Kesenian Sosial Budaya

Tari Sekapur Sirih: Sejarah, Gerakan, Pola Lantai, dan Keunikannya

Tari Sekapur
Written by Umam

Tari Sekapur – Jambi adalah salah satu provinsi yang berada di Sumatera dan kaya akan keberagaman budayanya. Salah satunya adalah kesenian tari tradisional seperti tari Sekapur Sirih dari Jambi. Tarian tradisional ini, memiliki keindahan yang khas pada setiap gerakannya. Tentu saja, selain gerakannya yang indah, tari Sekapur Sirih juga memiliki properti pelengkap berupa kostum yang khas dan cantik.

Tari Sekapur Sirih merupakan salah tari penyambutan yang biasanya ditarikan oleh para penari perempuan, dengan mengenakan pakaian adat, para penari akan mementaskan tari Sekapur Sirih ditemani oleh alunan musik pengiring. Para penari akan menampilkan ragam gerakan tari Sekapur Sirih dengan lembut sambil membawa properti berupa cerano atau wadah untuk persembahan.

Nah bagaimana sih sejarah yang melatarbelakangi kemunculan tari Sekapur Sirih? Lalu, bagaimana gerakan dan keunikannya? Simak penjelasannya berikut ini ya!

Sejarah Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur

indonesiakaya.com

Tari Sekapur Sirih memang selalu identik dengan budaya dari masyarakat Sumatera. Jadi tidak heran, apabila tari Sekapur Sirih muncul dan ditemukan di kota Jambi dan tempat terciptanya tari Sekapur.

Firdaus Chatab adalah seorang seniman yang berhasil memperkenalkan tari Sekaput pada masyarakat Jambi, hingga saat ini tarian tradisional penyambutan tamu ini dikenal dengan nama tari Sekapur Sirih.

Keindahan ragam gerakan, busana serta keunikan dari properti yang digunakan dalam tari Sekapur Sirih membuat tarian ini menarik untuk disaksikan. Hal tersebutlah yang membuat tari tradisional satu ini masih lestari hingga saat ini.

Sebelum dikenal seperti saat ini, sebelumnya Firdaus Chatab yatu penemu dari tari Sekapur Sirih menciptakan tarian ini pada tahun 1962, lalu pada tahun 1967, tari Sekapur Sirih disempurnakan oleh seniman lainnya bernama O.K Hendrick.

Selain gerakannya, irama lagu dari tari Sekapur Sirih juga mendapatkan penyempurnaan dari seorang seniman bernama Taralamsyah Saragih. Pada irama musik yang digunakan oleh Taralamsyah Saragih, dimasukan unsur musik masyarakat Jambi sebagai ciri khas dari irama musik tari Sekapur Sirih sama seperti pada lagu Jeruk Purut.

Bahkan, penyempurnaan lagu tersebut juga mendapatkan bantuan lirik dari Marzuki Lazim dan R.A Rachman sebagai pemberi gagasannya. Akan tetapi, tari Sekapur Sirih juga kembali mengalami perubah di tahun 1981 dikarenakan dianggap tidak sesuai dengan masyarakat Jambi.

Melalui penyempurnaan gerakan tersebut, tari Sekapur dijadikan sebagai tari tradisional yang melambangkan sifat ramah serta kesopanan dari orang Jambi. Tari Sekapur Sirih, pada dasarnya, tidak hanya ditemukan di provinsi Jambi saja tetapi juga dapat ditemukan di sekitar wilayah Malaysia.

Dalam perkembangannya, tari Sekapur Sirih masih terus dilestarikan hingga saat ini dan dikembangan. Berbagai kreasi serta variasi terus muncul, sehingga pementasan dari tari Sekapur Sirih pun menjadi lebih menarik tanpa meninggalkan ciri khas tari tradisional ini.

Tari Sekapur Sirih juga menjadi pilihan utama untuk menyambut tamu undangan, meskipun Jambi memiliki beberapa tari tradisional yang lainnya. Tari Sekapur Sirih merupakan tarian yang penuh dengan makna, nilai dan filosofi sehingga menjadi kebanggaan masyarakat Jambi dan Indonesia.

Tari Sekapur

Properti Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur

Kompas Regional

Sama seperti tari tradisional yang lainnya, tari Sekapur Sirih juga menggunakan berbagai macam properti dalam pementasannya. Properti yang digunakan memiliki beberapa macam. Berikut penjelasannya.

1. Payung

Payung adalah properti pertama yang digunakan dalam pementasan tari Sekapur Sirih. Pada umumnya properti payung ini akan dibawa oleh para penari laki-laki dengan perlahan-lahan dan seirama dengan para penari perempuan.

Properti payung nantinya akan dibawa dengan terbuka oleh para penari laki-laki untuk melindungi penari perempuan. Penari laki-laki akan memayungi penari perempuan, hingga penari sampai ke panggung pementasan dengan langkah yang seirama dengan musik dan langkah kaki para penari.

Gerakan payung ini, membuat tampilan tari Sekapur Sirih menjadi terlihat lebih anggun dan elegan.

2. Keris

Properti kedua yang digunakan dalam tari Sekapur Sirih adalah keris. Properti satu ini akan digunakan oleh para penari laki-laki guna menampakan kesan gagah ketika menari. Kemudian nantinya, para penari laki-laki akan membawa keris sebagai bentuk perlindungan untuk melindungi para penari perempuan di atas panggung.

3. Cerano

Properti utama yang digunakan dalam tari Sekapur Sirih adalah cerano dan properti ini menjadi lambang atau ciri khas dari penampilan tari Sekapur Sirih. Cerano akan menjadi kotak, untuk meletakan kapur putih dan dibawa oleh para penari Sekapur.

Ketika pementasan tari Sekapur Sirih, kapur putih ini akan dibagikan pada tamu undangan. Dengan memberikan kapur putih yang ditempatkan di dalam cerano pada tamu undangan, scene ini menjadi bentuk sambutan dari penari dan masyarakat Jambi pada tamu. Bagian tari Sekapur Sirih biasanya dilakukan di akhir pementasan tari.

4. Ikat pinggang

Properti berikutnya yang digunakan pada tari Sekapur adalah ikat pinggang yang digunakan oleh para penari. Ikat pinggang ini terbuat dari pita berbahan kulit hewan. Kain beludru dengan tambahan payet cantik menjadi ornamen cantik pada ikat pinggang ini.

5. Kostum

Dalam pementasan tari Sekapur Sirih, biasanya para penari akan mengenakan busana tradisional Jambi. Kostum tersebut biasanya terdiri dari baju kurung serta kain songket khas dari Jambi.

Pada bagian kepala penari, akan mengenakan sanggul lipat pandan, sunting beringin dan tidak lupa aksesoris rambut berupa kembang goyang. Sementara itu, untuk aksesoris penari biasanya penari akan mengenakan teratai, pending, gelang serta selendang atau sampur ketika menari.

6. Alat musik pengiring

Tari Sekapur Sirih biasanya ditampilkan dengan diiringi oleh musik tradisional. Iringan musik ini juga disertai dengan syair dengan bahasa daerah yang membuat suasana pementasan tari menjadi lebih meriah.

Setiap lirik dari pengiring tari Sekapur memiliki makna mengenai kegembiraan masyarakat atas kesediaan para tamu undangan karena bersedia hadir ke tempat mereka.

Beberapa jenis alat musik daerah yang biasa digunakan adalah gendang, gong, akordion, rebana, gambus hingga biola. Perpaduan dari berbagai jenis alat musik tersebut, akan memberi harmonisasi yang indah sebagai patokan untuk para penari ketika menari Sekapur Sirih.

Pola Lantai Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur

jambi.kemenkumham.go.id

Pertunjukan dari tari Sekapur Sirih, pada umumnya dipentaskan oleh para penari perempuan, tetapi ada pula yang menambahkan penari laki-laki yang berperan sebagai penari pendukung.

Jumlah penari pada tari Sekapur biasanya terdiri dari 9 penari perempuan dan 3 penari laki-laki. Para penari laki-laki, biasanya memiliki peran sebagai pengawal serta pembawa payung. Sementara penari perempuan berperan sebagai penari utama.

Ragam gerakan yang ada pada tari Sekapur Sirih didominasi oleh gerakan yang lemah lembut dan luwes dari para penari dan dibagi menjadi tiga babak atau bagian di antaranya adalah gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, bersolek dan terakhir gerakan berputar. Sementara itu, pola lantai yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.

Lebih lanjut tentang pola lantai yang biasa digunakan dan penjelasan gerakan pada tari Sekapur Sirih, simak penjelasannya di bawah ini.

Sebagai tari tradisional Jambi, tari Sekapur Sirih juga memiliki pola lantai dalam pementasannya. Fungsi dari pola lantai ini adalah untuk membuat koreografi selama pementasan terlihat lebih jelas dan indah.

Tentu saja, dengan adanya pola lantai gerakan dari para penari pun akan lebih berirama. Dalam tari Sekapur Sirih, ada tiga pola lantai yang digunakan. Berikut penjelasannya.

1. Pola lantai sejajar

Pola lantai pertama yang biasa digunakan pada pementasan tari Sekapur Sirih adalah pola lantai sejajar. Dengan pola lantai ini, para penari akan membentuk sebuah garis lurus horizontal dan vertikal.

Pola lantai sejajar digunakan dalam pementasan tari Sekapur untuk memberi gambaran pada masyarakat bahwa setiap hubungan harus dibangun dengan harmonis dan saling menghormati.

2. Pola lantai lingkaran

Pola lantai kedua yang digunakan dalam pementasan tari Sekapur adalah pola lantai lingkaran. Para penari akan membentuk sebuah lingkaran dan membuat pementasan tari menjadi tampak lebih indah.

3. Pola lantai campuran

Pola lantai ketiga dan terakhir yang digunakan adalah pola lantai campuran. Pada dasarnya, tarian yang menggunakan pola lantai campuran dilakukan dengan cara menggabungkan pola lantai sejajar dan lingkaran.

Penggabungan dari dua jenis pola lantai ini, tentu saja akan membuat koreografi tari menjadi tampak lebih bervariasi dan kreatif. Selain itu, ragam gerakan dari tari Sekapur Sirih juga akan terlihat lebih menarik.

Tari Sekapur

Gerakan Tari Sekapur Sirih

Selain ketiga pola lantai yang digunakan dalam pementasan tari Sekapur Sirih, Grameds juga perlu mengetahui ragam gerak yang ada pada tari Sekapur Sirih ini.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa gerakan tari Sekapur sempat mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan, hal ini tentu saja demi meraih kesempurnaan dan dapat mengirimkan pesan yang tepat pada masyarakat, karena tari Sekapur Sirih adalah tari tradisional untuk menyambut tamu di Jambi dan bisa menjadi representasi dari budaya Jambi. Lalu apa saja ragam gerak yang digunakan? Simak penjelasannya berikut ini.

Tari Sekapur Sirih merupakan tari tradisional yang mengisahkan tentang gadis Jambi yang sedang merias diri dengan penuh senyuman dan ceria. Ada keunikan dalam pementasan tari Sekapur yaitu pada penyerahan kapur putih kepada para tamu undang di bagian akhirnya.

Para penari Sekapur biasanya membawakan tarian Sekapur ini dalam tiga bagian yang terstruktur yaitu gerak awal, gerak inti dan gerak akhir. Berikut penjelasannya.

1. Gerakan awal

Pada gerakan awal tari Sekapur Sirih, para penari akan melakukan gerakan ini untuk memberi sambutan pada para tamu. Gerakan awal terdiri dari gerak sembah, sebagai wujud penghormatan dan penyambutan awal.

Setelah gerakan sembah dilakukan, kemudian para penari akan mulai menggerakkan tangannya dengan mengikuti irama musik. Gerakan ini terdiri dari gerak sembah, gerak rentang kepak kanan dan kiri, gerak rentang kepak penuh dengan pandangan ke kanan dan kiri, gerak ngenak cincin, gerak ngenak gelang, gerak ngenak giwang, gerak bersolek, gerak rentang kepak penuh dengan pandangan ke kanan dan kiri dan gerak meramu sirih.

2. Gerakan inti

Gerakan berikutnya adalah gerakan inti atau tari pokok yang terdiri dari gerak beinsut naik, rentang pedang serong kanan dan kiri, gerak piuh putar benuh balas putar dan gerak piuh putar separuh balik dan gerak nyilau. Dengan gerakan-gerakan ini, para penari dapat menampilkan pesan dan makna yang pada tari Sekapur Sirih.

Tentu saja pada gerakan inti, para penari akan menari Sekapur dengan luwes. Oleh sebab itu, penonton dapat merasakan kesan keramahan dari masyarakat Jambi.

3. Gerakan akhir

Gerakan ketiga adalah gerakan akhir atau penutup, sebagai tanda bahwa pementasan tari Sekapur telah selesai dilangsungkan. Pada tahap ini, para penari akan melakukan gerakan besut turun, rentang pedang kanan kiri, gerak rentang kepak penuh pandangan ke kanan dan kiri. Lalu pada tahap akhir, para penari akan kembali melakukan gerak sembah sebagai tanda penutupan tari Sekapur.

Apabila disimpulkan, maka gerakan awal, inti dan akhir masing-masing memiliki gerakan yang lebih rinci. Sementara itu, hitungan yang biasanya digunakan adalah hitungan satu hingga delapan dan ada pula kemungkinan akan ada pengulangan pada setiap gerakan.

Fungsi dan Makna Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur

kompas.com

Tari Sekapur Sirih merupakan tari tradisional penyambutan tamu yang tergolong baru. Tarian ini diperkenalkan pada tahun 1962 oleh penciptanya seorang seniman kondang asal Jambi yaitu Firdaus Chatab.

Ketika awal kemunculannya, tari Sekapur Sirih hanya memiliki gerakan dasar saja. Akan tetapi gerakan dasar tersebut kemudian dikembangkan dan akhirnya memiliki makna dan keunikannya. Berikut penjelasannya.

1. Makna Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih adalah tari tradisional untuk menyambut tamu yang memiliki makna mendalam berkaitan dengan penghormatan seseorang pada orang lain. Selain itu, tari Sekapur juga memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur serta perasaan bahagia masyarakat Jambi ketika kedatangan tamu. Tari ini juga menggambarkan keramahan masyarakat Jambi ketika ada tamu kehormatan yang datang.

2. Fungsi Tari Sekapur Sirih

Secara umum, tari Sekapur Sirih memiliki dua fungsi yang berkaitan dengan makna yang terkandung dalam tarian ini yaitu menyambut tamu atau sebagai tari selamat datang dan sebagai wujud syukur dan suka cita. Berikut penjelasannya.

Fungsi utama dari tari Sekapur Sirih adalah sebagai penyambutan tamu atau biasa disebut dengan tari selamat datang. Oleh karena itu, tari tradisional ini biasa dipentaskan pada acara-acara besar untuk menyambut tamu kehormatan.

Fungsi kedua adalah sebagai wujud rasa syukur dan suka cita karena tamu undangan bersedia datang ke Jambi.

Keunikan Tari Sekapur Sirih

Secara umum, tari Sekapur Sirih memiliki tiga keunikan pada setiap aspeknya berupa busana, properti dan gerakannya. Keunikan pada tari Sekapur Sirih ini menjadi ciri khas dan pembeda dari tari Sekapur Sirih dengan tari lainnya. Berikut penjelasannya.

1. Busana

Keunikan pertama adalah kostum yang digunakan berupa busana adat khas Jambi yang tentu saja berbeda dari busana adat daerah lainnya. Dengan mengenakan busana adat, para penari dapat terlihat lebih cantik, anggun dan formal.

2. Properti

Keunikan selanjutnya adalah pada properti tari Sekapur Sirih berupa cerano. Cerano ini digunakan sebagai kotak untuk menyimpan kapur sirih yang akan dibagikan pada tamu undangan di akhir penampilan.

3. Gerakan

Keunikan ketiga dari tari Sekapur Sirih adalah pada gerakannya yang harus ditampilkan dengan luwes dan anggun untuk menjelaskan bahwa para penari menyambut tamu undangan dengan hangat dan hormat.

Tari Sekapur

Itulah penjelasan tari Sekapur dari Jambi yang berfungsi sebagai tari penyambutan tamu. Bagi Grameds yang tertarik dengan seni tari, maka Grameds bisa mempelajari lebih lanjut dengan membaca buku.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku seni tari untuk Grameds. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Jangan ragu untuk membeli buku di Gramedia, karena dijamin berkualitas!

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

  1. Seni Tari: Pengertian, Unsur-Unsur, Fungsi, dan Jenis
  2. 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya 
  3. Budaya, Sejarah, dan Asal Tari Jaipong
  4. Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan 
  5. 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat 
  6. Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya 
  7. Tari Dayak: Contoh, Properti, Gerakan, dan Pola Lantainya 

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.