Sosial Budaya

Jenis Pakaian Adat Bengkulu dan Keunikannya

Written by Umam

Pakaian adat Bengkulu – Budaya asli Indonesia yang beragam merupakan cerminan langsung dari kehidupan masyarakatnya. Keanekaragaman ini bisa dilihat dari adat serta budaya setiap suku yang tinggal di daerahnya masing-masing.

Dari sekian banyak unsur, yang cukup menarik untuk dibahas adalah pakaian adatnya. Alasannya karena pakaian adat merupakan karya orisinal dari suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai ke Merauke. Apalagi, masing-masing pakaian adat punya ciri khas dan keunikannya sendiri.

Karena itulah, kita harus memiliki pengetahuan tentang budaya asli Indonesia untuk dapat membangun karakter yang kokoh. Salah satu contohnya adalah dengan memahami seluk beluk pakaian adat di Indonesia, termasuk pakaian adat Bengkulu.

Penasaran bagaimana keunikan pakaian adat Bengkulu? Mari simak penjelasan tentang jenis-jenis dan ciri khasnya berikut ini!

Jenis Pakaian Adat Bengkulu

Provinsi Bengkulu menjadi rumah bagi beberapa suku aslinya, seperti suku Rejang, suku Serawai, suku Pekal, dan suku Lembak. Kalau melihat sejarahnya, mereka sebenarnya menjadi bagian dari sub suku melayu.

Ini berarti adat serta budaya dari suku-suku yang ada di Bengkulu mempunyai sumber yang sama, yakni kebudayaan Melayu. Meski begitu, budaya Melayu yang ada di Bengkulu mempunyai perbedaan dengan budaya Melayu pada umumnya.

Perbedaan ini muncul akibat kekhasan alam sekitar Bengkulu yang memicu akulturasi budaya. Salah satu contoh akulturasinya terlihat dari pakaian adat Melayu Bengkulu yang biasa dipakai untuk berbagai acara resmi, acara adat, maupun acara pernikahan.

Seperti yang dijelaskan oleh Kusnadi Wasrie dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Indonesia Provinsi Bengkulu. Buku ini memberikan gambaran dan wawasan kepada pembaca untuk lebih tahu dan mengenal kekayaan bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan karena merupakan warisan leluhur, termasuk pakaian adat Bengkulu.

 

Pakaian adat Bengkulu Melayu untuk pengantin

Wanita

Karena mendapatkan pengaruh yang kuat dari budaya Melayu, maka pakaian adatnya pun mempunyai ciri-ciri Melayu yang cukup kental. Misalnya seperti pakaian adat untuk pengantin perempuan dari Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Kaur.

Pada saat acara pernikahan, pengantin perempuan akan mengenakan baju kuning panjang dengan beludru bertabur serta kebaya pendek dan panjang yang terbuat dari kain sutera tipis.

Karena ada banyak macam taburan dalam pakaian adat ini, masyarakat Bengkulu zaman dulu kemudian memberikan nama “baju bertabur”. Baju bertabur ini terbuat dari kepingan perak bersepuh emas dan terdiri dari hiasan tabur-penabur yang dipasangkan di seluruh permukaan bajunya.

Sedangkan untuk bagian pinggiran baju serta kedua lengannya akan ditambahkan dengan tabur rendo. Lalu di sekeliling pinggiran baju akan ditambahkan tabur karang patu dengan bentuk segitiga sama kaki. Di antara segitiga sama kaki ini, kemudian dipasangkan tabur selaguri.

Tak cukup sampai di situ, pengantin wanita juga akan diminta menggunakan kain lecap benang, gelang, kain glamor, dan perhiasan kepala yang berbentuk mahkota.

Laki-laki

Sementara itu untuk pengantin laki-lakinya akan memakai baju jas hitam dengan kemeja berwarna putih yang tangannya panjang. Ada juga tambahan kain jenis sulaman benang emas atau disebut sebagai kain bedompak.

Di sebelah kiri bagian atas baju jas pengantin laki-laki, biasanya diselipkan selembar sapu tangan segitiga, seuntai rantai emas, dan sejenis bunga yang dikenal sebagai bunga dada. Di bagian sepatunya, pengantin akan menggunakan sepatu lokak atau jika tidak ada bisa menggunakan sepatu tanpa tali.

Di samping itu, ada juga busana pengantin laki-laki lain yang berupa baju jas tutup dari beludru berwarna merah. Saat dikenakan, seluruh permukaan bajunya ditaburi dengan tabur penabur, sedangkan di pinggiran baju serta kedua belah tangannya ditaburi tabur rendo.

Kemudian di bagian bawah dihiasi dengan tabur karang patu, sementara tabur karang patu di kedua tangan dibentuk menjadi segitiga sama kaki. Tabur karang patu ini bisa juga dikombinasikan dengan tabur selaguri.

Sementara untuk bagian kepalanya ada hiasan kepala yang berupa sunting dan songkok. Terakhir, para pengantin laki-laki juga harus menggunakan beberapa perhiasan seperti pengantin wanitanya.

Contohnya seperti hiasan kalung sribulan dan emping untuk dada, hiasan berbentuk keris, gelang, dan pending di bagian pinggang, dan masih banyak lagi.

Pakaian Adat Bengkulu Selatan

Dari Bengkulu Utara, kita bergeser ke Bengkulu Selatan yang mempunyai pakaian adat dengan ciri khasnya sendiri. Untuk pengantin laki-laki, biasanya akan menggunakan kemeja putih dengan jas hitam di bagian luarnya. Kemudian kantong jas nya akan diberi hiasan rantai kecil serta bunga.

Sedangkan untuk bagian bawahnya menggunakan celana hitam dan dilapisi dengan kain songket. Lalu untuk bagian kepala menggunakan peci berbentuk lancip yang terbuat dari kain songket dan dikenal dengan mana gitar.

Untuk pengantin wanita menggunakan baju beludru merah serta kain songket. Di bagian kepala menggunakan hiasan yang disebut tajuak. Ini merupakan sebuah hiasan yang dibuat dari tembaga kuning keemasan dengan banyak hiasan sunting di sekitarnya.

Pakaian Adat Mukomuko

badanpenghubung.bengkuluprov.go.id

Masyarakat Mukomuko mempunyai pakaian adat pengantin yang cukup beda. Pengantin wanitanya, menggunakan baju bertabur yang dipasangkan dengan rok songket.

Untuk pengantin laki-lakinya menggunakan baju bertabur yang dikombinasikan dengan celana serta kain songket berbahan beludru.

Pakaian pengantin khas Mukomuko biasanya berwarna merah dan dihiasi dengan manik-manik tabur berbentuk bunga matahari. Bagian lengannya menggunakan model tanpa kerutan dari atas hingga bawah. Model ini dikenal dengan istilah suai atau lengan licin. Kemudian di bagian lengan, bawah baju, serta celana dihiasi dengan renda.

Pakaian Adat Rejang Lebong

Suku Rejang Lebong banyak ditemukan di Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, serta Kabupaten Lebong. Suku ini terkenal mempunyai pakaian adat yang identik dengan ciri uniknya.

Para mempelai wanita akan menggunakan kembang dan tepung, baju bertabur, kain sulam benang emas serta sandal berwarna hitam. Selain itu, ada juga tambahan hiasan tapak sangko burung merak di bagian dahi dan hiasan berbentuk teratai di bagian bahunya.

Hiasan lainnya adalah kalung yang dipakai di bagian dada, lalu pending di bagian pinggang, dan gelang keroncong di bagian lengannya.

Sedangkan untuk pengantin prianya menggunakan baju kemeja putih serta jas dengan saku yang berantai emas. Lalu ada juga tambahan berupa selendang bersulam emas serta desat adat atau cek uleue yang terbuat dari kain songket.

Selain itu, pengantin pria juga akan memegang keris yang berkain songket benang emas. Di bagian alas kakinya, baik pengantin wanita maupun pria menggunakan alas kaki sepatu atau sandal.

Pakaian Adat Pengantin Pasemah

Suku Pasemah di Bengkulu mempunyai pakaian adat khusus untuk pengantin laki-laki dan pengantin wanitanya.

Pengantin laki-laki akan memakai kemeja putih, jas, dasi, dan dikombinasikan dengan celana panjang serta sarung lipat. Di bagian alas kakinya bisa menggunakan destar lalu di kepala ada hiasan topi kerucut dengan gaya Pasemah.

Sementara itu, pengantin wanitanya menggunakan kebaya lengan panjang bertabur yang dikombinasikan dengan kain bedompak serta sandal manik. Di bagian kepala ada hiasan yang disebut dengan singal, kembang goyang, lalu kalung atau tekko, gelang, dan juga pending.

Batik Besurek

Selain baju, Provinsi Bengkulu juga dikenal memiliki kain Batik Besurek yang menjadi bagian dari pakaian adatnya. Pada zaman dulu, kain besurek hanya bisa digunakan untuk upacara-upacara adat saja. Contohnya seperti upacara pengapit pengantin pria.

Sekarang kain batik Besurek bisa digunakan dalam berbagai acara seperti:

  • Hiasan ayunan cukur bayi
  • Sampiran bilik pengantin
  • Siraman bedabung mengikir gigi malam inaicuri
  • Acara calon pengantin wanita rupa mandi
  • Ziarah kubur yang termasuk ke dalam rangkaian upacara pernikahan
  • Penutup jenazah

Tak hanya itu saja, seiring dengan berkembangnya trend fashion masyarakat Bengkulu, kain besurek juga banyak diubah menjadi batik khas bengkulu dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai produk seperti:

  • Tas
  • Pakaian
  • Dompet
  • Ornamen ukiran
  • Kopiah
  • Tempat perhiasan
  • Souvenir khas Bengkulu

Indonesia sangat dikenal dengan batik, yang di mana batik ini bisa berupa kain dan juga baju. Meskipun banyak orang Indonesia yang mengetahui batik, tetapi hanya sedikit yang mengetahui sejarah batik. Supaya kita mengetahui sejarah batik, maka kamu bisa membaca buku Chic In Batik. 

 

Tenun Bumpak

Di Padang ada Sikek, di Medan ada Ulos, di Palembang ada Songket, di Bengkulu ada Tenun Bumpak. Bumpak adalah kain tenun yang berasal dari suku Serawai dan kerap disebut sebagai kain pengantin.

Sayang sekali, keberadaan kain tenun bumpak sekarang sudah sangat langkah, bahkan bisa dikatakan hampir punah. Padahal di zaman dulu, kain yang satu ini kerap dipakai dalam acara-acara tertentu seperti upacara adat dan ritual lainnya.

Ciri khas tenun bumpak terdapat pada motifnya yang beragam. Mulai dari motif gajah bejuang, palak keluang, niugh setundung, hingga seluang mudiak. Setiap motif mempunyai arti berbeda-beda.

Contohnya seperti motif seluang mudiak yang merupakan simbol dari segerombolan ikan yang selalu berenang bersama-sama ke hulu sungai sambil melewati derasnya air tanpa kenal kata menyerah.

Karena sudah mulai langka, masyarakat Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Seluma mulai mempromosikannya sebagai salah satu tenun warisan Nusantara agar kain tenun ini bisa tetap terjaga eksistensinya.

Kain Kaganga

Kain Kaganga adalah kain yang baru ditemukan sekitar tahun 1985 sampai tahun 1990, ketika pemerintah Bengkulu sedang memiliki ambisi kuat untuk mempromosikan kain besurek.

Kain kaganya sendiri berasal dari Tanah Rejang sehingga motif-motif kainnya banyak yang berbentuk aksara rejang. Tak hanya itu, motif pada kain kaganga juga mengandung keindahan alam Indonesia.

Misalnya seperti motif bunga Rafflesia Arnoldi yang menjadi flora khas Bengkulu yang langka.

Yang lebih menarik lagi, kain kaganga dijual dengan harga yang tidak main-main karena keindahannya memang tidak bisa dibandingkan. Oleh sebab itu, kain ini biasanya lebih diminati oleh masyarakat menengah ke atas.

Kain Dugan Ragi Manis

Kain dugan merupakan pakaian adat Bengkulu yang dipakai oleh hampir semua suku bangsa di daerah Bengkulu.

Kata “dugan” dalam pakaian adat ini memiliki dua arti. Yang pertama berasal dari kata “dugaan”. Ini berarti orang yang menggunakan kain ini diduga seorang perempuan yang masih gadis.

Yang kedua berasal dari kata “didugan” yang berarti dipadatkan. Mama ini diambil dari proses pembuatan kain ini yang tidak memiliki proses menculiak.

Kain dugan merupakan pakaian yang sering digunakan oleh kaum perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman dulu, seorang perempuan tidak bisa memiliki kain dugan dalam jumlah yang banyak. Maka dari itu, kain ini dulunya hanya dipakai dalam acara tertentu yang dihadiri oleh banyak orang.

Untuk pemakaiannya, kain dugan tidak mempunyai batasan status sosial. Ini berarti siapa saja boleh memakai kain ini. Sebab di zaman dulu, kain sejenis ini hanya bisa dimiliki oleh orang dari kalangan menengah ke atas.

Seiring berjalannya waktu, anggota masyarakat yang punya kemampuan menenun ikut memiliki kain ini. Jadi meskipun sekilas terlihat adanya perbedaan status sosial pada pemakainya, namun hal ini bukan disebabkan oleh larangan adat istiadat atau budaya.

Kuluk Deragam

Kuluk Deragam adalah salah satu pakaian adat Bengkulu yang keberadaannya sudah sangat langka. Kuluk, dalam bahasa daerah Bengkulu, berarti pakaian yang digunakan untuk menutupi dada wanita dewasa.

Zaman dulu, kuluk deragam menjadi pakaian sehari-hari kaum wanita pada sore serta malam hari. Mereka biasa memakainya dalam suasana santai maupun saat ada upacara tertentu.

Sama seperti Kain Dugan Ragi Manis, Kuluk Deragam juga bisa digunakan oleh siapa saja tanpa memandang status sosialnya. Namun pemakai utama kain ini biasanya datang dari kalangan wanita yang sudah menikah maupun ibu rumah tangga.

Kamu bisa belajar lebih jauh tentang budaya Indonesia terutama pakaian adat melalui buku Ensiklopedia Negeriku: Pakaian Adat dengan penjelasannya yang detail. Memahami rupa pakaian dapat lebih mudah dengan ilustrasi dalam buku ini. Tidak hanya dari segi bentuk, buku ini juga disertai dengan penjelasan sejarah maupun fungsi pakaian adat yang ada. Tak ketinggalan dengan peta asal dari setiap pakaian adat berasal. Pastinya dapat menjawab pertanyaanmu tentang keberagaman pakaian adat Indonesia.

 

Keunikan Pakaian Adat Bengkulu

Setiap pakaian adat, dari daerah manapun asalnya, pasti memiliki keunikannya tersendiri. Begitu juga dengan pakaian adat Bengkulu yang memiliki keunikan di bagian bahan serta bentuk dari masing-masing pakaian adatnya.

Misalnya seperti jas dan celana untuk pengantin laki-laki yang terbuat dari kain berkualitas seperti wol atau sejenisnya. Selain itu, jas dan celana ini biasanya menggunakan warna yang gelap, baik biru tua maupun hitam.

Ada juga versi lain yang terbuat dari bahan beludru. Jas yang satu ini biasanya menjadi jas tertutup dengan warna merah tua, biru tua, atau hitam. Selain itu ada juga tambahan corak-corak sulaman atau lempeng-lempeng emas.

Khusus untuk jas ini, di bagian dadanya ditambahkan dengan hiasan berbentuk lidah penutup dengan hiasan-hiasan benang emas.

Lalu, untuk bagian celananya terbuat dari beludru dengan taburan corak-corak benang emas. Hanya saja, celananya ini tidak selalu mempunyai warna yang sama dengan jas.

Selain itu, sarung yang digunakan oleh pengantin laki-laki sebagai samping di bawah jas biasanya terbuat dari kain songket benang emas atau perak. Kain sarung ini dikenal dengan nama sarung segantung.

Detar yang digunakan sebagai hiasan kepala umumnya terbuat dari kain songket perak atau emas, lalu alas kakinya terbuat dari beludru dengan tambahan corak-corak keemasan. Sebagai pelengkap, ditambahkan juga keris serta gelang emas di tangan kanannya.

Kemudian baju yang dipakai oleh pengantin wanita biasanya terbuat dari beludru dengan warna-warna yang belap. Misalnya seperti merah tua, lembayung, biru tua, maupun hitam. Lalu sarung songketnya terbuat dari sutra dan menjadi perangkat busana yang digunakan dari pinggang hingga ke mata kaki.

Mempelai wanita juga menggunakan perhiasan keemasan yang disematkan sebagai sunting-sunting pada sanggul di kepala. Ada juga anting-anting berukir yang terbuat dari emas. Anting-anting ini berfungsi sebagai kepanjangan dari kembang goyang yang dikenakan di kepala yang terlihat seperti bergantung di sebelah daun telinga hingga menyentuh bahu.

Kemudian, untuk hiasan di bagian sanggul atau konde, umumnya terdiri dari sikek yang berbentuk bulan sabit dan dipadukan dengan cokonde balon, tusuk konde, serta jumbai-jumbai di bagian kiri dan kanan.

Di bagian dada atas ada kampuh yang bergantungan gelamor berukir. Kampuh ini biasanya terdiri beberapa lapisan yang terus menurun hingga ke daerah pinggang. Kemudian kampuh ini akan dilingkari oleh sebuah pending berangkai yang juga terbuat dari emas.

Lalu, di bagian pergelangan tangan dan jari-jari akan dikelilingi oleh mendering serta cincin permata. Sementara alas kakinya menggunakan selop yang bersulam emas.

Tak hanya itu, masyarakat Bengkulu yang terdiri dari beragam suku bangsa juga mempunyai hiasan kepala masing-masing, seperti misalnya:

  • Tangkai bunga mas
  • Sunting burung
  • Sanggul sikek
  • Kembang intan
  • Seuntai rago-rago
  • Tusuk konde balon permata intan

Selain pakaian adat, masyarakat Bengkulu juga memiliki cerita rakyat yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, terutama untuk si kecil di rumah. Salah satunya adalah Legenda Ular N’Daung yang bisa kamu baca melalui buku Seri Cerita Rakyat 37 Provinsi Bengkulu – Legenda Ular N’Daung. 

 

Demikian pembahasan kita tentang pakaian adat Bengkulu dan juga jenis-jenisnya. Jadi, setelah membaca artikel ini sampai selesai, apakah Grameds jadi tertarik untuk menggunakan pakaian adat Bengkulu?

Jika ingin mencari buku tentang budaya Indonesia, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

Sumber:
  • https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-bengkulu
  • https://www.romadecade.org/pakaian-adat-bengkulu
  • https://tambahpinter.com/pakaian-adat-bengkulu/#Pakaian_Adat_Bengkulu_untuk_Pengantin
  • https://dikbud.bengkuluprov.go.id/2022/11/01/fokus-grup-diskusi-pakaian-pengantin-dan-pakaian-adat-bengkulu/
  • http://repositori.kemdikbud.go.id/12696/1/PAKAIAN%20ADAT%20TRADISIONAL%20DAERAH%20BENGKULU.pdf

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.