Sejarah

Tujuan Perhimpunan Indonesia dan Sejarah Singkatnya

tujuan perhimpunan indonesia
Written by Fandy

Tujuan Perhimpunan Indonesia – Perhimpunan Indonesia (PI) adalah sebuah organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah Indonesia sebagai nama organisasinya. Bahkan Perhimpunan Indonesia disebut sebagai pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia kancah internasional.

Sebagai organisasi pergerakan nasional revolusioner, Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia dibentuk sebagai wadah perkumpulan para mahasiswa Indonesia yang berada di Belanda.

Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu, nasionalisme Indonesia telah berkembang dan mendorong Perhimpunan Indonesia untuk mulai bergerak di bidang politik dengan mengusung tujuan untuk memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan berperang melawan fasisme.

Bagaimana latar belakang terbentuknya Perhimpunan Indonesia? Apa tujuan Perhimpunan Indonesia berdiri? Agar lebih jelas, berikut penjelasan tentang tujuan Perhimpunan Indonesia atau Indische Vereeniging.

Sejarah Berdirinya Perhimpunan Indonesia

tujuan perhimpunan indonesia

Sumber: Kompasiana.com

Perhimpunan Indonesia adalah suatu organisasi yang sifatnya sosial budaya dan digunakan untuk menjadi tempat saling bertukar pikiran tentang isu-isu yang terjadi di Indonesia saat itu.

Organisasi Perhimpunan Indonesia diprakarsai oleh mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Belanda untuk menuntut ilmu yaitu Sutan Kasayangan dan R.N Noto Suroto.

Atas inisiatif dari kedua tokoh tersebut, maka pada 25 Oktober 1908 dibentuklah organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda dengan nama organisasi Indische Vereeniging. Organisasi ini membuka dan memberikan peluang besar bagi mahasiswa yang ingin bergabung sebagai anggota Perhimpunan Indonesia.

Pada awalnya, Indische Vereeniging dibentuk sebagai organisasi mahasiswa biasa. Akan tetapi sejak masuknya tiga serangkai dalam organisasi ini yaitu Suwardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo dan E.F.E Douwes Dekker di tahun 1913, Indische Vereeniging mulai fokus pada ranah politik serta isu yang terjadi di Indonesia.

Bergabungnya ketiga serangkai pada Indische Vereeniging sempat menimbulkan berbagai pertentangan pada internal organisasi ini. Noto Suroto menilai, bahwa Hindia Belanda (Indonesia) tidak memerlukan perlindungan dari pihak militer Belanda, akan tetapi bagi tiga serangkai, argumentasi dari Noto Suroto tidak dapat diterima. Sebab tiga serangkai beranggapan bahwa Indonesia masih membutuhkan bantuan untuk mendapatkan kemerdekaan dalam partisipasi politik serta pendidikan.

Dengan berkembangnya nasionalisme, bangsa Indonesia kemudian mulai mampu merubah pandangan Indische Vereeniging tentang Indonesia yang dianggap membutuhkan pihak militer Belanda. Kemudian pada tahun 1916, terbitlah majalah berkala bernama Hindia Poetra yang tujuannya adalah untuk mempublikasi ide-ide nasionalis.

Sebagai pelopor dari kemerdekaan Indonesia pada kancah internasional, Perhimpunan Indonesia telah mencetak sejarah unik sebagai organisasi dari anak bangsa pertama yang menggunakan istilah Indonesia pada nama organisasinya setelah melalui beberapa kali proses perubahan nama.

Seperti yang diketahui, bahwa pada mulanya Perhimpunan Indonesia hadir dengan nama Indische Vereeniging, lalu nama organisasi ini berubah menjadi Indonesische Vereeniging setelah diadakan pertemuan di antara Perhimpunan Indonesia dengan partai politik besar di Indonesia yaitu Sarekat Islam dan Boedi Oetomo di Belanda.

Pertemuan antara Perhimpunan Indonesia dengan partai politik tersebut banyak membahas agenda-agenda politik. Selama pertemuan, ada kejadian menarik di mana Soerjopoetro menggunakan kata Indoensiae (Indonesia) dan Indonesiers (orang Indonesia) selama pertemuan tersebut berlangsung.

Momen menarik tersebut tertulis pada majalah Hindia Poetra No.9 Tahun 1917 dan dari tulisan tersebutlah kata Indonesia kemudian menjadi populer di kalangan mahasiswa sebagai kata pengganti Indie atau Hindia dan Inders atau orang Hindia yang dinilai dapat merendahkan bangsa Indonesia.

Sejak mengalami perubahan nama menjadi Indonesische Vereeniging di tahun 1922, organisasi Perhimpunan Indonesia pun semakin memantapkan haluannya pada bidang politik.

Sejak perubahan nama itu pula, untuk pertama kalinya kata Indonesische makna secara politis. Lalu pada tahun 1925, sejak Perhimpunan Indonesia dipimpin oleh Iwa Kusuma Sumantri, JB Sinatala, Sastromulyono, Mochammad Hatta dan D. Mangunkusumo, organisasi Indonesische Veneering kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia.

https://www.gramedia.com/products/demokrasi-dan-kepemimpinan-kebangkitan-gerakan-taman-siswa??utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/demokrasi-dan-kepemimpinan-kebangkitan-gerakan-taman-siswa??utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Selain adanya perubahan nama, organisasi ini juga merubah pengurus dan membuat simbol baru yaitu merah yang artinya adalah penting. Simbol ini adalah untuk memperjelas identitas serta ideologi dari bangsa Indonesia, sekaligus untuk menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadiannya sendiri.

Kemudian sejak Mohammad Hatta diangkat menjadi Voorzitter atau ketua Perhimpunan Indonesia pada tahun 1926 hingga 1930, organisasi ini mulai memperlihatkan adanya perubahan.

Perhimpunan Indonesia kemudian lebih memperhatikan perkembangan perkembangan pada pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar pada media massa di Indonesia.

Ketua umum Partai Komunis Indonesia yang pertama yaitu Semaun bahkan datang pada Hatta sebagai pimpinan Perhimpunan Indonesia untuk menawarkan pimpinan pada pergerakan nasional secara umum pada Perhimpunan Indonesia. Akan tetapi Hatta tidak menerima tawaran ini dan tawaran dibatalkan oleh Stalin.

Sejak dipimpin oleh Hatta, Perhimpunan Indonesia semakin menggalakan rencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.

Tujuan Perhimpunan Indonesia Dibentuk

tujuan perhimpunan indonesia

Sumber: Kompas.com

Tentu saja, Perhimpunan Indonesia dibentuk untuk mencapai suatu tujuan yang ingin diraih bersama dengan para anggotanya. Menurut laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bahwa kegiatan politik yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Indonesia rupanya sangat menarik perhatian dunia internasional.

Salah satu aksi yang paling dikenal dari agenda Perhimpunan Indonesia adalah manifesto politik yang dikeluarkan di tahun 1925. Kegiatan manifesto politik tersebut memiliki dampak yang cukup besar, hingga membuat pemerintah Belanda merasa terancam akan keberadaan organisasi Perhimpunan Indonesia.

Sebab, tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa organisasi yang mulanya didirikan dengan mengusung sifat sosial justru berubah menjadi organisasi pergerakan nasional. Bahkan Perhimpunan Indonesia juga turut aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di dunia internasional.

Dari perubahan nama organisasi ini saja yang menggunakan istilah Indonesia di dalamnya telah menunjukan sifat radikal yang menuntut agar Tanah Air Indonesia segera merdeka.

Perubahan nama tidak hanya terjadi pada nama organisasi saja, akan tetapi juga pada majalah terbitan Perhimpunan Indonesia yang mulanya bernama Hindia Putra kemudian berubah nama menjadi Indonesia Merdeka dengan semboyan ‘Indonesia merdeka, sekarang!’

Sifat organisasi Perhimpunan Indonesia pun turut mengalami perubahan yang cukup drastis, dari yang mulanya organisasi sosial berubah menjadi organisasi politik dan mengambil keputusan memegang prinsip non-kooperasi.

Pada tahun 1923,Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Deklarasi Perhimpunan Indonesia yang diterbitkan pada majalah Hindia Putra. Pada deklarasi tersebut, Perhimpunan Indonesia menggunakan kata Bangsa Indonesia yang menunjukan cita-cita dari Perhimpunan Indonesia untuk negara Indonesia sebagai negara baru yang merdeka.

Kemudian pada tahun 1925, deklarasi tersebut berkembang dan menjadi manifesto politik. Sebab Perhimpunan Indonesia meyakini bahwa hanya kemerdekaan lah yang dapat mengembalikan harga diri bangsa Indonesia. Manifesto politik ini sempat membuat pihak Belanda merasa terancam, sebab tidak ada pihak yang menyangka bahwa organisasi Perhimpunan Indonesia yang mulanya adalah organisasi sosial berubah menjadi organisasi pergerakan nasional.

Perkembangan teknologi media cetak serta jurnalisme memiliki peran penting dalam menyebarkan manifesto politik. Ide tersebut tentang persatuan, nasionalisme yang digagas oleh Perhimpunan Indonesia tidak hanya beredar di Belanda saja, akan tetapi juga beredar di Indonesia.

Sebagai dampaknya, ide tersebut mempengaruhi organisasi pergerakan nasional di Indonesia. Pejuang kemerdekaan di Indonesia pun menjadi sadar, bahwa mereka adalah bangsa yang satu meskipun berbeda suku bangsa serta agama. Kesadaran inilah yang akhirnya memunculkan Sumpah Pemuda pada tahun 1928.

Dari gerakan dan agenda yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Indonesia, dapat diketahui bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam rangka memperoleh pemerintahan Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap para rakyat Indonesia dan tidak termasuk Belanda.

Berdasarkan tujuan tersebut, Iwa Kusuma Sumantri menyampaikan, bahwa ada tiga hal pokok yang merangkum tujuan Perhimpunan Indonesia, di antaranya adalah 1) Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri, 2) bangsa Indonesia harus bersatu melawan Belanda, 3) bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki sendiri.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia melakukan beberapa kegiatan serta perlawanan. Selain perlawanan dengan manifesto politik yang cukup terkenal, Perhimpunan Indonesia juga ikut melawan Nazi.

Sejak Hitler memiliki kekuasaan di Jerman pada tahun 1933, lalu Hitler menguasai Eropa dan menduduki Belanda di tahun 1940, Perhimpunan Indonesia turut menunjukan sifat radikalnya dengan mengajak para mahasiswa Indonesia untuk melawan fasisme.

Pada masa tahun 1940-an, Perhimpunan Indonesia bersekutu dengan beberapa media asal Belanda seperti Vrij Nederland, Het Parool, De Waarheid, dan De Vrije Katheder untuk mencetak koran secara ilegal yang tujuannya adalah untuk melawan fasisme.

Selain itu, Perhimpunan Indonesia juga aktif dalam kegiatan politik anti Nazi dengan merekrut, berkoordinasi dan mengarahkan para mahasiswa dengan ikut membagikan pamflet serta berupaya untuk melindungi orang-orang yang menjadi target serangan Nazi.

Perhimpunan Indonesia menilai, bahwa kerjasama yang dilakukan dengan pihak Belanda adalah sebuah upaya untuk menyelamatkan kemanusiaan dari segala tindakan sadis Nazi. Selain itu, Perhimpunan Indonesia juga menilai bahwa kemerdekaan Indonesia dapat diraih apabila fasisme dapat diperangi. Akan tetapi ternyata usaha tersebut dienyahkan oleh pihak pemerintah Belanda begitu saja.

https://www.gramedia.com/products/untuk-bung-karno-dan-taman-siswa-biografi-irna-hn-hadi-soewito??utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/untuk-bung-karno-dan-taman-siswa-biografi-irna-hn-hadi-soewito??utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Selain dengan mengupayakan kerjasama dengan Belanda, masalah krusial yang dihadapi oleh Perhimpunan Indonesia adalah bagaimana caranya untuk menyadarkan sesama bangsa Indonesia yang berada di Belanda untuk ikut serta dalam memerangi fasisme.

Seruan ini sampai ke telinga para pelaut Indonesia yang saat itu bekerja di kapal perusahaan Belanda. Karena kekuasaan Jerman, banyak dari para pelaut yang menganggur, sehingga mereka menjadi target dari penyuluhan para mahasiswa Perhimpunan Indonesia.

Sayangnya, ada beberapa anggota Perhimpunan Indonesia yang menjadi korban dari kekejaman Nazi, di antaranya adalah Djajeng Pratomo dan sang adik, Gondho yang menjadi pekerja paksa di kamp Dachau, akan tetapi pada akhirnya selamat. Selain itu ada tiga orang yang tewas di kamp dan satu orang tewas karena ditembak oleh polisi Nazi ketika sedang menyebarkan pamflet di Leiden yaitu Irawan Surjono.

Perkembangan Perhimpunan Indonesia

tujuan perhimpunan indonesia

Sumber: Kompas.com

Aktivitas Perhimpunan Indonesia semakin meningkat ketika Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo ikut bergabung dalam kepengurusan Perhimpunan Indonesia. Keduanya menegaskan, bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia adalah Indonesia merdeka yang akan dicapai dengan aksi bersama.

Mereka juga mendapatkan dukungan internasional dari negara lain, seperti Organisasi internasional seperti Liga Penentang Imperialisme, Liga Demokrasi Internasional dan penindasan kolonial, sehingga Perhimpunan Indonesia dapat aktif dalam kegiatan organisasi internasional yang menentang aktivitas para penjajah.

Tidak hanya di Belanda dan di luar Belanda saja, organisasi Perhimpunan Indonesia juga memiliki pengaruh yang cukup besar di Indonesia. Banyak organisasi pergerakan nasional berdiri sebab mereka terinspirasi dari Perhimpunan Indonesia.

Organisasi yang terinspirasi tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia). Meskipun perjuangan yang dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia sifatnya adalah internasional, akan tetapi dampak yang dirasakan dalam lingkup nasional di tanah air.

Sejak bergabungnya Mohammad Hatta dalam Perhimpunan Indonesia (PI), ia juga berhasil merangsang para rekan intelektual yang lain serta menumbuhkan semangat nasionalisme untuk ikut menentang penjajahan pada Belanda. Sikap politik dari PI yang cukup radikal kemudian dapat dilihat melalui usaha-usahanya seperti berikut ini.

  • Perhimpunan Indonesia harus membuka mata rakyat Belanda, bahwa pemerintahan kolonial bersikap sangat ofensif. Perhimpunan Indonesia juga harus meyakinkan rakyat Indonesia mengenai kebenaran dari perjuangan kaum nasionalis.
  • Mengembangkan ideologi yang bebas serta kuat yang berada di luar pembatasan Islam dan komunis.
  • Menyadarkan para mahasiswa, agar mereka memiliki komitmen yang cukup bulat akan persatuan dan kemerdekaan Indonesia, menyadarkan para mahasiswa untuk ikut bertanggung jawab untuk memimpin rakyat dalam melawan para penjajah.

Kegiatan utama PI dalam bidang politik adalah menyebarluaskan semangat persatuan nasional yang bertujuan untuk menentang penjajahan Belanda. Penyebarluasan rasa semangat tersebut dapat dilakukan oleh PI melalui majalahnya yaitu Hindia Putra atau Indonesia Merdeka.

Tentu saja, perjuangan politik yang dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia tidak terbatas hanya di Belanda saja akan tetapi juga di internasional. Contohnya seperti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial yang diadakan di Paris diikuti oleh para tokoh PI pada Agustus tahun 1926.

Pada kongres yang dihadiri oleh tokoh PI, kongres ikut menyokong perjuangan dari PI untuk mencapai Indonesia merdeka. Karena agenda-agenda politik tersebut, beberapa tokoh PI kemudian ditangkap karena menentang penjajahan Belanda dengan cukup keras.

Beberapa tokoh yang ditangkap adalah Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Ali Sastroamidjojo dan Abdul Madjid Djojodiningrat. Keempat tokoh tersebut dituntut di muka pengadilan di Den Haag pada tahun 1928 dan dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup.

PI memiliki peranan penting dalam pergerakan di Indonesia. Pertama, Perhimpunan Indonesia berperan sebagai pendobrak psikologis serta kekuasaan dengan sistem kolonial. Kemudian kedua, PI juga memiliki peran sebagai ideologi sekuler yang mendorong rasa semangat dalam kebangsaan.

Peran PI yang ketiga adalah sebagai penyatu unsur golongan dalam organisasi. Keempat, Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pertama yang menggunakan kata Indonesia sebagai nama organisasi penamaan tersebut adalah wujud pengembangan jati diri nasional bangsa Indonesia. Terakhir, Perhimpunan Indonesia adalah organisasi kebangsaan yang orisinal ketika membuat ideologi Indonesia untuk segera merdeka dan mandiri.

https://www.gramedia.com/products/conf-mohammad-natsir-dalam-sejarah-politik-indonesia?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/conf-mohammad-natsir-dalam-sejarah-politik-indonesia?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Itulah penjelasan tentang tujuan Perhimpunan Indonesia yang menjadi manifesto politik dan berhasil membuat pemerintah Belanda merasa khawatir dengan pergerakan dari organisasi PI ini. Apabila Grameds ingin mempelajari organisasi-organisasi pergerakan bangsa Indonesia yang lain, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia dan lainnya, maka Grameds bisa mempelajarinya dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com.

Penulis: Khansa

Baca juga:

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.