Biologi

Eritrosit Adalah: Penyebab Nilai Eritrosit Tidak Normal dan Cara Menanganinya

Written by Nandy

Sel darah merah atau yang disebut juga dengan eritrosit adalah salah satu jenis sel darah yang mengalir dalam tubuh kita. Eritrosit ini memiliki fungsi penting untuk kelangsungan hidup manusia, yakni mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Kadar eritrosit dalam tubuh harus tetap pada batas normal agar tetap sehat. Sebab, nilai normal eritrosit dan nilai tidak normalnya bisa mengindikasikan bahwa ada kelainan darah tertentu.

Eritrosit Adalah

pixabay

Darah sendiri terdiri dari tiga jenis sel yakni sel darah merah, sel darah putih, dan juga trombosit. Eritrosit adalah sel darah merah yang mana merupakan sel darah dengan jumlah volume terbanyak. Volume eritrosit ini yaitu sekitar 40 hingga 45 persen dari total keseluruhan volume darah. Eritrosit umumnya mengandung hemoglobin, yang mana merupakan protein yang memiliki tugas untuk mengikat oksigen. Sehingga sel darah merah bisa membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Oksigen di sini dibutuhkan oleh jaringan dan juga organ supaya bisa bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Eritrosit dan juga sel darah lainnya diproduksi di dalam sumsum tulang belakang. Lalu, dilepaskan ke aliran darah ketika sudah matang. Umur eritrosit adalah sekitar 120 hari. Setelah itu, sel darah bisa mati dan harus digantikan dengan sel darah yang baru yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang.

Secara umum, eritrosit adalah kepingan darah yang berbentuk bulat dan sedikit ceruk di bagian tengahnya, agak mirip dengan donat. Sel darah ini dibuat di dalam sumsum tulang melalui proses yang disebut dengan erythropoiesis.

Eritrosit ini mempunyai bentuk yang sangat elastis dan bisa berubah bentuk untuk menyesuaikan diri saat mengalir melewati kapiler darah yang berukuran kecil. Sifatnya tersebut membuat eritrosit bisa menyebar dengan cepat di dalam aliran darah untuk bisa sampai ke berbagai organ di dalam tubuh.

Seperti yang kita sudah bahas sebelumnya bahwa sel darah merah ini biasanya berumur 120 hari atau empat bulan. Setelah itu, sel yang sudah tua dan rusak akan dipecah di organ lima, lalu digantikan dengan sel darah yang baru. Sel darah yang belum matang biasanya disebut dengan retikulosit. Jumlahnya sendiri dapat mencapai 1 hingga 2 persen dari eritrosit keseluruhan.

Jumlah Eritrosit Normal

Jumlah eritrosit yang normal umumnya dapat dihitung ataupun diukur kadarnya melalui pemeriksaan yang disebut dengan tes darah lengkap. Menurut Lab Tests Online, penghitungan sel darah merah melalui pemeriksaan ini mencakup:

  • Red blood cell (RBC), adalah jumlah sel darah merah yang ada di dalam sampel darah Anda.
  • Hemoglobin, yakni jumlah total protein pembawa oksigen ke dalam darah.
  • Hematokrit, yakni persentase jumlah volume darah yang terdiri dari sel darah merah.
  • Mean corpuscular (MCV), yakni ukuran rata-rata eritrosit.
  • Mean corpuscular hemoglobin (MCH), adalah jumlah rata-rata hemoglobin yang ada di dalam eritrosit.
  • Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) adalah konsentrasi rata-rata hemoglobin yang ada di dalam eritrosit.
  • Red cell distribution width (RDW), yakni variasi ukuran eritrosit.
  • Retikulosit, yakni jumlah absolut ataupun persentase eritrosit muda yang baru terbentuk di dalam sampel darah Anda.

Setelah itu, dokter akan mengukur jumlah sel darah merah dalam tubuh untuk membantu mendiagnosis kondisi medis dan juga mempelajari lebih lanjut mengenai kesehatan kita. Jumlah eritrosit yang normal yaitu:

  • Bayi baru lahir: 4.8-7.1 juta sel/mikroliter
  • Bayi 2-8 minggu: 4-6 juta sel/mikroliter
  • Bayi 2-6 bulan: 3.5-5.5 juta sel/mikroliter
  • Bayi 6-12 bulan: 4.5-5.2 juta sel/mikroliter
  • Anak 1-18 tahun: 4-5.5 juta sel/mikroliter
  • Pria dewasa: 4.7-6.1 juta sel/mikroliter
  • Wanita dewasa: 4.2-5.4 juta sel/mikroliter
  • Wanita dewasa: 4,1-5,1 juta/mikroliter
  • Wanita hamil pada trimester 1: 3.42 – 4.55 juta/mikroliter
  • Wanita hamil pada trimester 2: 2.81 – 4.49 juta/mikroliter
  • Wanita hamil pada trimester 3: 2.72 – 4.43 juta/mikroliter

Sedangkan untuk jumlah normal komponen lainnya yang diperiksa di dalam sel darah merah yaitu:

  • Hemoglobin: Pada laki-laki sejumlah 13,2 – 16,6 gram/dL, seementara untuk perempuan sejumlah 11,6 – 15,0 gram/dL
  • Hematokrit: Pada laki-laki sejumlah 38,3 – 48,6 persen, sementara untuk perempuan sejumlah 35,5 – 44,9 persen

Kita mungkin saja membutuhkan lebih banyak lagi tes untuk bisa menentukan apa yang menyebabkan jumlah sel darah kita tinggi atau rendah. Salah satunya yaitu termasuk tes untuk mencari kondisi yang menyebabkan tubuh kita menghasilkan terlalu banyak sel darah merah, seperti misalnya tes gagal jantung, atau tes untuk mendeteksi gangguan yang membatasi suplai oksigen, seperti sleep apnea.

Fungsi Eritrosit

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa eritrosit adalah sel yang paling banyak di dalam tubuh. Adapun fungsi dari eritrosit yaitu sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dan juga organ. Dalam eritrosit, ada suatu senyawa protein yaitu hemoglobin, dimana senyawa ini bisa mengikat zat besi, sehingga bisa memberikan warna merah pada darah.

Nilai Tidak Normal Pada Eritrosit

Apabila kadar eritrosit seseorang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka hal itu menandakan bahwa ada masalah pada sel darah merah. Saat nilai eritrosit terlalu tinggi, maka kondisi ini disebut dengan polisitemia. Sementara jika nilai eritrosit terlalu rendah, maka kondisi ini disebut dengan anemia.

1. Nilai Eritrosit Terlalu Tinggi

Nilai atau jumlah eritrosit yang terlalu tinggi biasanya disebabkan oleh peningkatan jumlah eritrosit ataupun sel darah merah. Kondisi tersebut termasuk dalam kondisi yang cukup jarang terjadi. Penyebab nilai eritrosit tinggi atau polisitemia yang paling umum yaitu disebabkan oleh kondisi seperti di bawah ini:

a. Penyakit Paru-paru

Polisitemia atau eritrosit tinggi bisa disebabkan oleh gangguan pada paru-paru. Dimana penyakit paru-paru ini bisa menyebabkan seseorang kesulitan menghirup dan juga menyerap oksigen dalam jumlah normal yang diperlukan tubuh. Jadi, tubuh akan bereaksi dengan cara memproduksi sel darah merah dengan jumlah yang lebih banyak karena adanya kondisi ini.

b. Penyakit Jantung Bawaan

Penyebab nilai eritrosit tinggi juga dapat disebabkan oleh penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan ini menyebabkan jantung tidak bisa secara efisien memompa jantung. Oleh sebab itu, suplai oksigen ke dalam jaringan dan organ tubuh semakin berkurang. Sama halnya seperti gangguan pada paru-paru, tubuh juga akan bereaksi dengan cara memproduksi sel darah merah lebih banyak.

c. Polisitemia Vera

Polisitemia vera merupakan kelainan yang menyebabkan produksi sel darah merah menjadi tidak terkontrol. Kondisi tersebut tidak umum dan biasanya akan berkembang secara perlahan. Umumnya, kondisi ini tak hanya didiagnosis melalui tes eritrosit saja, tapi juga tes hematokrit. Selain pemeriksaan darah, diperlukan juga aspirasi ataupun biopsi sumsum tulang untuk memastikan kondisi tersebut.

d. Tumor Ginjal

Tumor ginjal bisa menyebabkan kondisi jumlah eritrosit yang terlalu tinggi. Kondisi tersebut bisa menyebabkan produksi erythropoietin berlebih. Erythropoietin merupakan hormone yang diproduksi ginjal.

Di mana hormon ini memiliki peran dalam peningkatan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang. Ada kondisi lain yang bisa menyebabkan naiknya jumlah eritrosit seperti misalnya kebiasaan merokok atau dehidrasi. Beberapa penyebab itu mungkin memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosisnya.

e. Kadar Oksigen Rendah

Mayo Clinic menyebutkan bahwa tubuh kita bisa secara otomatis meningkatkan produksi sel darah merah untuk mengimbangi kadar oksigen yang rendah. Berikut ini adalah beberapa penyebab kadar oksigen rendah di dalam tubuh yang bisa membuat jumlah sel darah merah meningkat, antara lain:

  • penyakit jantung, seperti misalnya penyakit jantung bawaan pada orang dewasa,
  • gagal jantung,
  • hemoglobinopati, adalah kondisi lahir yang dapat mengurangi kapasitas pembawa oksigen sel darah merah,
  • sedang berada di lokasi tinggi,
  • penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
  • fibrosis paru,
  • penyakit paru lainnya,
  • apnea tidur, dan
  • ketergantungan nikotin (merokok).

Penanganan Eritrosit yang Tinggi

Apabila tidak ditangani dengan baik, eritrosit yang tinggi akan berisiko menimbulkan komplikasi berupa penyumbatan pembuluh darah, misalnya saja deep vein thrombosis, stroke, emboli paru, dan juga serangan jantung. Selain itu, tinggi kadar eritrosit ini juga dapat membuat seseorang rentan mengalami pendarahan. Untuk menangani nilai eritrosit yang terlalu tinggi, dokter harus menentukan dulu apa penyebabnya.

Setelah penyebabnya diketahui, maka dokter bisa meresepkan obat-obatan, seperti misalnya aspirin, interferon, dan juga hydroxycarbamide, untuk mengurangi jumlah sel darah merah yang terlalu banyak dan mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah.

Untuk bisa menentukan jumlah eritrosit di dalam tubuh, maka kita perlu melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala. Apabila hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa kita mempunyai eritrosit yang tinggi, maka dokter akan menentukan langkah penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.

2. Nilai Eritrosit yang Terlalu Rendah

Nilai eritrosit yang terlalu rendah biasanya ditunjukkan dengan nilai sel darah merah dan hematokrit yang rendah. Kondisi ini disebut juga dengan anemia. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nilai eritrosit menjadi rendah, yaitu:

a. Kehilangan Banyak Darah

Kadar eritrosit yang rendah dapat disebabkan oleh trauma yang disebabkan oleh tubuh karena kehilangan banyak darah. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh trauma parah ataupun perdarahan kronis pada tubuh tertentu, misalnya:

  • Pada saluran pencernaan (disebabkan oleh polip, radang perut, dan kanker usus besar)
  • Kandung kemih
  • Rahim (pendarahan menstruasi berat)
  • Pendarahan luar

b. Kekurangan Nutrisi Tertentu

Ada beberapa jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi tertentu. Animea ini adalah anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi asam folat, dan juga anemia defisiensi vitamin B12.

c. Rusaknya Sel Darah Merah Secara Berlebihan

Hancur atau rusaknya sel darah merah secara berlebih bisa menyebabkan kadar eritrosit menjadi rendah sehingga menyebabkan anemia. Penyebab hancurnya sel darah merah secara berlebihan ini termasuk anemia hemolitik, defisiensi G6PD, anemia sel sabit, dan penyebab lainnya.

d. Thalasemia

Thalasemia merupakan kelainan darah, dimana produksi hemoglobin kurang dari jumlah normal. Kondisi tersebut nantinya bisa memicu nilai eritrosit rendah. Thalasemia adalah salah satu jenis kelainan darah yang disebabkan oleh faktor genetik.

e. Gangguan Sumsum Tulang Belakang

Penyebab nilai eritrosit yang rendah lainnya yaitu disebabkan adanya gangguan pada sumsum tulang belakang. Gangguan ini termasuk anemia aplastik, myelodysplastic syndrome, kanker yang menyerang sumsum (leukemia, limfoma, multiple myeloma, dan lain sebagainya). Kerusakan pada sumsum juga dapat disebabkan oleh racun, radiasi seperti infeksi, kemoterapi, sampai efek dari obat-obatan.

f. Penyakit atau Radang Kronis

Penyakit ataupun radang kronis seperti gagal ginjal juga dapat menyebabkan nilai eritrosit menurun. Kebalikan dari tumor ginjal, gagal ginjal bisa menyebabkan menurunnya produksi erythropoietin. Sehingga produksi sel darah merah juga ikut menurun. Sama seperti kondisi jumlah eritrosit yang terlalu tinggi, beberapa kondisi penyebab eritrosit rendah juga memerlukan pemeriksaan lain selain tes darah merah untuk bisa memastikan penyebabnya.

Adapun penyakit kronis lain yang dapat menyebabkan eritrosit menjadi rendah adalah:

  • Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus, dan lain sebagainya
  • Infeksi dalam tubuh, seperti infeksi virus HIV ataupun virus yang menyebabkan penyakit tuberkulosis (TBC)
  • Kanker, seperti multiple myeloma dan leukemia
  • Radang usus, yakni seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa

Cara Mengatasi Eritrosit Rendah

Eritrosit yang rendah memerlukan beberapa cara penanganan tertentu berdasarkan penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani eritrosit rendah, antara lain:

1. Mencukupi Kebutuhan Nutrisi

Eritrosit yang rendah dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi tersebut, cobalah untuk mengonsumsi makanan berikut ini:

  • Makanan yang tinggi zat besi, seperti daging tanpa lemak, kacang-kacangan, makanan laut, kismis, ayam, bebek, dan lain sebagainya.
  • Makanan yang mengandung asam folat yang tinggi, seperti bayam, hati, kubis, asparagus, atau roti dan sereal yang sudah diperkaya.
  • Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, ayam, ikan, susu, produk olahan susu, telur, dan lain sebagainya.
  • Makanan yang mengandung vitamin A dan dapat membantu zat besi sampai ke sel darah merah, seperti ikan, telur, hati, sayur hijau, tomat, dan lain sebagainya.

Selain rutin mengonsumsi makanan di atas, kebutuhan nutrisi juga bisa dipenuhi dengan cara minum suplemen nutrisi tersebut yang dapat membantu mencukupi kebutuhan harian seseorang.

2. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup ini dapat membantu meningkatkan eritrosit dalam tubuh. Misalnya saja yaitu:

  • Membiasakan diri dengan pola makan yang sehat
  • Menghindari kebiasaan merokok dan kondisi kekurangan vitamin
  • Olahraga dengan rutin
  • Menghindari konsumsi alkohol atau aspirin yang berlebihan

Cobalah untuk menerapkan kebiasaan gaya hidup di atas untuk mengatasi nilai eritrosit rendah.

3. Perawatan Medis

Beberapa kasus eritrosit rendah dapat disebabkan karena kondisi kronis. Perawatan medis tentu diperlukan untuk membantu menangani kondisi tersebut. Berikut ini adalah beberapa perawatan medis yang mungkin saja akan diberikan kepada pasien untuk mengatasi eritrosit rendah.

  • Pasien dengan kelainan sumsum tulang belakang akan ditangani dengan meresepkan obat-obatan khusus. Apabila obat-obatan tersebut tidak membantu, maka pasien mungkin saja akan dianjurkan untuk melakukan transplantasi sumsum tulang belakang.
  • Kondisi kronis yang menyebabkan EPO terganggu akan ditangani dengan pengobatan sesuai dengan faktor penyebabnya. Dokter mungkin saja akan meresepkan agen perangsang EPO.
  • Kehilangan darah karena beberapa faktor dapat ditangani dengan prosedur transfusi darah.

Eritrosit sendiri merupakan kepingan sel darah yang paling banyak di dalam tubuh. Kadar eritrosit yang rendah perlu kita hindari untuk menjaga kesehatan dan mencegah kondisi yang lebih serius, seperti misalnya gangguan pada jantung hingga kematian.

Demikian penjelasan mengenai apa itu eritrosit dan nilai normal eritrosit dalam tubuh serta cara menanganinya. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang ilmu biologi lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Umam

Rujukan:

  • https://hellosehat.com/kelainan-darah/anemia/eritrosit/
  • https://www.halodoc.com/artikel/ini-kondisi-yang-menyebabkan-kadar-eritrosit-tinggi
  • https://kumparan.com/kata-dokter/eritrosit-rendah-dalam-tubuh-ini-penyebab-dan-cara-mengatasinya-1z1OFCk4vsL

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya