsung saja, akan tetapi juga dapat diperoleh melalui sumber valid lainnya seperti foto, naskah, catatan harian bahkan video.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder merupakan suatu serangkaian sumber sejarah yang didapatkan bukan dari pelaku langsung atau orang yang mengalami sejarah tersebut, akan tetapi melalui orang lain yang dekat dengan orang tersebut, keluarga pelaku atau seseorang yang ikut langsung dan mengalami peristiwa.

Seluruh sumber data yang disampaikan selain dari tokoh yang mengalami sejarah sendiri masuk dalam sumber sekunder. Contohnya ketika peneliti menulis biografi seorang tokoh yang sudah meninggal, sehingga peneliti tidak mungkin mendapatkan sumber sekunder. Akan tetapi, peneliti dapat mendapatkan sumber sekunder dengan mewawancarai orang terdekat, keluarga dan mencari sumber sejarah lain tentang tokoh tersebut.

Sumber sekunder dalam heuristik, juga dapat berbentuk laporan hasil penelitian, ensiklopedia, buku-buku, catatan lapangan dan lainnya. Sehingga sumber sekunder sebenarnya memiliki bentuk yang lebih luas daripada sumber primer dan dapat dimanfaatkan oleh peneliti.

2. Jenis Heuristik Berdasarkan Sumber Sejarahnya

Berdasarkan bentuk sumber sejarahnya, heuristik dibagi menjadi tiga. Berikut penjelasannya.

a. Sumber tertulis

Sesuai dengan namanya, sumber tertulis dalam heuristik merupakan sumber sejarah yang sifatnya tertulis atau dalam bentuk tulisan. Contohnya seperti naskah perjanjian, buku catatan harian, notulen dan lain sebagainya.

b. Sumber lisan

Sumber sejarah juga dapat diperoleh secara lisan dari hasil wawancara dengan tokoh, kerabat atau dengan mendengarkan cerita dari masyarakat yang tinggal di lokasi bersejarah yang tengah diteliti.

c. Benda-benda peninggalan

Jenis heuristik ketiga berdasarkan sumber sejarahnya adalah benda peninggalan dengan bentuk dan jenis-jenis tertentu. Contohnya seperti benda kuno, artefak, tulang belulang dan lainnya.

Strategi Heuristik

Heuristik

Pexels.com

Heuristik tidak hanya digunakan untuk kegiatan penelitian keilmuan sejarah saja. Keterampilan heuristik juga diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Ketika digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran, maka dosen maupun guru dapat memilih salah satu dari dua strategi heuristik. Berikut penjelasan tentang strategi heuristik.

1. Penemuan (Discovery)

Menurut Suryosubroto, strategi pertama dalam keterampilan heuristik merupakan penemuan atau discovery. Menemukan merupakan salah satu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran pada perseorangan, sebelum akhirnya sampai pada generalisasi.

Sehingga dengan metode penemuan ini, seorang pengajar dapat fokus pada satu peserta didik saja untuk mengetahui masalah peserta didik dalam proses belajar. Sekaligus untuk memastikan bahwa peserta didik dapat menyerap materi pembelajaran dengan baik.

Sementara itu, dalam kegiatan penelitian keahlian heuristik dengan metode discovery merupakan suatu proses untuk menemukan sumber sejarah dengan cara mencari sumber-sumber sejarah tersebut. Contohnya seperti mencari peninggalan sejarah yang ada di perpustakaan untuk sumber sekunder berbentuk tulisan.

2. Penyelidikan (Inquiry)

Menurut Wina Sanjaya, strategi penyelidikan dalam metode pembelajaran merupakan metode yang menekankan pada aktivitas siswa untuk aktif dalam proses berpikir secara kritis serta analitis.

Sementara itu dalam kegiatan penelitian, metode penyelidikan atau inquiry merupakan suatu proses penyelidikan untuk mendapatkan berbagai sumber data yang valid. Untuk memperolehnya, bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh sumber data dan melakukan wawancara atau sebagainya.

Bagian dalam Strategi Heuristik

Selain sebagai metode pembelajaran, strategi heuristik sebagai pemecah masalah untuk suatu penelitian dapat dibagi menjadi empat bagian, di antaranya adalah ketersediaan, keterwakilan, keakraban dan penyesuaian atau penahan. Berikut penjelasannya.

1. Ketersediaan

Heuristik ketersediaan beroperasi pada gagasan bahwa apabila sesuatu dapat dipanggil ulang, maka hal tersebut adalah sesuatu hal yang penting atau setidaknya memiliki nilai yang lebih penting daripada sebuah solusi alternatif agar dapat mudah diingat, sebab informasi mudah didapatkan.

2. Keterwakilan

Digunakan ketika peneliti membuat penilaian mengenai probabilitas yang subjektif dari suatu peristiwa atau informasi dengan cara cara menentukan sejauh mana peristiwa tersebut memiliki kemiripan karakteristik atau apakah peristiwa tersebut dapat mencerminkan fitur yang menonjol dari suatu proses yang dihasilkan.

3. Penyesuaian dan penahan

Digunakan untuk mempengaruhi cara orang dalam menilai probablitias secara intuitif. Di mana orang akan memulai dari titik referensi yang disarankan secara implisit dan digunakan untuk membuat penyesuaian untuk mencapai suatu perkiraan berupa informasi tambahan.

4. Keakraban

Didefinisikan untuk menilai suatu peristiwa yang penting, karena lebih akrab dalam ingatan. Heuristika keakraban didasarkan pada penggunaan skema maupun tindakan masa lalu.

Tahapan Penelitian Heuristik

Selain dengan dua strategi heuristik tersebut, dalam melakukan penelitian sejarah dengan metode heuristik, peneliti harus mengetahui serta memahami tahapan-tahapan penelitian dengan metode heuristik. Berikut penjelasannya.

1. Menentukan tema dan judul penelitian

Tema dan judul penelitian merupakan hal pertama yang harus ditentukan dalam penelitian. Tidak hanya dalam penelitian sejarah saja, akan tetapi juga penelitian dengan keilmuan lainnya. Tema yang diambil oleh peneliti, harus memiliki hubungan dengan peristiwa bersejarah serta telah diketahui oleh khalayak umum.

Contohnya seperti sejarah perkembangan kota Jakarta dari zaman penjajahan Belanda hingga saat ini atau tema lainnya mengenai sejarah Indonesia. Ada banyak sekali peristiwa sejarah yang dapat dijadikan topik maupun teman penelitian sejarah. Apabila bingung, Grameds bisa mencoba menyesuaikan dengan referensi yang paling banyak atau mudah ditemukan atau sesuaikan dengan keinginan dan penguasaan pokok bahasan Grameds.

2. Mencari sumber data sejarah

Setelah menentukan tema serta judul penelitian, maka Grameds perlu menentukan mencari sumber sejarah. Sumber sejarah dalam metode penelitian heuristik dapat ditemukan dari berbagai sumber sesuai dengan jenisnya, seperti sumber primer maupun sekunder. Grameds juga bisa menggabungkan berbagai bentuk sumber untuk saling melengkapi data penelitian.

Karena satu tema penelitian, dapat memiliki beberapa sumber sejarah dengan berbagai bentuk, sehingga dengan menggabungkan sumber sejarah akan menguatkan data penelitian Grameds.

3. Mengunjungi lokasi peristiwa

Sumber sejarah tidak bisa didapatkan hanya dengan mencari satu sumber sekunder saja. Sehingga, Grameds juga perlu mencari sumber primer dengan mengunjungi lokasi peristiwa. Sehingga, Grameds sebagai peneliti akan menemukan sumber yang lebih banyak serta kompleks. Contohnya jika Grameds mengambil tema penelitian sejarah Majapahit, maka Grameds dapat mengunjungi Jawa Timur atau Mojokerto atau tempat lain yang dulunya diketahui menjadi lokasi dari kerajaan Majapahit.

4. Mengkaji serta menganalisis sumber sejarah

Tahapan paling penting dalam penelitian adalah mengkaji serta menganalisis seluruh sumber sejarah yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Kemudian Grameds, sebagai peneliti perlu membahas sumber-sumber sejarah tersebut satu per satu dengan sistematis. Contohnya dimulai dari menjelaskan tanggal terjadinya peristiwa yang diteliti, penyebab serta solusi untuk menyelesaikannya ketika kejadian tersebut berlangsung.

5. Menyusun laporan dari hasil analisis sumber sejarah

Tahap akhir dalam penyusunan penelitian dengan metode heuristik adalah menyusun laporan dari hasil analisis sumber sejarah, dalam bentuk artikel ilmiah. Apabila Grameds melakukan penelitian tersebut sebagai tugas akhir kuliah seperti skripsi, maka Grameds perlu menyusun laporan sesuai dengan aturan penulisan skripsi secara umum.

Contoh Heuristik dalam Penelitian

Heuristik

Pexels.com

Dari penjelasan di atas, apakah Grameds masih bingung bagaimana cara menerapkan metode heuristik dalam penelitian sejarah? Apabila masih bingung, berikut contoh heuristik dalam penelitian yang perlu Grameds ketahui.

Heuristik

Untuk menerapkan metode heuristik dalam sebuah penelitian, maka Grameds perlu memilih tema dan judul yang memiliki hubungan dengan sejarah. Contohnya seperti sejarah pertumbuhan Kerajaan Majapahit di Indonesia, seperti yang diketahui bahwa Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Indonesia pada masanya.

Oleh karena itu, dalam proses penelitian, Grameds perlu mencari sumber yang menjelaskan mengenai Kerajaan Majapahit secara sistematis. Seperti proses kelahiran, kapan mulai dibangun keberadaan Kerajaan Majapahit hingga masa-masa keruntuhan kerajaan. Seluruh proses ini harus dilakukan hingga mencapai proses penyusunan laporan sejarah Kerajaan Majapahit.

Contoh lain dari heuristik dalam penelitian dengan mengambil tema pengeboman pada Kota Hiroshima. Ketika membuat judul penelitian, maka lebih baik Grameds merangkai judul yang rinci dan mengerucut, sehingga pembahasan penelitian jelas mengenai topik tersebut. Contohnya “Pengeboman Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945” dengan judul tersebut, maka berikut penulisan penelitian secara sistematis dengan metode heuristik.

Mencari sumber sejarah yang menjelaskan mengenai surat perintah pengeboman Kota Hiroshima yang dikeluarkan pada 5 Agustus 1945. Mencantumkan foto-foto bom atom dengan julukan little boy yang dijatuhkan di atas Kota Hiroshima. Menjelaskan siapa saja para pelaku sejarah dari pengeboman Kota Hiroshima dan salah satunya adalah pilot pesawat bernama Enola Gay Paul Tibbet. Menjelaskan mengenai pesawat yang dikendarai oleh Enola Gay sebagai bentuk benda peninggalan sejarah dari pengeboman Kota Hiroshima.

Setelah mendapatkan sumber-sumber sejarah tersebut, maka penting bagi Grameds sebagai peneliti untuk memverifikasi data penelitian. Sehingga hasil penelitian valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Itulah penjelasan mengenai heuristik sebagai sebuah metode penelitian sejarah. Apabila Grameds masih bingung dengan heuristik atau ingin mencari tahu lebih lanjut tentang metode penelitian lain dalam keilmuan lain, Grameds dapat mencari tahu dengan membaca buku terkait metode penelitian.

Buku-buku terkait heuristik bisa Grameds dapatkan di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu menyediakan beragam buku sesuai dengan kebutuhan Grameds, termasuk informasi tentang metode penelitian, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

  1. Klasifikasi Jenis-Jenis Metode Penelitian yang Sering Dipakai
  2. 5 Jenis-Jenis Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, sampai Campuran
  3. Pengertian Penelitian, Pengembangan, Fungsi & Cirinya
  4. Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya
  5. Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Cara Penyusunannya

About the author

Qotrun A