in

Mengapa Biaya Pendidikan di Indonesia Semakin Mahal? Ini Dia Alasannya

Demi mewujudkan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dan pemerataan pendidikan hingga pelosok daerah di Indonesia, dibutuhkan dukungan pemerintah agar menyediakan fasilitas belajar yang dapat dinikmati oleh segala lapisan golongan. Namun kenyataannya, biaya sekolah di Indonesia kian mahal, mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, atas, hingga perguruan tinggi. Jadi, apa saja penyebab mahalnya biaya pendidikan di Indonesia?

 

Table of Contents

Alasan Sekolah di Indonesia Kian Mahal

Melansir dari program Dialektika TvMu, Anwar Abbas berpendapat kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam penyediaan akses pendidikan merupakan hal yang urgent. Apalagi jika pemerintah berkehendak menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Namun, permasalahan yang saat ini tengah dihadapi menurut Anwar adalah mahalnya biaya pendidikan, termasuk biaya pendidikan tinggi.

Hal ini dipicu oleh lemahnya pendapatan masyarakat sehingga pemerintah harus bekerja lebih keras meski alokasi pembiayaan pendidikan dari APBN telah dialokasikan sebanyak 20 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa komponen pendidikan, utamanya biaya sekolah swasta salah satu penyumbang inflasi pada Juli 2023.

Tercatat inflasi Juli 2023 sebesar 0,21% secara bulanan (month to month/mtm) dan 3,08% secara tahunan (year on year/yoy).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan kelompok pendidikan menyumbang inflasi cukup signifikan pada Juli 2023 karena bertepatan dengan tahun ajaran baru. Inflasi kelompok ini mencapai 0,66% dengan andil 0,04% pada inflasi nasional.

Dikutip dari Detik,com, kenaikan biaya sekolah ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya sekolah swasta, mengingat komponen utama biaya sekolah negeri kan umumnya sudah ditanggung oleh pemerintah.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Kelompok Pendidikan yang Memberikan Andil Inflasi Kurang dari 0,01%:

  • Biaya Bimbingan Belajar (Bimbel)
  • Biaya Taman Kanak-kanak (TK)
  • Biaya Les/Privat
  • Biaya Akademi/Perguruan Tinggi
  • Biaya Kelompok Bermain (BKB)
  • Biaya Kursus Bahasa Asing
  • Biaya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

 

Faktor Umum Kenaikan Biaya Sekolah

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan biaya sekolah menjadi mahal. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Fasilitas dan Infrastruktur

Pembangunan dan pemeliharaan fasilitas serta infrastruktur sekolah, seperti gedung kelas, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan teknologi canggih, dapat menjadi beban biaya yang signifikan. Semakin lengkap fasilitas suatu sekolah, maka uang pangkal, pengembangan hingga SPP juga akan semakin mahal.

  • Tenaga Pengajar Berkualitas

Untuk sekolah swasta, membayar gaji dan tunjangan yang kompetitif untuk guru dan staf pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan biaya operasional sekolah. 

  • Teknologi dan Peralatan Pendidikan

Penggunaan teknologi pendidikan terkini dan peralatan pembelajaran canggih seperti lab komputer, proyektor, dan perangkat lunak pendidikan dapat menambah biaya sekolah yang akan dibebankan kepada orang tua siswa.

  • Kegiatan Ekstrakurikuler

Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, dan klub-klub, dapat memerlukan dana tambahan untuk penyewaan fasilitas, peralatan, dan pembinaan. Biasanya setiap siswa akan dikenakan biaya ekskul yang variatif tergantung jenis kegiatan yang diikuti. Hal ini disebabkan beberapa sekolah harus menggunakan pihak ketiga sebagai guru ekstrakurikuler. 

  • Sertifikasi dan Akreditasi

Menjaga standar kualitas dan memperoleh sertifikasi atau akreditasi dari lembaga pendidikan yang diakui dapat memerlukan investasi yang signifikan. 

  • Program Pengembangan Kurikulum

Mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan pendidikan saat ini dapat meningkatkan biaya pendidikan.

  • Biaya Operasional Umum

Biaya-biaya operasional umum seperti listrik, air, kebersihan, keamanan, dan biaya administrasi juga dapat mempengaruhi total biaya sekolah.

  • Biaya Karyawan dan Administratif

Pembayaran gaji dan tunjangan untuk staf administratif, petugas keamanan, dan karyawan non-akademis lainnya adalah bagian dari biaya operasional sekolah.

  • Biaya Pelatihan dan Pengembangan Guru

Investasi dalam pelatihan dan pengembangan terus-menerus bagi guru dan staf pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan manajemen sekolah.

  • Pemenuhan Standar Keamanan dan Kesehatan

Menjaga keamanan dan kesehatan siswa serta memenuhi standar keamanan pendidikan dapat melibatkan biaya tambahan, seperti asuransi, keamanan, dan sarana kesehatan.

  • Beban Pajak dan Regulasi

Beban pajak dan regulasi yang berlaku di wilayah atau negara tertentu juga dapat memengaruhi biaya sekolah.

  • Pembiayaan Fasilitas dan Pembangunan

Jika sekolah menggunakan fasilitas pinjaman atau membangun gedung baru, pembayaran cicilan atau bunga dapat meningkatkan beban keuangan sekolah.

  • Praktik Pungli di Lingkungan Sekolah

Untuk masuk ke sekolah negeri favorit, masih terdapat oknum yang memanfaatkan kesempatan dengan cara melakukan pungli pada calon siswa. Terlepas dari syarat penerimaan siswa baru melalui jalur zonasi, prestasi dan afirmasi, jalur “khusus” ini tetap dimanfaatkan oknum sekolah yang tentunya merugikan orang tua murid dan calon murid itu sendiri.

Sistem Pendidikan Finlandia Belajar Cara Belajar

 

Perbedaan Pungutan dan Sumbangan Sekolah

Berdasarkan definisi dalam Permendikbud, terdapat perbedaan antara pungutan dan sumbangan sekolah yaitu sebagai berikut:

1. Sumber penerimaan

  • Pungutan: dari siswa, orangtua, atau wali secara langsung.
  • Sumbangan sekolah: dari siswa, orang tua, wali, perseorangan, atau lembaga lainnya.

2. Kewajiban membayar

  • Pungutan: bersifat wajib dan mengikat.
  • Sumbangan sekolah: bersifat sukarela, tidak memaksa dan tidak mengikat.

3. Besaran yang dibayar

  • Pungutan: ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.
  • Sumbangan sekolah: tidak ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.

4. Jangka waktu membayar

  • Pungutan: ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.
  • Sumbangan sekolah: tidak ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.

 

Pungutan tidak termasuk sumber biaya pendidikan di satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan pemerintah/pemda, tetapi dapat termasuk di satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan masyarakat/swasta.

Sumbangan sekolah dapat termasuk sumber biaya pendidikan di satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan pemerintah, pemda, maupun masyarakat atau swasta.

Sementara itu, baik pungutan maupun sumbangan sekolah sama-sama harus dilaporkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dananya dan dipertanggungjawabkan secara transparan pada orang tua/wali murid, komite sekolah, penyelenggara satuan pendidikan dasar, dan pemangku kepentingan lain.

 

Larangan Pungutan Sekolah

Berdasarkan Permendikbud No. 44 Tahun 2012 dan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, berikut ini adalah aturan, larangan, dan sanksi tentang pungutan dan sumbangan pendidikan:.

  • Pungutan tidak boleh dilakukan kepada peserta didik, orang tua, atau wali murid yang tidak mampu secara ekonomis.
  • Pungutan tidak boleh dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik.
  • Pungutan tidak boleh digunakan untuk kesejahteraan anggota komite sekolah atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Komite Sekolah, baik perorangan maupun kolektif, dilarang melakukan pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya.

 

 

Dampak Negatif Mahalnya Biaya Pendidikan

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Mahalnya biaya pendidikan dapat memiliki berbagai dampak negatif, terutama terhadap siswa, orang tua, dan masyarakat secara umum. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain:

1. Akses Terbatas ke Pendidikan

Biaya pendidikan yang tinggi dapat menjadi hambatan bagi keluarga dengan tingkat penghasilan rendah untuk memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak mereka. Hal ini dapat mengakibatkan akses terbatas atau bahkan tidak mampu mengakses pendidikan tinggi.

2. Ketidaksetaraan Pendidikan

Mahalnya biaya pendidikan dapat meningkatkan kesenjangan pendidikan antara kelompok-kelompok masyarakat. Siswa dari keluarga berpendapatan rendah mungkin memiliki kesempatan pendidikan yang lebih terbatas dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang lebih baik.

3. Utang Pendidikan

Banyak siswa yang terpaksa mengambil pinjaman pendidikan untuk membiayai biaya kuliah. Utang pendidikan yang tinggi dapat memberikan beban finansial jangka panjang dan membatasi pilihan hidup setelah lulus.

4. Stres Finansial bagi Keluarga

Orang tua mungkin mengalami stres finansial yang signifikan karena upaya memenuhi biaya pendidikan anak-anak mereka. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

5. Pilihan Karier Terbatas

Siswa yang harus mempertimbangkan biaya pendidikan dalam pemilihan program studi atau karier mereka mungkin cenderung memilih jurusan atau pekerjaan yang dianggap lebih praktis secara finansial daripada sesuai dengan minat atau bakat mereka.

6. Kurangnya Diversitas dalam Pendidikan

Mahalnya biaya pendidikan dapat menyebabkan kurangnya diversitas di institusi pendidikan tinggi. Siswa dari latar belakang ekonomi yang lebih rendah mungkin kurang mampu mengakses perguruan tinggi atau universitas ternama.

7. Kualitas Pendidikan yang Terganggu

Beberapa institusi pendidikan mungkin terpaksa memotong anggaran dan sumber daya akademis karena tekanan biaya. Hal ini dapat memengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa.

8. Ketidaksetaraan Peluang

Biaya pendidikan yang tinggi dapat menciptakan ketidaksetaraan peluang pendidikan. Siswa yang mampu membayar biaya pendidikan lebih mudah mendapatkan peluang pendidikan yang lebih baik, sementara siswa dari keluarga berpendapatan rendah dapat kesulitan untuk bersaing.

9. Tingkat Putus Sekolah yang Lebih Tinggi

Mahalnya biaya pendidikan dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada tingkat putus sekolah yang lebih tinggi, terutama di tingkat pendidikan tinggi, karena siswa tidak mampu melanjutkan studi mereka.

10. Dampak pada Perekonomian

Secara makro, mahalnya biaya pendidikan dapat berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sosial.

Analisis Kebijakan Pendidikan

Peran Pemerintah Mengatasi Permasalahan Biaya Sekolah

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah sejak lama menerapkan kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi seluruh warga negara tanpa kecuali. Bagi masyarakat dengan ekonomi tidak mampu, Kemendikbud memberikan bantuan pembiayaan personal siswa sehingga dapat meringankan beban yang harus ditanggung orang tua. Bantuan pemerintah ini mampu menurunkan angka putus sekolah.

Pemberian subsidi siswa miskin merupakan kebijakan publik dalam rangka perluasan akses pendidikan yang bermutu bagi semua warga negara tanpa kecuali. Masih tingginya angka putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan itu lebih banyak bersumber pada persoalan ekonomi, karena banyak di antara anak-anak usia sekolah dasar itu berasal dari keluarga miskin. Kenaikan biaya pendidikan semakin sulit diatasi oleh kemampuan penyediaan dana pemerintah maupun masyarakat. Peningkatan biaya itu mengancam akses dan mutu pelayanan pendidikan dan karenanya harus dicari solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan pendidikan ini.

Pemberian bantuan tersebut bertujuan memberikan layanan pendidikan bagi penduduk miskin untuk dapat memenuhi kebutuhannya di bidang pendidikan, agar siswa yang orangtuanya tidak mampu/miskin tersebut dapat tetap memperoleh pendidikan. Hal ini juga dalam rangka mendukung pencapaian wajib belajar.

1. Pendanaan Pendidikan

Biaya pribadi siswa dalam konsep pendanaan pendidikan merupakan salah satu bagian dari berbagai jenis pembiayaan pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan pasal 1 ayat 4 memberikan pengertian bahwa pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan pengelolaan pendidikan.

2. Penelitian untuk Penyempurnaan Program

Jenis penelitian ini bersifat evaluatif, yaitu mengkaji program subsidi bagi siswa miskin untuk memahami kontribusinya terhadap keberlangsungan dan keberlanjutan pendidikan siswa dalam rangka memeroleh masukan guna menyempurnakan program subsidi siswa yang lebih efektif di masa depan. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei ke sekolah-sekolah penerima program bantuan dan didukung pula dengan pendekatan kualitatif yang penggalian datanya dilakukan melalui diskusi terpumpun, wawancara dan studi dokumen.

Populasi dalam studi ini adalah siswa SD, SMP, dan SMA yang menerima dana bantuan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa penerima program bantuan di SD, SMP dan SMA di kabupaten/kota yang terpilih untuk mewakili penerima program bantuan di seluruh Indonesia. Penentuan sampel dengan teknik Stratified Purposeful Sampling, yakni melalui pengelompokan berdasarkan kategori atau pertimbangan tertentu secara bertahap sesuai kebutuhan penelitian serta kondisi spesifik lainnya (Patton, 2006 dan 2001).

 

 

Peran Orang Tua Mengantisipasi Biaya Sekolah

Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam mengantisipasi dan mengatasi mahalnya biaya pendidikan. Berikut adalah beberapa langkah dan peran yang dapat diambil oleh orang tua:

1. Merencanakan Keuangan

Orang tua sebaiknya merencanakan keuangan dengan bijak jauh sebelum anak-anak mereka memasuki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Membuat rencana keuangan yang termasuk biaya pendidikan akan membantu mengantisipasi dan mempersiapkan dana yang diperlukan.

2. Membuka Rekening Tabungan Pendidikan

Orang tua dapat membuka rekening tabungan pendidikan khusus yang dirancang untuk menyimpan dan menginvestasikan dana secara khusus untuk biaya pendidikan anak-anak.

3. Mencari Beasiswa dan Bantuan Keuangan

Menyelidiki beasiswa, program bantuan keuangan, atau skema pinjaman dengan bunga rendah dapat membantu meredakan beban biaya pendidikan. Orang tua dapat membimbing anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengajukan berbagai jenis bantuan keuangan.

4. Mengajarkan Keterampilan Keuangan pada Anak

Mengajarkan anak-anak tentang nilai uang, bagaimana mengelola keuangan mereka, dan cara membuat keputusan keuangan yang bijak dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab.

5. Mengidentifikasi Alternatif Pendidikan yang Terjangkau

Meneliti dan mempertimbangkan alternatif pendidikan yang lebih terjangkau, seperti institusi pendidikan tinggi lokal, kursus online, atau program magang, dapat menjadi solusi yang efektif.

6. Mendorong Kemandirian Anak dalam Pendidikan

Mendorong anak untuk mencapai prestasi akademis yang tinggi dan mengeksplorasi peluang beasiswa atau bantuan keuangan berdasarkan pencapaian mereka dapat membantu mengurangi beban finansial orang tua.

7. Investasi dalam Pendidikan Awal

Memulai investasi pendidikan awal dengan memberikan perhatian pada pendidikan dasar dan menengah anak dapat membantu mengurangi tekanan finansial di masa depan.

8. Komitmen terhadap Pengembangan Karier Anak

Mendukung dan membimbing anak-anak dalam memilih jalur pendidikan dan karier yang sesuai dengan minat dan potensi mereka dapat membantu mengoptimalkan investasi pendidikan.

9. Berpartisipasi dalam Program Penghematan Pendidikan

Beberapa program penghematan pendidikan, seperti rencana pendidikan 529 di Amerika Serikat, menyediakan opsi investasi dan penghematan pajak untuk membantu orang tua mengatasi biaya pendidikan.

10. Bertanya pada Ahli Keuangan atau Konselor Pendidikan

Mengkonsultasikan diri dengan ahli keuangan atau konselor pendidikan dapat memberikan panduan dan saran yang berharga dalam mengelola biaya pendidikan.

Seni Mengatur Keuangan Keluarga dalam Segala Situasi

 

Kesimpulan Mengapa Biaya Pendidikan di Indonesia Semakin Mahal

Biaya pendidikan yang tinggi di Indonesia dapat disimpulkan sebagai hasil dari berbagai faktor kompleks. Pertama, kurangnya pendanaan publik untuk sektor pendidikan menyebabkan banyak sekolah, terutama di tingkat perguruan tinggi, mengalami kekurangan sumber daya.

Selain itu, peningkatan biaya hidup dan inflasi juga turut memberikan tekanan pada biaya pendidikan. Ketidaksetaraan dalam kualitas dan aksesibilitas pendidikan antar wilayah juga dapat menjadi penyebab biaya pendidikan yang bervariasi.

Selain itu, adanya ketergantungan pada sektor swasta untuk penyelenggaraan pendidikan juga mempengaruhi biaya yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan ini, perlu upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat agar pendidikan yang berkualitas dapat diakses secara lebih merata dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia.Grameds bisa mempelajari seluk beluk pendidikan di Indonesia beserta cara mengolah keuangan melalui koleksi buku di Gramedia.com.

 



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Felice