Kesenian Sosial Budaya

Tari Lenso: Sejarah, Makna, Keunikan, Alat Musik, dan Propertinya

Tari Lenso
Written by Umam

Tari Lenso – Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan termasuk jenis tari-tarian yang beraneka ragam di setiap daerahnya, salah satunya adalah tari Lenso. Lalu, dari mana asal tari Lenso? Bagaimana sejarahnya? Kamu bisa temukan jawabannya pada artikel ini, Grameds

Pengertian Tari Lenso

Tari Lenso merupakan tarian yang menjadi salah satu sejarah dan kebudayaan di Indonesia. Tarian ini merupakan kebudayaan Indonesia yang berasal dari daerah Timur yaitu dari Maluku. Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari wanita dengan menggunakan sapu tangan atau selendang sebagai ciri khas dan atribut menarinya.

Selain itu, tari Lenso merupakan wujud adanya akulturasi budaya yang mana tarian ini berkembang pertama kali pada masa penjajahan Portugis dan Belanda di Maluku. Kata Lenso sendiri berasal dari bahasa Portugal yang berarti sapu tangan. Dalam tarian ini, sapu tangan menjadi ciri khas tarian. Saat ini, tari Lenso sudah berkembang dan ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat, hiburan dan pertunjukkan seni budaya.

Sejarah Tari Lenso

Tari Lenso

regional.kompas.com

Pada awalnya, tari Lenso diperkenalkan oleh bangsa portugis selama beratus-ratus tahun yang lalu. Kemudian, pada masa penjajahan Belanda, tari Lenso dipopulerkan kembali di masyarakat umum. Tepatnya pada tanggal 31 agustus 1612 bersama dengan perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina oleh Belanda di Ambon. Dahulu, hanya masyarakat Desa Kilang yang bisa membawakan tarian ini. Sejak perayaan itu, tari Lenso pertama kali ditampilkan secara terbuka di hadapan masyarakat umum dalam pesta rakyat yang dibuat oleh Belanda.

Pada masa orde lama, tari Lenso sempat dipopulerkan ke sejumlah negara oleh Presiden Soekarno, saat ia melakukan kunjungan ke beberapa negara atau saat kedatangan tamu negaranya.

Penyebaran tari Lenso ini banyak ditemukan di wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Kristen, seperti Pulau Ambon, Seram serta Kepulauan Lease. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tari Lenso saat ini juga banyak dijumpai di wilayah-wilayah yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam.

Pada mulanya, tari Lenso memiliki penari laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak. Kemudian, dalam perjalanannya, penari tari Lenso saat ini adalah perempuan dengan jumlah berkisar empat sampai 10 orang dan bisa ditarikan secara massal.

Awalnya, tari Lenso merupakan tarian rakyat yang menjadi hiburan rakyat, tetapi seiring berjalannya waktu, tari Lenso ini ditampilkan dalam penjemputan tamu-tamu kehormatan maupun acara-acara adat penting lainnya.

Di Maluku sendiri tari Lenso ini dijadikan sebagai tari penyambut tamu karena gerakannya lembut yang berarti sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan yang tulus. Tari Lenso juga sebagai pengikat kekerabatan kehidupan masyarakat. Saat ini, tari Lenso sudah bisa dijumpai di Maluku, baik di negri-negri adat maupun sanggar.

Fungsi dan Makna Tari Lenso

Tari Lenso

pinterest.com

1. Sebagai tarian menyambut tamu

Masyarakat Maluku menampilkan tari Lenso sebagai sebuah tarian untuk menyambut tamu. Tarian ini menyimbolkan ungkapan suka cita dan kegembiraan dalam menyambut tamu yang baru datang. Selain itu, tarian ini juga menyiratkan rasa persaudaraan dan kekerabatan sesama manusia.

Gerakan elok yang ditampilkan dalam tari Lenso terlihat lemah lembut. Hal ini mengartikan sebagai kesatuan, rasa hormat serta ketulusan yang dirasakan oleh masyarakat Maluku saat menerima tamu.

2. Sebagai hiburan

Selain sambutan terhadap tamu, tari ini juga berfungsi sebagai tarian hiburan mencari jodoh. Sapu tangan yang dibawa oleh penari sebagai properti akan diberikan kepada penonton dan kemudian penonton yang menerima sapu tangan tersebut akan menjadi pasangan sang penari dalam pertunjukkan. Namun, tentu saja itu sebatas hiburan belaka untuk bersenang-senang.

3. Sebagai sarana upacara adat

Selain itu, tari Lenso juga berfungsi sebagai sarana acara upacara adat karena lekat akan budaya dan erat kaitannya dengan leluhur. Oleh karena itu, tarian ini dipakai menjadi media dalam ritual adat Maluku dalam tujuan-tujuan tertentu.

4. Sebagai sarana ucapan syukur

Tari Lenso juga berfungsi sebagai sarana ucapan syukuran masyarakat, Beberapa kegiatan yang akhirnya membuat masyarakat memberikan ungkapan syukur pada alam seperti hasil panen yang melimpah, dan lainnya.

5. Sebagai tarian dalam acara peringatan

tradisi Maluku juga mengenal beberapa acara peringatan yang penting untuk dilakukan. Pada kegiatan atau acara tersebut, tentunya akan ada kegiatan yang wajib ada dan wajib dihadirkan. Salah satu golongan yang wajib ada adalah tarian ini. Oleh sebab itu, tarian ini sangatlah penting bagi masyarakat Maluku.

Gerakan Tari Lenso

Tari Lenso

dispar.malukuprov.go.id

Secara umum, tari Lenso memiliki tiga gerakan dasar yang dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan, yaitu gerakan maju, gerakan jumput dan juga gerakan mundur. Berikut adalah penjelasan mengenai gerakan tari Lenso :

1. Gerakan Maju

Gerakan tari ini dilakukan dengan posisi kaki kanan dan tangan kanan maju secara bersamaan. Kemudian gerakan diikuti kaki kiri dengan hitungan 4/4 dengan posisi badan agak merendah dengan lutut agak ditekuk.

Bahu digoyangkan perlahan mengikuti irama musik, tangan di depan (baik kiri atau kanan) diangkat sejajar pinggang dan telapak tangan dibiarkan ke atas sementara sapu tangan dibiarkan menjuntai ke bawah.

Posisi kepala miring ke arah dalam dengan dagu sedikit bersandar pada bahu tangan yang berada di depan. Selain itu, gerakan ini juga memiliki makna tersendiri yaitu gerakan maju ini menggambarkan kebersamaan atau kekompakan dalam bekerja sama, juga penghormatan kepada tamu atau orang luar yang pertama kali berkunjung.

2. Gerakan Jumput

Gerakan tari ini dimulai dengan gerakan lutut ditekuk sehingga posisi badan berada pada setengah duduk. Kemudian, tangan kanan dan kiri maju secara bergantian. Tangan yang berada di depan diangkat setinggi dada, sedangkan tangan yang lain di bawah siku sedikit ditekuk. Kemudian, telapak tangan diputar dari dalam ke luar semaksimal mungkin sehingga Lenso turut berputar.

Posisi bahu berputar ke arah kiri dan kanan secara bergantian dengan sudut putar sekitar 90 derajat.

Gerakan ini juga memiliki makna tersendiri yaitu menggambarkan keterbukaan pada masyarakat pendapatang. Selain itu, sebagai simbol kesejajaran tanpa membedakan kelas sosial terdapat dalam gerakan membungkuk dan berdiri.

3. Gerakan Mundur

Gerakan mundur adalah gerakan kebalikan dari gerakan maju maka prosesnya adalah penari akan melakukan gerakan mundur secara perlahan. gerakan ini memiliki makna terbuka terhadap orang luar dan para tamu yang diperlihatkan melalui gerakan tangan.

Secara khusus, gerak mundur ini dilakukan untuk membentuk pola tertentu sesuai dengan yang sudah ada dalam tarian ini. Namun, karena sudah ada banyak bagian yang dimodifikasi, maka gerak mundur ini bisa ada dan bisa tidak ada. Hal ini akan disesuaikan dengan kondisi acara dan lokasi yang dipakai sebagai tempat pertunjukan.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketiga gerakan ini adalah sebagai gerakan utama dalam tari Lenso.

Pola Lantai Tari Lenso

Secara khusus, tarian ini memakai pola lantai garis lurus dalam tariannya. Pola lantai ini mendominasi hampir di seluruh bagian tarian dan gerakan yang disuguhkan. Akan tetapi, ada juga beberapa jenis pola lantai yang dipakai dan difungsikan. Dengan adanya pola lantai ini, maka arah gerak penari bisa lebih jelas.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, ada beberapa bagian dari tarian ini yang diberi komponen inovasi dan perubahan. Salah satu bagian yang diberi inovasi baru adalah pola lantainya. Hal ini dilakukan karena tidak semua acara memiliki konsep dan medan yang sama, sehingga memaksa penari untuk membentuk pola lantai lainnya.

Keunikan Tari Lenso

Tarian ini tergolong unik pada beberapa aspeknya. Bagian yang paling unik dari tarian ini adalah penggunaan sapu tangan di jari penari. Komponen ini tentunya tidak akan ditemukan pada tarian lainnya.

Jadi secara keseluruhan, bagian ini tergolong unik dan menarik untuk dilihat penonton tariannya. Selain itu, bagian kostum juga tergolong unik. Jika biasanya tarian daerah akan memakai banyak komponen yang melekat sebagai kostum, namun pada tarian ini akan berbeda. Tidak hanya itu, kostum penarinya tergolong simpel meski masuk dalam baju adat. Namun, jika diperhatikan, tampilan penari tetap anggun dan menarik.

Properti Tari Lenso

Tari Lenso

pinterest.com

Setiap jenis tarian pasti memiliki kelengkapan properti yang dipakai untuk menunjang kelengkapan dan keindahan tarian itu. Berikut ini properti yang ada pada tari Lenso.

1. Kebaya

Dalam hal ini, baju kebaya yang digunakan merupakan kebaya berwarna putih. Selain itu, kebayanya pun berlengan panjang dari kain brokat yang halus dan ada variasi motif renda kecil.

2. Cole

Cole adalah sebuah baju dalam atau lebih dikenal dengan nama kutang. Cole ini dipakai sebelum menggunakan kebaya. Cole itu sendiri, ada yang berlengan panjang dan ada juga yang berlengan sampai siku serta pada bagian atasnya diberi renda. Tidak hanya itu, cole ini terbuat dari kain putih sedangkan bagian belakang yang lebih dikenal dengan istilah belakang cole itu juga dibordir.

3. Kain atau rok menyala

Kain atau rok menyala digunakan setelah menggunakan cole pada bagian pinggang dan diberi panding atau rim yang terbuat dari tembaga atau kuningan.

4. Konde

Konde dihiasi oleh bunga ron yang mengelilinginya. Bunga ron terbuat dari papaceda (isi pohon kamboja, Sosoboko) dan karkupeng atau tusuk konde kecil yang dipasang didepan bunga ron. Lalu, konde dipasang 3 tusuk melambangkan status si perempuan masih nona (belum menikah).

Alat Musik Tari Lenso

Tari Lenso

bobo.grid.id

Alat musik yang menjadi pengiring tarian ini adalah totobuang dan tifa yang merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul atau diketuk.

Totobuang merupakan alat musik yang terbuat dari kuningan yang diperkiraan berasal dari Pulau Jawa. Totobuang terdiri dari beberapa bonang, alat musik ini diperkirakan masuk ke Maluku seiring masuknya leluhur Maluku yang datang dari Pulau Jawa.

Sedangkan tifa merupakan alat musik khas Maluku. Alat musik tifa terbuat dari kayu yang bulat dan pada bahagian tengahnya diberikan lubang, kemudian salah satu sisinya ditutup dengan kulit hewan (Sapi/kambing) dan ujungnya diikat dengan tali rotan sebagai penahan untuk mengencangkan kulit sapi sebagai bidang yang akan dipukul/ditabuh maka dipakailah pengganjal atau baji.

Biasanya, tifa yang digunakan bervariasi ukurannya, dari perbedaan ukuran itulah menimbulkan bunyi yang berbeda-beda, sehingga ketika ditabuh secara bersamaan akan mengeluarkan bunyi yang merdu serta irama untuk mengiringi tarian.

Tari Lenso Minahasa

Sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu bahwa Tari Lenso itu ternyata bukan hanya dikenal oleh masyarakat Maluku saja, tetapi juga oleh masyarakat Minahasa yang ada di Sulawesi Utara. Tentu saja, Tari Lenso di Maluku mempunyai sedikit perbedaan dengan Tari Lenso di Minahasa.

Perbedaan tersebut tampak terlihat pada penari dan properti yang digunakan. Tari Lenso di Maluku akan ditarikan oleh sejumlah penari perempuan dengan properti yang digunakan berupa sapu tangan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Rambut para penari perempuan tersebut juga akan disanggul dan diberi hiasan.

Sementara itu, Tari Lenso di Minahasa, para penarinya bisa campuran laki-laki dengan perempuan dan properti yang digunakan berupa selendang.

Tarian Tradisional Maluku Lainnya

Tidak hanya tari Lenso, tetapi Maluku juga memiliki beberapa tari tradisional yang juga tidak kalah keren dan penuh makna yang wajib kamu tahu. Berikut adalah penjelasan mengenai tari tradisional asal Maluku selain tari Lenso.

1. Saureka-reka

Tari Lenso

Berita Maluku Online

Saureka-reka bisa disebut juga dengan tari gaba-gaba (pelepah pohon sagu). Dalam tarian saureka-reka, penari harus melompat menari sekaligus menghindari hentakan gaba-gaba. Selain itu, tarian ini menuntut kelincahan kaki dan fokus dari pemainnya. Tarian ini terdiri dari 8 orang penari yaitu 4 laki-laki yang menghentakan gaba-gaba dan 4 perempuan yang menari di antara gaba-gaba mengikuti irama tifa dan juga ukulele.

Tarian Saureka-reka biasanya digunakan untuk ucapan terima kasih atas anugerah kehidupan dan kesuburan yang diberi oleh Tuhan. Tarian ini juga bisa ditampilkan pada acara-acara penyambutan tamu, sebagai simbol rasa terimakasih dari penduduk kepada tamu karena sudah berkunjung ke Maluku.

2. Orlapei

youtube.com

Tarian orlapei adalah tarian yang digunakan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang berkunjung ke Negeri Maluku. Sebutan Negeri di Maluku biasanya dipakai untuk menyebut desa atau kampung. Tarian orlapei adalah wujud dari rasa terimakasih dan kegembiraan seluruh masyarakat suatu negeri atas kedatangan tamu yang telah berkenan mengunjungi tanah Maluku.

Tarian ini diiringi dengan irama tifa, suling bambu, ukulele dan gitar. Bahkan, lantunan irama alat musik dan lincahnya gerakan penari diharapkan mampu menyampaikan rasa terima kasih dari penduduk kepada tamu kehormatan itu.

Uniknya, yang menjadi penari dalam tarian ini adalah muda-mudi Maluku yang terdiri dari pria dan wanita. Gerakan tari ini menggambarkan keserasian, energik, dan dinamis, sehingga akan memperlihatkan aura persahabatan, perdamaian, dan kebersamaan yang menjadi simbol ketulusan hari dari penduduk negeri.

3. Katreji

Dinas Pariwisata Provinsi Maluku

Tari Katreji ini umumnya ditampilkan pada upacara-upacara pelantikan pemimpin, seperti Kepala desam Gubernur dan bupati. Selain itu, tarian ini merupakan artikulasi dan perpaduan dua budaya, yaitu Budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dan Budaya Maluku.

Perpaduan ini bisa kita lihat dari penyampaian aba-aba yang masih menggunakan bahasa Belanda dan Portugis dalam perubahan pola lantai atau gerakan dalam tarian. Seiring berjalannya waktu, tarian ini kemudian menjadi suatu budaya yang hampir ada di setiap upacara ataupun pesta rakyat yang selalu ditampilkan.

4. Bambu Gila

pinterest.com

Tarian ini agak sedikit memiliki aura yang horor atau mistis. Tarian ini menggunakan batang bambu sebagai fokus utama dalam tarian. Tarian ini biasanya dimainkan oleh para lelaki. Selain penari, tarian ini juga memiliki seorang pawang.

Tarian ini cukup sederhana yang mana para penarinya cukup memeluk batang bambu dan setelah bambu dipeluk, sang pawang akan membacakan mantra.

Kemudian, pawang akan meniupkan asap kemenyan ke dalam lubang yang ada di ujung bambu kemudian berteriak “gila” sebanyak 3 kali. Setelah itu, bambu dengan sendirinya akan berguncang tak tentu arah hingga membuat penari-penari yang memeluk terlihat seperti sedang mabuk.

Nah, grameds demikian penjelasan mengenai tari Lenso. Sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan apa yang sudah menjadi milik negara kita. Jadi, apakah kamu tertarik untuk belajar tari Lenso?

Jika grameds ingin membaca mengenai tari-tarian tradisional, maka grameds bisa membaca dan membeli bukunya di Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Penulis: Christin Devina

BACA JUGA:

  1. 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya
  2. Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya 
  3. Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan
  4. Mengenal Sejarah Asal Tari Piring dan Makna Setiap Gerakannya
  5. 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat
  6. Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati 
  7. Makna dan Asal-Usul 5 Tarian Klasik dari Jawa Tengah

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.