Manajemen

Rasio Profitabilitas: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Jenis

rasio profitabilitas
Written by Novi V

Pengertian, Fungsi, Dan Jenis Rasio Profitabilitas – Dalam bisnis, proses transaksi keuangan memang harus selalu dievaluasi dengan beragam rumus agar nantinya bisa dijadikan alat mengambil keputusan perusahaan selanjutnya. Nah, salah satu alat yang digunakan untuk menilai keefektifan kinerja perusahaan setiap periode akuntansi adalah rasio keuangan.

Rasio keuangan merupakan salah satu alat dalam ilmu manajemen keuangan perusahaan untuk menakar seberapa efektif kinerja yang dilakukan perusahaan pada tiap periode akuntansi. Pada dasarnya rasio keuangan terdiri dari empat buah jenis rasio. Yaitu rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan juga rasio profitabilitas.

Pada artikel yang satu ini, kami akan membahas lebih banyak terkait rasio profitabilitas. Karena jenis rasio yang satu ini digunakan untuk membandingkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba / profit daripada penghasilan yang didapatkan. Yuk, baca artikel kami hingga selesai untuk memahami lebih dalam terkait rasio profitabilitas!

1. Pengertian Rasio Profitabilitas Menurut Ahli

Bagi Anda yang mendalami tentang akuntansi keuangan perusahaan pasti pernah mendengar tentang rasio profitabilitas. Pada umumnya rasio profitabilitas diartikan sebagai rasio yang digunakan untuk membandingkan kemampuan perusahaan untuk menyisihkan laba dari pendapatan. Jenis rasio yang satu ini dengan kata lain digunakan untuk mengukur kemampuan menghasilkan banyak laba dari kegiatan produksi yang dilakukan.

Ada banyak pengertian profitabilitas menurut para ahli. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, perusahaan dengan kemampuan menghasilkan laba yang baik menunjukkan kinerja perusahaan yang baik sebab profitabilitas sering dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan. (Riyanto: 2008)

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya. (Harahap: 2009)
Profitabilitas merupakan pendapatan bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas dapat ditetapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur tersebut adalah dengan rasio keuangan sebagai salah satu analisis dalam menganalisa kondisi keuangan, hasil operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. (Brigham dan Houston: 2006)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu. (Munawir, 2004)
Profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dan modal yang digunakan dalam operasi. (Sawir: 2009)

Itulah beberapa pengertian rasio profitabilitas menurut para ahli. Bisa dikatakan jika rasio profitabilitas perusahaan merupakan sarana yang sangat penting untuk menilai performa suatu perusahaan tertentu. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari bisnis tersebut adalah emmberikan nilai tambah bagi perekonomian, seperti halnya yang di bahas dalam buku Lika-liku Strategi Keuangan Perusahaan: Panduan Praktis Meningkatkan Nilai Perusahaan.

beli sekarang

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas sangat diperlukan di dunia akuntansi keuangan perusahaan. Anda perlu mengetahui terlebih dahulu tujuan serta manfaat dari rasio profitabilitas ini untuk perusahaan. Berikut ini berbagai tujuan dari penerapan perhitungan rasio profitabilitas :

  • Menghitung pemasukan laba perusahaan pada suatu periode akuntansi
  • Menghitung perkembangan laba yang diperoleh dibandingkan dengan periode akuntansi yang telah lalu
  • Menghitung kemampuan perusahaan untuk mengembangkan modal yang digunakan, baik berasal dari modal pinjaman maupun modal sendiri
  • Menghitung laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan setelah dikurangi oleh pajak dengan modal sendiri
  • Menilai posisi laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan yang didapatkan pada periode sebelumnya

Itulah berbagai tujuan dari rasio profitabilitas yang penghitungannya dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini berbagai manfaat dari kalkulasi rasio profitabilitas :

  • Mengetahui perhitungan laba perusahaan dari suatu periode akuntansi tertentu
  • Mengetahui besarnya perkembangan nilai laba perusahaan dari waktu ke waktu
  • Mengetahui posisi laba perusahaan tahun ini dibandingkan dengan periode akuntansi sebelumnya
  • Mengetahui besarnya laba bersih perusahaan setelah dikurangi dengan pajak
  • Mengetahui seberapa produktif perusahaan tersebut dalam mengolah modal sehingga memperoleh laba serta keuntungan

Dari berbagai tujuan serta manfaat dari penghitungan rasio profitabilitas tersebut, nantinya instrumen ini digunakan untuk menyuguhkan data yang diperlukan oleh para stakeholders atau para pemangku kepentingan. Termasuk dari pihak pemodal atau pemegang saham. Untuk lebih emmahami mengenai manajemen keuangan perusahaan secara strategis dan komprehensif, Grameds juga dapat membaca buku ANalisa Laporan Keuangan – Lanjutan dibawah ini.

beli sekarang

Baca juga : Manajemen Pemasaran: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Tugas, dan Konsep

3. Fungsi Rasio Profitabilitas

Selain memiliki berbagai tujuan serta manfaat tersendiri, ternyata rasio profitabilitas memiliki berbagai fungsi tertentu bagi perusahaan. Berikut ini berbagai fungsi dari rasio profitabilitas yang perlu Anda ketahui :

  • Sebagai pengukur performa perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari jumlah modal yang diberikan atau dimiliki. Baik modal yang dipinjami atau modal yang berasal dari kekayaan pemilik perusahaan.
  • Sebagai pembanding posisi atau jumlah laba yang dimiliki perusahaan pada tahun ini (saat ini) terhadap jumlah laba pada tahun sebelumnya.
  • Sebagai penyaji data terkait laba perusahaan dari waktu ke waktu, sehingga bisa digunakan sebagai sarana evaluasi para stakeholders.
  • Untuk mengetahui besar laba yang didapatkan perusahaan yang dihasilkan oleh total aset dan total ekuitas yang dimiliki.
  • Sebagai pengukur terkait margin laba kotor yang dimiliki atas penjualan bersih, margin laba operasional atas penjualan bersih, serta margin laba bersih atas penjualan bersih.

Berbagai fungsi tersebut ternyata dimiliki oleh rasio profitabilitas perusahaan. Dengan begitu, nyata sudah jika rasio profitabilitas memiliki fungsi yang sangat penting dalam perhitungan evaluasi keuangan serta informasi ideal bagaimana pengelolaan keuangan perusahaan dijalankan yang dapat kamu pahami melalui buku Strategi Keuangan Perusahaan.

beli sekarang

Baca juga : Manajemen Risiko: Pengertian, Manfaat, Tujuan, Prinsip dan Langkah-langkahnya

4. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Kita sudah membahas banyak sekali hal terkait rasio profitabilitas perusahaan, mulai dari pengertian, tujuan, manfaat, dan fungsinya. Kini kita akan membahas tentang jenis-jenis rasio profitabilitas yang hendaknya dihitung oleh pihak manajemen perusahaan.

Berikut ini berbagai jenis rasio profitabilitas beserta pengertiannya :

4.1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Sebelum membahas perhitungan berbagai komponen dari rasio profitabilitas, terlebih dahulu kita akan membahas cara menghitung margin laba kotor perusahaan. Margin Laba Kotor atau yang disebut dengan Gross Profit Margin adalah perhitungan antara penjualan dengan beban. Perhitungan GPM berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan controlling terhadap biaya persediaan.

Rumus GPM adalah :

GPM = Penjualan-Harga Pokok Penjualan Penjualan

Pada dasarnya perhitungan yang satu ini juga sangat berguna untuk mengukur efisiensi kinerja perusahaan dalam menetapkan harga produk yang diproduksi. Jika nantinya harga produk mengalami peningkatan, maka nantinya GPM produk akan menurun. Jika harga produk menurun, maka nantinya GPM akan mengalami peningkatan. Besarnya rasio GPM akan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin bagus.

4.2. Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)

Jenis rasio margin yang satu ini merupakan perhitungan keuntungan murni atas kegiatan operasional perusahaan berupa proses penjualan yang telah dilakukan. Margin laba operasional sering juga disebut sebagai Operating Profit Margin (OPM), dan merupakan perhitungan yang dilakukan dengan mengabaikan kewajiban finansial berupa bunga serta pajak.

Rumus OPM adalah :

OPM =Laba sebelum pajakPenjualan

Dengan perhitungan di atas, bisa dikatakan jika OPM adalah alat yang digunakan untuk mengukur persentase tiap penjualan yang tersisa setelah dikurangi semua pengeluaran wajib. Contohnya biaya, beban selain bunga, pajak, serta dividen saham preferen. Nilai rasio OPM yang semakin besar akan menunjukkan baiknya kinerja perusahaan.

4.3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Perhitungan rasio margin laba bersih atau Net Profit Margin adalah salah satu rasio perhitungan untuk mengukur margin laba bersih atas penjualan yang dilakukan perusahaan.

Pengukuran rasio yang satu ini merupakan sarana perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Selain itu, NPM juga digunakan sebagai pembanding kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan setelah dikurangi semua biaya + pajak.

Rumus NPM adalah :

NPM = Laba setelah pajakPenjualan

Dari rumus di atas, bisa kita simpulkan jika NPM bisa digunakan untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam melakukan pengendalian beban yang berkaitan dengan penjualan. Perusahaan juga nantinya harus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta pengeluaran yang dilakukan agar nilai NPM terus meningkat.

4.4. Rasio Pengembalian Aset (Return On Assets Ratio)

Selanjutnya, kita akan mulai mengevaluasi kinerja perusahaan yang masih juga dilakukan dengan menggunakan jumlah laba atau keuntungan. Pada poin ini, kita akan bahas tentang rasio pengembalian aset atau Return on Asset Ratio (ROA). ROA adalah alat yang digunakan untuk menilai persentase laba terhadap total aset yang dimiliki perusahaan.

Rumus ROA adalah

ROA : Laba bersih Total aset

Perhitungan rasio ROA sangat bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan mengenai keuntungan yang dihasilkan terhadap aset yang dimiliki. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan terhadap aset, semakin meningkat pula skor dari ROA. Semakin tinggi skornya, semakin bagus kinerja perusahaan.

4.5. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return On Equity Ratio)

Rasio Pengembalian Ekuitas juga menjadi salah satu jenis rasio profitabilitas yang juga disebut sebagai Return of Equity Ratio atau (ROE). Jenis rasio yang satu ini merupakan instrumen penghitung kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba terhadap ekuitas atau modal yang diberikan oleh para pemodal (pemegang saham).

Rumus ROE adalah :

ROE = Laba bersih setelah pajakEkuitas pemegang saham

ROE merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan untuk mengolah dana yang diberikan para investor. Semakin tinggi laba yang dihasilkan, nantinya skor ROE akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi skor ROE-nya nanti perusahaan tersebut akan semakin dipercaya oleh para pemegang saham (memiliki rentabilitas usaha / modal yang bagus).

4.6. Rasio Pengembalian Penjualan (Return On Sales Ratio)

Rasio Pengembalian Penjualan (ROS) merupakan jenis perhitungan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari biaya variabel demi kepentingan produksi. Nantinya biaya-biaya variabel produksi tersebut harus dikurangkan dari laba sebelum dikurangi dari pajak serta bunga.

Rumus ROS adalah :

ROS = Laba sebelum pajak dan bungaPenjualan X 100%

Rasio pengembalian penjualan akan menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari margin operasional. Semakin tinggi laba sebelum pajak dan bunganya, nanti skor ROS akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Semakin besar skor ROS-nya, berarti perusahaan akan semakin diuntungkan.

4.7. Pengembalian Modal Yang Digunakan (Return On Capital Employed)

Metode perhitungan pengembalian modal yang digunakan oleh perusahaan bisa juga disebut sebagai Return on Capital Employed atau ROCE. Perhitungan yang satu ini berfungsi untuk mengukur keuntungan perusahaan terhadap keseluruhan modal yang dimiliki. Nantinya skor ROCE ini ditampilkan dalam bentuk persentase.

Rumus ROCE adalah :

ROCE = Laba sebelum pajak dan bungaModal kerja
Atau
ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga(Total aset-Kewajiban)

Pada hitungan yang satu ini, yang disebut modal perusahaan yaitu suatu ekuitas perusahaan yang ditambahkan dengan biaya kewajiban tidak lancar. Atau bisa juga dihitung dengan mengurangkan kewajiban lancar dari total aset yang dimiliki perusahaan.

Nantinya hitungan ROCE berfungsi untuk menunjukkan betapa efisien atau tidaknya kinerja perusahaan selama masa periode akuntansi tersebut. Metode ini juga bisa digunakan untuk menghitung profitabilitas modal yang diberikan pemodal. Untuk laba, yang digunakan adalah Earning Before Interest and Tax atau EBIT.

4.8. Return On Investment (ROI)

Jenis penghitungan rasio profitabilitas perusahaan lain yang perlu Anda tahu yaitu ROI atau Return of Investment. Penghitungan rasio profitabilitas yang satu ini menghitung profitabilitas perusahaan terhadap total aktiva yang dimiliki. Perhitungan ini juga bermanfaat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap aktiva yang dimiliki.

Rumus ROI adalah :

ROI = (Laba atas investasi-investasi awal)Investasi X 100%

ROI digunakan untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan menghasilkan laba terhadap semua aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi laba yang didapatkan, nantinya skor ROI semakin tinggi. Skor ROI yang tinggi nantinya mencerminkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula.

4.9. Earning Per Share (EPS)

Jenis perhitungan rasio profitabilitas perusahaan terbaik yaitu dengan cara menghitung Earning Per Share atau EPS. Jenis perhitungan yang satu ini berfungsi untuk menghitung tingkat kemampuan perusahaan dilihat dari nilai per lembar saham untuk menghasilkan laba. Dalam kata lain, digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan mendatangkan keuntungan terhadap nilai saham.

Rumus EPS adalah :

EPS = Laba bersih setelah pajak-Dividen saham preferenJumlah saham biasa yang beredar

Biasanya rasio EPS adalah yang paling diperhatikan oleh pemegang saham karena nantinya mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba terhadap investasi yang dilakukan. Semakin besar skor EPSnya, perusahaan dinilai lebih kompeten dalam menghasilkan laba atau keuntungan.

Pelajari berbagai jenis rasio profitabilitas melalui buku Analisa Historis Financial Ratio Profitability, Permodalan dan Likuiditas dan Efektifitas yang membahas mengenai ROE, ROA, NPM, GPM, DER, WC, DAR, Dividend yield ratio yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.

beli sekarang

Baca juga : Dasar Akuntansi & Konsep Dasar Akuntansi

5. Contoh Soal Rasio Profitabilitas

Kita sudah mengetahui dengan jelas pengertian, tujuan, manfaat, fungsi, dan juga jenis-jenis dari rasio profitabilitas pada artikel di atas. Saatnya kita membahas berbagai contoh dari soal rasio profitabilitas agar nantinya bisa menghitung rasio tersebut dengan lebih baik. Berikut ini contoh soal rasio profitabilitas perusahaan :

Sebuah perusahaan memiliki penghasilan bersih sekitar Rp 25.000.000. Sedangkan laba bersih yang dimiliki perusahaan setelah pajak yaitu sekitar Rp 1.200.000. Berapakah Net Margin Profitnya?

Jawab : NPM = Laba bersih setelah pajak / penghasilan bersih.
NPM = Rp 1.200.000 / Rp 25.000.000 X 100%
NPM = 4,8 %

Sebuah perusahaan menginvestasikan uang sebanyak Rp 30.000.000 pada perusahaan lain. Setelah itu perusahaan tersebut mendapatkan penghasilan sebesar 500 unit produk dengan keuntungan sekitar 40.000.000. Berapakah Return of Investment nya?

Jawab : ROI = Laba atas investasi – investasi awal / investasi X 100%
ROI = (Rp 40.000.000 – Rp 30.000.000) / Rp 30.000.000 X 100%
ROI = Rp 10.000.000 / Rp 30.000.000 X 100%
ROI = 33,33 %

Itulah uraian lengkap beserta contoh terkait rasio profitabilitas perusahaan. Semoga bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Novi V

Selain suka membuat tulisan bertemakan administrasi, saya juga senang menulis dengan tema manajemen. Hal ini karena kedua hal itu saling berkaitan satu sama lain.