Biologi

Sistem Ekskresi Manusia: Pengertian, Organ dan Penyakitnya

Written by Nandy

Apa Itu Sistem Ekskresi pada Manusia? – Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat – zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat ini dapat berupa karbon dioksida, urin, urea, keringat dan senyawa–senyawa lain yang bersifat toksik (racun).

Jika tidak dibuang, segala zat tersebut akan menumpuk di dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bicara tentang sistem ekskresi, organ-organ apa saja yang sebenarnya berperan dalam proses in? Simak lebih lengkapnya berikut, Grameds:

A. Organ Sistem Ekskresi Manusia

1. Ginjal

3D Illustration von menschlichen Nieren mit Querschnitt. Sumber: iStock

Ginjal merupakan organ ekskresi pada manusia yang berbentuk seperti kacang. Jumlahnya dua dan terletak di kanan dan kiri tulang belakang, tepatnya di bawah hati dan limpa. Dalam tubuh manusia dewasa, ginjal biasanya memiliki panjang sekitar 11 cm. Berat dan besarnya bervariasi, tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain. Pada lelaki dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.

Pada wanita dewasa, berat ginjal sekitar 115 – 155 gram. Volume rata-rata ginjal adalah 146 cm3 di kiri dan 134 cm3 di kanan. Ginjal berfungsi melakukan penyaringan terhadap darah didalam tubuh. Disamping itu juga mengatur tingkat keseimbangan air, dan mengatur konsentrasi garam yang ada pada tubuh.

Ginjal menerima darah dari sepasang arteri renalis, dan darah keluar lewat vena renalis. Setiap ginjal berhubungan dengan ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung kemih.

Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga tahapan dalam proses pembuangan, termasuk penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi) dan pengumpulan (augmentasi) yang dijelaskan lebih lanjut pada buku Seri Biologi Organ Tubuh Manusia – Ginjal & Kandung Kemih.

Pada tahap Penyaringan atau filtrasi ginjal menyaring cairan dalam darah, sebelum akhirnya kembali ke jantung dan paru paru. Cairan yang tersaring berupa urin primer yang masih mengandung air, glukosa, dan asam amino. Namun sudah tidak mengandung protein dan darah. Kemudian Penyerapan kembali atau reabsorbsi terjadi di bagian ginjal yang bernama tubulus kontortus proksimal. Disini tubulus kontortus proksimal menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh.

Adapun hasil dari proses reabsorbsi adalah urin sekunder. Pengumpulan atau Augmentasi Dalam tahap ini terjadi pengumpulan cairan yang telah dilakukan dalam tahapan-tahapan sebelumya. Ini merupakan tahapan terakhir dan terjadi di bagian tubulus kontortus distal. Cairan yang dihasilkan oleh tahapan ini sudah berbentuk urin sesungguhnya. Proses Pembentukan Urin:

  • Filtrasi: Proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari proses filtrasi berupa urin primer yang masih mengandung air, glukosa, dan asam amino. Akan tetapi sudah tidak mengandung protein dan darah.
  • Reabsorbsi: Proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari proses reabsorbsi adalah urin sekunder.
  • Augmentasi: Proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Hasil dari proses augmentasi adalah urin sesungguhnya.

2. Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan pelindung paling luar pada manusia, yang terdapat di permukaan tubuh. Sama seperti ginjal, kulit juga memiliki peran dalam sistem ekskresi karena mampu mengeluarkan zat–zat sisa berupa kelenjar keringat. Fungsi lain dari kulit adalah melindungi tubuh terhadap patogen dan kehilangan air yang berlebihan. Kulit terdiri dari 3 macam lapisan, yang masing-masing memiliki fungsi sendiri, diantaranya:

3. Epidermis (Lapisan Kulit Ari)

Epidermis. Sumber: kompas.com

Epidermis adalah sebuah lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari lapisan tanduk dan lapisan malphigi. Lapisan tanduk adalah sebuah sel-sel mati yang mudah mengelupas dan tidak mengandung pembuluh darah serta serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat mengeluarkan darah saat mengelupas. Sementara lapisan malphigi adalah sebuah lapisan yang terdapat di bawah lapisan tanduk, yang tersusun dari sel-sel yang hidup dan memiliki kemampuan untuk membelah diri. Di dalam lapisan malphigi terdapat sebuah pigmen yang dapat menentukan warna kulit serta melindungi sel dari kerusakan akibat sinar matahari.

4. Dermis (Lapisan Kulit Jangat)

Dermis. Sumber: kompas.com

Dermis adalah sebuah lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan ini lebih tebal daripada lapisan epidermis dan terdiri dari beberapa jaringan, termasuk pembuluh kapiler yang bertugas untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit; kelenjar keringat yang bertugas untuk menghasilkan keringat; kelenjar minyak yang akan menghasilkan minyak agar kulit dan rambut tidak kering; pembulu darah untuk mengedarkan darah ke seluruh sel atau jaringan; ujung-ujung saraf yang meliputi ujung saraf perasa, peraba, rasa nyeri, rasa panas, dan rasa sentuhan; dan kantong rambut yang menjadi tempat akar, batang dan kelenjar minyak rambut.

5. Lapisan Bawah Kulit

Lapisan kulit. Sumber: kompas.com

Lapisan ini terletak di bawah dermis, diantara lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan dermis yang dibatasi oleh sel lemak. Dan lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai sumber energi dan penahan suhu tubuh.

Dengan begitu banyaknya komponen pada tubuh manusia, mulai dari otot, pancaindra, otak, jantung, dan berbagai organ lainnya yang masing-masing memiliki fungsinya, buku Ensiklopedia Favoritku: Tubuh Manusia hadir untuk membantu Grameds memahami itu semua!

6. Paru-Paru

Ada sepasang paru-paru di dalam tubuh manusia, yakni paru-paru kanan dan kiri. Keduanya terletak di rongga dada, dimana paru-paru kanan biasanya lebih besar, sementara paru-paru kiri yang berdekatan dengan jantung lebih kecil. Pembahasan mendalam terkait berbagai organ tubuh manusia juga dapat Grameds temukan pada buku Ensiklopedia Tubuh Manusia Ed 2 dibawah ini.

Selain menjadi organ dalam sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi), paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsinya mengeluarkan gas-gas sisa proses pernapasan yaitu gas CO² (karbon dioksida) dan H2O (uap air).

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan dikeluarkan paru-paru melalui hidung. Sebagai gantinya, oksigen pun diambil. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara sendiri berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal. Sebut saja jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Sebagai hasil zat sisa metabolisme, CO2 diangkut oleh darah melalui tiga cara, yakni:

  • Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2);
  • Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2)
  • Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).

Di dalam tubuh, fungsi utama paru-paru memang sebagai alat pernapasan, namun karena bagian ini juga mengekskresikan zat sisa metabolisme maka paru- paru juga memiliki peranan dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung. Dari jantung lalu akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.

Ilmu Penyakit Paru

Ilmu Penyakit Paru

Beli Buku di Gramedia

7. Trakea

Trakea. Sumber: iStock

Trakea merupakan lanjutan saluran nafas dari laring, sebagai perantara antara laring dan bagian paru-paru lain. Trakea juga sebagai batas antara sistem respirasi bagian bawah dan bagian atas. Sistem respirasi bagian atas diantaranya bagian bagian hidung dan laring.

8. Bronkus

Bronkus. Sumber: iStock

Bronkus atau sering disebut sebagai percabangan dari trakea memilikki fungsi untuk mengeluarkan benda asing dan kotoran yang masuk dalam saluran pernapasan. Fungsi ini dilakukan oleh silia yang ada pada dinding bronkus. Bronkus primer adalah percabangan pertama dari trakea, terdiri dari bronkus primer dekstra (bronkus yang mengarah pada paru paru kanan) dan bronkus primer sinistra (bronkus yang mengarah pada paru paru kiri). Selanjutnya percabangan bronkus akan menjadi bronkiolus.

9. Lobus

Lobus. sumber: kompasiana.com

Pada paru-paru juga terdapat beberapa lobus, diantaranya tiga di bagian kanan dan dua di bagian kiri. Lobus pada paru-paru kanan dipisahkan oleh patahan miring (Oblique fissure) dan patahan lurus (horizontal frissure). Sedangkan paru-paru kiri hanya dipisahkan oleh patahan lurus.

10. Alveolus

Anatomy of human respiratory system – blood saturating by oxygen. Sumber: iStock

Alveolus atau disebut juga dengan kantung udara yang muncul dari bronkiolus memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran udara.

Berbagai fakta menarik lainnya terkait tubuh manusia juga dapat Grameds temukan melalui buku Ensiklopedia Jelajah Tubuh Manusia.

11. Pleura

Pleura. Sumber: iStock

Pleura merupakan selaput tipis yang menyelebungi paru-paru. Terdiri dari dua jenis, yakni pleura viserali (selaput yang membungkus paru paru) dan pleura parietal (selaput yang melapisi rongga dada). Diantara dua selaput ini terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk menghindari gesekan antara paru paru dan dinding dada.

12. Hati

Hati. Sumber: iStock

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga berperan dalam sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.

Organ tubuh manusia sendiri tersusun secara rapi dan harmonis, sehingga proses kerjanya saling mendukung satu sama lain seperti halnya dengan hati dan ginjal yang proses kerjanya dibahas lebih lanjut pada buku Cari Tahu Yuk! Ensiklopedia: Tubuh Manusia.

Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Menghasilkan getah empedu: Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu bertugas untuk mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu, kekuningan.
  • Menghasilkan urea dan amonia: Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.
  • Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua: Hasil perombakan sel darah merah ini disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan feses.
  • Mensintesis beberapa zat: Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.
Ensiklopedia mini : Mengenal sistem pencernaan manusia

Ensiklopedia mini : Mengenal sistem pencernaan manusia

Beli Buku di Gramedia

B. Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi

Setiap organ pada sistem ekskresi ini punya peran tersendiri untuk membuang sisa metabolisme. Dan setiap organ tersebut punya risiko penyakit yang mengintainya. Lalu apa saja penyakit pada sistem ekskresi?

1. Uremia

Penyakit sistem ekskresi uremia terjadi saat ginjal sudah mengalami kerusakan. Akibatnya, racun atau limbah pada tubuh yang biasanya dikeluarkan ginjal malah berakhir di aliran darah. Penyakit sistem ekskresi uremian ini adalah kondisi yang serius, dan kalau nggak segera diobati maka bisa mengancam jiwa. Uremia juga merupakan tanda tahap terakhir penyakit ginjal kronis.

2. Gagal Ginjal

Gagal ginjal, salah satu penyakit sistem ekspresi ini terjadi saat ginjal kehilangan kemampuan untuk cukup menyaring limbah dari darah.

Ketika kondisinya udah parah banget, upaya penyembuhannya dilakukan melalui cuci darah rutin dan transplantasi ginjal. Berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia lainnya dan penyebabnya dapat juga Grameds baca melalui buku karya Larousse dengan judul Ensiklopedai Cerdas: Tubuh Manusia dibawah ini.

3. Batu Ginjal

Batu ginjal muncul sebagai pemadatan mineral dan garam yang mengendap di dalam ginjal. Penyakit saluran ekspresi ini bisa menyebbakn rasa sakit yang parah banget saat ginjal berjaan melewati saluran kemih, meski biasanya nggak menyebabkan kerusakan permanen.

4. Radang Ginjal

yang membentuk unit fungsional terkecil, yang disebut dengan neufron. Saat neufron ini mengalami gangguan kesehatan, maka inilah yang disbeut dengan radan ginjal. Penyakit sistem ekskresi ini akan mempengaruhi kinerja dan fungsi ginjal, dengan gejala yang berebda tergantung pada penyebabnya.

5. Diabetes Insipidus

Di dalam tubuh manusia ada yang disbeut hormin ADH yang berperan dalam proses reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila jumlahnya berkurang, maka volume urin yang dikeluarkan tubuh bisa meningkat hingga 30 kali lipat.

Cegah Diabetes Sebelum Terlambat: Sebuah Cara Hidup Sehat

Cegah Diabetes Sebelum Terlambat: Sebuah Cara Hidup Sehat

Beli Buku di Gramedia

6. Uretris

Selain pada ginjal, penyakit sistem ekskresi bisa terjadi pada ureter. Ureter adalh suatu organ berbentuk tabung untuk mengeluarkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Saat ureter ini mengalami peradangan yang disebabkan oleh infeksi, penderita akan mengalami rasa sakit saat buang air kecil dan keberadaan darah pada urin.

7. Pneumonia

Pneumonia masuk sebagai salah satu penyakit sistem ekskresi karena fungsi paru-paru sebagai tempat pertukaran karbondioksida dan oksigen. Pnuemonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur di alveolus. Akibatnya, oksigen jadi susah masuk karena alvelolus, tempat pertukaran tersebut penuh dengan cairan.

8. Asma

Asma muncul karena ada penyempitan saluran pernapasan di paru-paru. Penderitanya mengalami sesak dan sulit bernapas. Penyakit sistem ekskresi yang menyerang ginjal dan paru-paru membuat tubuh kesulitan mengeluarkan racun dan keseimbangan proses metabolisme. Yang terpenting, jaga kesehatan dengan banyak konsumsi makanan yang bergizi dan cairan yang baik untuk tubuh.

9. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

PPOK termasuk sebagai penyakit pada sistem ekskresi karena paru-paru tidak lagi mampu membuang karbondioksida secara normal. Hal ini mengakibatkan Anda seperti kesulitan bernapas. Salah satu bentuk PPOK disebut bronkitis kronis yang ditandai dengan batuk tak kunjung sembuh.

10. Kanker Paru-paru

Penyakit ini bisa tumbuh di bagian manapun pada paru-paru sehingga memengaruhi kerja organ pernapasan tersebut, termasuk dalam membuang karbondioksida ke luar tubuh. Penanganan kanker paru-paru akan sangat tergantung tipe, lokasi, dan penyebarannya.

11. Kutu Air

Kutu air adalah penyakit yang timbul karena keringat pada kulit tidak bisa dikeluarkan dengan baik. Ketika kult terus-terusan lembap, daerah tersebut menjadi tempat terbaik jamur untuk berkembang biak. Kutu air adalah infeksi jamur pada kulit yang mengakibatkan Anda menderita gatal, kulit bersisik, dan rasa seperti terbakar.

12. Jerawat

Jerawat sebetulnya bukan diakibatkan oleh keringat yang dibuang pada ekskresi, namun keringat yang menumpuk akan mengakibatkan munculnya bakteri yang menyebabkan jerawat. Di sisi lain, terlalu sering mengelap keringat juga bisa membuat kulit iritasi.

Sumber: dari berbagai sumber

Ensiklopedia Cerdas : Tubuh Manusia

Ensiklopedia Cerdas : Tubuh Manusia

Beli Buku di Gramedia

Inquiry Dalam Pembelajaran Sistem Gerak Dan Pencernaan Manusia

Inquiry Dalam Pembelajaran Sistem Gerak Dan Pencernaan Manusia

 

Beli Buku di Gramedia

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Sistem Ekskresi Manusia

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya