in

Fungsi Kolam Pemberokan dalam Budidaya Ikan

fungsi kolam pemberokan adalah – Grameds, pernahkah kalian mendengar istilah kolam pemberokan dalam dunia budidaya ikan? Meski terdengar asing bagi sebagian orang, kolam ini punya peran yang sangat penting, lho, terutama bagi para pembudidaya ikan yang ingin menjaga kualitas hasil panennya.

Kolam pemberokan bukan sekadar tempat transit sebelum ikan dijual, tetapi juga menjadi tahap akhir yang menentukan mutu ikan saat sampai ke tangan konsumen. Dalam prosesnya, ikan-ikan akan “diistirahatkan” di kolam khusus ini agar sistem pencernaannya bersih, bau lumpur hilang, dan kualitas dagingnya semakin baik.

Yuk, kita  bahas lebih dalam tentang fungsi kolam pemberokan dan kenapa Grameds yang terjun di dunia perikanan wajib tahu soal ini. Yuk, simak sampai tuntas!

Pengertian Kolam Pemberokan

Kolam pemberokan adalah kolam khusus yang digunakan untuk mengistirahatkan ikan selama beberapa waktu setelah dipanen dari kolam utama, namun sebelum dijual atau dikirim ke pasar.

Tujuan utamanya adalah membersihkan isi perut ikan dari sisa pakan dan kotoran, serta mengurangi bau lumpur atau rasa tidak sedap pada daging ikan. Secara teknis, kolam pemberokan memiliki beberapa ciri dan standar tertentu agar fungsinya maksimal:

1. Kualitas Air Harus Bersih dan Mengalir

Air yang digunakan harus bersih, bebas dari pencemaran, dan idealnya mengalir. Air yang stagnan bisa membuat ikan stres dan justru memperburuk kualitasnya. Aliran air yang stabil membantu mempercepat proses pembersihan isi perut dan memperbaiki kualitas rasa ikan.

2. Tidak Diberi Pakan Selama Pemberokan

Selama masa pemberokan (biasanya 1–3 hari), ikan tidak diberi makan. Hal ini bertujuan agar seluruh isi saluran pencernaan ikan dikeluarkan secara alami. Perut yang kosong akan mengurangi risiko pembusukan lebih cepat saat ikan disimpan atau dikemas.

3. Kepadatan Ikan Harus Dikontrol

Jumlah ikan dalam kolam pemberokan harus disesuaikan dengan luas kolam. Kepadatan yang terlalu tinggi bisa membuat ikan stres dan saling bersaing untuk oksigen. Idealnya, kepadatan diatur agar ikan tetap bisa berenang bebas dan tidak menumpuk di satu titik.

4. Lama Pemberokan Disesuaikan dengan Jenis Ikan

Tidak semua jenis ikan butuh waktu pemberokan yang sama. Misalnya, ikan lele cukup 1 hari, sementara ikan nila atau gurame bisa sampai 2–3 hari. Terlalu lama memberok ikan bisa menyebabkan stres atau penurunan kualitas daging.

5. Kolam Bisa Berupa Tanah, Terpal, atau Beton

Jenis kolam yang digunakan tidak harus seragam. Yang penting, kolam mudah dibersihkan dan bisa menjaga kualitas air. Kolam terpal dan beton sering dipilih karena lebih mudah dikontrol kebersihannya, sementara kolam tanah cenderung menyimpan bau lumpur.

Budidaya Ikan Dewa : Superfish Air Tawar Bernilai Fantastis

Perbedaan Antara Kolam Pemberokan dan Kolam Pemeliharaan Biasa

Sumber: Pexels

Grameds, banyak yang masih mengira kolam pemberokan dan kolam pemeliharaan itu sama saja. Padahal keduanya punya fungsi, cara perawatan, dan teknis penggunaan yang berbeda jauh. Nah, biar tidak keliru lagi, berikut penjelasan yang membedakan keduanya secara jelas:

1. Fungsi Utama Kolam

Kolam pemeliharaan digunakan untuk membesarkan ikan dari ukuran kecil hingga siap panen. Seluruh proses pemberian pakan, pemantauan pertumbuhan, hingga pengendalian penyakit dilakukan di sini.

Sedangkan kolam pemberokan tidak digunakan untuk membesarkan ikan, melainkan hanya untuk “mengistirahatkan” ikan setelah dipanen. Tujuannya bukan untuk menambah bobot, tapi untuk membersihkan isi perut dan memperbaiki kualitas ikan sebelum dijual atau dikirim.

2. Durasi Penggunaan Kolam

Kolam pemeliharaan dipakai dalam jangka panjang, bahkan bisa selama beberapa bulan tergantung jenis ikannya. Seluruh fase kehidupan ikan mulai dari benih hingga panen terjadi di kolam ini. Sebaliknya, kolam pemberokan hanya digunakan selama beberapa hari saja. Biasanya digunakan 1 hingga 3 hari sebelum ikan dikemas atau dikirim ke pasar.

3. Perlakuan Terhadap Ikan

Di kolam pemeliharaan, ikan secara aktif diberi makan, diperhatikan pertumbuhannya, dan lingkungan kolam dirancang agar menunjang pertumbuhan maksimal. Di kolam pemberokan, ikan justru tidak diberi pakan sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar sistem pencernaan ikan kosong, mengurangi kotoran, serta meminimalisir bau lumpur atau rasa pahit pada dagingnya.

4. Kualitas Air dan Aliran

Meski kedua kolam membutuhkan air yang baik, kolam pemberokan menuntut kualitas air yang jauh lebih bersih dan cenderung harus mengalir. Air yang mengalir membantu mempercepat proses pengeluaran sisa pakan dan racun dalam tubuh ikan. Di kolam pemeliharaan, air tetap perlu bersih, tetapi masih bisa ditoleransi adanya sisa pakan dan kotoran selama dikelola secara berkala.

5. Kepadatan Ikan

Dalam kolam pemeliharaan, kepadatan diatur agar efisien secara ekonomi, artinya masih bisa agak padat asal manajemen air dan pakan baik. Sementara di kolam pemberokan, kepadatan ikan harus lebih rendah karena kondisi ikan sudah menjelang stres, dan tujuan utamanya adalah membuat mereka tenang dan tidak aktif agar tidak banyak membuang energi.

Jadi, kalau Grameds ingin hasil panen yang berkualitas tinggi, jangan sampai keliru antara dua kolam ini. Masing-masing punya perannya sendiri, dan keduanya sama-sama penting dalam rantai budidaya ikan yang sehat dan menguntungkan.

Memelihara Arwana Si Ikan Naga

Jenis-Jenis Kolam Pemberokan

Kita sudah membahas secara rinci tentang kolam pemberokan. Sekarang, kita akan bahas jenis kolam yang biasa digunakan.

Masing-masing jenis kolam  bisa terbuat dari tanah, terpal, atau beton. Tiap kolam memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, tergantung kebutuhan dan kondisi budidaya. Nah, biar nggak bingung, yuk kita bedah satu per satu secara rinci.

1. Kolam Tanah

Kolam tanah adalah jenis kolam yang dibuat langsung di permukaan tanah tanpa pelapis tambahan. Biasanya, kolam ini hanya dikeruk membentuk cekungan dengan sistem aliran air alami seperti irigasi atau mata air.

Kelebihan:

  • Biaya pembuatannya relatif murah karena tidak butuh bahan tambahan.
  • Ikan merasa lebih alami karena suasana kolam mirip habitat aslinya.
  • Mikroorganisme alami tumbuh lebih banyak, kadang bisa jadi pakan tambahan.

Kekurangan:

Kolam tanah cenderung menyimpan bau lumpur yang bisa menempel di tubuh ikan, apalagi kalau air tidak mengalir dengan baik.

  • Lebih sulit dibersihkan dan dikontrol kualitas airnya.
  • Risiko kebocoran dan pencemaran lebih tinggi jika tanahnya gembur atau berpasir.

Kesimpulan:

Jenis ini kurang cocok untuk kolam pemberokan, kecuali airnya benar-benar bersih dan mengalir. Kalau tidak, bukannya membersihkan ikan, malah bisa bikin rasa dan bau daging ikan jadi lebih buruk.

2. Kolam Terpal

Kolam terpal dibuat dengan rangka (bisa dari kayu atau besi) lalu dilapisi terpal plastik atau karet khusus. Jenis ini sangat populer karena praktis dan fleksibel.

Kelebihan:

  • Air mudah dikontrol, baik dari segi volume maupun kejernihan.
  • Permukaan terpal tidak menyerap bau atau kotoran, jadi ikan lebih cepat bersih selama proses pemberokan.
  • Cocok untuk lahan sempit atau usaha skala rumahan.
  • Bisa dibongkar-pasang dan dipindah dengan mudah.

Kekurangan:

  • Lebih cepat panas kalau diletakkan di tempat terbuka, dan itu bisa mempengaruhi kenyamanan ikan.
  • Umur pakai terpal terbatas, bisa sobek kalau tidak dirawat.
  • Harus rajin mengganti air agar tetap segar.

Kesimpulan:

Kolam terpal adalah pilihan yang sangat baik untuk kolam pemberokan, apalagi buat skala kecil-menengah. Praktis, efisien, dan mudah dibersihkan.

3. Kolam Beton

Kolam beton dibangun permanen menggunakan semen dan batu bata atau batako. Ini adalah jenis kolam yang paling kokoh dan tahan lama.

Kelebihan:

  • Sangat mudah dibersihkan karena permukaannya padat dan tidak berpori.
  • Kualitas air mudah dikontrol, terutama jika dilengkapi sistem saluran masuk dan keluar air.
  • Tahan lama, tidak mudah bocor atau rusak.
  • Ideal untuk pemberokan dalam skala besar atau komersial.

Kekurangan:

  • Biaya pembuatannya mahal dan butuh waktu lama.
  • Jika tidak diberi peneduh, suhu air bisa naik drastis di siang hari.
  • Kolam bersifat permanen, tidak fleksibel untuk dipindah-pindah.

Kesimpulan:

Kolam beton adalah opsi terbaik untuk kolam pemberokan jangka panjang dan skala besar. Meski mahal di awal, hasilnya lebih stabil dan profesional.

Jadi kalau Grameds baru mulai budidaya ikan dan butuh kolam pemberokan yang praktis, kolam terpal adalah pilihan paling masuk akal.

Tapi kalau ingin kualitas terbaik untuk usaha besar, kolam beton patut jadi investasi utama. Sedangkan kolam tanah, meskipun murah, harus sangat hati-hati penggunaannya, karena risiko mencemari ikan justru cukup tinggi.

Fungsi Kolam Pemberokan Ikan

Sumber: Pexels

Kolam pemberokan punya fungsi yang sangat krusial dalam proses budidaya ikan, khususnya pada tahap akhir sebelum ikan dipasarkan. Meskipun sering dianggap sepele, kenyataannya kolam ini bisa menentukan mutu akhir dari hasil panenmu. Berikut ini adalah fungsi utama kolam pemberokan yang wajib Grameds pahami:

1. Mengosongkan Saluran Pencernaan Ikan

Salah satu fungsi paling utama dari kolam pemberokan adalah mengosongkan isi perut ikan dari sisa pakan atau kotoran. Ikan yang baru dipanen biasanya masih memiliki sisa makanan dalam sistem pencernaannya.

Kalau langsung dikemas atau dijual, kotoran ini bisa keluar selama proses distribusi, dan menyebabkan air dalam wadah menjadi kotor dan mengurangi kualitas serta kesegaran ikan.

Dengan menempatkan ikan di kolam pemberokan tanpa diberi pakan selama 1–3 hari, ikan akan mengeluarkan seluruh kotorannya secara alami. Hasilnya, ikan menjadi lebih bersih, tidak mudah busuk, dan lebih menarik di mata pembeli.

2. Mengurangi Bau Lumpur dan Rasa Tidak Sedap

Banyak ikan, terutama yang dibesarkan di kolam tanah atau tambak, seringkali memiliki bau lumpur atau rasa pahit yang tertinggal di dagingnya. Ini tentu akan menurunkan nilai jual karena konsumen cenderung menghindari ikan yang berbau atau terasa “anyir”.

Proses pemberokan di air bersih dan mengalir membantu ikan “detoksifikasi” secara alami. Dalam beberapa hari, bau lumpur akan hilang, dan rasa daging ikan akan jadi lebih netral dan segar, cocok untuk konsumsi rumah tangga maupun industri.

3. Mengurangi Stres Ikan Jelang Pengemasan

Ikan yang baru dipanen biasanya dalam kondisi stres karena penangkapan dan perubahan lingkungan yang drastis.

Kalau ikan langsung dikemas tanpa proses pemberokan, tingkat stres ini bisa menyebabkan ikan cepat mati atau kualitas dagingnya menurun. Di kolam pemberokan, ikan akan tenang karena suasana kolam dibuat minim gangguan.

Airnya di kolam pemberokan sifatnya bersih, tenang, dan tidak ada persaingan makanan. Lingkungan seperti ini membuat ikan lebih rileks dan kuat saat melalui proses transportasi ke pasar atau tempat penjualan.

4. Memperpanjang Umur Simpan Ikan Segar

Ikan yang sudah diberok cenderung memiliki umur simpan yang lebih panjang. Karena saluran pencernaan sudah bersih, potensi pembusukan dari dalam tubuh pun jauh lebih kecil.

Ini sangat penting terutama jika ikan akan dikirim dalam jarak jauh atau butuh waktu lama sebelum sampai ke tangan konsumen. Dengan umur simpan yang lebih panjang, risiko kerugian akibat ikan rusak bisa ditekan, dan kepercayaan pembeli juga meningkat.

5. Meningkatkan Nilai Ekonomis Ikan

Ketika ikan terlihat bersih, segar, tidak bau, dan dagingnya enak, otomatis harga jual pun bisa lebih tinggi. Konsumen baik individu maupun restoran atau industri pengolahan, akan lebih tertarik membeli ikan yang sudah melalui proses pemberokan karena kualitasnya terjamin.

Bagi pembudidaya, ini jadi nilai tambah yang sangat penting karena bisa langsung berdampak ke keuntungan usaha.

Panen Ikan Konsumsi di Kolam Terpal

Cara melakukan Pemberokan yang Benar

Pemberokan harus dilakukan dengan benar agar menghasilkan ikan yang bersih, tidak bau lumpur, dan berkualitas tinggi saat sampai ke tangan konsumen.

Proses ini nggak bisa asal-asalan. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah teknis dan praktis cara melakukan pemberokan yang benar, lengkap dengan penjelasannya:

1. Gunakan Kolam Khusus yang Bersih dan Air Mengalir

Sebelum mulai, pastikan kolam pemberokan sudah dipersiapkan dengan baik. Kolam bisa berupa terpal, beton, atau jenis lain yang mudah dibersihkan. Yang paling penting adalah airnya harus bersih dan mengalir. Air mengalir membantu membuang limbah dari tubuh ikan serta menjaga kadar oksigen tetap tinggi, sehingga ikan tidak stres.

2. Jangan Beri Pakan Selama Pemberokan

Selama proses pemberokan, ikan tidak boleh diberi makan sama sekali. Tujuannya adalah agar sistem pencernaan mereka kosong secara alami. Jika masih diberi makan, proses pembersihan isi perut jadi gagal total. Umumnya, pemberokan dilakukan selama 1–3 hari tergantung jenis ikan. Misalnya, ikan lele cukup 1 hari, sedangkan nila atau gurame bisa sampai 2–3 hari.

3. Jaga Kepadatan Ikan dalam Kolam

Jangan terlalu memaksakan jumlah ikan dalam kolam pemberokan. Kepadatan yang terlalu tinggi akan membuat ikan stres, kekurangan oksigen, dan justru saling bertabrakan yang bisa menyebabkan luka. Sebagai panduan, lebih baik isi kolam dengan 1/2 dari kapasitas normal kolam pemeliharaan. Biarkan ikan berenang tenang agar proses detoksifikasinya optimal.

4. Rutin Ganti Air Jika Tidak Mengalir

Kalau Grameds menggunakan kolam yang airnya tidak mengalir, maka penggantian air wajib dilakukan secara rutin, minimal 2 kali sehari. Ini penting agar kotoran dari ikan yang keluar selama pemberokan tidak menumpuk dan mencemari air. Kalau air terlalu kotor, pemberokan justru jadi tidak efektif.

5. Pantau Kondisi Ikan dan Suhu Air

Selama pemberokan, ikan harus terlihat tenang tapi tetap aktif berenang perlahan. Kalau ada yang terapung atau megap-megap, artinya kualitas air buruk atau kadar oksigen menurun. Periksa suhu air juga—idealnya sekitar 26–30°C tergantung jenis ikan. Jangan biarkan kolam terlalu panas atau terlalu dingin karena bisa membuat ikan stres atau sakit.

6. Lama Pemberokan Disesuaikan dengan Jenis Ikan

Waktu pemberokan tidak boleh asal. Setiap jenis ikan punya karakteristik metabolisme yang berbeda.

  • Lele: cukup 12–24 jam
  • Nila dan patin: 24–48 jam.
  • Gurame: bisa sampai 72 jam.

Jangan terlalu lama karena bisa menyebabkan ikan kelaparan dan melemah sebelum dikemas.

7. Angkat Ikan dengan Lembut dan Higienis

Setelah selesai diberok, ikan harus diangkat secara hati-hati menggunakan serokan yang bersih. Jangan sampai tubuh ikan lecet atau terluka. Proses pemindahan juga harus cepat agar ikan tidak stres saat menuju pengemasan atau distribusi.

Apakah kamu tertarik untuk mencoba bisnis penangkaran ikan, Grameds? Dengan menambah pengetahuan terkait beternak ikan melalui buku di Gramedia.com, kamu bisa menambah pundi-pundi penghasilan. Selamat mencoba!

Written by Vania Andini