Marketing

Strategi Penetapan Harga: Pengertian, Faktor, dan Macamnya

Written by Nandy

Strategi Penetapan Harga – Banyak orang yang mengira bahwa harga yang sudah ditetapkan sudah pasti akan memberikan keuntungan. Padahal, dalam penetapannya ada banyak jenis strategi penetapan harga alias pricing strategy yang harus dipakai jika ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal.

strategi penetapan harga

https://inmarketing.id/

Dilansir dari Price Intelligently, pricing strategy kerap kali dilupakan oleh banyak business developer. Padahal, pemilihan strategi penetapan harga yang tepat dapat meningkatkan penjualan, lho.

Kira-kira, apa saja strategi penentuan harga itu? Lalu, seperti apa manfaat yang akan didapatkan oleh perusahaan? Mari, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Strategi Penetapan Harga?

strategi penetapan harga

https://www.toptal.com/

Sebelum membahas mengenai berbagai jenis dan fungsinya, pertama-tama kita perlu memahami terlebih dahulu definisi dari strategi penetapan harga.

Menurut Chron, pricing strategy mengacu pada metode yang dipakai oleh perusahaan untuk menentukan harga produk maupun layanan yang mereka tawarkan.

Hampir seluruh perusahaan membuat harga produk berdasarkan pada biaya produksi, tenaga kerja, iklan, lalu menambahkan persentase tertentu supaya mereka dapat memperoleh keuntungan.

Harga sendiri merupakan komponen pemasaran yang dapat menentukan pendapatan dari suatu perusahaan. Sebab, penentuan harga yang pas akan membuat demand atau permintaan menjadi optimal dari pihak partner bisnis maupun konsumen.

Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa melakukan penetapan harga yang sesuai merupakan salah satu faktor kunci bagi badan usaha untuk memperoleh keuntungan.

Faktor Penentu Strategi Penetapan Harga

strategi penetapan harga

https://www.growthforce.com/

Sebelum mentukan harga dari produk yang akan Grameds jual, perhatikan terlebih dahulu mengenai faktor berikut:

1. Biaya

Salah satu faktor penting yang wajib untuk dipertimbangkan sebelum menetapkan harga jual produk, yaitu biaya.

Dalam hal ini, biaya yang dimaksud ialah biaya produksi yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, serta biaya tambahan yang lainnya seperti biaya sewa, alat produksi, biaya pengiriman, atau sarana lain yang digunakan untuk mengangkut produk ke tempat pemasaran.

Usahakan untuk menentukan harga yang masuk akal, yaitu dengan caara menetapkan harga jual produk lebih tinggi dibanding dengan biaya rata-rata produksi.

Semakin besar selisih dari harga jual yang ditetapkan dari biaya produksi, maka akan semakin tinggi juga keuntungan yang akan diperoleh.

2. Pelanggan

Faktor berikutnya yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan harga jual produk, yakni mempertimbangkan pelanggan.

Coba mencari tahu seberapa banyak permintaan produk yang Grameds jual. Dalam produk tertentu, menurunkan produk dapat meningkatkan permintaan.

Meski demikian, hal ini tidak selalu berefek sama, ada beberapa produk yang malah semakin tidak diminati ketika harganya menjadi terlalu murah. Karena calon konsumen berpikir bahwa harga yang murah akan menandakan kualitas produk yang kurang baik.

Jadi, cermatlah untuk menganalisis calon pelanggan potensial sebelum menentukan harga jual produk atau layanan.

3. Jenis Produk

Hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan harga jual produk, yaitu jenis produk.

Cobalah untuk midentifikasi produk apa yang Grameds jual. Jika produk bisnis Grameds termasuk dalam produk massal, maka tentukanlah harga berdasarkan pada harga rata-rata produk lain yang ada di pasaran atau dijual oleh kompetitor.

Sementara itu, apabila produk yang akan Grameds jual merupakan produk yang terdiferensiasi, cobalah untuk menentukan harga premium.

Dengan harga yang relatif tinggi tersebut, umumnya pelanggan akan menganggap bahwa kualiatas produk tersebut lebih baik. Hal ini sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa “ada harga ada rupa”. Apakah Grameds setuju dengan pepatah tersebut?

4. Target Pasar

Lihat juga mengenai target pasar yang akan Grameds targetkan untuk memasarkan produk. Misalnya, dengan mempertimbangkan harga pesaing yang produknya serupa dengan produk atau layanan Grameds.

Cari tahu juga apakah lokasi, bahan baku, serta hal lainnya dapat memengaruhi harga jual produk. Apabila Grameds menentukan pasar baru sebagai target, menetapkan harga jual rendah mungkin akan berhasil untuk memperoleh banyak pelanggan dan keuntungan.

Dengan begitu, perusahaan Grameds pun akan cepat mencapai penghasilan rata-rata yang sesuai dengan keinginan, sehingga biaya produksi akhirnya dapat diminimalisir.

5. Kompetitor

Tidak ada salahnya juga bagi Grameds untuk mencermati produk atau layanan yang ditawarkan oleh kompetitor terlebih dahulu sebelum menetapkan harga jual produk.

Grameds bisa menetapkan harga jual produk di bawah, sama, maupun di atas rata-rata dari harga jual produk dari kompetitor.

Pilihlah salah satu yang paling pas dari opsi tersebut sesuai dengan produk serta tujuan bisnis Grameds. Tenang saja, masing-masing harga jual tersebut bisa menentukan kesuksesan produk ketika dipasarkan, kok.

Yang jelas, tak ada cara yang sempurna untuk menetapkan harga, tetapi strategi penetapan harga yang cerdas dengan melibatkan berbagai faktor seperti apa yang harus diperhatikan serta informasi apa yang harus dikumpulkan, seperti yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya.

Cara Menetapkan Harga

Seperti yang telaj dipaparkan, strategi penetapan harga memiliki sifat yang sangat krusial bagi perkembangan bisnis perusahaan.

Sebab, dengan penetapan harga yang tepat dan sesuai, perusahaan dapat memperoleh angka demand produk yang tinggi serta penjualan akan turut meningkat.

Walaupun demikian, menentukan harga produk bukanlah proses yang dapat dianggap sepele.

Untuk memperolah harga yang paling cocok dengan kebutuhan bisnis mereka, pihak perusahaan perlu  untuk mengikuti berbagai langkah tertentu.

Lebih lanjut, berikut berbagai jenis strategi penetapan harga yang dapat Grameds terapkan, sehingga bisa menentukan harga jual produk dengan tepat dan menguntungkan.

1. Loss Leader Pricing

Menurut Corporate Finance Institute, loss leader pricing merupakan strategi penetapan harga dengan cara memasang harga barang-barang tertentu menjadi lebih murah apabila dibandingkan harga rata-rata produk yang sudah ada di pasaran.

Meskipun pada awalnya bisnis akan mengalami kerugian, tetapi strategi ini bisa merangsang pelanggan untuk membeli produk lain dari toko yang sama.

Ketika akan membeli barang dengan harga yang sangat murah, tentu Grameds juga akan melihat barang lain yang dijual dari toko tersebut. Sangat mungkin bagi Grameds untuk membeli barang lain karena tertarik atau sudah terlanjur mengetahuinya.

2. Competition-Based Pricing

Jenis strategi penetapan harga yang saru ini juga disebut dengan penetapan harga kompetitif atau penetapan harga dengan basis pesaing.

Strategi penetapan harga dengan basis persaingan ditentukan dengan memakai harga pesaing sebagai tolok ukur penetapannya.

Jadi, Grameds bisa menetapkan harga produk sedikit lebih murah di bawah pesaing, sama dengan pesaing, maupun sedikit lebih mahal di atas pesaing.

3. Dynamic Pricing

Strategi penetapan harga yang berikutnya, yakni dynamic pricing. Mengutip dari Hubspot, penetapan harga dinamis juga dikenal sebagai penetapan harga permintaan, penetapan harga lonjakan, atau penetapan harga yang berdasar pada waktu.

Dynamic pricing merupakan strategi penetapan harga yang fleksibel di mana harga selalu berfluktuasi dan berdasar pada permintaan pasar atau pelanggan.

4. High-Low Pricing

High-low pricing adalah strategi penetapan harga saat perusahaan menjual produk dengan harga yang tinggi pada awalnya, tetapi akhirnya menurunkan harga tersebut saat relevansi produk turun atau muncul produk baru yang lebih banyak peminatnya.

Penetapan harga tinggi-rendah pada umumnya dipakai oleh perusahaan ritel yang menjual barang musiman ataupun produk yang sering berubah, seperti pakaian, furnitur, dan dekorasi.

Strategi penetapan harga yang satu ini pada umumnya dipakai untuk menentukan harga diskon atau penjualan akhir tahun.

5. Basing-Point Pricing

Basing-Point Pricing adalah sebuah strategi penetapan harga yang dilakukan perusahaan dengan cara menambahkan biaya pengiriman dengan berdasarkan pada titik lokasi pelanggan.

Umumnya, semakin jauh titik lokasinya, maka akan semakin besar juga biaya pengiriman yang harus dibayar oleh pelanggan.

6. Captive Pricing

Strategi penetapan harga yang berikut ini dilakukan dengan cara menentukan harga yang berbeda pada produk inti serta aksesori produk.

Biasanya, perusahaan akan menentukan harga jual yang lebih rendah pada produk inti. Jadi, pelanggan akan lebih tertarik untuk membeli produk inti.

Nantinya, pelanggan akan tertarik untuk membeli aksesori produk setelah mempunyai produk inti, meski harganya ternyata relatif lebih mahal.

7. Skimming Pricing

Strategi penetapan harga skimming adalah saat perusahaan melakukan penetapan harga setinggi mungkin untuk produk yang baru diluncurkan, lalu menurunkan harga seiring dengan berjalannya waktu karena produk tersebut menjadi semakin tak populer atau turun pamornya.

8. Penetration Pricing

Berlawanan dengan penetapan harga skimming, strategi penetapan harga penetrasi ialah saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang sangat rendah sehingga akan menarik perhatian (serta pendapatan) dengan efektif dari para pesaing dengan harga lebih tinggi.

Umumnya, penetapan harga penetrasi tak dilakukan dengan cara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang, dan biasanya hanya diterapkan untuk waktu yang singkat.

Metode penetapan harga ini paling sesuai untuk bisnis baru yang mencari pelanggan maupun untuk bisnis yang baru memasuki pasar kompetitif yang telah ada.

Tujuan Penetapan Harga

Ada bernagai tujuan dari penetapan harga jual yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Tjiptono (2002), tujuan penetapan harga ialah sebagai berikut:

  • Berorientasi laba. Artinya, setiap perusahaan selalu memilih harga yang bisa menghasilkan laba yang tinggi.
  • Berorientasi pada volume. Artinya, penetapan harga berorientasi pada volume tertentu.
  • Berorientasi pada citra (image). Artinya, image perusahaan dapat dibentuk melalui harga.
  • Stabilisasi harga. Maksudnya, penetapan harga yang bertujuan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara perusahaan dengan harga pemimpin pasar.

Tujuan lainnya, yakni menetapkan harga dengan tujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang, serta menghindari campur tangan dari pemerintah.

Sementara itu, menurut Kotler dan Keller, terdapat lima tujuan penetapan harga, yakni:

  1. Kemampuan Bertahan (Survival). Tujuan penetapan harga ini dilakukan saat perusahaan berada di kondisi yang mendesak. Harga yang ditetapkan tidak berfokus pada nilai keuntungan, tapi cukup dengan menutup biaya variabel dan beberapa biaya tetap.
  2. Memaksimalkan Laba (Maximum Current Profit). Mempertimbangkan permintaan pasar, perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan laba yang sudah didapatkan saat ini.
  3. Memaksimalkan target pasar. Semakin besar target pasar yang dijangkau, maka semakin tinggi pula volume penjualan. Secara langsung biaya unit akan semakin rendah dan keuntungan jangka panjang akan semakin tinggi.
  4. Maximum Market Skimming. Penetapan harga yang tinggi di awal dan turun secara perlahan seiring dengan waktu. Hal ini akan gagal jika pesaing besar melakukan hal yang sama.
  5. Product Quality Leadership. Perusahaan menetapkan harga berdasarkan tingkat kualitas dan status yang tinggi dengan harga yang terjangkau.

Demikian penjelasan singkat mengenai strategi penetapan harga, dimulai dari definisi hingga jenis-jenisnya yang perlu Grameds ketahui.. Manakah jenis strategi penetapan harga yang akan Grameds pilih?

Baca juga:

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya