Kesenian

Pengertian Teknik Pointilis: Sejarah, Teknik, dan Contohnya

Teknik Pointilis: Sejarah, Pengertian, Teknik, dan Contohnya
Written by Gaby

Pengertian Teknik Pointilis – Seni lukis memiliki beragam jenis metode menggambar, salah satunya adalah teknik pointilis. Teknik tersebut mengandalkan titik-titik untuk membuat dan mewarnai gambar. Teknik ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk mencapai hasil yang bagus.

Mengutip buku Prinsip Karya Dua Dimensi oleh Kemdikbud, teknik pointilis adalah teknik menggambar yang tersusun dari titik-titik kecil hingga membentuk objek gambar. Kunci dari teknik ini terletak dari jarak lebar titik-titik itu sendiri. Dari kejauhan, gambar dengan teknik pointilis akan menampilkan gradasi warna yang indah. Namun jika dilihat dari dekat, gambar ini hanya akan menunjukkan ratusan atau ribuan titik-titik kecil.

Pengertian Teknik Pointilis

Teknik pointilis adalah teknik menggambar atau melukis yang memanfaatkan susunan titik yang diolah sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu objek. Pembentukan objek melalui teknik ini dicapai dengan tingkat kerapatan dan kerenggangan titik yang dibubuhkan.

Teknik pointilis ini merupakan metode yang berbeda dan unik dibandingkan dengan lainnya. Dengan menggunakan teknik atau metode pointilis, para seniman dapat mengekspresikan karyanya secara nyata dengan metode pemilihan coran dan peletakan titik titik yang renggang dan rapat.

Teknik pointilis ini adalah kebalikan dari metode tradisional yang mencampurkan warna yang ada di palet terlebih dahulu dan kemudian mengoleskan di kanvas. Teknik ini bersandarkan pada kemampuan mata dan pikiran pengamat untuk menggabungkan semua titik menjadi sebuah warna.

Pointilisme adalah suatu aliran menggambar yang menitikberatkan pada penggunaan titik kecil atau sapuan kuas untuk menciptakan atau membentuk suatu gambar. Kerapatan penyusunan titik kecil ini adalah untuk menentukan gelap terang dari suatu objek agar tampak pejal (memiliki kesan tiga dimensional). Titik-titik kecil yang dibuat sedemikian rupa sehingga warna yang ada dapat bercampur secara visual (penglihatan), sehingga akan menciptakan kesan yang halus.

Pointilis mencakup aplikasi cat dalam bentuk titik-titik kecil dengan warna yang murni dan tidak tercampur. Menurut Seurat dan Signac, teknik ini akan membuat warna-warna yang ada dibaurkan oleh mata pengamat dan hasilnya akan lebih menakjubkan daripada mencampurkan warna terlebih dahulu pada palet, seperti cara yang sudah biasa digunakan.

Meskipun teknik pointilis ini sudah banyak yang mengenal, namun masih ada beberapa pihak yang masih bingung membedakan antara pointilisme, divisionisme, kubisme dan gaya lukisan lama. Padahal perbedaannya yaitu teknik pointilisme ini menggunakan titik-titik kecil sebagai unsur utama dalam melukis, sedangkan gaya lukisan lain menggunakan unsur garis atau goresan kuas.

Dengan teknik pointilis, seniman dapat mengekspresikan karya mereka secara realistis dengan cara pemilihan warna serta peletakan titik-titik renggang atapun rapat. Dimana dibagian titik tersebut sangat rapat, warnanya akan semakin pekat dan semakin terlihat bayangannya, sedangkan di tempat yang titiknya berjauhan, warna akan terlihat lebih terang karena lebih banyak bagian putih kosong.

Piontilisme merupakan salah satu bentuk karya seni, namun jauh lebih baik diamati dari beberapa meter dibandingkan jarak dekat. Pengamatannya pun tidak biasa, dibandingkan dengan pengamatan pada karya tulis umumnya yang dibuat menggunakan goresan kuas, sehingga pada pointilis semakin jauh posisi kita dalam mengamati hasil lukisan, maka lukisan itupun semakin terlihat lebih indah.

Sejarah Teknik Pointilisme

Teknik ini dalam ranah seni lukis sebetulnya telah digunakan oleh suku Aborigin yang berasal dari benua Australia. Konon, suku ini telah memiliki tradisi untuk melukis menggunakan titik yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

Namun, sebetulnya teknik itu diperkenalkan pada sekitar tahun 1971 oleh seorang guru seni kulit putih yang ditugaskan untuk mengajar di sana. Ia memulai pergerakan mural di sekolah-sekolah yang ada di sana hingga pada akhirnya pergerakan melukis dengan titik ini menjadi ciri khas daerah itu.

Sementara itu, sumber lain menyatakan bahwa teknik ini dipelopori oleh Georges Seurat dan Paul Signac pada 1886, mengakar dari aliran impresionisme. Mengapa dianggap berasal dari impresionisme? Karena impresionisme sendiri sebelumnya telah memanfaatkan dab atau olesan-olesan kecil yang hampir menyerupai titik untuk menggambarkan objeknya.

Vincent Van Gogh juga sempat menggunakan teknik ini, diikut oleh rekan-rekannya yang lain seperti Henri-Edmond Cross, John Roy, dan Henri Delavallee. Pada saat itu, teknik ini masih disebut dengan divisionisme sebelum pada akhirnya menjadi pointilisme.

Bersama dengan rekan sesama seniman Paul Signac, Seurat pertama kali terinspirasi dari lukisan impresionis pada masa itu. Nama gerakan pointilis ini berasal dari sebuah ulasan karya lukis Seurat oleh kritikus seni Prancis yang bernama Felix Feneon. Beliau menggunakan ungkapan “peinture au point” (melukis dengan titik).

Sebenarnya Georges Seurat memilih untuk menggunakan istilah “divisionalisme” atau “kromoluminarisme”, namun pada akhirnya nama pointilisme lah yang paling umum digunakan. Goerges Seurat memulai melukis menggunakan titik-titik kecil (point) dengan warna murni. Lantas ia menyusun titik-titik tersebut menjadi sebuah motif yang jika dilihat dari jarak jauh akan menghasilkan suatu gambar.

Beberapa karya lukis teknik pointilis yang paling terkenal oleh Georges Seurat yaitu di antara tahun 1884–1886. Karya beliau yang berjudul Un Dimanche a la Grande Jatte (Minggu sore di Pulau La Grande Jatte) merupakan karya lukis yang berukuran besar yang dipercaya oleh para kritikus seni sebagai pengubah haluan seni modern kearah seni lukis baru, yaitu neo-impresionisme. Pointilis sebagai salah satu gerakan neo-impresionisme, dengan kata lain pointilis berada sangat jauh dari impresionisme.

Jenis Teknik Pointilis

Teknik pointilis mendeskripsikan sebuah teknik dimana ratusan bahkan ribuan titik-titik kecil diaplikasikan pada kanvas, atau permukaan lain untuk menciptakan suatu bentuk. Teknik ini bersandarkan pada kemampuan mata dan pikiran pengamat untuk menggabungkan semua titik-titik menjadai rangkaian sebuah warna. Teknik pointilis juga merupakan kebalikan dari metode tradisional yang mencampurkan warna pada palet terlebih dahulu, kemudian mengoleskannya pada permukaan kanvas.

Lantas apa perbedaan antara dotted art dan pointilis? Satu-satunya perbedaan antara kedua istilah ini, yaitu:

  • Istilah pointilis lebih banyak digunakan dikalangan sejarawan, penikmat, dan kolektor seni.
  • Istilah dotted art merupakan istilah yang lebih awam. Dotted art merupakan istilah yang banyak digunakan diantara kalangan seniman non-professional dan ada banyak karya seni lain yang termasuk dotted art.

Selain perbedaan konteks ini, tidak ada perbedaan lain yang bisa ditemukan antara pointilis dan dotted art. Meskipun kedengarannya sederhana namun pointilis bukan merupakan teknik yang mudah untuk dikuasai. Pada saat ini, tidak banyak seniman yang mau menggunakan teknik pointilis ini. Para seniman modern lebih suka menggunakan warna-warna yang sudah ada dari palet yang tersedia.

Sekarang, pointilisme sudah dapat diterima luas oleh masyarakat dan tidak lagi memiliki konotasi yang negative seperti pada jaman dahulu. Gambar atau lukisan pointilis inipun menjadi sebuah inspirasi di dalam teknologi fotografi dan layar warna saat ini, seperti layar LCD misalnya.

Pada LCD warna yang ada tidak digabungkan secara langsung, namun dengan cara mendekatkan tiga bintik warna. Warna merah, hijau dan biru dengan komposisinya yang ada masing-masing sehingga nantinya akan menghasilkan warna baru lagi.

1. Pointilisme Hitam Putih

Pointilisme Hitam Putih

Teknik pointilisme bisa digunakan di dalam melukis yang bercorak gelap dan putih. Dengan menggunakan titik-titik yang gelap dan putih nantinya bisa menciptakan suatu lukisan yang dinamis.

2. Pointilisme Modern

Pointilisme Modern

Biasanya gambar yang berada di majalah dan surat kabar dicetak menggunakan metode yang mirip dengan pointilisme. Titik titik kecil dari tiga warna dapat menciptakan ilusi yaitu sebuah gambar yang memiliki gambar lain. Layar di dalam pada TV juga menggunakan teknik yang sama yaitu pointilisme. Pada layar TV menampilkan titik merah, biru dan hijau pada intensitas yang berbeda. Lalu, mata dan otak menafsirkan kumpulan titik tersebut dengan berbagai warna.

Karakteristik Teknik Pointilis

Beberapa karakteristik dari teknik pointilis antara lain:

  • Lukisan pointilis pada umumnya lebih banyak menggunakan cat minyak.
  • Lukisan yang menggunakan teknik pointilis membagikan kesan dari keberadaan corak yang baru.
  • Lukisan dengan metode pointilis mampu memanipulasi ketidaksensitifan orang yang menikmatinya.
  • Hasil dari lukisan dengan metode pointilis mengacu pada satu corak saja yaitu hitam putih.
  • Pada saat memandang dari jarak dekat akan tampak corak terang yang tersusun dari titik titik kecil yang memiliki warna hijau, biru dan kuning.
  • Di dalam lukisan yang menggunakan metode pointilis, bisa jadi yang memandang paronama alam warna yaitu perpaduan dari bermacam warna motif yang terang.
  • Para seniman pointilis menggantu campuran titik titik corak primer dan menghasilkan ilusi jika mereka menggunakan banyak corak.

Cara Menggambar Teknik Pointilis

Sebetulnya, saat kita menggambar dengan gaya pointilis maka secara tidak langsung kita sedang menggunakan teknik menggambar arsir titik yang biasa disebut dengan stippling. Semakin rapat titik-titik yang dibubuhkan, maka semakin gelap area tersebut dan cocok untuk membuat bayangan. Sementara semakin renggang titik yang dibubuhkan, maka semakin terang bagian itu. Melalui gelap-terang tersebutlah objek dibentuk dalam teknik ini.

Perhatikan gambar mata di atas, sayangnya seniman yang menggambarnya menggunakan garis. Hal tersebut adalah salah satu kesalahan yang sering terjadi pada seseorang yang pertama kali mencoba teknik ini. Hanya gunakan titik dan jangan gunakan garis sedikit pun untuk menjaga konsistensi estetika tekstual utama dari pointilisme.

Menggambar dengan menggunakan teknik ini memerlukan kesabaran dan ketelitian yang luar biasa. Alat yang cocok digunakan tentunya adalah drawing pen atau pena tinta. Karena ketukan pensil akan jauh lebih tipis dan lebih sulit diatur. Pensil juga akan cepat aus dan harus lebih sering diserut. Hal tersebut tentunya hanya berlaku bagi teknik menggambar pointilis. Sementara itu, melukis karya pointilisme memiliki beberapa perbedaan fundamental yang akan di bahas pada pemaparan di bawah ini.

Secara umum teknik lukis pointilis hampir mirip dengan teknik menggambar pointilis. Tingkat kerapatan titik masih menjadi acuan utama dalam menentukan shading dan highlight. Namun melukis akan lebih memanfaatkan pencampuran warna antarjarak yang terjadi. Misalnya, titik merah yang berdekatan dengan titik kuning dengan tingkat kerapatan yang tinggi akan menghasilkan warna oranye jika di lihat dari kejauhan. Studi kasusnya, aplikasi melukis wajah pointilis akan menyampurkan dua hingga tiga titik warna krem gelap (tua), sedang, dan terang.

Berbeda dengan menggambar yang mengharuskan kita untuk mengetuk pensil, melukis pointilis membutuhkan kita untuk sedikit mencocolkan ujung kuas saja. Bentuk titik yang dihasilkan oleh kuas sangat tergantung dari alat dan bahan yang kita gunakan.

Jangan kecewa jika bentuk titik yang dihasilkan tidaklah bulat sempurna atau tampak terlalu menggumpal. Hal tersebut justru merupakan salah satu keindahan alami dari teknik melukis. Lukisan pointilis akan tetap bekerja dan indah dengan ketidaksempurnaan tersebut.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini untuk memahami bagaimana sebetulnya lukisan pointilisme dibentuk jika kita memperhatikannya dari dekat.

Besar titik yang digunakan dalam melukis pointilis lebih fleksibel. Karena, mudah bagi pasangan kuas dan cat untuk menentukan besar tersebut. Semakin besar titik maka semakin tampak pula ketidaksempurnaan gradasi yang terjadi. Namun hal tersebut bukan berarti buruk. Bisa jadi, karya pointilis menjadi semi abstrak dan memberikan daya estetika tersendiri.

Nah, berikut langkah-langkah cara menggambar dengan teknik pointilis.

1. Menyiapkan Alat Gambar

Sebelum menggambar, kalian dapat menyiapkan alat gambar yang diperlukan. Mulai dari pensil, kertas, penghapus, spidol, bolpoin, drawing pen atau pena tinta, cat air, hingga tinta cina.

2. Menentukan Objek

Usai menyiapkan alat gambar, kalian harus menentukan objek yang akan digambar. Dalam hal ini, pemula sebaiknya memilih objek yang sederhana agar lebih mudah digambar. Misalnya, gambar buah apel, jeruk, dan jambu.

3. Membuat Sketsa

Jika sudah menentukan objek, kalian bisa langsung membuat sketsa di atas kertas. Pastikan kalian membuat sketsa dengan tipis agar goresannya tidak membekas di kertas.

4. Membuat Titik-titik

Setelah sketsa selesai, kalian dapat memulai pembuatan titik-titik pada sketsa tersebut. Teknik ini bisa diawali dengan membuat titik-titik yang mengelilingi bagian pinggir sketsa. Dengan begitu, gambar objek yang dibuat bisa terlihat dengan jelas. Setelah itu, kalian bisa melanjutkan titik-titik di bagian dalam sketsa. Pastikan kalian mengatur jarak antara titik-titik tersebut agar gradasi warnanya terlihat. Jarak titik yang semakin dekat akan menimbulkan kesan gelap, sedangkan jarak titik yang jarang atau berjauhan akan menunjukkan kesan terang.

Pertimbangan Alat dan Bahan dalam Melukis Pointilis

Melukis menggunakan teknik pointilis memerlukan kuas dengan tingkat kelenturan yang cukup keras. Bahan sintetis atau bluu hog sangatlah ideal. Terutama bahan sintetis yang dapat menahan minyak dengan baik, karena sebagian bulu sintetis sangatlah mudah menjadi terlalu lunak jika terkena minyak.

Hal tersebut tentunya hanya berlaku bagi cat minyak. Cat akrilik cenderung lebih bersahabat dengan kuas tipe apa pun. Namun baik menggunakan cat minyak atau cat akrilik, kunci utamanya adalah dengan tidak menggunakan medium pencampur secara berlebihan. Selain membuat titik atau totolan cat menjadi lebih tipis, bahan juga akan terlalu mudah meluber pada kuas jika campuran terlalu banyak. Teknik pointilis membutuhkan cat pekat yang kuat agar dapat berhasil.

1. Jenis Kuas dalam Melukis Pointilis

Jenis kuas yang digunakan idealnya adalah tipe kuas round yang memiliki bristle (bulu) pendek dan tidak terlalu lebat. Kuas round adalah kuas paling standar yang memiliki bentuk bulat dengan ujung yang runcing. Sebagai catatan beberapa produsen kuas juga membuat kuas khusus untuk menciptakan titik. Jika kuas yang dirancang khusus untuk membuat garis disebut dengan Iiner mungkin kuas titik disebut sebagai dotter. Kuas yang dirancang khusus ini dapat ditebak, berbentuk seperti kuas round dengan bulu yang pendek dan tipis.

2. Alat Alternatif dalam Melukis Pointilis

Kita juga dapat menggunakan alat di luar kuas untuk melukis dengan teknik pointilis. Sebetulnya, tongkat kecil apapun dapat membuat titik. Namun cat yang terbawa hanya cukup untuk satu titik saja, sehingga pengulangan mencocolkan alat ke cat menjadi lebih banyak.

Cobalah bereksperimen dengan mata tongkat yang mampu membawa cat. Bahan spons sepertinya cukup menjanjikan. Namun hanya mampu menyerap cat yang cukup encer saja. Cat encer tidak berarti buruk, terdapat cat encer yang justru memiliki tingkat kepekatan warnanya tinggi. Namun, konsekuensinya juga harganya akan cukup melambung tinggi.

Alat lukis baru seperti acrylic pen juga dapat digunakan untuk melukis dengan teknik pointilis. Alat ini sebetulnya hampir mirip dengan watercolor brush-pen yang dapat diisi dengan air. Air tersebut tentunya diganti oleh acrylic khusus yang cukup encer.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

 

About the author

Gaby

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya. Saya juga sangat menulis dengan tema kesenian. Dengan seni, hidup akan jadi lebih berwarna.

Kontak media sosial Instagram saya Gabriela